Blog Konten Islam

Wednesday 11 July 2018

SEDEKAH BERBALAS PANEN

SEDEKAH  BERBALAS PANEN

Dasbor "Rahasia Illahi 2"



SEDEKAH    BERBALAS
PANEN
“ Hasil panen dikampungnya tidak hanya cukup sebagai bekalnya selama musibah banjir, tetapi juga dapat ia sedekahkan untuk orang –orang yang terkena musibah  “.

Lelaki Ugan suatu kali, bercerita kepada penulis ihwa pengalaman bersedekah sebuah sedekah yang patut jadi renungan kita. Ugan adalah lelaki kelahiran kampung yang terbilang sukses pada zamannya. Terutaama dibadningkan dengan orang-orang yang seusianya dikampung yang banyak jadi pengangguran selepasa sekolah atau ada yang bekerja namun pekerjaannya tidak banyak menjajikan masa depan, sebab rata-rata pekerjaan mereka hanya sebagai kuli sawah atau pekerja borongan saat musim menanam padi atau panen raya tiba.

Saat musim tanam datang tenaga merek asangat dibutuhkan untuk membajak sawah dan menanamkan benih-benih padi ke atas tanah yang sudah dibajak dan tatakala panen raya datang tenaga mereka sangat dibutuhkan untuk memetik padi dan ngprik (atau memisahkan buah padi dari tangkainya). Sebuah pekerjaan yang terbilang tidak ringan dengan gaji yang terbilang tidak besar. Hampir rata-rata anak muda dikampung Ugan bekerja seperti itu. Ironis, setelah musim tanam dan panen raya mereka kembali menganggur.

Baca Juga "Lima Kali Berhaji Tidak Bisa Melihat Ka'bah"
Baca Juga "Seorang Ateis Hafizh Quran"

Ugan hijrah kekota dan menetap dirumah saudaranya. Sebuah keberuntungan pula, sebab Ugan tidak memiliki bakat menjadi lelaki pemalas. Selagi menumpang nginap dirumah saudaranya, Ugan menjadi lelaki yang ringan tangan. Pekerjaan apa saja yang dapat dikerjakan untuk rumah tangga saudaranya di kota, Ugan mengerjakannya dengan ikhlas. Termasuk ketika ia harus mencuci piring , menyapu halaman atau membuang sampah. Ugan melakukan dengan ikhlas. Dia menganggap apa yang dilakukannya itu sebentuk sedekah, seperti halnya sedekah yang telah diterima dari saudaranya yang telah memberinya tumpangan tempat tinggal.

Keikhlasa Ugan membantu pekerjaan rumah tangga sudaranya di kota berbuah pada sebuah tawaran pekerjaan. Sungguh senang hati Ugan ketika dirinya dipanggil oleh sebuah perusahaan yang cukup besar. Perusahaan perhotelan itu membutuhkan beberapa tenaga muda yang siap didik untuk ditempatkan diberbagai kota besar, bahkan diluar negeri.

Rasa senang Ugan semakin berlipat saat interview ia dinyatakan lulus dan bisa mulai bekerja pada awal bulan depan . Keluarga Ugan dikampung ikut senang , begitu juga dengan keluarga dan saudaranya yang telah memberinya tumpangan. Mereka senang karena Ugan sudah mendapat pekerjaan.

Pada tahun – tahun pertama Ugan bekerja, dia ditempatkan dikota dimana ia tinggal. Jadi Ugan tidak perlu mencari rumah kontrakkan atau rumah kos. Ugan memilih tinggal dirumah saudaranya. Ugan beralasan dengan tinggal dirumah saudaranya rezeki yang ia dapat dari pekerjaannya disebuah hotel dapat dinikmati bersama. Setiap gajian, Ugan bukan hanya mengirim uang untuk keluarga dikampung, tetapi juga membeli segala keperluan keluarga dirumah yang ia tumpangi. Kebiasaan Ugan itu membuat saudaranya senang.

Ikhlasnya Ugan memberi ternyata berbuah juga pada perkembangan kariernya di perusahaan. Ia yang hanya tadinya bertugas di negerinya sendiri, kini dapat promosi untuk bekerja di luar negeri. Sebuah promosi yang menggiurkan dan Ugan pun tak menyia-nyiakan kesempatan langka itu..  
  
ARAB SAUDI
Sebuah negeri yang asing bagi Ugan kini menjadi tempat tinggalnya. Tapi lagi-lagi dengan segenap keikhlasannya ia menerima. Baginya dimanapun ia tinggal , dirinya akan menyesuaikan diri dengan baik. Tata karma sebagai orang timur tetap dijunjung tinggi. Dan yang paling penting juga, Ugan tak akan melupakan keluarga di tanah air. Ugan akan menyisihkan penghasilannya untuk mereka.

Itulah Ugan. Ketika masih  bekerja dengan enak, ia tetap tidak mementingkan dirinya sendiri. Keluarga dikampung maupun keluarga dikota yang selama bertahun-tahun ditumpangi menginap tetap jadi prioritas untuk dikirimi uang atau oleh-oleh.

Sekarang, Ugan sudah berusia lanjut. Ia ia sudah tidak lagi bekerja diluar negeri. Hasil kerjanya selama ini memang diperuntukkan untuk kebutuhan diusia tua, sebab samapai sekarang ini Ugan belum diperkenankan untuk berkeluarga alias masih lajang. Namun hal itu tidak membuat Ugan bersedih, ia tetap menjalani kehidupan ini dengan rasa syukur tiada berkurang.

KOTA YANG BANJIR
Puuhan tahun lamanya menetap dikota , baru tahun ini , Ugan merasakan sesuatu yang membuat hatinya penuh merintih. Sebab wilayah tempatnya tinggal kini tengah tertimpa musibah berkepanjangan. Pada saat bersamaan, Ugan sedang berada dalam kesulitan financial.Persediaannya telah terkuras, karena dirinya pernah mengaami sakit yang membuat tabungannya terkuras.

Kini, saat musibah berkepanjangan itu datang, Ugan tak memiliki sepeser uang pun. Kisah meilukan Ugan itu terjadi karena wilayah tempat tinggalnya tertimpa banjir yang cukup besar.

Suatu ketika, semua warga sudah memperkirakan bahwa banjir besar akan datang, termasuk juga ugan. Perkiraan mereka berdasarkan hujan yang turun terus menerus dengan volume air yang cukup besar. Sementara, pengumuman air dari pintu Katulampa tertulis di pos pengumuman mencatat sebuah ketinggian diatas wajar.

“Ini banjir terbesar”, begitu batin Ugan dan ia merasa harus mempersiapkan sesuatu. Ia harus keluar dari wilayahnya dan mencari tempat pengungsian yang aman. Apakah Ugan harus mencari rumah kontrakkan atau rumah kos,..?.

Saat mencoba uang disaku celanannya Ugan hanya mendapatkan beberapa lembar sepuluh ribuan. Menurut Ugan uang sebanyak itu hanya cukup untuk tiga atau empat hari seanjutnya..?.

Ugan tidak mau memikirkan sesuatu yang belum terjadi. Yang terpenting baginya ia harus mengungsi dulu meski berbekal beberapa lemabr uang sepuluh ribuan.

Saat Ugan sudah berada ditempat pengungsian,banjir besar benar-benar terjadi. Kampung itu seperti tenggela. Rumah – rumah yang terlihat hanya atapnya saja. Dan Ugan menyikapi hal itu tanpa menggerutu apalagi menghujat.

Ugan hanya bisapasrah. Di tengah keramaian para pengungsi, Ugan merogoh saku celananya, ia meraih tiga lembar uang sepuluh ribuan yang tersisa. “Apakah uang ini cukup untuk persediaan selama banjir ..?.

Ugan tak peduli dengan suara batinya. Selembar uang sepuluh ribuan tetap di sedekahkannya untuk anak-anak yang juga menjadi korban banjir. Uang itu dibagikan untuk membeli kua.

Pada hari berikutnya, saat banjir masih meluap tinggi. Ugan uang disakunya habis, sementara perut sudah minta dan waktunya diisi. Darimana ia bisa memenuhi kebutuhan untuk hari ini dan juga hariselanjutnya.

Beruntung bagi Ugan, ia bertemu dengan seorang saudara dan ia memberanikan diri untuk meminta uang kepadanya Ugan berharap, ia akan mendapatkan uang untuk bekal beberapa hari, namun ketika saudaranya itu memberi uang, Ugan nyaris menerima uang dengan nelangsa. Sebab uang yang diterimanya untuk hari ini pun tidak cukup.

Ugan kembali galau. Ia memandang Handphone merah yang ada dalam genggamannya. Apakah ini benda ini harus kujual..?. Ditengah kegalauannya itu Handphone ditangan Ugan berbunyi. Ugan segera menyambut dan saat itu juga wajah Ugan berubah berseri.

“Kang Ugan kenapa tidak ke Kampung..?. Kapan uang panennya mau diambil ..?.
Pertanyaan itu seolah air hujan yang membasahi kemarau berkepanjangan dijiwanya. Ia benar-benar terkejut dan bahagia. Hasil panen dikampungnya tidak hanya cukup sebaga bekalnya selama musibah banjir, tetapi juga dapat ia sedekahkan untuk orang-orang yang terkena usibah banjir. Ugan sungguh bersyukur, sedikit sedekahnya untuk anak-anak korban banjir telah mendatangkan hasil panen untuknya.

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 12 Juli 2018

Tuesday 10 July 2018

KOMA 3 HARI, JAMAAH HAJI DAPAT HIDAYAH

KOMA 3 HARI,   JAMAAH HAJI DAPAT HIDAYAH

Dasbor " Rahasia Illahi 2"



KOMA 3 HARI,
JAMAAH HAJI DAPAT HIDAYAH

“ Saya merasa, saya sedang disiksa di  neraka. Rambut saya ditarik-tarik. Sakitnya luar biasa, Pak Ustadz. Bukan itu saja, buah dada saya juga dijepit dengan penjepit yang terbuat dari bara api… “.

Usianya tak lebih dari 0 tahun, masih muda memang. Tapi tekadnya untuk pergi haji ternyata besar juga. Kesuksesannya sebagai wanita muslimah membuatnya diberikan kesempatan oleh Allah untuk bisa pergi keTanah Suci.

Tapi sayangnya seribu sayang. Niatnya untuk menjalani ibadah haji dengan baik dan benar terhalang oleh satu kejadian diluar kendalinya. Sebuah peristiwa yang membuat seorang ustadz yang membimbingnya kerepotan dan teman-teman lainnya kewalahan.

Sa’adah begitu namanya. Dia seketika pingsan dan baru saja menjejakkan kakinya di kota Madinah. Tepatnya saat ia baru keluar dari bus rombongan yang membawanya dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Ketika teman-teman yang lain tidak terjadi apa-apa, ia justru langsung tidak sadarkan dirisaat hendak turun dari bus.

Ini aneh. Ini ganjil. Apa yang terjadi padanya..?. Apakah ia tidak makan..?. Apakah ia sakit…?. Jawabannya tidak. Ia tidak sedang sakait dan juga tidak lapar sehingga kepingsanannya membuat orang-orang disekitarnya bertanya-tanya.
Oleh Pak Ustadz, Sa’adah kemudian dibawa kerumah sakitterdekat di kota Madinah. “Saat saya sentuh tubuhnya sangat panas ujar ustadz. Di rumah sakit, Sa’adah mendapatkan perawatan yang optimal. Namun sa’adah belum siuman juga, padahal berbagai cara telah dilakukan dokter untuk menyadarkannya.

Kondisi ini membuat ustadz dan teman-temannya semakin bingung saja. Terutama sang ustadz, ia menjadi terkuras energinya. Disatu sisi ia harus mengurus jamaah lainnya yang berada dibawah bimbingannya, disisi lain ia juga harus focus pada Sa’adah yang kini masih pingsan dirumah sakit.

Namun, kedua tugas ini berhasil dilakukan Pak Ustadz . “Saya harus gentian bolak-balik kerumah sakit dan menemui jamaah saya”, ujarnya. Dan melihat kondisi Sa’adah beum siuman juga akhirnya ia dirujuk kerumah sakit King Abdul Aziz Jeddah. “Sebab peralatan disana lebih lengkap dibandingkan dengan di Madinah.”, ujar Pak Ustadz.

Setelah dirawat dirumah sakit di Jeddah Sa’adah akhirnya siuman. Dia membuka matanya. Betapa bahagianya Pak Ustad saat menyadari sa’adah sudah siuman. Sa’adah lalu menatap Pak Ustadz dan berusaha merangkulnya sambil menangis tersedu-sedu. Melihat kenyataan ini Pak Ustadz pun bingung. Apa yang terjadi padanya..?. Kenapa ia menangis setelah pingsan selama 3 hari..?.

Tiba-tiba Sa’adah berbicara , “saya bertaubat, Pak Ustadz , saya bertaubat..!
“Iya kenapa..?. tanya Pak Ustadz.
“saya sadar bahwa saya memang beragama islam, tapi itu hanya di KTP saja. Sehari-hari saya tidak sholat, puasa dan amalan-amalan anbi lainnya. Bersama suami yang orang bule saya lebih senang mabuk-mabukan. Dirumah banyak botol minuman keras. Saya bertaubat, Pak Ustadz “, ujar sa’adah.

Sa’adah pun berkisah ,”selama koma saya mendapat azab dari Allah swt yang sangat pedih atas segala dosa yang telah saya lakukan”.
“Betulkah”..
“Betul Pak Ustadz”…
“Saya merasa saya sedang disiksa di neraka. Rambut saya ditarik-tarik. Sakitnya luar biasa. Pak Ustadz bukan itu saja buah dada saya juga dijepit dengan penjepit yang terbuat dari bara api. Lalu ditarik-tarik dan akhirnya putus lalu jatuh kebara api. Saya menangis menjerit-jerit karena sakitnya yang luar biasa dan minta ampun kepada Allah swt lalu saya raih buah dada saya yang sudah hancur itu”.

Sa’adah kembali menangis tersedu-sedu mengingat betapa sakitnya apa yang dialaminya dalam komanya itu.Sedikpun ia tidak diberi peluang oleh Allah swt untuk beristirahat. Selama 24 jam setiap hari ia disiksa. Oleh Allah dengan siksaan yang amat pedih.

Sa’adah kemudian melanjutkan ceritanya, bahwa selama disiksa itu ia pernah di buah-buahan yang berduri tajam. “Tak ada isi pada buah itu melainkan duri-duri saja tapi saya harus makan buah-buahan itu karena saya memang sangat lapar”, ceritanya dengan pilu.

Sa’adah melanjutkan, “Ketika buah-buahan itu ditelan , duri-durinya menikan kerongkongan saya dan ketika sampai keperut menikam perut saya juga. Setelah habis buah itu saya makan saya diberi makan bara api . Ketika saya masukkan bara api itu kedalam mulut seluruh badan saya terasa seperti terbakar.

Setelah makan buah berduri dan bara api, Sa’adah minta minuman . “Tapi saya diberikan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya sangat busuk. Tapi terpaksa saya minum karena saya kehausan. Semua terpaksa saya lalui. Azabnya tidak pernah saya rasakan dan alami sepanjang saya hidup didunia ini”.

Tidak tahan dengan segala siksaan yang sangat pedih, Sa’adah memohon kepada Allah swt agar diberi nyawa sekali lagi, agar dikembalikan lagi kedunia. Ia tak berhenti-henti memohon. Dia berjanji kepada Allah swt untuk tidak lagi mengulangi perbuatannya selama ini. Saya berjanji kalau saya dihidupkan kembali, saya akan perbaiki segala kekurangan dan kesalahan saya dahulu. Saya akan mengaji, dan sembahyang, akan puasa yang selama ini saya tinggalkan”, ujarnya.

Akhirnya, Allah swt mengabulkan permohonan sa’adah. Dia siuman dari masa komanya selam tiga hari. Diapun menangis tersedu-sedu dan bertaubat nasuhah. Oleh Pak Ustadz ia lalu dibawa ke Mekkah. Disana ia menjadi jamaah yang rajin ibadah. Kalau wanita itu pergi kemasjid padawaktu magrib, dia akan Cuma balik kekamarnya lagi setelah sembahyang subuh”, ujar Pak Ustadz.

Melihat perubahan radikal pada ibadahnya, Pak Ustadz pun sempat menasehatiagar ia tetap menjaga kesehatnnya , jangan sampai ibadah melupakan kesehatan, “Gak Apa-apa Pak Ustadz , saya sudah membawa buah kurma jadi bisa saya makan ketika saya merasa lapar”, jawabnya.

Menurut sa’adah, seperti yang ditutrkan Pak Ustadz sepnajang berada di masjidil haram dia mengqada mengganti semua sembahyang yang ditinggalkannya dahulu. Selain itu ia juga berdoa dengan sangat kyusu’ agar diampuni segala dosa-dosanya.

Kepada Pak Ustadz sa’adah juga meminta agar nanti berkenan mengajarkan suaminya bule untuk bisa sholat dan mengaji. “saya akan mengajak suami saya pergi haji. Sebagaimana saya, suami saya itu islam pada namanya saja. Tapi itu semua kesalahan saya. Say sudah berhasil membawanya masuk islam, tetapi saya tidak membimbing dia. Bukan itu saja sayapun malah yang jadi seperti orang yang bukan islam”, ujarnya penuh penyesalan.

Demikian sebuah kisah luar biasa tentang seorang jamaah haji yang mengalamai koma berhari-hari , namun Allah swt akhirnya memberikan Hidayah. Semoga kita bisa belajar dari kisah ini..! Aamiin.

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 11 Juli 2018

MENINGGAL USAI SHOLAT SUBUH

MENINGGAL   USAI SHOLAT SUBUH

Dasbor "Rahasia Illahi 2"


MENINGGAL USAI
SHOLAT  SUBUH

“ Saat Haji Ahmad bilang mau pulang itu, aku baru sadar bahwa itu sebagai tanda bahwa beliau mau pulang ke Ramatullah untuk selama-lamanya “.

Siang itu pagi cukup cerah. Hambali (45 Thn) mendatangi rumah haji Ahmad (55 Thn) dengan menggenggam setangkup harapan. Sepanjang perjalanan, hati Hambali berbinar. Dia membayangkan anaknya tersenyum karena dia pulang membawa sepatu. Beberapa hari yang lalu H. Ahmad berjanji akan membelikannya sepasang sepatu.

Tiba dirumah Haji Ahmad , Hambali tidak merasa ada firasat apapu. Dia memandang sekeliling. Sepi, dia mengetuk pintu; mengucapkan salam. Satu menit berlalu lima menit terlewati.

Hati hambali bimbang. Tak mungkin dia pulang tanpa membawa sepatu. Untung sepuluh menit kemudian dia mendengar suara salam dari dalam rumah, langkah seorang berjalan kearah pintu. Tapi Tapi saat pintu terbuka , Hambali sedikit terperanjat. Sebab yang membuka pintu kali ini Hj Aisyah (50 Thn) bukan Haji Ahmad.

Baca Juga "Wasiat Terakhir Nabi Yakub"
Baca Juga "Meniru Ali bin Abi Thalib Sosok Figure Sederhana"

“Haji Ahmad ada bu..?” tanya Hambali
Hj Aisyah mempersilahkan Hambali duduk diteras rumah Hj Aisyah tak menjawab sepatah kata pun.
Dalam hati Hambali bertanya-tanya kenapa Haji Ahmadtak menyambutnya. Padahal saat dikunjungi ke rumah Haji Ahmad selalu dia yang menyambutnya. Hambali merasa ada sesuatu yang ganjil. Dia kembali bertanya ,”Maaf Bu ….Haji Ahmad ada..?”
Dia kembali tak mendapat jawaban. Kali ini mlaj Hj Aisyah menitikkan air mata. Hambali kian bingung Air mata Hj Aisyah kian mengucur deras” Haji Ahmad telah tiada, Pak beliau telah dipanggil yang Maha Kuasa”.

Hambali termanggu. Satu minggu yang lalu, Hambali masih bertemu H. Ahmad. Tetapi lelaki itu telah tiada Hambali mengucapkan rasa bela sungkawa.

Sehari setelah berjanji akan membelikan sepatu  buat anak Hambali, H Ahmad sakit. Penyakit paru-paru H. Ahmad kambuh, Hj Aisyah membawanya kerumah sakit. Dokter memutuskan H. Ahmad menginap dirumah sakit. Sehari menginap kesehatan H. Ahmad membaik.

“Bu, aku mau pulang dari rumah sakit “, ujar . Ahmad membuka pembicaraan kepada Hj Aisyah saat fajar.
“Bapak kan masih sakit. Jadi perlu dirawat beberapa hari lagi”.
“Aku ada janji dengan baka Hambali aku telah berjanji akan membelikan sepatu baru buat anaknya”.
“Sudahlah Pak…! Pikirkan dulu kesehatan bapak. Bapak harus dirawat dulu beberapa hari lagi dirumah sakit. Soal janji itu biar nanti saya urus jika pulang kerumah”.

“Tapi aku mesti pulang..”
“Ya nanti saya konsultasikan dokter. Semoga dokter segera mengizinkan bapak pulang kerumah”, jawab Hj Aisyah memberikan harapan. Adzan subuh berkumandang. Adzan itu yang kemudian menhentikan pembicaraan sepasang suami istri tersebut.H. Ahmadi mengajak Hj Aisyah menunaikan sholat subuh berjamaah di mushlla rumah sakit. Hj aisyah membantu H. Ahmad berdiri lalu menggandeng tangan H. Ahmad kearah mushalla rumah sakit. Tapi saat tiba di mushalla tak ada satupun jamaah. Subuh itu mushalla sepi hanya ada H.Ahmad dan Hj Aisyah.
Setelah keduanya mengambil air wudhu, dank arena tidak ada satu jamaah pun H. Ahmad dan Hj Aisyah sholat jamaah tanpa jamaah lain. Takbiratul ikhram dimulai tanpa ada jamaah lain yang datang. Hingga akhir sholat subuh yang ditunaikan H. Ahmad dan Hj Aisyah rampung. Selesai sholat subuh , H.Ahmad rebahan. Hj Aisyah masih berdzikir kemudian memanjatkan doa.

Tapi saat Hj Aisayh selesai bedoa, lantas membangunkan suaminya H. Ahmad tak bergeming; terlihat nyenyak tidur dalam keadaan terlentang dengan tangan bersedekap, tangan kanan diatas tangan kiri persis seperti orang sholat.  Berkali-kali sang istri mengguncang tubuh H. Ahmad. Tapi tetap saja H. Ahmad tak membuka mata, apalagi bangun karena memang sudah dipanggil oleh sang Maha Pencipta. Hj Aisyah merasa ada sesuatu yang telah terjadi. Ia memeriksa pergelangan tangan dan nafas H. Ahmad.

Ia pun sadar, H. Ahmad telah tiada. Hj Aisyah berteriak minta tolong. Beberapa orang lalu berdatangan termasuk perawat yang bertugas jaga Hj. Aisyah terkulai lemas setelah mendapatkan kepastian bahwa H. Ahmad suaminya telah tiada. Lelaki baik dan penuh kesabaran yang telah menikahinya selama 30 tahun itu kini telah meninggal.

Dimata orang H. Ahmad sosok lelaki yang dikenal baik dan sabartaat dalam menjalankan agama. Begitu juga dimata Hambali. Dimatanya H. Ahmad adalah lelakikharismatik yang selalu ringan tangan membantu keperluan orang lain. Termasuk dirinya. Anak-anak bisa sekolah berkat bantuan H. Ahmad.

H. Ahmad dikenal sebagai guru Bahasa Inggris dislah satu sekolah Islam. Selain itu, H. Ahmad juga dikenal sebagai pencerah yang kharsimatik. Meski H. Ahmad memiliki postur tubuh yang kecil tetapi ramah dan gamapang bergaul dan cukup pintar, tidak memiliki ambisi jabatan. Itulah yang membuat orang menaruh hormat.

Haji Ahmad lahir ditengah keluarga terpandang dan memang kaya. Tetapi ia tetap menjalani hidup sederhana jika dibandingkan dengan saudara-saudara atau family H. Ahmad yang lain. Tak sedikt saudara-saudara family H. Ahmad yang hidup dilimpahi kekayaan memiliki mobil dan rumah mewah. Hai Ahmad memang tergolong diurutan yang bawah. Maklum sebagian saudara-saudara atau family haji Ahmad terjun disunia bisnis dan menjadi pengusaha.

Sekalipun berad diurutan bawah, Hai Ahmad tidak bisa dibilang kekurangan. Selain sebagai guru Bahasa Inggris , Haji Ahmad dikenal juga sebagai mubaligh Haji Ahmad sering diundang mengisi ceramah dibeberapakota hingga diundang ke manca Negara.

Sebenarnya, Haji Ahmad cukup mumpuni untuk menjadi seorang Kepala Sekolah. Tetapi dia tidak mau memanggu jabatan itu. Padahal, disekolah tempat Hai Ahmad mengajar itu adalah sekolah milik Yayasan keluarga Haji Ahmad. Tapi dia lebih memilih jadi pengajar dan guru bahasa Inggris. Pilihan itu karena Haji Ahmad merasa tak mudah untuk menjadi pemimpin seperti Kepala Sekolah .

Dia tak haus jabatan selain dikenal sebagai seorang  guru Bahasa Inggris dan juga penceramah Haji Ahmad dikenal pula sebagai seorang pembimbing. Wajar jika dia sering menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci karena dipercaya sebagai pembimbing Haji.

Jika menolong orang Haji Ahmad kerap tidak setengah hati. Dia tahu arti berbagi dan dengan cara itu dia merasa bahagia. Apalagi selama kurang lebih tiga puluh tahun dia menikah , Allah belum mengkaruniai seorang anak. Akhirnya Haji Ahmad pun suka menjadiorang tua asuh ; memberi bantuan biaya sekolah kepada beberapa orang tua yang tidak mampu dan salah satu dari mereka itu adalah Hambali.

Dedikasi itulahyang memutuskan yayasan kemudian mempercayakan santunan anak yatim dan beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu dipundak Haji Ahmad. Saat Haji Ahmad masih hidup, ada sekitar dua puluh anak Yatim dan kurang mampu yang mendapatkan uluran tangan yayasan yang diurus oleh haji Ahmad.

Kepergian Haji Ahmad yang tiba-tiba itu membuat Hambali termenung.Baru seminggu yang lalu bertemu kini sudah dipanggil Allah – pergi untuk sleamanya. Bayangan sepatu baru yang sempat dijanjikan Haji Ahmad pun buyar. Dalam pikiran Hambali apa yang nanti akan diceritakan kepada anaknya jika nanti ia pulang dengan tangan kosong – tak membawa sepatu baru ..?. Padahal, sebelum berangkat Hambali sudah berserita kepada anaknya nanti pulang dari rumah haji Ahmad dia membawa sepatu baru. Sepatu pemberian dari haji Ahmad.

Seteleah bercerita tentang kepergia Haji Ahmad yang tiba-tiba dan tidak terdugaitu, Hj Aisyah menghapus air mata yang tadi tumpah, menetes deras dan membasahi pipi. Seolah-olah setelah dia bercerita itu beban hidup Hj aisyah berkurang. “Saat Haji Ahmad bilang mau pulang itu aku baru sadar bahwa itu , sebagai tanda bahwa dim au pulang ke Rahmatullah untuk selama-lamanya. Waktu itu saya ternyata tidak tahu”, ujar Hj Aisyah.
Hambali mengangguk.

Tak enak lama-lama dirumah Haji Ahmad, padahal Hj Aisyah lagi berkabung, Hambali memutuskan segera pulang. Tapi belum sempat dia pamit Hj Aisyah bicara seraya menyerahkan bungkusan plastic yang didalamnya berisi kardus . “Ini ada amanat dari almarhum untuk bapak”.
“Amanat apa bu, Bu…? Tanya Hambali.
“Sebelum meninggal, Bapak berbpesan dan menitipkan amanat tolong anaknya Pak Hambali dibelikan sepatu.Dan ini adalah sepatu yang dititipkan oleh Pak Haji Ahmad kepada Bapak”.

Hambali menerima bingkisan plastik berisi sepatu yang diserahkan Hj Aisyah dengan tangan gemetar. Haji Ahmad yang sudah pergi ternyata masih meninggalkan rejeki dan kebahgian bagi orang yang masih hidup yaitu sepatu baru buat anak Hambali.

“Karena saya tidak tahu ukuran sepatu anak bapak, maka saya membeli sepatu dengan ukuran sembarangan. JIka nanti sepatu ini tidak cukup buat anak bapak dalam amplop ini ada uang yang bisa bapak belikan sepatu baru yang pas buat anak bapak lanjut Hj Aisyah.

Hambali takhenti-hentinya bersyukur. Dia bersyukur, pulang bisa membawa sepatubaru buat anaknya. Selain itu, dia bersyukur ternyata janji Haji Ahmad terbayar melalui tangan Hj Aisyah.
Ikhtibar diatas sosok figure seorang yang dermawan dan bersyukur kepada Allah meskipun dia tidak diberikan amanah oleh Allah swt seorang anak tetapi dia masih bisa berbuat baik selaykanya orang tua dengan membantu kebutuhan sekolah anak-anak yang kurang mampu. Sediktpun kebaikan yang pernah kita tanam jangan khawatir pasti Allah akan membalasnya dan bahkan akan menemui kebaikan-kebaikan yang baru di masa mendatang.

Wallahu ‘alam Bhisawab Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 11 Juli 2018

MUKJIZAT SEDEKAH SETELAH IJAB QABUL

MUKJIZAT SEDEKAH   SETELAH IJAB QABUL

Dasbor "RahasiaIllahi 2"

MUKJIZAT SEDEKAH
SETELAH IJAB QABUL

“ Aku terpaku seketika, Hanya waktu beberapa menit, sedekah yang kami berikan berbalas nilai yang jauh lebih besar “.

Aku harus percaya bahwa jodoh itu sudah ditentukan Tuhan, hanya saja kita khususnya aku tak pernah mengetahui siapa jodoh yang kelak disandingkan di sebelahku. Rahasia besar itu hanya hak Zat Yang Maha Besar. Sang Pencipta Kehidupan dunia ini.

Namun sebgao hamba_Nya aku terus berikhtiar akan mencari sebeah tulang rusukku. Ditengah kesibukkanku menempuh pendidikan , aku bertemu dengan seorang wanita yang usianya berada diatasku. Seorang wanita yang sudah mapan dalam penghasilan. Bahwa wanita itu juga menjanjikan akan memperkerjakan akau di kantor tempat pamannya bekerja jika aku sudah menjadi suaminya.

Seperti hal nya keyakinanku akan jodoh yang sudah ditentukan. Barangkali, wanita yang berusia diatasku itu bagian dari tulang rusukku. Terbukti, aku dan dia tak berhasil mewujudkan mahligai pernikahan, kami tak bisa membina hubungan lebih jauh dia bukan jodohku.

Baca Juga "Mengamalkan Doa Ibrahim Jenazah Tidak Tersentuh Api"
Baca Juga"Taubatnya Sang Waria Meniti Jalan Illahi"
 
JODOH ITU REJEKI.
Setiap insane pasti mendambakan jodoh yang datang secepatnya, tak kecuali aku. Sebagai lelaki, barang kali aku lebih leluasa dari wanita. Istilahnya, laki-laki adalah pemburu , sementara wanita adalah sesuatu yang diburu. Jadi lelaki lebih punya banyak kesempatan untuk mendapatkan jodoh lebih cepat. Inilah mungkin yang boleh disebut sebgai ikhtiar. Ya……ya, aku terus berikhtiar lewat usaha langsung maupun kirim sinyal melalui teman, saudara ataupun siapa saja yang berpotensi kumintai bantuan dalam hal jodoh.

Jodoh itu rejeki, itu pendapat yang tersemat dalam pikiranku. Alhasil, jika ingin mendapatkan rjeki selain aku harus bekerja aku juga harus punya kail untuk memancing rejeki itu datang.

Berbicara soal rejeki, aku jadi ingat tausiah yang disampaikan seorang ustadz di masjid tempat tinggalku. “Hendaklah kita rajin bersedekah , sebab bersedekah itu dapat meringankan yang berat, dapat menghindari kita dari musibah dan dapat mendatangkan rejeki”.

Hati ini sangat terkesan dengan tausiah yang disampaikan itu, hingga timbuldalam pikiranku untuk memancing rejeki itu dengan memperbanyak sedekah. Akupun mulai melakukannya, meski sedekah yang saya lakukan hanya sebatas, kemampuanku. Aku tidak ingin memaskakan diri bersedekah di luar apa yang kumiliki.

Suatu hari, seorang kenalan lama mempertemukan aku dengan seorang perempuan bernama Intan Ageng Permata Sari. Cerita pertemuanku dengan jodohku itu terkesan sangat lucu. Wanita itu sedang bertamu dirumah tetangga kenalan lamaku, sebutlah dia bernama Mas Bud. Saat kami sama-sama berada diluar rumah. Tiba-tiba Mas Bud berseloroh ; “Insya Allah wanita itu jodohmu”. Sebuah ucapan yang jelas-jelas tertuju untukku.

Aku memandang Mas Bud dengan bola mata tak percaya. “Mas ini ngomong apa..?”, timpalku kemudian.
Mendengar ucapan Mas Bud yang yakin tiba-tiba aku memandang kearah wanita yang kata Mas Bud Jodohku, “Masa Iya” aku masih kurang yakin.
Mas Bud menepuk bahuku. “Ikhtiarlah, kamu harus berkenalan dengannya”, pinta Mas Bud
Aku merasa kikuk. Berkenalan..?. Apa yang harus kulakukan..?.
“Ayolah…” desak Mas Bud.
Kembali aku memandang Mas Bud…
“Benar dia jodohku Mas..?”, aku masih minta dukungan.

Mas Bud mengangguk sambil tersenyum.
“Kalau wanita itu benar jodohku. Aku akan bersedekah setelah ijab Qabulkuucakan”, begitu janji kepada mas Bud.
Aku mengangguk pasti. Mas Bud kembali menepuk pundakku
“Bagus, sekarang berusahalah untuk mendekatinya “, pinta mas Bud kemudian. Lalu aku pun dengan dada berdebar-debar mendekati wanita yang dibilang mas Bud jodohku. Aku berkenalan dengannya hingga berlanjut dengan keberanianku, mengungkapkan apa yang aku inginkan.

Ternyata….Alhamdulillah.Harapanku tak bertepuk sebelah tangan. Bahkan kemudian perkenalan singkat itu berkembang menjadi rencana pernikahan. Pada saat rencana itu kami sepakati akupun memberitahukan janji yang pernah kuucapkan pada Mas Bud .”Setelah Ijab Qabul Pernikahan kita aku berjanji untuk langsung bersedekah”, katakau kepada calon istriku.

Dia belahan dari tulang rusukku menyambut dengan gembira janji yang telah kuucapkan. “Berapa nominal sedekah yang akan kamu berikan mas..?” tanyanya.

“Pada Mas Bud aku tak menyebutkan besarnya nilai sedekah itu, namun aku ingin bersedekah senilai satu juta rupiah”, jelasnya. Nama istriku yang bernama lengkap Intan Ageng Permata sari menyambut antusias nialai yang aku s ebutkan itubahkan dia memberikan gagasan, nilai sedekah yang dijanjikan itu didukung berdua. Jadi masing-masing kami mepersiapkan sebesar lima ratus ribu rupiah, dimasukkan kedalam amplop dan diberikan kepada Penghulu setelah ijab Qabul dianggap sah.

Aku setuju saja dengan gagasan calon istriku, bahkan aku menjadi sangat gembira ternyata calon istriku seorang wanita yang juga mengerti arti sedekah.

BA”DA IJAB QABUL.
Sebuah persiapan menuju sakaralnya acara pernikahan, kami lakukan dengan segenap kegembiraan. Hari itu adalah hari yang paling bersejarah bagiku dan juga istriku calon istriku. Dibenak kami terbayang kebahagiaan berumah tangga yang akan kami rasakan.

Taka lama lagi, namun bayangan itu segera kutepis. Sebab, aku harus menyelesaikan terlebih dahulu tugas yang berat. Ya bagiku berhadapan dengan penghulu itu cukup berat. Degup jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya dan butir-butir keringat pun membanjiri sekujur tubuh.

“Apakah saudara sudah siap..?”
Pertanyaan yang diajukan Pak Penghulu semakain memacu andrenalinku. Aku dengan segala keinginan dan kesungguhan yang bulat tentu saja mengiyakannya. Maka, ketika penghulu menjabat tanganku aku menyambut apa yang diucapkannya , seketika itu juga lidahku berkata dengan begitu lancar

“Saya terima nikahnya dan kawinya Intan Agen Permata Sari binti Hendra Ginanar Arwinto dengan mas kawin yang tersebut tunai….!!!”.
Koor puji syukur langsung terdengar dari mulut para hadirin. “Alhamdulillah !”
Aku merasa senang . Dada ini terasa lapang karena berhasil melewati fase yang aku khawatirkan. Rasa senang dan lega yang kualami membuatku teringat janji yang harus kutunaikan. Aku harus menyerahkan sedekah ini kepada Pak penghulu.

“Pak ini ada sedikit uang sedekah. Mohon Bantuan bapak untuk diserahkan kepada yang lebih berhak”, begitu ucapku setelah Ijab Qabul selesai denagn sempurna.

Pak Penghulu memandang kami dengan senang. Amanah ini akan segera saya sampaikan “, begitu sahut Pak Penghulu. Apa yang terjadi setelah saya menyerahkan sebuah amplop bernilai satu juta rupiah itu ketangan penghulu…?. Sesuatu yang menakjubkan telah terjadi dan membuat hati ini benar-benar faham akan hikmah sebuah sedekah.

Masih dalam hitungan menit setelah menyerahkan amplop ke tangan Pak Penghulu, tiba-tiba seseorang yang hadir dalam acarapernikahan itu menyeruak kedepan. Dia sambil mengucapkan selamat kepada kami menyerahkan amplop yang cukup tebal dari amplop yang kuserahkan pada Pak Penghulu.

“Saya turut gembira “, begitu ucap si lelaki saat kami menerima amplop tebalnya. Dan selepas acarapernikahan kami berdua yang penasaran dengan tebalnya amlop dari tamu yang memang kami undang itu segera membukanya. Setelah kami hitung….

“10 juta”,…
Aku terpaku seketika. Hanya dalam waktu beberapa menit sedekah akmi berikan terbalas dengan nilai yang jauh lebih besar Allahu Akhbar..!.

Wallahu ‘alam Bhisawab Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 11 Juli 2018

SAAT IBADAH HAJI, GILA MASUK RSJ

SAAT IBADAH HAJI,   GILA MASUK RSJ

Dasbor "Rahasia Illahi 1"


SAAT IBADAH HAJI,
GILA MASUK RS JIWA

“Apa yang dilakukan haji Khaerun sebelum pergi haji tidaklah islami, bersentuhan dengan dunia perdukunan. Tak aneh, tubuhnya dimasuki tiga jin sekaligus yang tidak lain “pesanan“ dari gurunya yang juga seorang dukun “.

Sejatinya, saat kita pergi haji semata-mata agar bisa mendapatkan pengalaman spiritual yang tak ternilai di Kota Suci, Mekkah dan Madinah. Salah satunya, sebuah pengalaman bagaimana kita begitu dekat dengan sebuah benda yang bernama Kiblat (Ka’bah). Inilah kubus yang menjadi arah segala umat islam yang sedang menjalankan ibadah sholatnya.


Pengalaman menajubkan para jamaah haji itulah yang membuat mereka yang telah pergi haji selalu ingin kembali lagi kesana. Maka tak heran, jika kita mendengar bahwa si A telah pergi haji hingga tujuh kali. Bukan ia karena ia ingin menghambur-hamburkan uang dengan seringnya berbpergian haji tersebut. Namun semua semata karena rasa rindu yang akut pada sosok Ka’bah Masjidil Haram, masjid Quba, Masjid Nabawi, dan sebagainya.


Sebab, ibadah haji itu ibarat orang yang sedang “Jatuh cinta orang saja, kalau sudah jatuh cinta pada seorang gadis (misalnya) ingin selalu bertemu. Sehari tak bertemu rasanya seperti sebulan dan sebulan tak jumpa seperti setahun. Karena itu obat orang yang sedang jatuh cinta adalah bisa bertemu dengan kekasihnya.


Demikianlah ibadah haji. Ka’bah dan sekitarnya itu ibarat pacar bagi jamaah haji.Ketika mereka berpisah dengan pacarnya, otomatis ada rasa rindu ingin bertemu kembali dengannya. Karena itu, perlu dipertanyakan ibadah hajinya jika sudah bertemu dengan Ka’bah, Masjidil Haram dan sebagainya, tapi tak ada lagi rasa rindu ingin bertemu dengannya lagi.


Kisah haji berikut ini menggambarkan keadaan demikian, yaitu alih-alih ingin menjalankan ibadah hajinya dengan baik dan benar, ia justru dilanda stress yang sangat mendalam hingga iapun diduga telah gila oleh orang-orang terdekatnya hingga dimasukkannya kedalam Rumah Sakit Jiwa (Mental Hospital).


Sebut saja namanya haji Khaerun. Saat berada di Madinah , sebenarnya tidak ada yang aneh dan terjadi apa-apa padanya. Bahkan ia terlihat pendiam dan ikut sholat saat jamaah yang lain sholat di Masjidil Nabawi, Madinah. Namun, keadaan mulai berubah saat perjalanan menuju kota Mekkah.


Menurut ustadz yang membimbingnya, sehari setelah tiba di Mekkah, hai Khaerun mengaku tidak enak badan. Hal itu dituturkan oleh istrinya sendiri yang menemaninya pergi haji. Karena itu iapun langsung dibaringkan dikamar tidurnya. Namun setelahitu, kejadian aneh justru mulai menghinggapinya. Seak itu ia sering berteriak-teriak sendiri, menangis dan tertawa. Kata-katanya mulai kacau dan tidak bisa dipahami orang pada umumny. Bahkan ia mulai tidak mengenal istri dan anggota rombongan lainnya.


Saat ditanya ustadz apa saja yang dilakukan suaminya ketika masih ditanah air. Sang istri tidak banyak menjawa. Akhirnya paramedic pun dipanggil untuk menanganinya. Namun hasil pemeriksaan mengejutkan bahwa Haji Khaerun tidak mengalami sakit apapun. Keadaan dan suhu badannya normal-normal saja alias tidak sakit jiwa.


Akhirnya semuanya sepakat bahwa. Haji Khaerun harus ditangani lebih seirus. Mak, dibawalah ia kerumah sakit Jiwa (Mental Hospital). Karena sejak itu, perangai anehnya tak pernah berhenti dilakukannya seperti berteriak histeris, menangis dan kadang-kadang tertawa sendiri.


Ketika berada dirumah sakit jiwa kejadian aneh kembali terjadi. Haji Khaerun bukannya diam ditempat saat diperiksa oleh dokter ia malah berlari-lari ke koridor rumah sakit. Sikapnya menunjukkan bahwa dia sudah gila. Bahkan terkadang mulutnya mengeluarkan buih.


Keluar Tiga Jin Dari Tubuhnya.
Pada hari ketiga di Mekkah, semuanya sepakat bahwa Haji Khaerun harus diobatkan kepada seorang ustadz dari Indonesia yang sudah lama tinggal di Mekkah. Barangkali ia membutuhkan terapi secara spiritual dari seseorang. Dalam proses pengobatan itulah akhirnya diketahui kalau dalam tubuh Haji Khaerun terdapat 3 Jin yang sudah lama menghinggap disana.

Oleh sang Ustadz Jin itu akhirnya dikeluarkan. “Alhamdulillah, sang Ustadz berhasil mengeluarjkan jin tersebut”, kata Ustadz yang membimbingnya.

Setelah peristiw itu, sang istri baru menceritakan semuanya tentang suaminya. Khusunya berkaitan dengan aktivitas mistik yang pernah dilakukannya. Dikisahkan bahwa suaminya memang suka dengan dunia mistik. Dengan sering berguru pada seorang dukun untuk mendapatkan keberkahan hidup.

Singkat kata, Haji Khaerun sendiri akhirnya memiliki penghuni di tubuhnya yaitu 3Jin tersebut. Sang istri sebenarnya mengetahui akan hal itu. Hanya saja, belum sampai dikisahkan pada kejadian pertama saat suami mengalami stress. Bisa jadi, ia akan malu kalau menceritakannya.

Dengan Jin yang ada ditubuhnya tersebut Haji Khaerun merasa memiliki kesaktian. Ia sendiri akhirnya menjelama menjadi seperti seorang dukun yang suka mengobati orang ketika sakit. Namun pendekatan yang dilakukan bukanlah dengan jalan syariat yaitu dengan mengamalkan doa dan dzikir. Tapi doa-doa aneh yang mirip dengan kejawen. Doa-doa itulah yang digunakan untuk mengobati orang.

Ini adalah dugaan sementara bahwa penyebab stress nya Haji Khaerun di Mekkah adalah karena factor ini. Bisa jadi, ada sebab lain yang memang tidak diketahui pasti oleh istri, ustadz yang membimbingnya hingga ustadz yang mengobatinya saat stres di Mekkah tersebut. Hanya Allah lah yang Maha Tahu.

Yang jelas apa yang dilakukan haji Khaerun sebelum pergi Haji tidaklah islami. Yaitu bersentuhan dengan dunia perdukunan. Dengan begitulah tubuhnya dimasuki oleh tiga jin sekaligus yang tidak lain merupakan “pesanan” dari gurunya yang juga seorang dukun.

Karena itu, saat Haji Khaerun mengalami stress di Mekkah hingga mengakibatkannya seperti orang gila dan kemudian keluar 3 jin dari tubuhnya, dugaan –dugaan bahwa sebab semuanya itu karena ia suka bermain mistik mulai muncul ke permukaan.

Meski, begitu, sebagai pelajaran bagi kita semua, bahwa kita memang dianjurkan oleh syariat untuk meninggalkan mistik dan perdukunan. Islam memang menganjurkan kita untuk percaya kepada hal yang ghaib. Namun, percaya kepada hal yang ghaib bukan berarti kita harus takhluk pada tipu daya setan yang bisa masuklewat jalan perdukunan dunia mistik. Kita hanya percaya bahwa setan , jin atau iblis itu memang benar adanya. Dan kita boleh memanfaatkan setan atau jin tersebut untuk kebaikan seperti yang dilakukan Nabi Sulaiman as.

Jadi, kita yang memperdaya jin bukan kita yang diperdaya oleh jin. Kita ajak jin itu kedalam agama islam, itu yang benar. Setelah itu, kita baru memanfaatkannya. Sebab, jin muslim pun sama seperti kita yang beragama Islam, yaitu tunduk kepada kebenaran yang dibawa Rasulullah saw.

(Wallahu A’lam Bisshawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 10 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...