Blog Konten Islam

Tuesday, 10 July 2018

KOMA 3 HARI, JAMAAH HAJI DAPAT HIDAYAH

KOMA 3 HARI,   JAMAAH HAJI DAPAT HIDAYAH

Dasbor " Rahasia Illahi 2"



KOMA 3 HARI,
JAMAAH HAJI DAPAT HIDAYAH

“ Saya merasa, saya sedang disiksa di  neraka. Rambut saya ditarik-tarik. Sakitnya luar biasa, Pak Ustadz. Bukan itu saja, buah dada saya juga dijepit dengan penjepit yang terbuat dari bara api… “.

Usianya tak lebih dari 0 tahun, masih muda memang. Tapi tekadnya untuk pergi haji ternyata besar juga. Kesuksesannya sebagai wanita muslimah membuatnya diberikan kesempatan oleh Allah untuk bisa pergi keTanah Suci.

Tapi sayangnya seribu sayang. Niatnya untuk menjalani ibadah haji dengan baik dan benar terhalang oleh satu kejadian diluar kendalinya. Sebuah peristiwa yang membuat seorang ustadz yang membimbingnya kerepotan dan teman-teman lainnya kewalahan.

Sa’adah begitu namanya. Dia seketika pingsan dan baru saja menjejakkan kakinya di kota Madinah. Tepatnya saat ia baru keluar dari bus rombongan yang membawanya dari Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Ketika teman-teman yang lain tidak terjadi apa-apa, ia justru langsung tidak sadarkan dirisaat hendak turun dari bus.

Ini aneh. Ini ganjil. Apa yang terjadi padanya..?. Apakah ia tidak makan..?. Apakah ia sakit…?. Jawabannya tidak. Ia tidak sedang sakait dan juga tidak lapar sehingga kepingsanannya membuat orang-orang disekitarnya bertanya-tanya.
Oleh Pak Ustadz, Sa’adah kemudian dibawa kerumah sakitterdekat di kota Madinah. “Saat saya sentuh tubuhnya sangat panas ujar ustadz. Di rumah sakit, Sa’adah mendapatkan perawatan yang optimal. Namun sa’adah belum siuman juga, padahal berbagai cara telah dilakukan dokter untuk menyadarkannya.

Kondisi ini membuat ustadz dan teman-temannya semakin bingung saja. Terutama sang ustadz, ia menjadi terkuras energinya. Disatu sisi ia harus mengurus jamaah lainnya yang berada dibawah bimbingannya, disisi lain ia juga harus focus pada Sa’adah yang kini masih pingsan dirumah sakit.

Namun, kedua tugas ini berhasil dilakukan Pak Ustadz . “Saya harus gentian bolak-balik kerumah sakit dan menemui jamaah saya”, ujarnya. Dan melihat kondisi Sa’adah beum siuman juga akhirnya ia dirujuk kerumah sakit King Abdul Aziz Jeddah. “Sebab peralatan disana lebih lengkap dibandingkan dengan di Madinah.”, ujar Pak Ustadz.

Setelah dirawat dirumah sakit di Jeddah Sa’adah akhirnya siuman. Dia membuka matanya. Betapa bahagianya Pak Ustad saat menyadari sa’adah sudah siuman. Sa’adah lalu menatap Pak Ustadz dan berusaha merangkulnya sambil menangis tersedu-sedu. Melihat kenyataan ini Pak Ustadz pun bingung. Apa yang terjadi padanya..?. Kenapa ia menangis setelah pingsan selama 3 hari..?.

Tiba-tiba Sa’adah berbicara , “saya bertaubat, Pak Ustadz , saya bertaubat..!
“Iya kenapa..?. tanya Pak Ustadz.
“saya sadar bahwa saya memang beragama islam, tapi itu hanya di KTP saja. Sehari-hari saya tidak sholat, puasa dan amalan-amalan anbi lainnya. Bersama suami yang orang bule saya lebih senang mabuk-mabukan. Dirumah banyak botol minuman keras. Saya bertaubat, Pak Ustadz “, ujar sa’adah.

Sa’adah pun berkisah ,”selama koma saya mendapat azab dari Allah swt yang sangat pedih atas segala dosa yang telah saya lakukan”.
“Betulkah”..
“Betul Pak Ustadz”…
“Saya merasa saya sedang disiksa di neraka. Rambut saya ditarik-tarik. Sakitnya luar biasa. Pak Ustadz bukan itu saja buah dada saya juga dijepit dengan penjepit yang terbuat dari bara api. Lalu ditarik-tarik dan akhirnya putus lalu jatuh kebara api. Saya menangis menjerit-jerit karena sakitnya yang luar biasa dan minta ampun kepada Allah swt lalu saya raih buah dada saya yang sudah hancur itu”.

Sa’adah kembali menangis tersedu-sedu mengingat betapa sakitnya apa yang dialaminya dalam komanya itu.Sedikpun ia tidak diberi peluang oleh Allah swt untuk beristirahat. Selama 24 jam setiap hari ia disiksa. Oleh Allah dengan siksaan yang amat pedih.

Sa’adah kemudian melanjutkan ceritanya, bahwa selama disiksa itu ia pernah di buah-buahan yang berduri tajam. “Tak ada isi pada buah itu melainkan duri-duri saja tapi saya harus makan buah-buahan itu karena saya memang sangat lapar”, ceritanya dengan pilu.

Sa’adah melanjutkan, “Ketika buah-buahan itu ditelan , duri-durinya menikan kerongkongan saya dan ketika sampai keperut menikam perut saya juga. Setelah habis buah itu saya makan saya diberi makan bara api . Ketika saya masukkan bara api itu kedalam mulut seluruh badan saya terasa seperti terbakar.

Setelah makan buah berduri dan bara api, Sa’adah minta minuman . “Tapi saya diberikan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya sangat busuk. Tapi terpaksa saya minum karena saya kehausan. Semua terpaksa saya lalui. Azabnya tidak pernah saya rasakan dan alami sepanjang saya hidup didunia ini”.

Tidak tahan dengan segala siksaan yang sangat pedih, Sa’adah memohon kepada Allah swt agar diberi nyawa sekali lagi, agar dikembalikan lagi kedunia. Ia tak berhenti-henti memohon. Dia berjanji kepada Allah swt untuk tidak lagi mengulangi perbuatannya selama ini. Saya berjanji kalau saya dihidupkan kembali, saya akan perbaiki segala kekurangan dan kesalahan saya dahulu. Saya akan mengaji, dan sembahyang, akan puasa yang selama ini saya tinggalkan”, ujarnya.

Akhirnya, Allah swt mengabulkan permohonan sa’adah. Dia siuman dari masa komanya selam tiga hari. Diapun menangis tersedu-sedu dan bertaubat nasuhah. Oleh Pak Ustadz ia lalu dibawa ke Mekkah. Disana ia menjadi jamaah yang rajin ibadah. Kalau wanita itu pergi kemasjid padawaktu magrib, dia akan Cuma balik kekamarnya lagi setelah sembahyang subuh”, ujar Pak Ustadz.

Melihat perubahan radikal pada ibadahnya, Pak Ustadz pun sempat menasehatiagar ia tetap menjaga kesehatnnya , jangan sampai ibadah melupakan kesehatan, “Gak Apa-apa Pak Ustadz , saya sudah membawa buah kurma jadi bisa saya makan ketika saya merasa lapar”, jawabnya.

Menurut sa’adah, seperti yang ditutrkan Pak Ustadz sepnajang berada di masjidil haram dia mengqada mengganti semua sembahyang yang ditinggalkannya dahulu. Selain itu ia juga berdoa dengan sangat kyusu’ agar diampuni segala dosa-dosanya.

Kepada Pak Ustadz sa’adah juga meminta agar nanti berkenan mengajarkan suaminya bule untuk bisa sholat dan mengaji. “saya akan mengajak suami saya pergi haji. Sebagaimana saya, suami saya itu islam pada namanya saja. Tapi itu semua kesalahan saya. Say sudah berhasil membawanya masuk islam, tetapi saya tidak membimbing dia. Bukan itu saja sayapun malah yang jadi seperti orang yang bukan islam”, ujarnya penuh penyesalan.

Demikian sebuah kisah luar biasa tentang seorang jamaah haji yang mengalamai koma berhari-hari , namun Allah swt akhirnya memberikan Hidayah. Semoga kita bisa belajar dari kisah ini..! Aamiin.

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 11 Juli 2018

MENINGGAL USAI SHOLAT SUBUH

MENINGGAL   USAI SHOLAT SUBUH

Dasbor "Rahasia Illahi 2"


MENINGGAL USAI
SHOLAT  SUBUH

“ Saat Haji Ahmad bilang mau pulang itu, aku baru sadar bahwa itu sebagai tanda bahwa beliau mau pulang ke Ramatullah untuk selama-lamanya “.

Siang itu pagi cukup cerah. Hambali (45 Thn) mendatangi rumah haji Ahmad (55 Thn) dengan menggenggam setangkup harapan. Sepanjang perjalanan, hati Hambali berbinar. Dia membayangkan anaknya tersenyum karena dia pulang membawa sepatu. Beberapa hari yang lalu H. Ahmad berjanji akan membelikannya sepasang sepatu.

Tiba dirumah Haji Ahmad , Hambali tidak merasa ada firasat apapu. Dia memandang sekeliling. Sepi, dia mengetuk pintu; mengucapkan salam. Satu menit berlalu lima menit terlewati.

Hati hambali bimbang. Tak mungkin dia pulang tanpa membawa sepatu. Untung sepuluh menit kemudian dia mendengar suara salam dari dalam rumah, langkah seorang berjalan kearah pintu. Tapi Tapi saat pintu terbuka , Hambali sedikit terperanjat. Sebab yang membuka pintu kali ini Hj Aisyah (50 Thn) bukan Haji Ahmad.

Baca Juga "Wasiat Terakhir Nabi Yakub"
Baca Juga "Meniru Ali bin Abi Thalib Sosok Figure Sederhana"

“Haji Ahmad ada bu..?” tanya Hambali
Hj Aisyah mempersilahkan Hambali duduk diteras rumah Hj Aisyah tak menjawab sepatah kata pun.
Dalam hati Hambali bertanya-tanya kenapa Haji Ahmadtak menyambutnya. Padahal saat dikunjungi ke rumah Haji Ahmad selalu dia yang menyambutnya. Hambali merasa ada sesuatu yang ganjil. Dia kembali bertanya ,”Maaf Bu ….Haji Ahmad ada..?”
Dia kembali tak mendapat jawaban. Kali ini mlaj Hj Aisyah menitikkan air mata. Hambali kian bingung Air mata Hj Aisyah kian mengucur deras” Haji Ahmad telah tiada, Pak beliau telah dipanggil yang Maha Kuasa”.

Hambali termanggu. Satu minggu yang lalu, Hambali masih bertemu H. Ahmad. Tetapi lelaki itu telah tiada Hambali mengucapkan rasa bela sungkawa.

Sehari setelah berjanji akan membelikan sepatu  buat anak Hambali, H Ahmad sakit. Penyakit paru-paru H. Ahmad kambuh, Hj Aisyah membawanya kerumah sakit. Dokter memutuskan H. Ahmad menginap dirumah sakit. Sehari menginap kesehatan H. Ahmad membaik.

“Bu, aku mau pulang dari rumah sakit “, ujar . Ahmad membuka pembicaraan kepada Hj Aisyah saat fajar.
“Bapak kan masih sakit. Jadi perlu dirawat beberapa hari lagi”.
“Aku ada janji dengan baka Hambali aku telah berjanji akan membelikan sepatu baru buat anaknya”.
“Sudahlah Pak…! Pikirkan dulu kesehatan bapak. Bapak harus dirawat dulu beberapa hari lagi dirumah sakit. Soal janji itu biar nanti saya urus jika pulang kerumah”.

“Tapi aku mesti pulang..”
“Ya nanti saya konsultasikan dokter. Semoga dokter segera mengizinkan bapak pulang kerumah”, jawab Hj Aisyah memberikan harapan. Adzan subuh berkumandang. Adzan itu yang kemudian menhentikan pembicaraan sepasang suami istri tersebut.H. Ahmadi mengajak Hj Aisyah menunaikan sholat subuh berjamaah di mushlla rumah sakit. Hj aisyah membantu H. Ahmad berdiri lalu menggandeng tangan H. Ahmad kearah mushalla rumah sakit. Tapi saat tiba di mushalla tak ada satupun jamaah. Subuh itu mushalla sepi hanya ada H.Ahmad dan Hj Aisyah.
Setelah keduanya mengambil air wudhu, dank arena tidak ada satu jamaah pun H. Ahmad dan Hj Aisyah sholat jamaah tanpa jamaah lain. Takbiratul ikhram dimulai tanpa ada jamaah lain yang datang. Hingga akhir sholat subuh yang ditunaikan H. Ahmad dan Hj Aisyah rampung. Selesai sholat subuh , H.Ahmad rebahan. Hj Aisyah masih berdzikir kemudian memanjatkan doa.

Tapi saat Hj Aisayh selesai bedoa, lantas membangunkan suaminya H. Ahmad tak bergeming; terlihat nyenyak tidur dalam keadaan terlentang dengan tangan bersedekap, tangan kanan diatas tangan kiri persis seperti orang sholat.  Berkali-kali sang istri mengguncang tubuh H. Ahmad. Tapi tetap saja H. Ahmad tak membuka mata, apalagi bangun karena memang sudah dipanggil oleh sang Maha Pencipta. Hj Aisyah merasa ada sesuatu yang telah terjadi. Ia memeriksa pergelangan tangan dan nafas H. Ahmad.

Ia pun sadar, H. Ahmad telah tiada. Hj Aisyah berteriak minta tolong. Beberapa orang lalu berdatangan termasuk perawat yang bertugas jaga Hj. Aisyah terkulai lemas setelah mendapatkan kepastian bahwa H. Ahmad suaminya telah tiada. Lelaki baik dan penuh kesabaran yang telah menikahinya selama 30 tahun itu kini telah meninggal.

Dimata orang H. Ahmad sosok lelaki yang dikenal baik dan sabartaat dalam menjalankan agama. Begitu juga dimata Hambali. Dimatanya H. Ahmad adalah lelakikharismatik yang selalu ringan tangan membantu keperluan orang lain. Termasuk dirinya. Anak-anak bisa sekolah berkat bantuan H. Ahmad.

H. Ahmad dikenal sebagai guru Bahasa Inggris dislah satu sekolah Islam. Selain itu, H. Ahmad juga dikenal sebagai pencerah yang kharsimatik. Meski H. Ahmad memiliki postur tubuh yang kecil tetapi ramah dan gamapang bergaul dan cukup pintar, tidak memiliki ambisi jabatan. Itulah yang membuat orang menaruh hormat.

Haji Ahmad lahir ditengah keluarga terpandang dan memang kaya. Tetapi ia tetap menjalani hidup sederhana jika dibandingkan dengan saudara-saudara atau family H. Ahmad yang lain. Tak sedikt saudara-saudara family H. Ahmad yang hidup dilimpahi kekayaan memiliki mobil dan rumah mewah. Hai Ahmad memang tergolong diurutan yang bawah. Maklum sebagian saudara-saudara atau family haji Ahmad terjun disunia bisnis dan menjadi pengusaha.

Sekalipun berad diurutan bawah, Hai Ahmad tidak bisa dibilang kekurangan. Selain sebagai guru Bahasa Inggris , Haji Ahmad dikenal juga sebagai mubaligh Haji Ahmad sering diundang mengisi ceramah dibeberapakota hingga diundang ke manca Negara.

Sebenarnya, Haji Ahmad cukup mumpuni untuk menjadi seorang Kepala Sekolah. Tetapi dia tidak mau memanggu jabatan itu. Padahal, disekolah tempat Hai Ahmad mengajar itu adalah sekolah milik Yayasan keluarga Haji Ahmad. Tapi dia lebih memilih jadi pengajar dan guru bahasa Inggris. Pilihan itu karena Haji Ahmad merasa tak mudah untuk menjadi pemimpin seperti Kepala Sekolah .

Dia tak haus jabatan selain dikenal sebagai seorang  guru Bahasa Inggris dan juga penceramah Haji Ahmad dikenal pula sebagai seorang pembimbing. Wajar jika dia sering menunaikan ibadah Haji ke Tanah Suci karena dipercaya sebagai pembimbing Haji.

Jika menolong orang Haji Ahmad kerap tidak setengah hati. Dia tahu arti berbagi dan dengan cara itu dia merasa bahagia. Apalagi selama kurang lebih tiga puluh tahun dia menikah , Allah belum mengkaruniai seorang anak. Akhirnya Haji Ahmad pun suka menjadiorang tua asuh ; memberi bantuan biaya sekolah kepada beberapa orang tua yang tidak mampu dan salah satu dari mereka itu adalah Hambali.

Dedikasi itulahyang memutuskan yayasan kemudian mempercayakan santunan anak yatim dan beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu dipundak Haji Ahmad. Saat Haji Ahmad masih hidup, ada sekitar dua puluh anak Yatim dan kurang mampu yang mendapatkan uluran tangan yayasan yang diurus oleh haji Ahmad.

Kepergian Haji Ahmad yang tiba-tiba itu membuat Hambali termenung.Baru seminggu yang lalu bertemu kini sudah dipanggil Allah – pergi untuk sleamanya. Bayangan sepatu baru yang sempat dijanjikan Haji Ahmad pun buyar. Dalam pikiran Hambali apa yang nanti akan diceritakan kepada anaknya jika nanti ia pulang dengan tangan kosong – tak membawa sepatu baru ..?. Padahal, sebelum berangkat Hambali sudah berserita kepada anaknya nanti pulang dari rumah haji Ahmad dia membawa sepatu baru. Sepatu pemberian dari haji Ahmad.

Seteleah bercerita tentang kepergia Haji Ahmad yang tiba-tiba dan tidak terdugaitu, Hj Aisyah menghapus air mata yang tadi tumpah, menetes deras dan membasahi pipi. Seolah-olah setelah dia bercerita itu beban hidup Hj aisyah berkurang. “Saat Haji Ahmad bilang mau pulang itu aku baru sadar bahwa itu , sebagai tanda bahwa dim au pulang ke Rahmatullah untuk selama-lamanya. Waktu itu saya ternyata tidak tahu”, ujar Hj Aisyah.
Hambali mengangguk.

Tak enak lama-lama dirumah Haji Ahmad, padahal Hj Aisyah lagi berkabung, Hambali memutuskan segera pulang. Tapi belum sempat dia pamit Hj Aisyah bicara seraya menyerahkan bungkusan plastic yang didalamnya berisi kardus . “Ini ada amanat dari almarhum untuk bapak”.
“Amanat apa bu, Bu…? Tanya Hambali.
“Sebelum meninggal, Bapak berbpesan dan menitipkan amanat tolong anaknya Pak Hambali dibelikan sepatu.Dan ini adalah sepatu yang dititipkan oleh Pak Haji Ahmad kepada Bapak”.

Hambali menerima bingkisan plastik berisi sepatu yang diserahkan Hj Aisyah dengan tangan gemetar. Haji Ahmad yang sudah pergi ternyata masih meninggalkan rejeki dan kebahgian bagi orang yang masih hidup yaitu sepatu baru buat anak Hambali.

“Karena saya tidak tahu ukuran sepatu anak bapak, maka saya membeli sepatu dengan ukuran sembarangan. JIka nanti sepatu ini tidak cukup buat anak bapak dalam amplop ini ada uang yang bisa bapak belikan sepatu baru yang pas buat anak bapak lanjut Hj Aisyah.

Hambali takhenti-hentinya bersyukur. Dia bersyukur, pulang bisa membawa sepatubaru buat anaknya. Selain itu, dia bersyukur ternyata janji Haji Ahmad terbayar melalui tangan Hj Aisyah.
Ikhtibar diatas sosok figure seorang yang dermawan dan bersyukur kepada Allah meskipun dia tidak diberikan amanah oleh Allah swt seorang anak tetapi dia masih bisa berbuat baik selaykanya orang tua dengan membantu kebutuhan sekolah anak-anak yang kurang mampu. Sediktpun kebaikan yang pernah kita tanam jangan khawatir pasti Allah akan membalasnya dan bahkan akan menemui kebaikan-kebaikan yang baru di masa mendatang.

Wallahu ‘alam Bhisawab Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 11 Juli 2018

MUKJIZAT SEDEKAH SETELAH IJAB QABUL

MUKJIZAT SEDEKAH   SETELAH IJAB QABUL

Dasbor "RahasiaIllahi 2"

MUKJIZAT SEDEKAH
SETELAH IJAB QABUL

“ Aku terpaku seketika, Hanya waktu beberapa menit, sedekah yang kami berikan berbalas nilai yang jauh lebih besar “.

Aku harus percaya bahwa jodoh itu sudah ditentukan Tuhan, hanya saja kita khususnya aku tak pernah mengetahui siapa jodoh yang kelak disandingkan di sebelahku. Rahasia besar itu hanya hak Zat Yang Maha Besar. Sang Pencipta Kehidupan dunia ini.

Namun sebgao hamba_Nya aku terus berikhtiar akan mencari sebeah tulang rusukku. Ditengah kesibukkanku menempuh pendidikan , aku bertemu dengan seorang wanita yang usianya berada diatasku. Seorang wanita yang sudah mapan dalam penghasilan. Bahwa wanita itu juga menjanjikan akan memperkerjakan akau di kantor tempat pamannya bekerja jika aku sudah menjadi suaminya.

Seperti hal nya keyakinanku akan jodoh yang sudah ditentukan. Barangkali, wanita yang berusia diatasku itu bagian dari tulang rusukku. Terbukti, aku dan dia tak berhasil mewujudkan mahligai pernikahan, kami tak bisa membina hubungan lebih jauh dia bukan jodohku.

Baca Juga "Mengamalkan Doa Ibrahim Jenazah Tidak Tersentuh Api"
Baca Juga"Taubatnya Sang Waria Meniti Jalan Illahi"
 
JODOH ITU REJEKI.
Setiap insane pasti mendambakan jodoh yang datang secepatnya, tak kecuali aku. Sebagai lelaki, barang kali aku lebih leluasa dari wanita. Istilahnya, laki-laki adalah pemburu , sementara wanita adalah sesuatu yang diburu. Jadi lelaki lebih punya banyak kesempatan untuk mendapatkan jodoh lebih cepat. Inilah mungkin yang boleh disebut sebgai ikhtiar. Ya……ya, aku terus berikhtiar lewat usaha langsung maupun kirim sinyal melalui teman, saudara ataupun siapa saja yang berpotensi kumintai bantuan dalam hal jodoh.

Jodoh itu rejeki, itu pendapat yang tersemat dalam pikiranku. Alhasil, jika ingin mendapatkan rjeki selain aku harus bekerja aku juga harus punya kail untuk memancing rejeki itu datang.

Berbicara soal rejeki, aku jadi ingat tausiah yang disampaikan seorang ustadz di masjid tempat tinggalku. “Hendaklah kita rajin bersedekah , sebab bersedekah itu dapat meringankan yang berat, dapat menghindari kita dari musibah dan dapat mendatangkan rejeki”.

Hati ini sangat terkesan dengan tausiah yang disampaikan itu, hingga timbuldalam pikiranku untuk memancing rejeki itu dengan memperbanyak sedekah. Akupun mulai melakukannya, meski sedekah yang saya lakukan hanya sebatas, kemampuanku. Aku tidak ingin memaskakan diri bersedekah di luar apa yang kumiliki.

Suatu hari, seorang kenalan lama mempertemukan aku dengan seorang perempuan bernama Intan Ageng Permata Sari. Cerita pertemuanku dengan jodohku itu terkesan sangat lucu. Wanita itu sedang bertamu dirumah tetangga kenalan lamaku, sebutlah dia bernama Mas Bud. Saat kami sama-sama berada diluar rumah. Tiba-tiba Mas Bud berseloroh ; “Insya Allah wanita itu jodohmu”. Sebuah ucapan yang jelas-jelas tertuju untukku.

Aku memandang Mas Bud dengan bola mata tak percaya. “Mas ini ngomong apa..?”, timpalku kemudian.
Mendengar ucapan Mas Bud yang yakin tiba-tiba aku memandang kearah wanita yang kata Mas Bud Jodohku, “Masa Iya” aku masih kurang yakin.
Mas Bud menepuk bahuku. “Ikhtiarlah, kamu harus berkenalan dengannya”, pinta Mas Bud
Aku merasa kikuk. Berkenalan..?. Apa yang harus kulakukan..?.
“Ayolah…” desak Mas Bud.
Kembali aku memandang Mas Bud…
“Benar dia jodohku Mas..?”, aku masih minta dukungan.

Mas Bud mengangguk sambil tersenyum.
“Kalau wanita itu benar jodohku. Aku akan bersedekah setelah ijab Qabulkuucakan”, begitu janji kepada mas Bud.
Aku mengangguk pasti. Mas Bud kembali menepuk pundakku
“Bagus, sekarang berusahalah untuk mendekatinya “, pinta mas Bud kemudian. Lalu aku pun dengan dada berdebar-debar mendekati wanita yang dibilang mas Bud jodohku. Aku berkenalan dengannya hingga berlanjut dengan keberanianku, mengungkapkan apa yang aku inginkan.

Ternyata….Alhamdulillah.Harapanku tak bertepuk sebelah tangan. Bahkan kemudian perkenalan singkat itu berkembang menjadi rencana pernikahan. Pada saat rencana itu kami sepakati akupun memberitahukan janji yang pernah kuucapkan pada Mas Bud .”Setelah Ijab Qabul Pernikahan kita aku berjanji untuk langsung bersedekah”, katakau kepada calon istriku.

Dia belahan dari tulang rusukku menyambut dengan gembira janji yang telah kuucapkan. “Berapa nominal sedekah yang akan kamu berikan mas..?” tanyanya.

“Pada Mas Bud aku tak menyebutkan besarnya nilai sedekah itu, namun aku ingin bersedekah senilai satu juta rupiah”, jelasnya. Nama istriku yang bernama lengkap Intan Ageng Permata sari menyambut antusias nialai yang aku s ebutkan itubahkan dia memberikan gagasan, nilai sedekah yang dijanjikan itu didukung berdua. Jadi masing-masing kami mepersiapkan sebesar lima ratus ribu rupiah, dimasukkan kedalam amplop dan diberikan kepada Penghulu setelah ijab Qabul dianggap sah.

Aku setuju saja dengan gagasan calon istriku, bahkan aku menjadi sangat gembira ternyata calon istriku seorang wanita yang juga mengerti arti sedekah.

BA”DA IJAB QABUL.
Sebuah persiapan menuju sakaralnya acara pernikahan, kami lakukan dengan segenap kegembiraan. Hari itu adalah hari yang paling bersejarah bagiku dan juga istriku calon istriku. Dibenak kami terbayang kebahagiaan berumah tangga yang akan kami rasakan.

Taka lama lagi, namun bayangan itu segera kutepis. Sebab, aku harus menyelesaikan terlebih dahulu tugas yang berat. Ya bagiku berhadapan dengan penghulu itu cukup berat. Degup jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya dan butir-butir keringat pun membanjiri sekujur tubuh.

“Apakah saudara sudah siap..?”
Pertanyaan yang diajukan Pak Penghulu semakain memacu andrenalinku. Aku dengan segala keinginan dan kesungguhan yang bulat tentu saja mengiyakannya. Maka, ketika penghulu menjabat tanganku aku menyambut apa yang diucapkannya , seketika itu juga lidahku berkata dengan begitu lancar

“Saya terima nikahnya dan kawinya Intan Agen Permata Sari binti Hendra Ginanar Arwinto dengan mas kawin yang tersebut tunai….!!!”.
Koor puji syukur langsung terdengar dari mulut para hadirin. “Alhamdulillah !”
Aku merasa senang . Dada ini terasa lapang karena berhasil melewati fase yang aku khawatirkan. Rasa senang dan lega yang kualami membuatku teringat janji yang harus kutunaikan. Aku harus menyerahkan sedekah ini kepada Pak penghulu.

“Pak ini ada sedikit uang sedekah. Mohon Bantuan bapak untuk diserahkan kepada yang lebih berhak”, begitu ucapku setelah Ijab Qabul selesai denagn sempurna.

Pak Penghulu memandang kami dengan senang. Amanah ini akan segera saya sampaikan “, begitu sahut Pak Penghulu. Apa yang terjadi setelah saya menyerahkan sebuah amplop bernilai satu juta rupiah itu ketangan penghulu…?. Sesuatu yang menakjubkan telah terjadi dan membuat hati ini benar-benar faham akan hikmah sebuah sedekah.

Masih dalam hitungan menit setelah menyerahkan amplop ke tangan Pak Penghulu, tiba-tiba seseorang yang hadir dalam acarapernikahan itu menyeruak kedepan. Dia sambil mengucapkan selamat kepada kami menyerahkan amplop yang cukup tebal dari amplop yang kuserahkan pada Pak Penghulu.

“Saya turut gembira “, begitu ucap si lelaki saat kami menerima amplop tebalnya. Dan selepas acarapernikahan kami berdua yang penasaran dengan tebalnya amlop dari tamu yang memang kami undang itu segera membukanya. Setelah kami hitung….

“10 juta”,…
Aku terpaku seketika. Hanya dalam waktu beberapa menit sedekah akmi berikan terbalas dengan nilai yang jauh lebih besar Allahu Akhbar..!.

Wallahu ‘alam Bhisawab Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 11 Juli 2018

SAAT IBADAH HAJI, GILA MASUK RSJ

SAAT IBADAH HAJI,   GILA MASUK RSJ

Dasbor "Rahasia Illahi 1"


SAAT IBADAH HAJI,
GILA MASUK RS JIWA

“Apa yang dilakukan haji Khaerun sebelum pergi haji tidaklah islami, bersentuhan dengan dunia perdukunan. Tak aneh, tubuhnya dimasuki tiga jin sekaligus yang tidak lain “pesanan“ dari gurunya yang juga seorang dukun “.

Sejatinya, saat kita pergi haji semata-mata agar bisa mendapatkan pengalaman spiritual yang tak ternilai di Kota Suci, Mekkah dan Madinah. Salah satunya, sebuah pengalaman bagaimana kita begitu dekat dengan sebuah benda yang bernama Kiblat (Ka’bah). Inilah kubus yang menjadi arah segala umat islam yang sedang menjalankan ibadah sholatnya.


Pengalaman menajubkan para jamaah haji itulah yang membuat mereka yang telah pergi haji selalu ingin kembali lagi kesana. Maka tak heran, jika kita mendengar bahwa si A telah pergi haji hingga tujuh kali. Bukan ia karena ia ingin menghambur-hamburkan uang dengan seringnya berbpergian haji tersebut. Namun semua semata karena rasa rindu yang akut pada sosok Ka’bah Masjidil Haram, masjid Quba, Masjid Nabawi, dan sebagainya.


Sebab, ibadah haji itu ibarat orang yang sedang “Jatuh cinta orang saja, kalau sudah jatuh cinta pada seorang gadis (misalnya) ingin selalu bertemu. Sehari tak bertemu rasanya seperti sebulan dan sebulan tak jumpa seperti setahun. Karena itu obat orang yang sedang jatuh cinta adalah bisa bertemu dengan kekasihnya.


Demikianlah ibadah haji. Ka’bah dan sekitarnya itu ibarat pacar bagi jamaah haji.Ketika mereka berpisah dengan pacarnya, otomatis ada rasa rindu ingin bertemu kembali dengannya. Karena itu, perlu dipertanyakan ibadah hajinya jika sudah bertemu dengan Ka’bah, Masjidil Haram dan sebagainya, tapi tak ada lagi rasa rindu ingin bertemu dengannya lagi.


Kisah haji berikut ini menggambarkan keadaan demikian, yaitu alih-alih ingin menjalankan ibadah hajinya dengan baik dan benar, ia justru dilanda stress yang sangat mendalam hingga iapun diduga telah gila oleh orang-orang terdekatnya hingga dimasukkannya kedalam Rumah Sakit Jiwa (Mental Hospital).


Sebut saja namanya haji Khaerun. Saat berada di Madinah , sebenarnya tidak ada yang aneh dan terjadi apa-apa padanya. Bahkan ia terlihat pendiam dan ikut sholat saat jamaah yang lain sholat di Masjidil Nabawi, Madinah. Namun, keadaan mulai berubah saat perjalanan menuju kota Mekkah.


Menurut ustadz yang membimbingnya, sehari setelah tiba di Mekkah, hai Khaerun mengaku tidak enak badan. Hal itu dituturkan oleh istrinya sendiri yang menemaninya pergi haji. Karena itu iapun langsung dibaringkan dikamar tidurnya. Namun setelahitu, kejadian aneh justru mulai menghinggapinya. Seak itu ia sering berteriak-teriak sendiri, menangis dan tertawa. Kata-katanya mulai kacau dan tidak bisa dipahami orang pada umumny. Bahkan ia mulai tidak mengenal istri dan anggota rombongan lainnya.


Saat ditanya ustadz apa saja yang dilakukan suaminya ketika masih ditanah air. Sang istri tidak banyak menjawa. Akhirnya paramedic pun dipanggil untuk menanganinya. Namun hasil pemeriksaan mengejutkan bahwa Haji Khaerun tidak mengalami sakit apapun. Keadaan dan suhu badannya normal-normal saja alias tidak sakit jiwa.


Akhirnya semuanya sepakat bahwa. Haji Khaerun harus ditangani lebih seirus. Mak, dibawalah ia kerumah sakit Jiwa (Mental Hospital). Karena sejak itu, perangai anehnya tak pernah berhenti dilakukannya seperti berteriak histeris, menangis dan kadang-kadang tertawa sendiri.


Ketika berada dirumah sakit jiwa kejadian aneh kembali terjadi. Haji Khaerun bukannya diam ditempat saat diperiksa oleh dokter ia malah berlari-lari ke koridor rumah sakit. Sikapnya menunjukkan bahwa dia sudah gila. Bahkan terkadang mulutnya mengeluarkan buih.


Keluar Tiga Jin Dari Tubuhnya.
Pada hari ketiga di Mekkah, semuanya sepakat bahwa Haji Khaerun harus diobatkan kepada seorang ustadz dari Indonesia yang sudah lama tinggal di Mekkah. Barangkali ia membutuhkan terapi secara spiritual dari seseorang. Dalam proses pengobatan itulah akhirnya diketahui kalau dalam tubuh Haji Khaerun terdapat 3 Jin yang sudah lama menghinggap disana.

Oleh sang Ustadz Jin itu akhirnya dikeluarkan. “Alhamdulillah, sang Ustadz berhasil mengeluarjkan jin tersebut”, kata Ustadz yang membimbingnya.

Setelah peristiw itu, sang istri baru menceritakan semuanya tentang suaminya. Khusunya berkaitan dengan aktivitas mistik yang pernah dilakukannya. Dikisahkan bahwa suaminya memang suka dengan dunia mistik. Dengan sering berguru pada seorang dukun untuk mendapatkan keberkahan hidup.

Singkat kata, Haji Khaerun sendiri akhirnya memiliki penghuni di tubuhnya yaitu 3Jin tersebut. Sang istri sebenarnya mengetahui akan hal itu. Hanya saja, belum sampai dikisahkan pada kejadian pertama saat suami mengalami stress. Bisa jadi, ia akan malu kalau menceritakannya.

Dengan Jin yang ada ditubuhnya tersebut Haji Khaerun merasa memiliki kesaktian. Ia sendiri akhirnya menjelama menjadi seperti seorang dukun yang suka mengobati orang ketika sakit. Namun pendekatan yang dilakukan bukanlah dengan jalan syariat yaitu dengan mengamalkan doa dan dzikir. Tapi doa-doa aneh yang mirip dengan kejawen. Doa-doa itulah yang digunakan untuk mengobati orang.

Ini adalah dugaan sementara bahwa penyebab stress nya Haji Khaerun di Mekkah adalah karena factor ini. Bisa jadi, ada sebab lain yang memang tidak diketahui pasti oleh istri, ustadz yang membimbingnya hingga ustadz yang mengobatinya saat stres di Mekkah tersebut. Hanya Allah lah yang Maha Tahu.

Yang jelas apa yang dilakukan haji Khaerun sebelum pergi Haji tidaklah islami. Yaitu bersentuhan dengan dunia perdukunan. Dengan begitulah tubuhnya dimasuki oleh tiga jin sekaligus yang tidak lain merupakan “pesanan” dari gurunya yang juga seorang dukun.

Karena itu, saat Haji Khaerun mengalami stress di Mekkah hingga mengakibatkannya seperti orang gila dan kemudian keluar 3 jin dari tubuhnya, dugaan –dugaan bahwa sebab semuanya itu karena ia suka bermain mistik mulai muncul ke permukaan.

Meski, begitu, sebagai pelajaran bagi kita semua, bahwa kita memang dianjurkan oleh syariat untuk meninggalkan mistik dan perdukunan. Islam memang menganjurkan kita untuk percaya kepada hal yang ghaib. Namun, percaya kepada hal yang ghaib bukan berarti kita harus takhluk pada tipu daya setan yang bisa masuklewat jalan perdukunan dunia mistik. Kita hanya percaya bahwa setan , jin atau iblis itu memang benar adanya. Dan kita boleh memanfaatkan setan atau jin tersebut untuk kebaikan seperti yang dilakukan Nabi Sulaiman as.

Jadi, kita yang memperdaya jin bukan kita yang diperdaya oleh jin. Kita ajak jin itu kedalam agama islam, itu yang benar. Setelah itu, kita baru memanfaatkannya. Sebab, jin muslim pun sama seperti kita yang beragama Islam, yaitu tunduk kepada kebenaran yang dibawa Rasulullah saw.

(Wallahu A’lam Bisshawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 10 Juli 2018

Sunday, 8 July 2018

RAKUS HARTA SAUDARA, HARTA HABIS TERBAKAR

RAKUS HARTA SAUDARA,   HARTA HABIS TERBAKAR

Dasbor "Rahasia Illahi 1"

RAKUS HARTA SAUDARA
HARTA HABIS TERBAKAR

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka-sama suka di anatara kamu “.

Ayat diatas melarang untuk berlaku dzalim terhadap harta orang lain. Kita dilarang mengambil harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu dengan tipu daya atau merampas harta milik orang lain yang bukan milik kita.


Dalam perjalanan hidup ini , kita tentu sering mendengar orang-orang yang suka mengambil harta orang lain dengan dzalim, baik harta tetangganya maupun harta saudaranya sendiri. Kita bisa mengambilpelajaran dari mereka , bagaimana harta yang mereka kumpulkan selama bertahun-tahun , tiba-tiba lenyap dalam hitungan menit saja. Kisah-kisah nyat seperti itu sering terjadi di dunia ini. Hal ini sesungguhnya semata-mata sebuah peringatan Allah, baik kepada orang yang bersangkutan atau kepada manusia lainnya sebagai pelajaran (Ikhtibar). Kisah nyata dibawah ini salah satu contohnya.


Siang itu, tiba-tiba masyarakat Desa Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah dikagetkan dengan kobaran api yang keluar dari rumah Pandi. Api itu makin lama kian besar dan ganas melahap rumahnya. Rumah itu memang dalam keadaan sepi. Keluarga Pandi sedang tidak ada dirumah. Pandi sendiri berada disawah ketika kebakaran itu terjadi.


“Di mana Pandi..?, tanya yang lainnya.
“Oh dia sedang ada di sawah”, kata yang lainnya lagi.
“Cepat panggil dia dan beritahukan kepadanya kalau rumahnya terbakar”, kata orang yang pertama kali menyaksikan rumah itu terbakar.


Maka pergilah seseorang untuk memberitahu kejadian itu kepada Pandi. Setelah diberitahu , betapa terkejutnya Pandi dan seolah merasa tidak percaya apa yang didengarnya itu.


“Apa..?! Rumah saya terbakar…?!”, tanya Pandi seolah tidak percaya.
Pandi kemudian bergegas pulang kerumahnya. Setelah sampai dirumah Pandi sudah menemui beberapa masyarakat yang sedang bergotong royong memadamkan api yang makin lama kian membesar itu.


Pandi makin emosi saja mendengarnya.Lama sudah masyarakat berusaha memadamkan api itu namum belum bisa dipadamkan. Malah api itu makin membesardan terus-menerus menyapu bagian – bagian bangunan rumah Pandi.


“Braaak…!”.
Tiba-tiba saja dua ekor sapi yang sejak tadi terjebak didalam rumah yang terbakar itu menerobos pintu depan rumah Pandi untuk menyelamatkan diri dari kobaran apiyang ganas. Kulit-kulitnya sudah melepuh karena terbakar api.


“Aduh sapi-sapai kesayanganku..! Untung kamu bisa menyelamatkan diri “, ucap Pandi sambil mengelus-ngelus kedua ekor binatang itu.


“Tolong, amankan dulu sapi-sapi saya ini di tempat yang jauh dari sini”, suruh Pandi kepada salah seorang yang hadir disana.


Belum lama Pandi merasa senang dengan selamatnya sapi-sapi kesayangannya itu, tiba-tiba dia terkejut kembali ketika suara gemuruh menyeruak cukup keras ketelinganya.
“Bruuuuk…!”.
Tiba-tiba rumah Pandi ambruk ketanah hanya tiang-tiang penyangga rumah itu saja yang masih berdiri, dan itupun hanya sebagian saja yang masih berdiri dan sudah gorong.


“Aduh rumahku..! Kenapa nasibku begini..?, Apa yang menyebabkanmu terbakar..?, ratap Pandi penuh penyesalan. Pandi tertunduk lemas setelah rumahnya ambruk hampir rata dengan tanah.Dia menyesali dirinya sendiri menyalahkan diri sendiri.


Setelah cukup lama menyesali nasibnyaitu, Pandi kemudian bertanya kepada orang – orang yang hadir disana.
“Kalian tahu enggak, apa yang menyebabkan rumah saya terbakar..?,
“Kami tidak tahu Pan karena ketika kami datang rumah itu sudah dalam keadaan terbakar”, jawab mereka.
Sejenak Pandi terdiam, mencoba mengingat-ingat apa saja yang ada didalam rumah ketika ditinggalkan untuk pergi kesawah tadi.


“Wah, saya lupa memadamkan obat nyamuk, yang aku hidupkan tadi pagi untuk keperluan sesuatu.Mungkin itu yang menyebabkan rumah saya terbakar”, ucap Pandi menduga-duga.


Tidak terasa haripun sudah hampir sore dan menjelang malam hari. Sebagian masyarakat sudah ada yang kembali kerumah masing-masing sisanya masih lagi ada ditempat kejadian sambil mengobrol tentang terbakarnya rumah Pandi.


Esok harinya dan hari-hari berikutnya masyarkat kembali melakukan aktivitasnya masing-masing begitupun dengan Pandi dan dua ekor sapi kesayangannya.


Namun lukanya yang cukup parah, Pandi tidak kuasa melihat sapi-sapi itu bila terus dipertahankan hidup. Dengan berat hati. Akhirnya sapi-sapi itu disembelih. Meskipun masyarkat lega dengan berhasilnya kobaran api itu dipadamkan, tetapi mereka sesungguhnya menyimpan tanda tanya besar, mengapa hanya rumah Pandi saja yang terbakar..?, Bukankah rumah Pandi begitu dekat dengan rumah-rumah yang lainnya, Bahkan hampir berhimpitan..?. Padahal, api yang membakar rumah itu pun begitu hebatnya seperti ular besar yang menyambar-nyambar kesegenap penjuru arah.


Memakan Harta Warisan Saudaranya.
Menurut pengakuan Warsidi (24 Thn), tidak ada sebab yang jelas kenapa rumah Pandi tiba-tiba terbakar. Tapi menurut Pandi sendiri, rumahnya terbakar karena lupa mematikan obat nyamuk itu ketika dirinya hendak pergi kesawah. Dan anehnyasemua tetangga dekatnya sendiri tidak ada yang tahu . Kebakaran itu baru ketahuan ketika apinya sudah membesar.


“Tuhan Maha Adil. Kalau harta kita didapatkan dari jalan haram, maka Tuhan pun akan membalasnya dengan balasan yang setimpal. Begitupun sebaliknya “, ujar Warsidi menjelaskan, kenapa rumah Pandi tiba-tiba terbakar.


Memang benar, harta yang didapatkan oleh Pandi tidak sedikit yang dihasilkan dari merampas milik saudaranya sendiri. Dulu ketika orang tua Pandi meninggal dunia , orang tuanya itu mewariskan semua harta kekayaannya kepada anak-anaknya. Semua anak-anaknya mendapatkan jatah yang sama. Dibagi secara adil oleh orang tuanya.


Tapi, beberap hari kemudian, Pandi mulaibersikap tidak baik terhadap saudar-saudarnya. Sikap rakusnya mulai muncul. Dia mencoba ingin menguasai semua pemberian orang tuanya yang telah diberikan kepada saudara-saudaranya . Dengan berbagai cara akhirnya usaha Pandi tidak sia-sia. Dia berhasil menguasai semua kekayaan saudara-saudaranya hasil warisan orang tuanya.


“Sebagai saudara paling tua ,Pandi sangat berkuasa sekali terhadap saudaranya yang lainya. Dia merasa paling berhak memiliki harta warisan orang tuanya”, ujar Ramirah (75 Thn).


Anehnya, saudara-saudara Pandi tidak kuasa melakukan perlawanan terhadap saudara tuanya itu. Mereka hanya bisa menyesal setelah harta kekayaannya diambil. Sebagi adik, mereka hanya bisa mengelus dada. Mereka tidak mau dan tidak berani membawa perkara tersebut ke pengadilan. Biarlah, Allah swt saja yang membalasnya.


“Adik-adiknya merasa kesal dengan sikap Pandi kakaknya itu. Akhirnya mereka berdoa agar di akhir hidupnya kakaknya mengalami nasib yang tidak baik”, ujar Warsidi lebih lanjut.


Ternyata doa saudara-saudara muda Pandi diakabulkan oleh Allah swt. Rumah dan kekayaan Pandi akhirnya lenyap seketika karena terbakar. Bagi Pandi sendiri, setelah rumahnya habis terbakar, sikapnya mulai berubah. Dia mulai sadar dengan kesalahannya dirinya. Kesalahan yang telah diperbuatnya kepada adik-adiknya.


Sementara itu adik-adik Pandi tidak menaruh dendam kepada kakaknya itu. Mereka tetap mau menerima Pandi dan keluarganya menumpang dirumah mereka sebelum Pandi mampu membangun kembali rumahnya.


Setelah cukup lama menumpang hidup dirumah saudar-saudaranya , akhirnya Pandi berniat membangun kembali rumahnya. Karena tidak punya cukup uang Pandi pun menjual tanahnya yang merupakan satu-satunya harta kekayaan berharga yang tersisa darinya. Tidak lama kemudian berdirilah rumah barunya itu. Walaupun bentuknya lebih kecil dari rumah sebelumnya namun sudah cukup beruntung bagi Pandi karena akhirnya dia punya rumah sendiri.


Begitulah akhirnya Pandi merintis kembali kehidupannya yang sudah hancur akibat rumahnya terbakar itu. Menurut Ramira, di akir hidupnya Pandi terserang penyakit lumpuh, yang membuatnya tidak bisa berjalan dan bekerja. Hari-hari Pandi praktis dilakukannya di tempat tidur, menyesali hidupnya yang tidak beruntung itu. Sampai ajal menjemputnya Pandi mengalami kelumpuhan.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 9 juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...