Blog Konten Islam

Tuesday, 10 July 2018

MUKJIZAT SEDEKAH SETELAH IJAB QABUL

MUKJIZAT SEDEKAH   SETELAH IJAB QABUL

Dasbor "RahasiaIllahi 2"

MUKJIZAT SEDEKAH
SETELAH IJAB QABUL

“ Aku terpaku seketika, Hanya waktu beberapa menit, sedekah yang kami berikan berbalas nilai yang jauh lebih besar “.

Aku harus percaya bahwa jodoh itu sudah ditentukan Tuhan, hanya saja kita khususnya aku tak pernah mengetahui siapa jodoh yang kelak disandingkan di sebelahku. Rahasia besar itu hanya hak Zat Yang Maha Besar. Sang Pencipta Kehidupan dunia ini.

Namun sebgao hamba_Nya aku terus berikhtiar akan mencari sebeah tulang rusukku. Ditengah kesibukkanku menempuh pendidikan , aku bertemu dengan seorang wanita yang usianya berada diatasku. Seorang wanita yang sudah mapan dalam penghasilan. Bahwa wanita itu juga menjanjikan akan memperkerjakan akau di kantor tempat pamannya bekerja jika aku sudah menjadi suaminya.

Seperti hal nya keyakinanku akan jodoh yang sudah ditentukan. Barangkali, wanita yang berusia diatasku itu bagian dari tulang rusukku. Terbukti, aku dan dia tak berhasil mewujudkan mahligai pernikahan, kami tak bisa membina hubungan lebih jauh dia bukan jodohku.

Baca Juga "Mengamalkan Doa Ibrahim Jenazah Tidak Tersentuh Api"
Baca Juga"Taubatnya Sang Waria Meniti Jalan Illahi"
 
JODOH ITU REJEKI.
Setiap insane pasti mendambakan jodoh yang datang secepatnya, tak kecuali aku. Sebagai lelaki, barang kali aku lebih leluasa dari wanita. Istilahnya, laki-laki adalah pemburu , sementara wanita adalah sesuatu yang diburu. Jadi lelaki lebih punya banyak kesempatan untuk mendapatkan jodoh lebih cepat. Inilah mungkin yang boleh disebut sebgai ikhtiar. Ya……ya, aku terus berikhtiar lewat usaha langsung maupun kirim sinyal melalui teman, saudara ataupun siapa saja yang berpotensi kumintai bantuan dalam hal jodoh.

Jodoh itu rejeki, itu pendapat yang tersemat dalam pikiranku. Alhasil, jika ingin mendapatkan rjeki selain aku harus bekerja aku juga harus punya kail untuk memancing rejeki itu datang.

Berbicara soal rejeki, aku jadi ingat tausiah yang disampaikan seorang ustadz di masjid tempat tinggalku. “Hendaklah kita rajin bersedekah , sebab bersedekah itu dapat meringankan yang berat, dapat menghindari kita dari musibah dan dapat mendatangkan rejeki”.

Hati ini sangat terkesan dengan tausiah yang disampaikan itu, hingga timbuldalam pikiranku untuk memancing rejeki itu dengan memperbanyak sedekah. Akupun mulai melakukannya, meski sedekah yang saya lakukan hanya sebatas, kemampuanku. Aku tidak ingin memaskakan diri bersedekah di luar apa yang kumiliki.

Suatu hari, seorang kenalan lama mempertemukan aku dengan seorang perempuan bernama Intan Ageng Permata Sari. Cerita pertemuanku dengan jodohku itu terkesan sangat lucu. Wanita itu sedang bertamu dirumah tetangga kenalan lamaku, sebutlah dia bernama Mas Bud. Saat kami sama-sama berada diluar rumah. Tiba-tiba Mas Bud berseloroh ; “Insya Allah wanita itu jodohmu”. Sebuah ucapan yang jelas-jelas tertuju untukku.

Aku memandang Mas Bud dengan bola mata tak percaya. “Mas ini ngomong apa..?”, timpalku kemudian.
Mendengar ucapan Mas Bud yang yakin tiba-tiba aku memandang kearah wanita yang kata Mas Bud Jodohku, “Masa Iya” aku masih kurang yakin.
Mas Bud menepuk bahuku. “Ikhtiarlah, kamu harus berkenalan dengannya”, pinta Mas Bud
Aku merasa kikuk. Berkenalan..?. Apa yang harus kulakukan..?.
“Ayolah…” desak Mas Bud.
Kembali aku memandang Mas Bud…
“Benar dia jodohku Mas..?”, aku masih minta dukungan.

Mas Bud mengangguk sambil tersenyum.
“Kalau wanita itu benar jodohku. Aku akan bersedekah setelah ijab Qabulkuucakan”, begitu janji kepada mas Bud.
Aku mengangguk pasti. Mas Bud kembali menepuk pundakku
“Bagus, sekarang berusahalah untuk mendekatinya “, pinta mas Bud kemudian. Lalu aku pun dengan dada berdebar-debar mendekati wanita yang dibilang mas Bud jodohku. Aku berkenalan dengannya hingga berlanjut dengan keberanianku, mengungkapkan apa yang aku inginkan.

Ternyata….Alhamdulillah.Harapanku tak bertepuk sebelah tangan. Bahkan kemudian perkenalan singkat itu berkembang menjadi rencana pernikahan. Pada saat rencana itu kami sepakati akupun memberitahukan janji yang pernah kuucapkan pada Mas Bud .”Setelah Ijab Qabul Pernikahan kita aku berjanji untuk langsung bersedekah”, katakau kepada calon istriku.

Dia belahan dari tulang rusukku menyambut dengan gembira janji yang telah kuucapkan. “Berapa nominal sedekah yang akan kamu berikan mas..?” tanyanya.

“Pada Mas Bud aku tak menyebutkan besarnya nilai sedekah itu, namun aku ingin bersedekah senilai satu juta rupiah”, jelasnya. Nama istriku yang bernama lengkap Intan Ageng Permata sari menyambut antusias nialai yang aku s ebutkan itubahkan dia memberikan gagasan, nilai sedekah yang dijanjikan itu didukung berdua. Jadi masing-masing kami mepersiapkan sebesar lima ratus ribu rupiah, dimasukkan kedalam amplop dan diberikan kepada Penghulu setelah ijab Qabul dianggap sah.

Aku setuju saja dengan gagasan calon istriku, bahkan aku menjadi sangat gembira ternyata calon istriku seorang wanita yang juga mengerti arti sedekah.

BA”DA IJAB QABUL.
Sebuah persiapan menuju sakaralnya acara pernikahan, kami lakukan dengan segenap kegembiraan. Hari itu adalah hari yang paling bersejarah bagiku dan juga istriku calon istriku. Dibenak kami terbayang kebahagiaan berumah tangga yang akan kami rasakan.

Taka lama lagi, namun bayangan itu segera kutepis. Sebab, aku harus menyelesaikan terlebih dahulu tugas yang berat. Ya bagiku berhadapan dengan penghulu itu cukup berat. Degup jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya dan butir-butir keringat pun membanjiri sekujur tubuh.

“Apakah saudara sudah siap..?”
Pertanyaan yang diajukan Pak Penghulu semakain memacu andrenalinku. Aku dengan segala keinginan dan kesungguhan yang bulat tentu saja mengiyakannya. Maka, ketika penghulu menjabat tanganku aku menyambut apa yang diucapkannya , seketika itu juga lidahku berkata dengan begitu lancar

“Saya terima nikahnya dan kawinya Intan Agen Permata Sari binti Hendra Ginanar Arwinto dengan mas kawin yang tersebut tunai….!!!”.
Koor puji syukur langsung terdengar dari mulut para hadirin. “Alhamdulillah !”
Aku merasa senang . Dada ini terasa lapang karena berhasil melewati fase yang aku khawatirkan. Rasa senang dan lega yang kualami membuatku teringat janji yang harus kutunaikan. Aku harus menyerahkan sedekah ini kepada Pak penghulu.

“Pak ini ada sedikit uang sedekah. Mohon Bantuan bapak untuk diserahkan kepada yang lebih berhak”, begitu ucapku setelah Ijab Qabul selesai denagn sempurna.

Pak Penghulu memandang kami dengan senang. Amanah ini akan segera saya sampaikan “, begitu sahut Pak Penghulu. Apa yang terjadi setelah saya menyerahkan sebuah amplop bernilai satu juta rupiah itu ketangan penghulu…?. Sesuatu yang menakjubkan telah terjadi dan membuat hati ini benar-benar faham akan hikmah sebuah sedekah.

Masih dalam hitungan menit setelah menyerahkan amplop ke tangan Pak Penghulu, tiba-tiba seseorang yang hadir dalam acarapernikahan itu menyeruak kedepan. Dia sambil mengucapkan selamat kepada kami menyerahkan amplop yang cukup tebal dari amplop yang kuserahkan pada Pak Penghulu.

“Saya turut gembira “, begitu ucap si lelaki saat kami menerima amplop tebalnya. Dan selepas acarapernikahan kami berdua yang penasaran dengan tebalnya amlop dari tamu yang memang kami undang itu segera membukanya. Setelah kami hitung….

“10 juta”,…
Aku terpaku seketika. Hanya dalam waktu beberapa menit sedekah akmi berikan terbalas dengan nilai yang jauh lebih besar Allahu Akhbar..!.

Wallahu ‘alam Bhisawab Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 11 Juli 2018

SAAT IBADAH HAJI, GILA MASUK RSJ

SAAT IBADAH HAJI,   GILA MASUK RSJ

Dasbor "Rahasia Illahi 1"


SAAT IBADAH HAJI,
GILA MASUK RS JIWA

“Apa yang dilakukan haji Khaerun sebelum pergi haji tidaklah islami, bersentuhan dengan dunia perdukunan. Tak aneh, tubuhnya dimasuki tiga jin sekaligus yang tidak lain “pesanan“ dari gurunya yang juga seorang dukun “.

Sejatinya, saat kita pergi haji semata-mata agar bisa mendapatkan pengalaman spiritual yang tak ternilai di Kota Suci, Mekkah dan Madinah. Salah satunya, sebuah pengalaman bagaimana kita begitu dekat dengan sebuah benda yang bernama Kiblat (Ka’bah). Inilah kubus yang menjadi arah segala umat islam yang sedang menjalankan ibadah sholatnya.


Pengalaman menajubkan para jamaah haji itulah yang membuat mereka yang telah pergi haji selalu ingin kembali lagi kesana. Maka tak heran, jika kita mendengar bahwa si A telah pergi haji hingga tujuh kali. Bukan ia karena ia ingin menghambur-hamburkan uang dengan seringnya berbpergian haji tersebut. Namun semua semata karena rasa rindu yang akut pada sosok Ka’bah Masjidil Haram, masjid Quba, Masjid Nabawi, dan sebagainya.


Sebab, ibadah haji itu ibarat orang yang sedang “Jatuh cinta orang saja, kalau sudah jatuh cinta pada seorang gadis (misalnya) ingin selalu bertemu. Sehari tak bertemu rasanya seperti sebulan dan sebulan tak jumpa seperti setahun. Karena itu obat orang yang sedang jatuh cinta adalah bisa bertemu dengan kekasihnya.


Demikianlah ibadah haji. Ka’bah dan sekitarnya itu ibarat pacar bagi jamaah haji.Ketika mereka berpisah dengan pacarnya, otomatis ada rasa rindu ingin bertemu kembali dengannya. Karena itu, perlu dipertanyakan ibadah hajinya jika sudah bertemu dengan Ka’bah, Masjidil Haram dan sebagainya, tapi tak ada lagi rasa rindu ingin bertemu dengannya lagi.


Kisah haji berikut ini menggambarkan keadaan demikian, yaitu alih-alih ingin menjalankan ibadah hajinya dengan baik dan benar, ia justru dilanda stress yang sangat mendalam hingga iapun diduga telah gila oleh orang-orang terdekatnya hingga dimasukkannya kedalam Rumah Sakit Jiwa (Mental Hospital).


Sebut saja namanya haji Khaerun. Saat berada di Madinah , sebenarnya tidak ada yang aneh dan terjadi apa-apa padanya. Bahkan ia terlihat pendiam dan ikut sholat saat jamaah yang lain sholat di Masjidil Nabawi, Madinah. Namun, keadaan mulai berubah saat perjalanan menuju kota Mekkah.


Menurut ustadz yang membimbingnya, sehari setelah tiba di Mekkah, hai Khaerun mengaku tidak enak badan. Hal itu dituturkan oleh istrinya sendiri yang menemaninya pergi haji. Karena itu iapun langsung dibaringkan dikamar tidurnya. Namun setelahitu, kejadian aneh justru mulai menghinggapinya. Seak itu ia sering berteriak-teriak sendiri, menangis dan tertawa. Kata-katanya mulai kacau dan tidak bisa dipahami orang pada umumny. Bahkan ia mulai tidak mengenal istri dan anggota rombongan lainnya.


Saat ditanya ustadz apa saja yang dilakukan suaminya ketika masih ditanah air. Sang istri tidak banyak menjawa. Akhirnya paramedic pun dipanggil untuk menanganinya. Namun hasil pemeriksaan mengejutkan bahwa Haji Khaerun tidak mengalami sakit apapun. Keadaan dan suhu badannya normal-normal saja alias tidak sakit jiwa.


Akhirnya semuanya sepakat bahwa. Haji Khaerun harus ditangani lebih seirus. Mak, dibawalah ia kerumah sakit Jiwa (Mental Hospital). Karena sejak itu, perangai anehnya tak pernah berhenti dilakukannya seperti berteriak histeris, menangis dan kadang-kadang tertawa sendiri.


Ketika berada dirumah sakit jiwa kejadian aneh kembali terjadi. Haji Khaerun bukannya diam ditempat saat diperiksa oleh dokter ia malah berlari-lari ke koridor rumah sakit. Sikapnya menunjukkan bahwa dia sudah gila. Bahkan terkadang mulutnya mengeluarkan buih.


Keluar Tiga Jin Dari Tubuhnya.
Pada hari ketiga di Mekkah, semuanya sepakat bahwa Haji Khaerun harus diobatkan kepada seorang ustadz dari Indonesia yang sudah lama tinggal di Mekkah. Barangkali ia membutuhkan terapi secara spiritual dari seseorang. Dalam proses pengobatan itulah akhirnya diketahui kalau dalam tubuh Haji Khaerun terdapat 3 Jin yang sudah lama menghinggap disana.

Oleh sang Ustadz Jin itu akhirnya dikeluarkan. “Alhamdulillah, sang Ustadz berhasil mengeluarjkan jin tersebut”, kata Ustadz yang membimbingnya.

Setelah peristiw itu, sang istri baru menceritakan semuanya tentang suaminya. Khusunya berkaitan dengan aktivitas mistik yang pernah dilakukannya. Dikisahkan bahwa suaminya memang suka dengan dunia mistik. Dengan sering berguru pada seorang dukun untuk mendapatkan keberkahan hidup.

Singkat kata, Haji Khaerun sendiri akhirnya memiliki penghuni di tubuhnya yaitu 3Jin tersebut. Sang istri sebenarnya mengetahui akan hal itu. Hanya saja, belum sampai dikisahkan pada kejadian pertama saat suami mengalami stress. Bisa jadi, ia akan malu kalau menceritakannya.

Dengan Jin yang ada ditubuhnya tersebut Haji Khaerun merasa memiliki kesaktian. Ia sendiri akhirnya menjelama menjadi seperti seorang dukun yang suka mengobati orang ketika sakit. Namun pendekatan yang dilakukan bukanlah dengan jalan syariat yaitu dengan mengamalkan doa dan dzikir. Tapi doa-doa aneh yang mirip dengan kejawen. Doa-doa itulah yang digunakan untuk mengobati orang.

Ini adalah dugaan sementara bahwa penyebab stress nya Haji Khaerun di Mekkah adalah karena factor ini. Bisa jadi, ada sebab lain yang memang tidak diketahui pasti oleh istri, ustadz yang membimbingnya hingga ustadz yang mengobatinya saat stres di Mekkah tersebut. Hanya Allah lah yang Maha Tahu.

Yang jelas apa yang dilakukan haji Khaerun sebelum pergi Haji tidaklah islami. Yaitu bersentuhan dengan dunia perdukunan. Dengan begitulah tubuhnya dimasuki oleh tiga jin sekaligus yang tidak lain merupakan “pesanan” dari gurunya yang juga seorang dukun.

Karena itu, saat Haji Khaerun mengalami stress di Mekkah hingga mengakibatkannya seperti orang gila dan kemudian keluar 3 jin dari tubuhnya, dugaan –dugaan bahwa sebab semuanya itu karena ia suka bermain mistik mulai muncul ke permukaan.

Meski, begitu, sebagai pelajaran bagi kita semua, bahwa kita memang dianjurkan oleh syariat untuk meninggalkan mistik dan perdukunan. Islam memang menganjurkan kita untuk percaya kepada hal yang ghaib. Namun, percaya kepada hal yang ghaib bukan berarti kita harus takhluk pada tipu daya setan yang bisa masuklewat jalan perdukunan dunia mistik. Kita hanya percaya bahwa setan , jin atau iblis itu memang benar adanya. Dan kita boleh memanfaatkan setan atau jin tersebut untuk kebaikan seperti yang dilakukan Nabi Sulaiman as.

Jadi, kita yang memperdaya jin bukan kita yang diperdaya oleh jin. Kita ajak jin itu kedalam agama islam, itu yang benar. Setelah itu, kita baru memanfaatkannya. Sebab, jin muslim pun sama seperti kita yang beragama Islam, yaitu tunduk kepada kebenaran yang dibawa Rasulullah saw.

(Wallahu A’lam Bisshawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 10 Juli 2018

Sunday, 8 July 2018

RAKUS HARTA SAUDARA, HARTA HABIS TERBAKAR

RAKUS HARTA SAUDARA,   HARTA HABIS TERBAKAR

Dasbor "Rahasia Illahi 1"

RAKUS HARTA SAUDARA
HARTA HABIS TERBAKAR

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka-sama suka di anatara kamu “.

Ayat diatas melarang untuk berlaku dzalim terhadap harta orang lain. Kita dilarang mengambil harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu dengan tipu daya atau merampas harta milik orang lain yang bukan milik kita.


Dalam perjalanan hidup ini , kita tentu sering mendengar orang-orang yang suka mengambil harta orang lain dengan dzalim, baik harta tetangganya maupun harta saudaranya sendiri. Kita bisa mengambilpelajaran dari mereka , bagaimana harta yang mereka kumpulkan selama bertahun-tahun , tiba-tiba lenyap dalam hitungan menit saja. Kisah-kisah nyat seperti itu sering terjadi di dunia ini. Hal ini sesungguhnya semata-mata sebuah peringatan Allah, baik kepada orang yang bersangkutan atau kepada manusia lainnya sebagai pelajaran (Ikhtibar). Kisah nyata dibawah ini salah satu contohnya.


Siang itu, tiba-tiba masyarakat Desa Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah dikagetkan dengan kobaran api yang keluar dari rumah Pandi. Api itu makin lama kian besar dan ganas melahap rumahnya. Rumah itu memang dalam keadaan sepi. Keluarga Pandi sedang tidak ada dirumah. Pandi sendiri berada disawah ketika kebakaran itu terjadi.


“Di mana Pandi..?, tanya yang lainnya.
“Oh dia sedang ada di sawah”, kata yang lainnya lagi.
“Cepat panggil dia dan beritahukan kepadanya kalau rumahnya terbakar”, kata orang yang pertama kali menyaksikan rumah itu terbakar.


Maka pergilah seseorang untuk memberitahu kejadian itu kepada Pandi. Setelah diberitahu , betapa terkejutnya Pandi dan seolah merasa tidak percaya apa yang didengarnya itu.


“Apa..?! Rumah saya terbakar…?!”, tanya Pandi seolah tidak percaya.
Pandi kemudian bergegas pulang kerumahnya. Setelah sampai dirumah Pandi sudah menemui beberapa masyarakat yang sedang bergotong royong memadamkan api yang makin lama kian membesar itu.


Pandi makin emosi saja mendengarnya.Lama sudah masyarakat berusaha memadamkan api itu namum belum bisa dipadamkan. Malah api itu makin membesardan terus-menerus menyapu bagian – bagian bangunan rumah Pandi.


“Braaak…!”.
Tiba-tiba saja dua ekor sapi yang sejak tadi terjebak didalam rumah yang terbakar itu menerobos pintu depan rumah Pandi untuk menyelamatkan diri dari kobaran apiyang ganas. Kulit-kulitnya sudah melepuh karena terbakar api.


“Aduh sapi-sapai kesayanganku..! Untung kamu bisa menyelamatkan diri “, ucap Pandi sambil mengelus-ngelus kedua ekor binatang itu.


“Tolong, amankan dulu sapi-sapi saya ini di tempat yang jauh dari sini”, suruh Pandi kepada salah seorang yang hadir disana.


Belum lama Pandi merasa senang dengan selamatnya sapi-sapi kesayangannya itu, tiba-tiba dia terkejut kembali ketika suara gemuruh menyeruak cukup keras ketelinganya.
“Bruuuuk…!”.
Tiba-tiba rumah Pandi ambruk ketanah hanya tiang-tiang penyangga rumah itu saja yang masih berdiri, dan itupun hanya sebagian saja yang masih berdiri dan sudah gorong.


“Aduh rumahku..! Kenapa nasibku begini..?, Apa yang menyebabkanmu terbakar..?, ratap Pandi penuh penyesalan. Pandi tertunduk lemas setelah rumahnya ambruk hampir rata dengan tanah.Dia menyesali dirinya sendiri menyalahkan diri sendiri.


Setelah cukup lama menyesali nasibnyaitu, Pandi kemudian bertanya kepada orang – orang yang hadir disana.
“Kalian tahu enggak, apa yang menyebabkan rumah saya terbakar..?,
“Kami tidak tahu Pan karena ketika kami datang rumah itu sudah dalam keadaan terbakar”, jawab mereka.
Sejenak Pandi terdiam, mencoba mengingat-ingat apa saja yang ada didalam rumah ketika ditinggalkan untuk pergi kesawah tadi.


“Wah, saya lupa memadamkan obat nyamuk, yang aku hidupkan tadi pagi untuk keperluan sesuatu.Mungkin itu yang menyebabkan rumah saya terbakar”, ucap Pandi menduga-duga.


Tidak terasa haripun sudah hampir sore dan menjelang malam hari. Sebagian masyarakat sudah ada yang kembali kerumah masing-masing sisanya masih lagi ada ditempat kejadian sambil mengobrol tentang terbakarnya rumah Pandi.


Esok harinya dan hari-hari berikutnya masyarkat kembali melakukan aktivitasnya masing-masing begitupun dengan Pandi dan dua ekor sapi kesayangannya.


Namun lukanya yang cukup parah, Pandi tidak kuasa melihat sapi-sapi itu bila terus dipertahankan hidup. Dengan berat hati. Akhirnya sapi-sapi itu disembelih. Meskipun masyarkat lega dengan berhasilnya kobaran api itu dipadamkan, tetapi mereka sesungguhnya menyimpan tanda tanya besar, mengapa hanya rumah Pandi saja yang terbakar..?, Bukankah rumah Pandi begitu dekat dengan rumah-rumah yang lainnya, Bahkan hampir berhimpitan..?. Padahal, api yang membakar rumah itu pun begitu hebatnya seperti ular besar yang menyambar-nyambar kesegenap penjuru arah.


Memakan Harta Warisan Saudaranya.
Menurut pengakuan Warsidi (24 Thn), tidak ada sebab yang jelas kenapa rumah Pandi tiba-tiba terbakar. Tapi menurut Pandi sendiri, rumahnya terbakar karena lupa mematikan obat nyamuk itu ketika dirinya hendak pergi kesawah. Dan anehnyasemua tetangga dekatnya sendiri tidak ada yang tahu . Kebakaran itu baru ketahuan ketika apinya sudah membesar.


“Tuhan Maha Adil. Kalau harta kita didapatkan dari jalan haram, maka Tuhan pun akan membalasnya dengan balasan yang setimpal. Begitupun sebaliknya “, ujar Warsidi menjelaskan, kenapa rumah Pandi tiba-tiba terbakar.


Memang benar, harta yang didapatkan oleh Pandi tidak sedikit yang dihasilkan dari merampas milik saudaranya sendiri. Dulu ketika orang tua Pandi meninggal dunia , orang tuanya itu mewariskan semua harta kekayaannya kepada anak-anaknya. Semua anak-anaknya mendapatkan jatah yang sama. Dibagi secara adil oleh orang tuanya.


Tapi, beberap hari kemudian, Pandi mulaibersikap tidak baik terhadap saudar-saudarnya. Sikap rakusnya mulai muncul. Dia mencoba ingin menguasai semua pemberian orang tuanya yang telah diberikan kepada saudara-saudaranya . Dengan berbagai cara akhirnya usaha Pandi tidak sia-sia. Dia berhasil menguasai semua kekayaan saudara-saudaranya hasil warisan orang tuanya.


“Sebagai saudara paling tua ,Pandi sangat berkuasa sekali terhadap saudaranya yang lainya. Dia merasa paling berhak memiliki harta warisan orang tuanya”, ujar Ramirah (75 Thn).


Anehnya, saudara-saudara Pandi tidak kuasa melakukan perlawanan terhadap saudara tuanya itu. Mereka hanya bisa menyesal setelah harta kekayaannya diambil. Sebagi adik, mereka hanya bisa mengelus dada. Mereka tidak mau dan tidak berani membawa perkara tersebut ke pengadilan. Biarlah, Allah swt saja yang membalasnya.


“Adik-adiknya merasa kesal dengan sikap Pandi kakaknya itu. Akhirnya mereka berdoa agar di akhir hidupnya kakaknya mengalami nasib yang tidak baik”, ujar Warsidi lebih lanjut.


Ternyata doa saudara-saudara muda Pandi diakabulkan oleh Allah swt. Rumah dan kekayaan Pandi akhirnya lenyap seketika karena terbakar. Bagi Pandi sendiri, setelah rumahnya habis terbakar, sikapnya mulai berubah. Dia mulai sadar dengan kesalahannya dirinya. Kesalahan yang telah diperbuatnya kepada adik-adiknya.


Sementara itu adik-adik Pandi tidak menaruh dendam kepada kakaknya itu. Mereka tetap mau menerima Pandi dan keluarganya menumpang dirumah mereka sebelum Pandi mampu membangun kembali rumahnya.


Setelah cukup lama menumpang hidup dirumah saudar-saudaranya , akhirnya Pandi berniat membangun kembali rumahnya. Karena tidak punya cukup uang Pandi pun menjual tanahnya yang merupakan satu-satunya harta kekayaan berharga yang tersisa darinya. Tidak lama kemudian berdirilah rumah barunya itu. Walaupun bentuknya lebih kecil dari rumah sebelumnya namun sudah cukup beruntung bagi Pandi karena akhirnya dia punya rumah sendiri.


Begitulah akhirnya Pandi merintis kembali kehidupannya yang sudah hancur akibat rumahnya terbakar itu. Menurut Ramira, di akir hidupnya Pandi terserang penyakit lumpuh, yang membuatnya tidak bisa berjalan dan bekerja. Hari-hari Pandi praktis dilakukannya di tempat tidur, menyesali hidupnya yang tidak beruntung itu. Sampai ajal menjemputnya Pandi mengalami kelumpuhan.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 9 juli 2018

KISAH KEAJAIBAN SHOLAT HAJAD

KISAH KEAJAIBAN   SHOLAT HAJAD

Dasbor 'Rahasia Illahi 2"


KISAH  KEAJAIBAN
SHOLAT  HAJAD

“ Sholat tahajjud dan hajat yang dulunya tidak pernah ia lakukan dengan sungguh-sungguh kini ia mulai kerjakan kembali. Kejajaiban pun terjadi…? “.

Suara berisik terdengar seperti layaknya orang-orang yang sedang bertransaksi di pasar. Para siswa tengah berlarian , bercanda dan saling mengganggu. Kegiatan mengajar hari itu benar-benar menyita seluruh energynya. ANak-anak juga susah ditertibkan. Ada yang berjalan seenaknya ada yang mengobrol dan ada yang bercanda. Sudah beberapa kali ia menegur dan memberi peringatan, tapi mereka hanya berhenti sebentar, kemudian mengulangi lagi kegaduhan itu.

Firman tidak begitu konsentrasi, karena kakinya mulai berdenyut – denyut. Ia khawatir serangan reumatiknya kambuh lagi. Ia benar-benar tidak tahan lagi setiap kali penyakit itu kambuh. Persendiannya seperti digergaji , sakitnya sampai keubun-ubun. Saking sakitnya sedikit saja kena senggol, ia sudah menjerut dan mengeluarkan air mata.


Firman bergegas pulang, rasa sakit itu semakin menghujam. Ia tahu ini permulaan dari rasa sakit itu. Biasanya virus reumatik arthritis yang menyebabkan reumatik, berinteraksi selama dua malam, dan itu puncak segala rasa sakit. Kalau sudah sampai tahap itu biasanya ia tidak berdaya, menggeletak, dan tidak bisa berbuat apa-apa.


Sungguh, hal ini rasakan sebagai penderitaan yang luar biasa. Dan itu akan selalu berulang ketika daya tahan tubuhnya terabaikan makan tidak teratur, bekerja tanpa istirahat, dan stress yang berlebihan. Sudah berbagai cara ia tempuh agar penyakit itu sembuh. Beberapa dokter ahli menjadi langganannya, tapi penyakitnya tidak kunung sembuh, Beberapa pengobatan alternatifpun ia coba, namun hasilnya juga tidak memuaskan.


Penyakit nampaknya seperti tidak pernah lepas dari kehidupannya. Pada awalnya, Firman menderita penyakit maag sejak tahun 2001. Itu akibat pola makannya tidak tertur. Juga akibat kegemarannya yang sering mengkonsumsi makanan yang merangsang prosuksi asam lambung, seperti makanan pedas, asam, atau yang berminyak-minyak.

Ia biarkan saja penyakit itu bersarang di lambung kirinya. Firman merasa tidak berkesempatan untuk mengurusnya. Sebagai guru, ia selalu dikejar-kejar waktu, karena ia mengajar di beberapa tempat. Disamping itu banyak tugas tambahan yang harus diselesaikan. Ini terus berlangsung hingga berbilang tahun.


Setelah menikah istrinya dengan telaten memperhatikan menu, gizi dan jadwal makannya. Tapi itu kalau mereka bersama dirumah, sedangkan kegiatan sering banyak diluar rumah.


“Mas, jangan lupa makan! Kesehatannmu jauh lebih berharga disbanding kesibukkan yang tidak akan pernah selesai itu”, begitu istrinya sering mengucapkan.


Pernah suatu hari, ketika firman sedang mengajar di kelas tiba-tiba kepalanya terasa pusing, pandangannya berkunang-kunang, dadanya sakit luar biasa, dan tubuhnya gemetar. Ia berusaha tenang dan tegar didepan puluhan siswa. Namun ia tidak kuat. Tiba-tiba sekelilingnya terasa gelap, dan lantai yang diinjaknya terasa bergoyang. Ia pun kehilangan keseimbangan. Akhirnya, ia jatuh terkulai dilantai, tak sadarkan diri.


Setelah sadar, Firman telah terbaring dirumah sakit. Di sekelilingnya ia melihat istri dan dua anaknya, serta sanak keluarga serta siswa-siswanya. Kesedihan tergambar diwajah mereka.


Hanya dua hari firman terbaring dirumah sakit itu. Ia minta pulang, karena ia tidak betah. Mulanya dokter yang merawat enggan memberi izin pulang. Alasannya ia baru dua hari diopname. Sedangkan kesehatannya belum pulih benar. Tetapi ia bersikeras ingin pulang, akhirnya permohonannya dikabulkan. Dengan syarat ia harus mengikuti rawt jalan.


Berminggu-minggu firman berobat secara rawat jalan. Setiap hari dokter datang kerumah. Mengontrol perkembangan kesehatannya. Terkadang ia diberi obat tidak jarang pula ia hanya diberi nasehat. Segala nasehat dan ajnuran dokter selalu ia laksankan sesuai dengan kemampuannya. Namu, rasanya kesehatannya belum  juga pulih. Penyakit yang bersemayam di tubuhnya belum ada tanda – tanda hilang. Bahkan menurut dokter yang merawatnya penyakit maagnya semakin berat saja.

Indikasi beratnya penyakit maag juga ia rasakan dengan seringnya ia muntah bila perutnya kemasukkan makanan. Di lambung kirinya bahkan timbul benjolan sebesar telur ayam kampung, terasa sakit sekali dan kedua matanya berwarna kekuning-kuningan.


Atas saran dokter, Firman kembali masuk rumah sakit, setelah seminggu dirawat inap penyakit mulai sembuh. Hari kesepuluh ia diperbolehkan pulang. Anehnya, setelah dua hari dirumah, Firman kembali muntah-muntah. Ia merasakan perih di lambung , dan demam sebelum dan sesudah makan. Terkadang nyeri dipinggang dan ditulang. Ia takut kalau itu batu empedu iapun segera memeriksakan diri kembali ke dokter. Firman bersyukur ternyata bukan batu ginjal tetapi reumatik.


Menurut dokter, penyakit reumatiknya disebabkan oleh infeksi virus. Penderita biasanya demam. Beberapa hari kemudian terasa nyeri pada persendian , tulang, dan otot, disertai bercak,bercak merah di kulit mirip penyakit demam berdarah.


Dan disinilah penyakit yang kahir-akhir ini datang secara berkala. Terutama bila kondisi tubuhnya tidak fit. Kesibukkan menumpuk, istirahat kurang, dan sering lupa memperhatikan gizi makanan. Keluarganya juga mengingatkan agar hidup dengan santai tidak tegang.


“Pak Firman harus hidup mencontoh Rasulullah saw yang tidak berlebih-lebihan. Sesuatu yang berlebih-lebihan itu aka nada dampaknya “, begitu nasehat salah seorang sahabatnya. Menurutnya, segala sesuatu ada takaranya. Kalau melewati takaran itu, akan luber kemana-mana, dan menjadi bibit penyakit.


“Serius mencari nafkah adalah anjuran agama dan kewajiban setiap laki-laki, tapi itu juga ada batasannya dan waktunya. Ada saat istirahat, ada waktu untuk makan, dan ada waktu untuk beribadah”, tambahnya lagi. Masukkan itu sangat berharga. Firman mencerna semua itu dengan hati terbuka.


Sebelum penyakitnya bertambah parah, firman berusaha untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Tuhan,Pencipta dirinya yang kepada-Nya nanti ia akan kembali. Ia memutuskan untuk tidak berobat lagi kerumah sakit, mengingat biaya pengobatan yang mahal, sementara kebutuhan hidup dan keluarganya semakin membengkak ia berharap, dengan lebih mendekatkan diri kepada_Nya , akan ringanlah segala penderitaanya selama ini.


Firman melakaukan perenungan secara jujur  tentang hidup dan masa lalunya. Ia menyadari sepenuhnya selama ini ia sering melalikan kewajibannya sebagai hamba Allah swt. Melalikan bukan arti ia tidak melakukannya. Tapi perhatiannya sebagai hamba Allah swt lebih condong pada duniawi, sehingga kewajiban akhirat ia lakukan separuh hati. Seperti sholat yang sering ia kerjakan  sambil lalu dan akhir waktu.


Kadang sholatnya juga layak dipertanyakan kualitasnya. Ia bukan berkomunikasi degan allah swt sebagai hamba dan penciptanya yang penuh cinta dan harap, tapi lebih kepada beban yang harus selalu dituntaskan secepat mungkin. Sehingga kadang ayat-ayatnya ia baca dengan tergesa-gesa, saking cepatnya. Astagfirullah.


Selama ini Firman juga merasa enggan bersedekah. Rasanya berat sekali mengeluarkan harta , karena masih banyak kebutuhan lain. Ia pun sering merasa dendam , iri hati, dengki, marah-marah, tanpa sebab yang jelas. Ia mudah tersinggung pada sesuatu hal yang sebenarnya sepele.


Karena itu, ia merasa wajar bila sekarang Allah swt menipakan semacam ujian kepadanya dengan penyakit reumatik dan maag kronis yang dideritanya.


Foirman segera berbenah diri, menyesali kealpaannya, dan memohon ampun kepada Allah swt. Ia ingin menebus semua itu semua kelalain dan sifat-sifat jeleknya. Ia ingin bertaubat. Pertobatan yang ia lakukan dengan sungguh-sungguh kepada_Nya.


Firman membuktikan pertobatannya itu dengan banyak membaca amalan-amalan, rajin sholat diawal waktu. Disamping itu ia juga mulai rajin kembali membaca Al-Quran, berdzikir , bershalawat, dan memperbanyak istigfar. Sholat hajat dan Tahajud , yang dulu tidak pernah ia lakukan dengan sungguh-sungguh kini ia senantiasa lakukan.


Oleh seorang ulama kharismatik didaerahnya, Firman dianjurkan mengerjakan sholat hajat 41 malam berturut-turut, untuk kesembuhan penyakitnya. Waktunya pada malam hari dan lebih afdhal lagi kalau di lakukan ditengah malam.


Pada awalnya terasa berat. Tetapi dia tidak berputus asa. Ia terus mencoba dan dicobanya lagi. Akhirnya sholat hajat 41 malam yang dimulai malam Jum’at ia selesaikan juga.


Firman mengucap syukur, beberapa hari kemudian penyakit maag dan reumatiknya sembuh. Subhanallah, Allah swt berkenan menerima taubat dan mengabulkan permintaannya.


(Demi menjaga kerahasiaan dan nama baik, semua nama pelaku (kecuali nama tempat) yang tercantum dalam kisah ikhtibar ini telah disamarkan)

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 9 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...