Blog Konten Islam

Thursday, 7 June 2018

JENAZAH PEMUDA SHALEH MIRING KEARAH KI'BLAT SENDIRI

JENAZAH   PEMUDA SHALEH MIRING KEARAH KI'BLAT SENDIRI


Dasbor " RahasiaIllahi 2"

Jenazah Pemuda Shaleh
MIRING  KEARAH  KI’BLAT  SENDIRI

“ Nyaris semua warga menganga terkejut, melihat gundukan tanah kuburan turun sendiri menutupi lubang kubur. Reflek.Mulut mereka seketika juga bertasbih, berharap keganjiln tersebut menjadi pertanda baik atas  kepergian Slamet (24 tahun, bukan nama sebenarnya), pemuda kampung Merak yang sangat mereka cintai  ”..

Warga kampung Merak petang itu geger. Bukan karena riuh suara warga yang biasa menghabiskan waktu sorenya di pinggir kali Siul (bukan nama sebenarnya). Kerumuna orang yang membludaklah yang membuat suasana kampung itu lain dari biasanya. Mereka mendengar kabar, tubuh Slamet ditemukan mengapung dan tak lagi bernyawa.. 

Pemuda Shaleh itu Hilang..?
“Nggak kak Slamet kayak gini” gumam seorang gadis di sebuah rumah yang sangat sederhana. Rini (14 tahun), adik Samet, tak hanya kesal karena kesepian lantaran ibunya sedang pergi keluar kota. Ia juga resah, karena Slamet kakak satu-satunya itu tidak pernah keluar malam, apalagi sampai bermalam tanpa seizing keluarga.

Tapi sampai pagi, Slamet belum juga kembali. Mendapat hal yang sangat tidak lazim ini seisi rumah ribut. Sebab, semula Slamet pergi untuk menghadiri Isr’ Mi’raj. Ia pergi bersama empat orang kawannya. Namun ketika acara selesai, teman-teman Slamet berinisiatif pulang lebih dahulu, sedang Slamet tidak pulang hingga keluarganya mencarinya.

Baca Juga "Lima Kali Berhaji Tidak Bisa Meihat Ka'bah"

Keluarga Slametpun akhirnya mendatangi keempat teman anaknya. Bisa ditebak, keluarga itu tidak mendapati jawaban yang mereka inginkan. Dengan hati masygul, keluarga Slamet mencoba mencari tahu kerumah saudara-saudaranyayang lain. Mereka menduga kalau-kalau Slamet bermalam disana.

Ditengah usaha pencarian itu, tiba-tiba seorang warga  bernama Wagiman mencegat, “Saya lihat Slamet jatuh ke kali. Kayaknya ia tergentir dari getek” terangnya, cumin karena suasan gelap saya gak begitu jelas apa dia benar Slamet yang jath, “tambah Pak Wagian. Mendengar itu, kontan saja ia menuju kali Siul.

Sebenarnya arus Kali Siul yang tak deras memudahkan mereka dalam pencarian. Kedalamnnya pun masih dapat dijangkau. Sayangnya sampai menjelang magrib pencarian itu tidak menunjukkan hasil. “Kalau tahu bakal begini, saya menyesal tidak membantu pada waktu ia jatuh dulu”, lirik Pak Wagiman mengenag kejadian itu.
Pencarian terus dilakukan sampai mlam hari. Warga setempat yang berempati atas hilangnya Slamet, meminta tim SAR mencarinya. “Bukan saja keluarga Slamet saja yang bingung waktu ia hilang , warga disini juga pusing “, jelas bapak berjenggot itu lagi.

Slamet terus dicari. Warga yang peduli pada usaha pencarian itu bahkan menggelar pengajian dipinggir kali. Mereka yakin, ikhtiar saja tentu sulit menunjukkan hasil tanpa dibarengi doa. Sejak itu Kali Siul ramai, kaum ibu yang peduli biasanya mengantar makanan untuk orang-orang yang mengaji. Terus-menerus bahkan, makanan itu berdatangan sampai Slamet benar-benar ditemukan. Suasananya persis seperti hajatan.

Pencarian Slamet nyaris mengalami jalan buntu. Warga yang biasa duduk menunggu dipinggir kalipun sudah mulai berkurang. Nampaknya mereka pasrah, akan tetapi hari mulai beranjak siang, beberapa warga yang rumahnya tak jauh dari kali dikejutkan oleh sebuah suara dari kali.

“Byuuuur!!!!”, warga yang berdatangan ke pinggir kali kaget bukan main. Mereka mereka melihat tubuh Slamet mengapung diatas air. Tubuh pemuda yang mereka cari itu bengkak kebiru-biruan dan tak lagi bernafas, tapi jasad dan pakaian yang ia kenakan masih utuh. Dikantong baju ditemukan buku Yasinan.

“Biasanya orang yang hanyut itu pasti ada saja yang hilang anggota tubuhnya”, Kata seorang warga yang ikut menyaksikan kejadian itu, tapi tak mau disebutkan identiasnya. Tubuh yang membujur itu hanya mengeluarkan sedikit darah akibat duri-duri yang menancap di tubuhnya. Anehnya tubuh itu tidak bau amis dan bau bangkai “Cuma bau air kali saja” kata sumber itu.

Pemandangan itu menyisakan tanda tanya warga, apakah kejadian ini murni musibah atau ada motif pembunuhan. Enggan berspekulasi, merekapun segera membawa jenazah Slamet kerumah sakit terdekat guna diotopsi. Namun dari hasil otopsi, tidak ada tanda-tanda Slamet meninggal karena dibunuh atau dianiaya.

Prosesi Penguburan yang mengherakan
Hari itu juga, walau tanpa ibu Slamet hanya bapak dan adik Almarhum, ibu-ibu kampung merek segera menyiapkan kafan dan tempat untuk memandikan jenazah Slamet. Mereka ikhlas dan tidak segan-segan membantu. Karena semasa hidup , almarhum dikenal baik, alim dan tak banyak tingkah, ia juga banyak membantu tetangga. Mereka bahkan sudah menganggap Slamet layaknya anak sendiri.

Antusiasme itu seolah mendapat tanggapan darialmarhum. Ada hal ganjil ketika Slamet akan dimandikan. Waktu itu tubuhnya tidak bisa lepas dari meja pemandian yang dialasi kain panjang.

Warga yang memandikan jenazah Slamet seolah mengerti isyarat ini. Mereka akhirnya ia memanggil orang yang empunya kain panjang itu, “Sya ikhlas kain saya buat kamu Slamet”, bisik seorang ibu tua di telinga jenazah Slamet, meyakinkan. Betul saja tubuh jenazah Slamet yang sebelumnya menempel sulit dilepaskan kini sudah bisa diangkat, tetapi kain si ibu masih sulit dilepas.

Usai dimandikan , warga bersiap-siap membawa jenazah ke masjid untuk di sholatkan. Anehnya cuaca yang sangat cerah dipagi itu mendadak berubah. Persis ketika jenazah dibawa keluar dari pintu rumah, angin tiba-tiba kencang dan cuaca berubah mendung.

“Saya gak pernah merasakan hawa sesejuk ini”, kata seorang ibu yang bertakziah. Orang yang mengangkat tubuh Slamet pun seperti hendak berlari. Seperti tiada beban yang diangkat. Keranda yang mereka angkat pun seolah tidak ada isinya.Sesampainya di masjid tiba-tiba hujan turun rintik-rintik.

Seperti awan yang menangis, para jemaah sholat mayit pun banyak yang terharu dan menangis. Mereka kehilangan “Bukan cuma orang sekampung yang menangis dan mengantar ikut mengiring ke kuburan, tetangga kampung juga banyak yang kehilangan banget “, tegas ibu yang sangat terpukul telah kehilangan anaknya itu. Dan memang, semua orang seperti merasa ditinggalkan anak atau saudara sendiri.

Entahlah ini sebuah kebetulan atau ada rahasia lain yang Allah swt persiapkan. Beberapa warga mengaku, usai Jenazah Slamet disholatkan, cuaca tiba-tiba kembali mendung setelah gerimis mengguyur kampung mereka. Keadaan ini tentu memudahan jenazah itu untuk dibawa ke pemakaman.

Tak sampai waktu menhabiskan waktu 15 menit, iring-iringan jenazah itu sudah sampai dilokasi yang berjarak sekitar setengah kilometer. Pasalnya lagi-lagi keranda yang diusung sangat ringan. Sesampainya disana, jenazah yang ada dikeranda itu segera dikeluarkan. Untunglah, gerimis yang turun tadi tidak terlalu membuat tanah lengket. Syahdan, tubuh Slametpun segera diletakkan didalam lubang kubur.

“Subhanallah..!!!” teriak semua orang yang menyaksikan kejadian aneh di pelupuk mata kepala mereka sendiri. Apalagi dua warga yang baru saja meletakkan jenazah Slamet masih berdiri didalam lubang kubur. Dua lelaki tua itu terkesiap kaget. Baru saja ia mau menggerakkan tubuh Slamet menghadap Kiblat, Jenazah itu bergerak miring menghadap arah sholat kaum muslimin itu dengan sendirinya.

Decak keheranan terus mengalir dari mulut pelayat kubur. Tapi ada sebagian kecil yang malah ketakutan melihat kejadian tersebut. Sebab bagaimana mungkin tubuh yang sudah tidak bernafas dan tak bernyawa bisa bergerak sendiri..? Dan tentu, ini adalah kali pertama kejadian aneh dan luar biasa dialami penduduk kampung merak.

Namun beum lagi hilang keterkejutan itu, mereka dikagetkan lagi oleh hal yang cukup membuat takjub orang-orang yang melihat kejadian tersebut, yaitu ketika Pak Yadi akan mau mengayunkan cangkul kearah gundukan tanah kuburan, tiba-tiba tanah gundukan yang ada di tepi  kuburan itu berjatuhan dengan sendirinya kedalam lubang kuburan Slamet yang barusan dimasukkan tadi.

“Cepat naik keatas Pak..!!!, teriak para pelayat yang ada diatas kuburan.Mereka khawatir urukan tanah yang berjatuhan dengan sndirinya itu menguruk kedua warga yang masih berada di liang kubur Almarhum Slamet Tanpa menunggu lama kedua warga yang berada di liang kubur itu naik keatas, dan hanya bisa melihat kejadian itu dengan keheranan dan membikin bulu kuduk merinding dibuatnya.

Menurut Wato (53 tahun) tetangga almarhum yang ikut menyaksikan kejadian itu sampai sekarang ini warga merak tidak bisa pernah melupkan kejadian tersebut “Saya dan warga disini merinding melihatnya”(urukan tanah-red)” katanya.

Dengan kejadian tersebut membuat, sangat cepat proses pemakaman berlangsung. Setelah jenazah Slamet selesai dikebumikan, cuaca yang mendung kembali cerah Keheranan itu lagi-lagi dirasakan warga kampung Merak. Pada hari ketiga tahlilan, dirumah ibu tua yang meminjamkan kain panjangnya untuk memandikan jenazah Slamet, aroma harum yang sangat lembut menebar keseluruh ruangan rumahnya. “Bukan cumin saya kok yang mencium bau wangi itu.

Tetangga disamping rumah juga menciumnya, “Jelas siIbu tua itu”, Sampai orang-orang ribut wangi apaan sih ini..? Apaada yang pakai minyak wangi..?tambahnya. Pihak keluarga Slametpun mangaku mencium aroma harum tersebut. Sebab dirumah mereka aroma yang sama menebar pula. Ibu Slamet ingat “Orang-orang yang membantu membuat makanan untuk tahlilan juga bilang begitu”, Bahkan berlangsung selama satuminggu setelah kematian almarhum.

Mengingat keganjilan-keganjilan tadi marbot dimasjid itu mengaku teringat pada guru mengaji Slamet , “Beberapa kali saya ernah dengar kalau ustadz sering bilang , “Kamu ahli Jannah (surga) Met..!  “Ahli Jannah “ kata marbot berujar sambil meniru ucapan si guru ngaji.

Karena itu, marbot masjid setempat sangat terkesan dengan perilaku almarhum yang selalu baik padanya. Bahkan bukan cumin pihak almarhum Wanto, Wagiman, maupun semua warga kampung Merak lainnya yakin kalau kejadian yang menimpa Slamet merupakan tanda yang Allah perlihatkan pada manusia yang masih hidup.

Sebagaimana Al-Quran menegaskan “Itulah Orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat yang mulia) “ (QS.Al-Anfal :4)

“Besar kemungkinan sangat berkaitan erat dengan amaliah si almarhum sewaktu hidup, “, lirihnya. Mereka merasa bahwa Slamet sudah tenang disisi Allah swt hingga kematiannya tidak menyusahkan banyak orang. Amiiin Wallahu a’lam bi-al-Shawab.

Semoga dapat menjadi I’tibar bagi kita semua dalam menjalani hidup di dunia ini karena semua apa yang kita lakukan di dunia ini  akan mendapatkan balasannya dari Allah bahakan masih berada didunia saja Allah sudah tunjukkan dan tampakkan  balasannya kepada hambanya.

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian diatas untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebajikan didunia demi mengharap ridaha dari Allah swt Amiiiiiin.


Wallahu ‘alam Bhisawab
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com Juni 2018 -

ZAKAT FITRAH MENGGUNAKAN UANG, SAHKAH..?

ZAKAT FITRAH   MENGGUNAKAN UANG SAHKAH..?

Baca Juga " Ketika Jenazah siti Maryam dimandikan"

Dasbor " EDUCASI ISLAM"
ZAKAT  FITRAH MENGGUNAKAN  UANG, SAHKAH..?

“Zakat fitrah menggunakan uang yang senilai  boleh saja asal konsisten dengan pendapat yang ita yakini kebenarannya “

Zakat fitrah itu berupa makanan pokok, mungkin itulah yang kita kenal dan pahami selama ini. Pasalnya dari berbagai  keterangan yang dapat kit abaca dari kitab-kitab klasik disebutkan bahwa zakat fitrah selalu berhubungan dengan makanan pokok daerah setempat. Tiak ada satupun dalil kita temukan tentang adanya mata uang sebagai pengganti zakat fitrah.

Mari kita simak dia hadits ini. Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah dari bulan Ramadhan 1Sha’ gandum atas hamba, orang merdeka laki-laki, perempuan, anak-anak dan orang dewasa dari kalangan Muslimah (HR. Ibnu Umar). Demikian pula hadits Abu Sa’id ra, ia berkata, “Kami memberikan zakat fitrah dizaman Nabi sebanyak 1 sha’ dari makanan , I sha’ kurma, 1 sha’ gandum, ataupun 1 sha’ kismis (anggur kering) ”.        (HR. Bukhari).

Kedua hadist tersebut menerangkan kadar jumlah dan jenis bahan apa yang harus dikeluarkan. Para ulama berbeda pendapat dalam memahami isi hadits tersebut, seperti beragamnya jenis bahan yang harus dibayarkan (kurma, gandum, keju, dan lain-lain).Ada yang menyatakan kebolehan memilih, dan pilihan itu diserahkan kepada yang berkewajiban yang mengeluarkannya.

Baca Juga "Beberapa Penyebab Islam Hancur"

Namun sebagian ulama yang lain menyatakan, beragamnya jenis bahan makanan tersebut menunjukkan adanya realitas keragaman makanan pokok di suatu daerah. Menurut pendapat kedua ini, yang harus dipilih untuk zakat fitrah adalah jenis makanan pokok yang umumnya berlaku disuatu daerah. Di Indonesia, misalnya beraslah, beraslah yang kita keluarkan jika waktunya tiba.

Adapun kadar yang dikeluarkan adalah satu sha’. Satu sha’ sama dengan 4 mud, dan satu mud sama dengan 6,75 ons. Jadi jadi satu sha’ sama dengan 27ons (2,7kg). Ini menurut Mazhab Imam Maliki. Sedangkan menurut Mazhab Syafi’I dan hambali satu sha’ sama dengan 2,75kg. Di Indonesia berat satu sha’ dibakukan menjadi 2,5 kg.

Jika ada pertanyaan kenapa zakat fitrah mesti berupa makanan pokok..?. Sebab zakat fitrah bertujuan untuk menggembirakan para fakir dan miskin. Jangan sampai pada hari Raya Idul Fitri yang penuh kebahagiaan, ada orang muslim yang kelaparan karena tidak memiliki bahan makanan yang bisa dimakan. Sehingga seandainya diberi sesuatu yang bukan dari makanan pokoknya, maka tujuan itu menjadi kurang tepat sasaran.

Di samping itu, syariat telah menyebutkan apa yang mesti dilkeluarkan sehingga tidak boleh menggantinya dengan yang lain. Zakat sendiri juga tidak lepas dari nilai ibadah, maka yang seperti ini bentuknya harus mengikuti perintah Allah. Jika zakat fitrah berupa uang, bisa jadi membuka peluang untuk menentukan sendiri harganya.

Sehingga lebih selamat jika menyelaraskan dengan apa yang disebut dengan hadits. Inilah pendapat jumhur ulama, seperti Maliki, Syafi’I dan Hambali, yang menyatakan bahwa zakat fitrah harus berupa makanan pokok..

Mengganti Dengan Uang
Pendapat mayoritas ulama memang jelas bahwa makanan pokok daerahlah yang mesti dikeluarkan untuk zakat fitrah. Hanya persoalannya menimbang tingkat keefektifan dan kepraktisan di zaman sekarang banyak orang yang terkadang berfikir bahwa uang bisa menggantikan posisi makanan pokok sebagai zakat fitrah. Toh uang yang senilai dengan zakat fitrah itu juga fungsinya bisa sama dengan kebutuhan pokok..

Munculnya ijtihat penggantian makanan pokok dengan sejumlah yang senilai ini sesungguhnya sudah pernah menjadi perbincangan para ulama salaf, bukan hanya terjadi belakangan ini saja, Imam Abu Hanifah, Hasan al-Bisri, Sufyan ats-Tsauri, bahkan Umar bin Abdul Aziz sudah membicarakannya. Mereka inilah orang-orang yang menyetujuinya.

Beda dengan pendapat ketiga mazhab besar diatas, Mazhab Hanafi justru membolehkan membayar zakat dengan uang senilai dengan bahan makanan pokok yang wajib dibayarkan. Namun ukuran satu sha’ menurut mazhab ini lebih tinggi dari pendapat para ulama yang lain, yakni 3,8 kg. Satu sha’ menurut Imam Abu Hanifah 8 rithl ukuran Irak. Satu rithl Irak sama dengan 130 dirham atau sama dengan 3,83 kg (www.gp-ansor.org).

Malahan seperti dilansir http://majalah.hidayatullah.com, membayar zakat fitrah fitrah dengan uang bukan saja boleh, tetapi justru dalam keadaaan tertentu lebih utama. Mungkin saja saat Idul Fitri jumlah makanan yang dimiliki fakir miskin jumlahnya berlebihan. Karena itu, mereka menjualnya untukepentingan yang lain. Dengan membayar dengan menggunkan uang, tentu mereka tidak perlu repot-repot menjualnya kembali yang justru nilainya menjadi lebih rendah. Dan dengan uang itu pula, mereka dapat membelanjakannya sebagian utuk makanan, selebihnya untuk kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya.

Tetang penggantian dengan uang ini juga dibenarkan oleh KH. Ali Yafie. Menurutnya, ketika uang sudah menjadi alat utama dalam kehidupan sehari-hari manusia seperti perkembangan dunia sekarang ini, uang senilai dengan kebutuhan pokok yang harus dikeluarkan untuk zakat fitrah bisa menggantikan kebutuhan pokok. Jadi zakat fitrah tidak harus berupa kebutuhan pokok melainkan juga bisa berupa uang. Hanya saja, lanjut ulama fiqih saat ini, tetap yang afhal adalah berupa barangnya (kebutuhan pokok). Artinya mengeluarkan zakat fitrah berupa kebutuhan pokoklah tetap lebih utama ketimbang menggantikan dengan uang mengacu dengan nash-nash yang sudah ada.

Yang Penting Konsisten
Khilafiyyah diantara para ulama diatas perlu tak perlu dimasalahkan bahkan suatu kewajiban mengingat tidak ada nash qath’I (pasti) yang menyebut berzakat fitah dengan uang. Karena itu maslah zakat fitrah dengan mengganti uang ini masuk area ijtihadiyah, dimana antara satu ulama (mujtahid) mungkin berbeda dengan mujtahid yan lain.

Kendati khilafiyah, kita sebagai muslim tidak perlu bingung. Kita bisa mengacu salah satu pendapat yang kita yakini kebenarannya dan kita anggap rasional asalkan konsisten. Artinya jika seseorang itu memang menunaikan zakatnya berupa makanan pokok, maka mau tidak mau harus sesuai dengan pendapat jumhur ulama yakni sebesar 2,75 atau 2,5 kg ukuran di Indonesia.

Sebaliknya jika seseorang mebayar zakat fitrah berupa uang maka harus konsisten dengan pendapat yang membolehkannya dengan uang (Mazhab Hanafi) yang memutuskan ukuran satu sha’ sama dengan 3,8 kg dengan kata lain, orang yang ingin mengeluarkan zakatnya berupa uang tidak boleh senilai 2,5 kg atau 2,7 kg melainkan harus berpatokan 3,8 kg. Menurut semua mazhab, orang tidak boleh mengambil enaknya sendiri yang mudah dan ringan.

Bahkan tidak sah ketika membayar dengan uang (pendapat Hanafi yang menetapkan senilai 3,8 kg makanan pokok) di satu sisi, namun disisi lainnya menyesuikan dengan pendapat Syafi’I atau mazhab lain yang menetapkan 2,75 kg atau 2,5 kg.

Kesimpulannya jelas, zakat fitrah berupa kebutuhan pokok daerah setempat maupun dengan uang yang senilai sama-sama diperbolehkan dengan agama.Semuanya ada argumentasi dan acuannya yang benar. Mungkin saja tentang hadits keharusan berzakat fitrah dengan kebutuhan pokok disebabkan konteks waktu itu dimana geliat perekonomian masih dominan dengan barter barang, sementara seiring kemajuan zaman seperti sekarang ini, semuanya bisa tergantikan dengan uang karena sudah menjadi alat utama untuk semua transaksi.
( Berbagai Sumber )
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - Juni 2018

KETIKA MAKAM SANG PENDOSA DIGALI

KETIKA   MAKAM SANG PENDOSA DIGALI


Dasbor "Rahasia Illahi 1"
Dasbor "Rahasia Illahi 2"
KETIKA MAKAM SANG PENDOSA   DIGALI

“Roni meninggal akibat over dosis. Karena suatu kesalahan, jenazahnya yang baru dikuburkan digali kembali. Suatu keanehan terjadi, ada asap dan kilatan api yang telah membakarnya. Apakah ini bukti siksa kubur...? “.

Roni anak kedua dari tiga bersaudara. Berasal dari keluarga yang cukup berada di kampung Jambu Alas, di sebuah kota kecil di Kabupaten Pringsewu. Roni adalah teman sepermainan Abdul sejak kecil  Pertemanan itu semakin akrab ketika mereka sama-sama duduk dibangku sekolah dasar yang sama dan kelas yang smaa pula. Boleh dikatakan, kemana-mana mereka selalu berdua layaknya kakak beradik. Dan Roni sangat loyal pada teman, serta cenderung agak nakal.

Baca Juga "Setelah Era Kenabian Kemanakah Jibril..?"

Abdul masih ingat, waktu itu mereka kelas enam SD, mereka sama-sama pulang dari sekolah melalui pematang sawah. Di sisipematang sawah ada kali kecil, semacam saluran air yang jernih. Sat mereka berada diatasnya, terlihat cukup banyak ikan lele yang berkeliara. Tanpa dikomando, Roni langsung melepas sepatu dan meletakkan tasnya diatas pematang. Roni menceburkan tubuhnya dan berusaha menangkapi ikan – ikan lele itu dengan kedua tangannya.

Selanjutnya, mereka masuk SMP yang sama setelah lulus SD. Meskipun berbeda kelas, tapi pertemanan Abdul dengan Roni masih berjalan baik. Ini terlihat dari saling kunjung diantara mereka berdua untuk bertukar dan meminjambuku pelajaran atau sekedar ngobrol.

Saat kenaikan kelas tiga SMP, Roni dibelikan sepeda motor oleh orang tuanya sebagai hadiah. Tak lama setelah itu terjadi sedikit perubahan pada diri Roni dan persahabatan mereka sedikit renggang. Roni mempunyai gank yang sebagian besar beranggotakan anak-anak orang kaya, baik di sekolah maupun luar sekolah. Dapat dikatakan, Roni sudah mempunyai teman-teman baru dan dia kelihatan sangat menyukainya serta sibuk sekali dengan kegiatan pertemanan barunya itu. Sehingga sejak saat itu, dia mulai jarang bergaul ketempat Abdul. Dan ketika Abdul berusaha untuk mengunjunginya, Roni tak ada dirumah, ibunya bilang sedang ke bengkel.

Baca Juga " 10 Alasan Do'a belum terjawab"

Kenakalan dan keberanian Roni yang dimiliki sejak Abdul kenal di SD dulu sudah tidak bisa dikontrol dengan baik. Ini terlihat ketika Roni dan gank – nya bergerombolan di lorong sekolahan. Abdul melihat Roni tapa malu sering menggoda atau sekedar mencolek teman sekolah satu sekolah dan tak jarang memalak teman-teman pria yang lemah, yang kebetulan melintas sendirian. 

PERTEMUAN TERAKHIR.
Ketika Abdul sudah tidak memikirkannya lagi, malam-mlam Roni datang kerumah Abdul, Jalannya agak sempoyongan dan dari mulut tercium bau aneh, seperti bau minuman keras yang sudah dioplos dengan beberapa bahan racikan. Meskipun demikian, Roni masih sanggup mengendarai sepeda motornya dan bicaranya juga tidak ngaco. Awalnya Abdul terkejut, tapi ia berusaha tersenyum dan menerimanya dengan baik. Walau bagaimanapun juga, Roni adalah temannya,meskipun sekarang sudah banyak berubah.
“Hai, kamu Ron Tumben..?”.

“Iya Dul, maaf Dul kalau aku baru kemari “, jelasnya “Aku lagi sibuk ngeband dan latihan balap motor !”.
.”Iya itu bagus kok, tapi kalau bisa jangan mabuk-mabukan gitu ong Ron..!.

“Cuma lagi sekali ini aja kok, Dul. Lagi bête nih. Aku numpang nginep disini yan Dul, bolehkan,,? Soalnya kalaulangsung pulang kerumah bisa-bisa aku kena damprat ayah samaibuku.
Ternyata kejadian itu sering diulang Roni. Setiap ketempat Abdul, pasti dalam keadaan mabuk dan hanya numpang nginep. Ktika ditanya soal itu jawabannya Roni selalu yang itu-itu saja: Ah, cumin minumdikit aja kok Dul!” Atau “Ya sesekali buat ngilangin stress Dul”.

Abdul sedikit bangga, akhirnya Roni dapat lulus dari SMP walaupun dengan nilai yang sangat pas-pasan. Mereka berbeda sekolah saat SMA dan punya kesibukkan masing-masing Abdul sibuk dengan teman-teman barunyasedangkan Roni sibuk dengan ganknya meskipun demikian terkadang Roni juga mampir ketempat Abdul.

Seperti biasa,malam – malam Roni mengetuk jendela kamar Abdul yang kebetulan berada dibagain belakang rumah, sehingga orang tua tidak mengetahuinya. Roni mabuk lagi. Tapi kali ini lain. Mulutnya tidak bau lagi dengan aroma minuman keras hanya matanya saja yang tamapk merah dan semakin cekung, badannya menipis,gerakkannya lambat dan jalan pikirannya agak lemah.

“Ron, kondisi badanmu makain parah aja. Kasihan sama diri kamu yang kurus kering begini..?. lagi pula apa gak kasihan pada kedua orang tua kamu !. Iya ul Sory ! Aku gak bisa lepas dari barang-barang ini “. Ujar Roni sambil mengeluarkan beberapa butir obat dari saku celananya, kemudian ditelannya sebutir.

Abdul tidak tahu apa namanya jenis pil itu. Mungkin obat pusing mungkin juga obat batuk, pil KB atau pil anjing. Entahlah, yang jelas Roni mabuk mabuk-mabukan karena alcohol, karena mabuk juga minum obat.

Esoknya setelah bangun dan sadar, Abdul memberikan temannya itu sebuah ultimatu. “Ini untuk yang terakhir kalinya kamu boleh nginap disini Ron, Aku gak mau kamu kesini dalam keadaan mabuk atau nge-drugs. Kalau sampai ketahuan ayahku, apa jawabku, “Jelas Abdul agar Roni sedikir insyaf.

“Iya Dul maafkan aku ya. Aku sudah sering banget nyusahin kamu, akau akan coba saran kamu, Dul !”, kata Roni. Rupanya pagi itu percakapan terakhir Abdul dengan Roni. Setelah peristiwa pagi itu memang tidak pernah lagi Roni datang ke tempat Abdul. Abdul mendengar kabar dari salah satu teman sekolahnya yang kebetulan teman SMP Abdul dulu kala Roni lagi diskors karena ketahuan bawa obat terlarang.

Pernah sekali Abdul berusaha datang kerumahnya untuk mengetahui keadaannya. Tapi ibunya menjawab kalau Roni lagi latihan Band. Sangat disayangkan, orang tuanya tidak mengetahui apa yang sedang terjadi sesungguhnya pada diri Roni. Mungkin ini karena orang desa dan kurang pengetahuan mengenai hal-hal demikian. Abdul juga juga merasa tidak enak untuk mengatakan yang sebenarnya takut dikatakan fitnah dan mengada-ada.

MENINGGAL AKIBAT OVER DOSIS.
Beberapa bulan kemudian Abdul kaget mendengar berita kalau Roni meninggal akibat over dosis obat-obatan terlarang. Hari itu juga Abdul melawat kerumah Roni Abdul tidak mau melihat wajah Roni. Sang ibu yang awam akan obat-obatan terlarang terus menangis, sedangkan sang ayah tampak tabah meskipun iar matanya kelihatan mengembang pada kesu kelopak matanya.

Siang itu juga setelah dimandikan dan disholatkan, jenazah Roni dibawa ke pemakaman untuk segera dikuburkan di peristirahatan terakhir. Saat berada di lokasi pemakaman, semua orang bingung karena ada dua lubang kubur yang berjejer persis bersebelahan dikiri dan kanan.

Rupa-rupanya hari itu ada dua jenazah yang satunya entah siapa belum nampak. Ditengah kebingungan lubang mana yang akan ditempati Roni. Mashadi, Ayah Roni segera mengambilinisiatif. Dengan menebak-nebak, tangan Mashadi menunjuk lubang yang ada di sebelah kiri. Ahirnya, saat itu juga jenazah Roni dikuburkan dan kembang-kembang ditaburkan diatas pusara Roni, sang Lebe (petugas urusan agama di kampung Jambu Alas) kemudian memanjatkan doa untuk jenazah Roni.

Ketika doa belum sampai selesai dipanjatkan, tiba-tiba datang rombongan dari jenazah lainnya. Dan si empunya jenazah lain protes, kalaukuburan Roni salah tempatnya. Seharusnya jenazah Roni dikuburkan dilubang sebelah kanan, bukan sebelah kiri.

Negosiasi kedua belah pihak gaga. Si empunya jenazah lain bersikeras agar jenazah perempuan dipihaknya dikuburkan dilubang sebelah iri. Akhirnya dengan perasaan berat kuburan Roni yang baru selesai itu digali kembali untuk dipindahkan dilubang sebelah kanan.
Saat penggalian sampai pada jenazah dan sudah terlihat kain kafan dari mendiang Roni, timbullah keanehan dan kebesaran Allah swt. Subhanallah, rupanya Allah swt ingin menunjukkan kepada pelayat yang hadir di pemakaman itu bahwa perbuatan manusia di dunia itu ada balasannya di ahirat kelak.

Dan Allah sepertinya memberi tahukan bahwa siksa kubur itu benar adanya. Saat itulah sang penggali kubur dan beberapa orang pelayat lainnya melihat ada percikan – percikan api dan kilatan- kilatan dibawah jenazah Roni. Si penggali kubur tersentak kaget dan melompat keatas karena melihat kain kafan dari jenazah Roni yang terbakar dan mendengar seperti suara cambukan yang amat keras.
Beberapa orang melihat dengan cukup jelas peristiwa tak lazim tersebut. Betul-betul ada asapputih yang keluar dari jenazah Roni dan bau seperti terbakar. Petugas kematian dan para pelayat lannya hanya bisa mengucapkan Astagfirullah dan Subhanallah.

Setelah jenazah roni diangkat untuk dipindahkan, tampak kain kafan pembungkus jenazah Roni segaian gosong, hitam dan terbakar serta bau sesuatu yang menyengat hidung. Spontan saja Inayah Ibu Roni yang sudah mulai tabah, kembali menangis pilu dan tak berapa lama kemudian jatuh pingsan.

Sedangkan Mashadi turut pula menangis haru menyesali kepergian sang anak yang ternyata penuh dosa. Sementara itu, para petugas kematian dan para tetangga terus berdzikir dan berusaha menenangkan kedua orang tua almarhum Roni.

Dari peristiwa ini menunjukkan bahwa siksa kubur itu memang benar-benar ada.Walaupun hanya segelintir pelayat saja yang melihatnya secara langsung, termasuk abdul. Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua ,khususnya para remaja jangan sampai terjerumus dengan hal-hal yang bebrau maksiat

(Demi menjaga kerahasiaan dan nama baik semua nama pelaku (kecuali nama tempat) yang tercantum dalam kisah Rahasial Illahi 1 ini telah disamarkan ).

(Wallahu A’lam bi-al-Shawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 8 Juni 2018

ASMAUL HUSNA

MAKNA   NAMA - NAMA ALLAH SWT

Gambar 2

Tuesday, 5 June 2018

SAAT SAKARATUL MAUT TANYA NOMOR BUNTUT

SAAT   SAKARATUL MAUT TANYA NOMOR BUNTUT

Dasbor " Rahasia Illahi 1"
Dasbor " Rahasia Illahi 2"
SAAT SAKARATUL  MAUT TANYA NOMOR BUNTUT

“Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang dzalim itu : “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal ; kamu tidak diberi balsan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan “ (QS. Yunus : 52)

Suasana malam didusun Way Lalak masih seperti biasa, lenggang dan gelap.Padahal jarum jam masih menunjuk pukul 20.10 WIB. Waktu tak terlalu malam untuk seseorang yang masih mau beraktivitas. Namun angin malam yang menusuk tulang, agaknya membuat orang-orang lebih memilih berdiam diri diatas kasur dan menarik selimut, ketimbang berkeliaran diluar. Lagi pula, bukan hal lumrah jika ada orang yang keluyuran malam-malam kecuali, petugas ronda yang berjaga-jaga.

Akan tetapi pada malam dipenghujung Juni Tahun lalu itu, nampaknya rutinitas seperti diatas tidak berlaku. Pemandangan yang terlihat adalah kerumunan orang. Mereka berkumpul dirumah tetua adat bernama Lebai Amang (78 tahun). Sepertinya tengah terjadi sesuatu yang penting dirumah berbentuk panggung itu.

Lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dan doa-doa terdengar dibacakan seiring dengan itu, terdengar pula suara isak tangis dan ratapan yang menyayat hati. Gerangan apa yang tengah terjadi disana..?.

Buah Zakar yang Hampir Lepas.
“Ashadu anlaa ilaa ha illa Allah..” ucap wanita separuh baya. Wanita itu sedang menuntun seseorang agar mengikuti apa yang sudah dilafalkannya. Namun yang dituntun tidak segera berucap mengikuti. Hanya kata-kata “Khggghk….khhhggghhhk..” yang keluar dari mulutnya.

Maklum saja, lelaki tua itu kini tengah terbujur lemas diatas kasur, keadaannya amat memperihatinkan. Tubunya ringkih kurus dan matanya nampak sangat cekung. Dari bagian zakar yang ditutupi kain terlihat cairan nanah mengalir. Tidak deras, namun cairan itu tidak henti-hentinya mengalir. Sesekali, bahkan terlihat belatung dari arah zakar tersebut merayap ke bagian betis dan kakinya.

Tidak disangka, pemandangan mengenaskan itu ternyata menimpa Lebai Amang. Orang yang disegani penduduk Dusun Way Lalak. Ia terlihat sedang berjuang melawan maut. Namun raut wajah yang sedang kesakitan itu tak tampak terlihat sedih ataupun muram. Justru, orang-orang yang mengelilingi Lebai Amanglah yang kebingungan. Terutama ibu Yusriah (63 tahun), istri Lebai Amang, wanita yang menuntun syahadat tadi. Mereka seperti tak rela bila lelaki tua renta itu wafat dalam keadaan mengenaskan.

Ketidak relaan ini terlihat manakala beberapa orang anak dan cucunya ada yang pingsan. “Anak dan cucu Lebai nggak tega melihat Lebai sekarat dan kesakitan”, jelas Taufik (44 tahun), yang juga masih saudara dekat Labai. Taufik menambahkan, disaat – saat kondisi seperti itu, Lebai Amang malah bersikap yang aneh-aneh. Mereka merasa bahwa kematian Lebai seperti tidak wajar.

Karena itu, wajar pula bila keluarga besar tersebut seperti terpukul. “Seperti penyakit ganjaran “, imbuh Taufik, Pasalnya, mengapa penyakit itu harus singgah dialat kelamin..?. Apalagi dengan keadaan yang sangat menjijikkan dipandang mata.

“Bahkan zakar Lebai Amang hampir copot !” kata Anti (24 tahun), saudara Lebai Amang yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Lebai Amang. Hal tersebut diakui sang istri yang biasa mengurus penyakit suaminya. Buah zakar Lebai Amang memang benar tak berbentuk. Namun, keadaan tersebut tidak terjadi secara sekonyong-konyong.

Mulanya, sejak tiga bulan terakhir ini alat kelamin Lebai Amang bengkak-bengkak. Berjalan susah, apalagi jika ia ingin buang air kecil. Lama-kelamaan, seminggu menjelang Lebai sekarat, buah zakarnya bertambah besar dan berwarna kemerah-merahan. Karena itu, istri dan keluarganya berinisiatif membawa Lebai Amang ke rumah sakit.

Meski begitu, keadaan Lebai Amang tak juga menunjukkan tanda-tanda sembuh. Kondisinya malah parah. Dengan melihat kondisi Lebai yang hampir tak bisa ditangani dokter, maka pihak keluarga akhirnya berinisiatif membawa Lebai Amang kembali pulang.

Hari ke hari kondisi Lebai makin memperihatinkan. Terlebih disuatu hari, buah zakar yang bengkak tiba-tiba pecah. Begitu diceritakan Bapak yadi (57 tahun) tetangga yang datang saat Lebai Amang sekarat. Darah dan nanah keluar mengalir. Semakin hari semakin bertambah banyak darah mengalir dari pangkal pahanya.

Sambil menahan isak, sang istri mengaku, “Kadang-kadang kalau saya nggak langsung bersihkan, malah belatungan”. Akibatnya, aroma tak sedap dari pangkal paha itu tersebar. Baunya menyengat dan menusuk hidung. Orang-orang yang datang kerumah Lebai amang terpaksa menutup hidung. Tepat pukul 22.18 wib, kondisi tubuh Lebai Amang mengenaskan. Matanya melotot dan badanya mengigil. Sesekali bahkan seperti kejang-kejang.

Melihat kondisi kritis menghampiri Lebai Amang, pihak keluarga tak henti-hentinya menuntun Lebai Amang untuk melafalkan kalimat “Thayyibah” : Astagfirullah ….” Demikian Anti berusaha mencoba mengajak Lebai Amang beristigfar. Tapi mulut Lebai Amang seakan susah untuk digerakkan.

Beberapa menit kemudian, baru baru mulut Lebai mulai bisa digerakkan.”..Y..u..ss..” panggil Lebai pada istrinya. Yang dipanggil hanya mampu mengeluarkan tangis. Dengan kekuatan yang tersisa, Lebai Amang hanya mampu memohon kata-kata maaf kepada sang istri dan sanak family yang berada disampingnya.

Ditengah-tengah Lebai menyampaikan permohonan maafnya, tiba-tiba datang seorang laki-laki menghampiri Lebai Amang. Nampaknya ia teman dekat Lebai Amang yang ingin mengungkapkan duka cita atas musibah penyakit yang diderita Lebai Amang. Terlihat dari sorot mata yang hangat saaat menatap Lebai Amang.

Begitu lelaki tersebut berdiri persis di samping Lebai Aman, wajah tetua Way Lalak itu nampak sumringah. Terbata-bata ia berkata, “No…m…er …bera..pppaa..yannng kelu….aarr..?. begitu mulut Lebai Amang berhenti berkata-kata, tiba-tiba badannya kaku. Innalillahi wa inna lillahi raaji’un”. Ternyata Lebai telah pergi menghadap Yang Maha Kuasa, denga kata-kata yang seharusnya tak diucapkan seseorang saat Malaikat maut menjemputnya.

Baca Juga "Nama-Nama Neraka & Penghuninya"

Gemar Lotre dan Perempuan Sejak Muda.
Geger itulah gambaran yang nampak mewakili kondisi way Lalak usai peristiwa kematian Lebai Amang. Keriuhan itu telah merebak ke pelosok – pelosok dusun malam itu juga. Padahal, didusun itu, berita kematian lazimnya diumumkan pada pagi hari. “Mungin karena peristiwa kematian itu mengenaskan dan nggak wajar.” Terang pak Yadi mengomentari kematian Lebai Amang.

Desas-desus pun mulai merebak. Para tetangga yang menyaksikan kematian Lebai Amang sibuk menggunjing. Ya, setelah menyaksikan peristiwa itu mereka hanya bisa membicarakan di belakang. Tak satupun yang berani buka mulut, terlebih bertanya kepada pihak keluarga besar Lebai Amang.

Pada orang-orang luar Dusun Way Lalak yang datang menanyakan perihal kematian itu, mereka juga enggan buka mulut. Diam seribu bahasa adalah pilihan aman, mengingat keluarga besar Lebai Amang sangat berpengaruh dan ditakuti. Beberapa nara sumber yang mau bercerita pun akhirnya mau bercerita dengan komitmen bahwa foto-foto wajah dan nama mereka disamarkan.

Dari penuturan semua narasumber, mereka yakin kalaupenyakit Lebai Amang itu ada kaitannya dengan perbuatan buruk dan nista semasa hidupnya dulu. Tingkah polah Lebai Amang sungguh tidak mencerminkan tetua adat yang seharusnyadisegani warga. Kelakuannya sehari-hari Cuma bersenang-senang. Sepertinya seluruh warag hafal betul rutinitas Lebai Amang. Ia lebih sering terlihat menghabiskan waktu untuk kegiatan tak bermanfaat, bahkan memalukan. “Biasanya Lebai Amang keluar sore hari sampai larut malam “, kata Anti.

Lebai sangat dikenal gemar menyabung ayam, berjudi dan minum-minuman keras. Itu dilakukan sejak ia masih remaja. Seperti orang yang kecanduan, kelakuannya tak pernah berubah sedikitpun. “Rutinitas” aneh tersebut tak pernah seharipun terlewatkan.

Pernah sesekali ia menang lotre dari nomor buntut yang dipasangnya. Lebai Amang bangga bukan kepalang. Sebagai ungkapan suka citanya , ia mengajak teman-temannya berpesta. Bujuk rayu beberapa teman-teman Lebai Amang berhasil. Ia pun setuju, mengundang wanita penghibur.

“Acara pesta biasanya diadakan di luar kampung. Biasanya mereka menyewa gedung “. Cerita Yadi dan Taufik. Sesekali, acara bertempat dirumah tetangga kampung yang bergabung dengan mereka.

Sikap dan perilaku Lebai Amang sungguh memalukan.Namun tak satupun yang berani mengusik ulahnya. Tetua adat lainnya maupun pihak keluarga sudah coba mengingatkan, tapi tegiran itu seperti angin lalu. Akhirnya, mereka hanya tinggal pasrah dan berharap, semoga Lebai Amang mau berubah.

Sayang, hingga maut menjemput nyawa Lebai Amang, perilaku tersebut tak juga berubah. Di tengah-tengah derita yang ditanggung Lebai Amang menjelang akhir hayatnya, Lebay masih sempat bertingkah seperti ia masih sehat.

Dulu, sewaktu penyakit Lebai Amang belum begitu parah, ia masih sering keluyuran keluar rumah. Kegemarannya akan menyabung ayam, masang nomor buntut dan berjudi, masih sering dilakoni. Padahal untuk berjalan saja ia sering minta dituntun.

“Saya pernah lihat Lebai Amang hampir jatuh kepayahan, waktu mau nyabung ayam kenang Yadi. Selain gemar masang buntut, Ia pun juga sering main perempuan. Kegemaran itu menurut Taufik, berawal dari bujuk rayu teman-temannya juga. Istri LebaiAmang bahan mengakui, kalau Lebai Amang juga dikenal punya banyak wanita simpanan.entah mereka dinikahi atau tidak.

Yang pasti, menurut sang istri, keluarga dan warga, bahwa Lebai Amang cepat kesengsem jika melihat perempuan cantik. Matanya akan “hijau” bila melihat daun muda. “Makanya, orang itu jangan hanya pakai peci Haji, tapi perbuatannya malah nggak sesuai dengan predikat yang dipegangnya akat Anti, menyesali sikap Lebai Amang yang kebetulan juga sudah pernah pergi haji.

Kelakuan Lebai Amang memang sangat memalukan , kontras dengan jabatan yang disandangnya.Sudah semestinya ia menjaga citra baik, adat leluhur dan kesilamannya.

Tapi, itu semua tinggal kenangan.Toh sekarang Lebai Amang telah mengakhiri segalanya. Kini ia membijur dilubang kubur ditemani kegelapan dan amal perbuatan yang dibawanya. Orang-orang yang ditinggalkannya Cuma bisa berharap, semoga Allah memaafkan segala kesalahannya. Amiiin
(Wallahu A’lam bi-al-Shawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - Juni 2018

Monday, 4 June 2018

HUKUM HIJAB..?

HUKUM   HIJAB..?


HUKUM HIJAB..?

Dasbaor "SIRAMAN RUHANI"

“ Hijab satar sering diartikan sebagai penghalang,penutup atau selubung. Dilihat dari makna dasar ini,maka apa pun yang berfungsi sebagai penutup atau penghalang sesuatu bisa disebut hijab,misalnya kain yang menutup meja makan atau casing computer dan hanphone ”.

Tetapi hijab yang dimaksud disini adalah kaitannya dengan pakaian yang menutup aurat kita,khususnya aurat perempuan.Pada beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara barat kata hijab lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Namun, dalam keilmuan islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatat cara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.

Baca Juga "Tragedi Berdarah Malam Pengantin"

John L. Espositi dalam Ensiklopedi Oxford ; Dunia Islam Modern, menulis bahwa sulitnya mendapatkan padanan tunggal dalam bahasa Arab dari Hijab, maka hijab sering didentikkan dengan :burqu, ‘abayah, tharhah,, burnus, jilbab, dan milayah. Pakaian seperti ‘abayahArab dan burnus Maghribi (Maroko) cenderung sangat mirip bagi laki-laki maupun perempuan.

SEJARAH
Hijab bukanlah tradisi asli orang Arab. Praktek menutup wajah (sebagian atau seluruh) ini merupakan warisan dari kerajaan Bizantium – Yunani, Sassaniyah – Persia dan Mesopotamia kuno. Pada masa pra-Islam, Di Arab barat daya sendiri, hijab hanya ditemukan si suku Banu Ismail dan Banu Qathan sementara di Mesir kuno, tradisi ini mulai berkembang pada masa kerajaan Ramses II (dinasti ke-20).

Di Mesopotamia kuno, hijab merupakan symbol tentang kebaikkan. Perempuan yang baik diharuskan memakai hijab saat menikah untuk membedakan dirinya dengan perempuan budak dan kotor. Jadi perempuan yang mengenakan hijab merupakan suatu kebanggaan luar biasa, karena dikategorikan sebagai perempuan yang shalehah.

Menurut hokum Asyria, pelacur dan budak dilarang memakai hijab, dan mereka yang didapati secara mengenakannya dapat dihukum dengan berat. Jadi hijab tidak saja untuk menandakan kebangsawanan melainkan juga membedakan perempuan “terhormat” dengan perempuan “tercela”.

Dari Bizantium Yunani, Persia dan Mesopotamia, tradisi hijab kemudian merasuk keagama Kristen dan Yahudi hingga mengalami perkembangan yang signifikan. Dari sini lalu menyebar ke orang Arab kelas perkotaan dan akhirnya ke orang-orang kota umumnya.

Di Mesir abad pertengahan, tradisi hijab terjadi di kalangan kaum Yahudi Mesir . Saat itu ditandai dengan pemisahan masuk kuil melalui pintu yang berbeda anatara laki-laki dan perempuan.

Di kalangan perkotaan Arab Islam sendiri, hijab mulai dipraktekkan secara luas dinegara Turki. Saat itu hijab merupakan pertanda derajat dan gaya hidup ekslusif. Pada abad kesembilan belas, perempuan muslim dan Kristen kelas atas perkotaandi Mesir mengenakan habarah yang terdiri atas rok panjang , tutup kepala dan burqu’ kain tipis empat persegi transparan berwaran putih yang dipakai dibawah mata,yang menutup mulut, hidung bagian bawah, dan menjuntai hingga dada. Pada kesempatan berduka, dikenakan hijab tipis hitam disebut bisha.

bACA jUGA "Rahasia Anggaran Muslim"

HIJAB YANG BENAR
Pada dasarnya Al-Quran tidak pernah menerangkan secara khusus arti hijab dalam kaitannya sebagai pakaian wanita Muslimah. Kata hijab yang disebut Al-Quran, merujuk pada pengertian lain diluar konteks berpakaian. Misalnya QS. Ahzab [33} : 53 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan. Dan jika kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), mintalah dari belakang hijab. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka”.

Ayat diatas mengartikan hijab dalam konteks etika sosial, khususnya etika bertamu antara para sahabat. Nabi dengan istri-istri Nabi. Para sahabat yang hendak menemui istri-istri Nabi di rumahnya, dianjurkan untuk memakai hijab (pemisah). Jadi hijab disini tidak ada kaitannya sama sekali dengan konteks berpakaian.

Ayat lain yaitu QS. Al-Syura [42]:51 juga menjelaskan kata hijab dalam konteks lain. Meski kata hijab di dalam ayat ini dijelaskan dalam konteks yang nyarissam dengan QS. Ahzab [33]:53 yaitu pemisah atau dari balik tabir, tetapi kata hijabpada QS. Al-syura ayat 51 ini diartikan dengan konteks etika pewahyuan. Maksudnya, bahwa Allah sekali-kali tidak tidak akan berbicara dengan manusia sekalipun seorang Nabi meski dalam rangka pewahyuan kecuali melalui pemisahan (hijab).

Begitu juga kata hijab dalam QS. Al-A’raaf [7] :46, QS. Fushilat [41] :5, QS. Al-Isra’ [17] : 45 dan QS. Shad [38] :32, diartikan dalam kerangka yang lain, bukan dalam konteks berpakaian.

Tafsir tentang hijab didalam Al-Quran dalam kaitannya berpakaian muslimah justru ditemukan dalam ayat yang menceritakan tentang khimar (tutup kepala) atau jilbab. Ayat – ayat ituadalah sebagai berikut :

Pertama QS. Nur [24] :30-31 yang artinya :
“Katakanalah kepada laki-laki agarmenahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Dan katakanlah kepada perempuan beriman agar menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, serta tidak menampakkan perhiasan kecuali yang (biasa) tampak darinya, dan menutup khimar kedalam dadanya, dan untuk tidak menampakkannya kecuali kepada suaminya”.

Kedua QS. Al-Ahzb [33] :59 yang artinya :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin. “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, agar mereka tidak diganggu “.

Terlepas dari tidak adanya ayat Al-Quran yang menjelaskan secara khusus tentang hijab dalam konteks berpakaian muslimah yang menutup aurat, yang jelas, bagi orang wanita muslimah yang hendak mengenakan hijab, hendaklah memperhatikan beberapa catatan dari Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

Menurutnya, seorang wanita yang mengenakan hijab harus memenuhi syarat seperti : hijab itu harus menutup seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan tangan, bukan berfungsi sebagai perhiasan (tidak boleh berlebihan), tidak boleh tipis atau transparan, dan tidak boleh ketat dan terlepas dari itu semua yang paling penting niatnya bukan sekedar untuk bergaya-gaya saja melainkan menunaikan perintah pada ayat

Jika syarat-syarat ini dipenuhi, maka hijab itu sudah dianggap benar. Semoga para wanita muslimah memperhatikan hal ini dan dalam mengenakannya tida salah niat karena sesuatu apapun yang kita lakukan bahkan beramal sholeh pun kalau salah niatnya pasti tidak akan menuai keridhaan Allah swt. Maka dari itu yang paling penting disini diniatkan yang benar semoga kaum hawa bisa meniatkan semua ini dengan benar bukan sekedar memakai jilbab sebagai pemanis belaka tanpa memahami makna dan arti yang terkandung didalamnya, Amiiiiin.
   
Wallahu ‘alam Bhisawab Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - Juni 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...