Dasbor " RahasiaIllahi 2"
MIRING
KEARAH
KI’BLAT SENDIRI
“
Nyaris semua warga menganga terkejut, melihat gundukan tanah kuburan turun
sendiri menutupi lubang kubur. Reflek.Mulut mereka seketika juga bertasbih,
berharap keganjiln tersebut menjadi pertanda baik atas kepergian Slamet (24 tahun, bukan nama
sebenarnya), pemuda kampung Merak yang sangat mereka cintai ”..
Warga kampung Merak
petang itu geger. Bukan karena riuh suara warga yang biasa menghabiskan waktu
sorenya di pinggir kali Siul (bukan nama sebenarnya). Kerumuna orang yang
membludaklah yang membuat suasana kampung itu lain dari biasanya. Mereka
mendengar kabar, tubuh Slamet ditemukan mengapung dan tak lagi bernyawa..
Pemuda
Shaleh itu Hilang..?
“Nggak kak Slamet kayak gini” gumam seorang gadis di sebuah rumah yang
sangat sederhana. Rini (14 tahun), adik Samet, tak hanya kesal karena kesepian
lantaran ibunya sedang pergi keluar kota. Ia juga resah, karena Slamet kakak
satu-satunya itu tidak pernah keluar malam, apalagi sampai bermalam tanpa
seizing keluarga.
Tapi sampai pagi, Slamet belum juga kembali. Mendapat hal yang sangat
tidak lazim ini seisi rumah ribut. Sebab, semula Slamet pergi untuk menghadiri
Isr’ Mi’raj. Ia pergi bersama empat orang kawannya. Namun ketika acara selesai,
teman-teman Slamet berinisiatif pulang lebih dahulu, sedang Slamet tidak pulang
hingga keluarganya mencarinya.
Baca Juga "Lima Kali Berhaji Tidak Bisa Meihat Ka'bah"
Baca Juga "Lima Kali Berhaji Tidak Bisa Meihat Ka'bah"
Keluarga Slametpun akhirnya mendatangi keempat teman anaknya. Bisa
ditebak, keluarga itu tidak mendapati jawaban yang mereka inginkan. Dengan hati
masygul, keluarga Slamet mencoba mencari tahu kerumah saudara-saudaranyayang
lain. Mereka menduga kalau-kalau Slamet bermalam disana.
Ditengah usaha pencarian itu, tiba-tiba seorang warga bernama Wagiman mencegat, “Saya lihat Slamet
jatuh ke kali. Kayaknya ia tergentir dari getek” terangnya, cumin karena suasan
gelap saya gak begitu jelas apa dia benar Slamet yang jath, “tambah Pak Wagian.
Mendengar itu, kontan saja ia menuju kali Siul.
Sebenarnya arus Kali Siul yang tak deras memudahkan mereka dalam
pencarian. Kedalamnnya pun masih dapat dijangkau. Sayangnya sampai menjelang
magrib pencarian itu tidak menunjukkan hasil. “Kalau tahu bakal begini, saya
menyesal tidak membantu pada waktu ia jatuh dulu”, lirik Pak Wagiman mengenag
kejadian itu.
Pencarian terus dilakukan sampai mlam hari. Warga setempat yang
berempati atas hilangnya Slamet, meminta tim SAR mencarinya. “Bukan saja
keluarga Slamet saja yang bingung waktu ia hilang , warga disini juga pusing “,
jelas bapak berjenggot itu lagi.
Slamet terus dicari. Warga yang peduli pada usaha pencarian itu bahkan
menggelar pengajian dipinggir kali. Mereka yakin, ikhtiar saja tentu sulit
menunjukkan hasil tanpa dibarengi doa. Sejak itu Kali Siul ramai, kaum ibu yang
peduli biasanya mengantar makanan untuk orang-orang yang mengaji. Terus-menerus
bahkan, makanan itu berdatangan sampai Slamet benar-benar ditemukan. Suasananya
persis seperti hajatan.
Pencarian Slamet nyaris mengalami jalan buntu. Warga yang biasa duduk
menunggu dipinggir kalipun sudah mulai berkurang. Nampaknya mereka pasrah, akan
tetapi hari mulai beranjak siang, beberapa warga yang rumahnya tak jauh dari
kali dikejutkan oleh sebuah suara dari kali.
“Byuuuur!!!!”, warga yang berdatangan ke pinggir kali kaget bukan main.
Mereka mereka melihat tubuh Slamet mengapung diatas air. Tubuh pemuda yang
mereka cari itu bengkak kebiru-biruan dan tak lagi bernafas, tapi jasad dan
pakaian yang ia kenakan masih utuh. Dikantong baju ditemukan buku Yasinan.
“Biasanya orang yang hanyut itu pasti ada saja yang hilang anggota
tubuhnya”, Kata seorang warga yang ikut menyaksikan kejadian itu, tapi tak mau disebutkan
identiasnya. Tubuh yang membujur itu hanya mengeluarkan sedikit darah akibat
duri-duri yang menancap di tubuhnya. Anehnya tubuh itu tidak bau amis dan bau
bangkai “Cuma bau air kali saja” kata sumber itu.
Pemandangan itu menyisakan tanda tanya warga, apakah kejadian ini murni
musibah atau ada motif pembunuhan. Enggan berspekulasi, merekapun segera
membawa jenazah Slamet kerumah sakit terdekat guna diotopsi. Namun dari hasil
otopsi, tidak ada tanda-tanda Slamet meninggal karena dibunuh atau dianiaya.
Prosesi
Penguburan yang mengherakan
Hari itu juga, walau tanpa ibu Slamet hanya bapak dan adik Almarhum,
ibu-ibu kampung merek segera menyiapkan kafan dan tempat untuk memandikan
jenazah Slamet. Mereka ikhlas dan tidak segan-segan membantu. Karena semasa
hidup , almarhum dikenal baik, alim dan tak banyak tingkah, ia juga banyak
membantu tetangga. Mereka bahkan sudah menganggap Slamet layaknya anak sendiri.
Antusiasme itu seolah mendapat tanggapan darialmarhum. Ada hal ganjil
ketika Slamet akan dimandikan. Waktu itu tubuhnya tidak bisa lepas dari meja
pemandian yang dialasi kain panjang.
Warga yang memandikan jenazah Slamet seolah mengerti isyarat ini.
Mereka akhirnya ia memanggil orang yang empunya kain panjang itu, “Sya ikhlas
kain saya buat kamu Slamet”, bisik seorang ibu tua di telinga jenazah Slamet,
meyakinkan. Betul saja tubuh jenazah Slamet yang sebelumnya menempel sulit
dilepaskan kini sudah bisa diangkat, tetapi kain si ibu masih sulit dilepas.
Usai dimandikan , warga bersiap-siap membawa jenazah ke masjid untuk di
sholatkan. Anehnya cuaca yang sangat cerah dipagi itu mendadak berubah. Persis
ketika jenazah dibawa keluar dari pintu rumah, angin tiba-tiba kencang dan
cuaca berubah mendung.
“Saya gak pernah merasakan hawa sesejuk ini”, kata seorang ibu yang
bertakziah. Orang yang mengangkat tubuh Slamet pun seperti hendak berlari.
Seperti tiada beban yang diangkat. Keranda yang mereka angkat pun seolah tidak
ada isinya.Sesampainya di masjid tiba-tiba hujan turun rintik-rintik.
Seperti awan yang menangis, para jemaah sholat mayit pun banyak yang
terharu dan menangis. Mereka kehilangan “Bukan cuma orang sekampung yang
menangis dan mengantar ikut mengiring ke kuburan, tetangga kampung juga banyak
yang kehilangan banget “, tegas ibu yang sangat terpukul telah kehilangan
anaknya itu. Dan memang, semua orang seperti merasa ditinggalkan anak atau
saudara sendiri.
Entahlah ini sebuah kebetulan atau ada rahasia lain yang Allah swt
persiapkan. Beberapa warga mengaku, usai Jenazah Slamet disholatkan, cuaca
tiba-tiba kembali mendung setelah gerimis mengguyur kampung mereka. Keadaan ini
tentu memudahan jenazah itu untuk dibawa ke pemakaman.
Tak sampai waktu menhabiskan waktu 15 menit, iring-iringan jenazah itu
sudah sampai dilokasi yang berjarak sekitar setengah kilometer. Pasalnya
lagi-lagi keranda yang diusung sangat ringan. Sesampainya disana, jenazah yang
ada dikeranda itu segera dikeluarkan. Untunglah, gerimis yang turun tadi tidak
terlalu membuat tanah lengket. Syahdan, tubuh Slametpun segera diletakkan
didalam lubang kubur.
“Subhanallah..!!!” teriak semua orang yang menyaksikan kejadian aneh di pelupuk mata
kepala mereka sendiri. Apalagi dua warga yang baru saja meletakkan jenazah
Slamet masih berdiri didalam lubang kubur. Dua lelaki tua itu terkesiap kaget.
Baru saja ia mau menggerakkan tubuh Slamet menghadap Kiblat, Jenazah itu
bergerak miring menghadap arah sholat kaum muslimin itu dengan sendirinya.
Decak keheranan terus mengalir dari mulut pelayat kubur. Tapi ada
sebagian kecil yang malah ketakutan melihat kejadian tersebut. Sebab bagaimana
mungkin tubuh yang sudah tidak bernafas dan tak bernyawa bisa bergerak
sendiri..? Dan tentu, ini adalah kali pertama kejadian aneh dan luar biasa
dialami penduduk kampung merak.
Namun beum lagi hilang keterkejutan itu, mereka dikagetkan lagi oleh
hal yang cukup membuat takjub orang-orang yang melihat kejadian tersebut, yaitu
ketika Pak Yadi akan mau mengayunkan cangkul kearah gundukan tanah kuburan,
tiba-tiba tanah gundukan yang ada di tepi
kuburan itu berjatuhan dengan sendirinya kedalam lubang kuburan Slamet
yang barusan dimasukkan tadi.
“Cepat naik keatas Pak..!!!, teriak para pelayat yang ada diatas
kuburan.Mereka khawatir urukan tanah yang berjatuhan dengan sndirinya itu
menguruk kedua warga yang masih berada di liang kubur Almarhum Slamet Tanpa
menunggu lama kedua warga yang berada di liang kubur itu naik keatas, dan hanya
bisa melihat kejadian itu dengan keheranan dan membikin bulu kuduk merinding
dibuatnya.
Menurut Wato (53 tahun) tetangga almarhum yang ikut menyaksikan
kejadian itu sampai sekarang ini warga merak tidak bisa pernah melupkan
kejadian tersebut “Saya dan warga disini merinding melihatnya”(urukan
tanah-red)” katanya.
Dengan kejadian tersebut membuat, sangat cepat proses pemakaman
berlangsung. Setelah jenazah Slamet selesai dikebumikan, cuaca yang mendung
kembali cerah Keheranan itu lagi-lagi dirasakan warga kampung Merak. Pada hari
ketiga tahlilan, dirumah ibu tua yang meminjamkan kain panjangnya untuk
memandikan jenazah Slamet, aroma harum yang sangat lembut menebar keseluruh
ruangan rumahnya. “Bukan cumin saya kok yang mencium bau wangi itu.
Tetangga disamping rumah juga menciumnya, “Jelas siIbu tua itu”, Sampai
orang-orang ribut wangi apaan sih ini..? Apaada yang pakai minyak
wangi..?tambahnya. Pihak keluarga Slametpun mangaku mencium aroma harum
tersebut. Sebab dirumah mereka aroma yang sama menebar pula. Ibu Slamet ingat
“Orang-orang yang membantu membuat makanan untuk tahlilan juga bilang begitu”,
Bahkan berlangsung selama satuminggu setelah kematian almarhum.
Mengingat keganjilan-keganjilan tadi marbot dimasjid itu mengaku
teringat pada guru mengaji Slamet , “Beberapa kali saya ernah dengar kalau
ustadz sering bilang , “Kamu ahli Jannah (surga) Met..! “Ahli Jannah “ kata marbot berujar sambil
meniru ucapan si guru ngaji.
Karena itu, marbot masjid setempat sangat terkesan dengan perilaku
almarhum yang selalu baik padanya. Bahkan bukan cumin pihak almarhum Wanto,
Wagiman, maupun semua warga kampung Merak lainnya yakin kalau kejadian yang
menimpa Slamet merupakan tanda yang Allah perlihatkan pada manusia yang masih
hidup.
Sebagaimana Al-Quran menegaskan “Itulah Orang-orang yang beriman dengan
sebenar-benarnya.Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi
Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat yang mulia) “ (QS.Al-Anfal
:4)
“Besar kemungkinan sangat berkaitan erat dengan amaliah si almarhum
sewaktu hidup, “, lirihnya. Mereka merasa bahwa Slamet sudah tenang disisi
Allah swt hingga kematiannya tidak menyusahkan banyak orang. Amiiin Wallahu
a’lam bi-al-Shawab.
Semoga dapat menjadi I’tibar bagi kita semua dalam menjalani hidup di
dunia ini karena semua apa yang kita lakukan di dunia ini akan mendapatkan balasannya dari Allah
bahakan masih berada didunia saja Allah sudah tunjukkan dan tampakkan balasannya kepada hambanya.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kejadian diatas untuk
berlomba-lomba dalam melakukan kebajikan didunia demi mengharap ridaha dari
Allah swt Amiiiiiin.
Wallahu ‘alam Bhisawab