Blog Konten Islam

Friday, 1 June 2018

SHOLAT & KESALEHAN SOSIAL

SHOLAT   & KESALEHAN SOSIAL


Dasbor"SIRAMAN RUHANI"

SHOLAT
 DAN  KESALEHAN SOSIAL
“ Ketaatan Ritual harus melahirkan kesalehan sosial ”..

Sebagai salah satu pilar islam dan tiang pancang bagi tegaknya agama, sholat disebut pada banyak ayat Al-Quran. Diantaranya, QS. Al-Baqarah : 3 menyatakan bahwa mendirikan sholat, iman kepada yang ghaib dan menafkahkan sebagian rezeki, merupakan cirri orang bertaqwa.  .

QS. Al-Baqarah  45 dan 153 memerintahkan untuk memohon pertolongan kepada Allah dengan sabar dan mendirikan sholat. Dalam ayat ini juga ditegaskan bahwa mendirikan sholat sebagai sarana memohon pertolongan kepada Allahn itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.

Dalam QS. AlBaqarah :83, perintah mendirikan sholat disertakan dengan perintah menyembah hanya kepada Allah, berbuat baik pada kedua orang tua , kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, mengucapkan kata-kata yang baik kepada sesame manusia dan menunaikan zakat.

QS. Al-Baqarah :177 menyertakan sholat dengan kewajiban beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, kitab-kitab, para nabi, memberikan harta yang dicintai kepada kerabat, anak yatim, orang miskin,musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta ; memerdekakan hamba sahaya, menunaikan zakat, menepati janji, sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Ayat ini memberi pelajaranbahwa kebajikan sejati terdiri dari dua unsure : tashawwur dan suluk.

Baca Juga "Apakah Lailatul Qadar Bisa di Buktikan"

Tashawwur adalah pemahaman yang benar dan penghayatan. Dalam hal ini, beriman kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat kitab, dan Nabi merupakan cermin dari tashawwur. Sedangkan Sulu adalah tindakanlanjut dan perilaku berupa kesalehan sosial. Dalam hal ini, memberi harta yang dicintai kepada kerabat, anak – anak yatim, orang-orang miskin, ibn al sabil dan seterusnya merupakan perwujudan dari suluk tersebut ayat ini mengguratkan bahwa kebajikan sejati (birr) adalah terpenuhinya kedua unsure itu.

QS. Al-Baqarah :238 menyuruh memelihara sholat dengan khusyuk. Dalam hal QS. An-Nisa :142 dijelaskan bahwa orang yang munafik jarang melaukan sholat dan seandainya pun sholat maka sholatnya bercirikan malas dan riya’. Dalam QS. Hud : 87 diceritakan bahwa kaum nabi Syu’aib yang membangkang berkata kepada beliau, “Apakah sholatmu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak – bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami,,?. Mereka, seperti kata At-Thabari, hendak mengatakan, “Ini adalah harta kami.

Kami berhak melakukan apa saja yang yang kami inginkan terhadap harta ini. Kami bisa mengambil sebagiaannya atau mengolahnya atau bahkan membuangnya”. Syu’aib menolak pola pikir egois mereka. Benar-bahwa harta itu milik mereka.

Tetapi dari sudut pandang sosial mereka tidak memiliki hak dan untuk mempermainkan timbangan dan takarannya, sebab itu merugikan orang lain. Dengan kata lain pengakuan atas kepemilikkan pribadi tidak berarti setiap orang mempunyai kebebasan mutlak. Yang ada adalah kebebasan yang dibatasi oleh kemaslahatan umu.

Baca Juga "Alasan Berjamaah di Masjid"

Dalam QS. Al-A’raf :85 dikisahkan bahwa Nabi Syu’aib menyuruh kaumnya untuk menyembpurnakan takaran dan timbangan setelah menyuruh mereka menyembah Allah. Hal ini menunjukkan bahwa makna ibadah menyakup kejujuran dalam bermuamalah (interaksi sosial), tidak terkecuali kejujuran dalam hal takaran dan timbangan (dunia bisnis).

Diantara kaum Nabi Syu’aib orang-orang yang mempermaikan harta milik pribadi seenaknya sehingga merugikan orang lain adalah para pembesar, orang-orang kaya, dan para penjabat yang tidak punya tujuan hidup selain mengumpulkan harta dengan cara apa saja. Mereka tidak pernah segam mengorbankan kepentingan umum demi kepentingan pribadi. Sementara itu, Syu’aib berjuang mewwujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Seperti biasa, yang menolak ajaran yang diserukan Nabi Syu’aib adalah mereka yang disebutkan Al-Quran sebagai al-mala’ ; kaum elite, para pembesar, kalangan terkemuka, mereka yang punya kuasa dan harta.Mereka menantang Nabi Syu’aib bukan hanya karena ia menyerukan menyembah Allah tetapi terutama karena ia memerintahkan meninggalkan perbuatan – perbuatan yang bertentangan dengan tuntunan iman kepada Allah seperti mengurangi takaran dan timbangan serta kegiatan ekonomi lainnya.

Ajaran islam yang dibawa Syu’aib mengancam kepentingan pribadi mereka.Maka berbagai cara mereka gunakan untuk melawan Syu’aib dan memberantas ajarannya. Di lain pihak, sebagaimana digambarkan QS> AlA’raaf :88, kelompok masyarakat yang oleh Al-Mala’ bisa dijuluki aradzil (orang-orang hina dan rendah) antusias menyambut dakwah Syu’aib. Dan seperti biasa, guna membendung pengaruh ajaran Syu’aib, al-mala’ mengancam, menindas, dan mengintimidasi para aradzil.

Sementara itu, QS. Al-Jumu’ah : 10 menyatakan bahwa tawazun (keseimbangan) merupakan salah satu cirri ajaran islam. Keseimbangan antara pemenuhan tuntutan hidup dunia, seperti bekerja, banting tulang, beraktivitas dan kasab, dengan keharusan mengasingkan ruh, menenangkan dan mensyunyikan hati barang sesaat untuk berdzikir.

Sholat merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan hati. Tanpanya ia tidak akan sanggup memikul beban amanah yang amat besar. Zikir juga mutlak harus ada dalam usaha mencari pemenuhan kebutuhan hidp. Merasakan kehadiran-Nya membuat kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup menjadi bernilai ibadah. Namun demikian, perlu adanya watu tersendiri untuk melaukan dzikir murni, pengasingan dan penyendirian yang total dari kehidupan dunia.

Sedangkan dari QS. Al-Ma’un :4-7 dapat ditari pengertian bahwa sholat yang dilaukan secara lalai (asal-asalan), karena riya’ dan tidak melahirkan kesalehan sosial, pelakunya mudah diancam kecelaaan. Surah Al-Kautsra : 2 menegaskan apa yang sudah berulang kali dikatakan bahwa ketaatan ritual harus melahirkan kesalehan sosial. Pada ayat ini perintah mendirikan sholat disertakan langsung dengan menyembelih hewan kurban, “Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah “. Yang pertama sebagai symbol ketaatan ritual, sedang yang kedua merupakan salah satu manifestasi kesalehan sosial.

Lagi-lagi ini menegaskan bahwa ketaatan ritual harus melahirkan kesalehan sosial. Surah, Al-Ma’un betapapun singkatnya, menolak ibadah yang formalistic. Surah ini memandang bahwa menolong orang yang membutuhkan merupakan syarat iman, sama seperti mendirikan aholat dan menjalankannya dengan khusyuk.


Ia juga mengancam orang-orang yang enggan menolong orang yang membutuhkan dengan wayl (kecelakaan). Melalui Surah Al-Ma’un Al-Quran menamai orang yang tidak memiliki kesalehan sosial sebagai orang yang mendustakan agama. QS.Al-Ankabu :45 sangat tegas menyatakan adanya hubungan tak terpisahkan antara sholat sebagai symbol ketaatan ritual dengan kesalehan sosial.

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 2 Juni 2018

JENAZAH SANG KYAI, WANGI DAN BERSINAR

JENAZAH SANG KYAI,   WANGI DAN BERSINAR


JENAZAH
 SANG  KYAI  WANGI DAN  BERSINAR
“ Saya melihat, mereka saling berpelukan dan bermaaf-maafan. Saya sendiri heran melihat kakek [KH.Ilyas] didatngi oleh ulama’ sebesar KH. Abdullah Saydi’i. Satu minggu setelah itu ternyata KH. Abullah Syafi’I meninggal dunia. Rupanya kedatangan KH. Abdullah Syafi’i ke rumah kakek untuk berpamitan terakhir kali “, ujar ustadz Rifa’i..

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Disebutkan, “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya umatku akan datang di hari kiamat dalam wudhu. Barang siapa diantara kamu ingin memperpanjang batas cemerlang, maka kerjakanlah “.

Hadits tersebut mengingatkan kita bahwa air wudhu yang kita pakai untuk membasuh seluruh anggota tubuh tertentu kelak menjadi saksi ibadah dan ketaatan kita kepada Allah swt di hari iamat. Namun bagi sebagian manusia yang suci dan senantiasa terhindar dari perbuatan dosa dan maksiat, cahaya atau sinar bekas air wudhu itu bisa saja terpancar dari diri mereka , dengan izin Allah swt, ketika mereka masih berada di dunia atau ketika merek meninggal dunia.

Keistimewaan itulah yang terjadi pad jasad seorang ulama yang mencapai taraf waliullah, yaitu Allahu yarhamhu, KH. Mohammad Ilyas. Orang yang sempat menyaksikan keistimewaan luar biasa itu ialah cucu sendiri yaitu Ustadz H. Ahmd Rifa’i, seorang da’I yang kini tinggal di daerah tanggerang.


Diceritakan oleh ustadz Hj. Rifa’i   bahwa ketika kakeknya meninggal dunia ia termasuk salah seorang dari keluarga yang ditugaskan memandikan jenazah kakeknya. Menurutnya, ketika pakaian kakeknya dibuka untuk dimandikan, ia mencium bau wangi dari tubuh kakeknya. Bukan itu saja, ia juga melihat dari anggota tubuh kakeknya yang biasa dibasuh air wudhu terlihat bersinar. Ia juga mengaku sangat terharu dengan peristiwa itu. Pada saat itu, ia jadi teringat akan hadits Nabi Rasulullah saw yang penulis sebutkan diatas.

“Waktu kakek saya meninggal, saya ikut memandikannya. Sebelum beliau dimandikan, sekujur tubuhnya sudah berbau wangi. Begitu pakainnya dibuka, semua anggota tubuhnya yang biasa terkena air wudhu terlihat bersinar ‘, ungkap ustadz Rifa’i.

Ustadz Rifa’I mengaku bahwa tidak tahu kalau kakeknya adalah seorang waliullah. Ia baru tahu bahwa kakeknya adalah waliullah setelah diberi tahu oleh seorang ulama besar KH. Damanhuru.

Ustadz Rifa’I sendiri yang sejak kecil sudah tinggal bersama kakeknya itu, mengaku kenal betul dengan kebiasaan dan sifat-sifat kakeknya. Menurut ustadz Rifa’I selama hidup kakeknya orang yang suka mengamalkan amalan tasawuf. Beliau adalah pengagum berat Imam Al-Ghazali mulai dari “Bidayatul Hidayah” hingga “ihya Ulumudin” dipelajari dan diamalkan oleh kakek. Hampir semua amalan yang dikerjakan oleh KH. Ilyas diperoleh dari Kitab Imam Ghazali.

“Beliau lebih banyak diam daripada bicara. Bahkan, ketika seorang anaknya meminta pendapatnya karena ada seorang da’I yang keras bicaranya, H. Ilyas hanya diam dan tidak mau berkomentar sedikitpun. Ia takut pendapatnya salah “ kenang Ustad Rifa’i.

Satu hal yang masih diingat oleh ustadz KH. Ilyas ialah sifat wara’ atau hati-hati dari Allahu yarham dalam memelihara perbuatannya. “Ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas lima, saya pernah ditegur oleh beiau karena memakai celana pendek didalam rumah’, cerita Ustadz Rifa’i.

KH. Ilyas juga adalah tipe orang yang tidak mau terkenal semasa hidupnya. Beliau selalu menyembunyikan keulamaannya dari pengetahuan orang lain. “Kalau beliau keluar rumah, beliau akan memakai pakaian biasa seperti pakaian yang orang lain pakai, tidak menunjukkan pakaian sseorang kyai. Tetapi kalau beliau sedang beribadah, semua perlengkapan yang merupakan sunnah Rasul dipakainya. Beliau benar-benar taksim kalau sedang dalam beribadah. Bahkan, untuk beribadah sholat Jum’at, beliau sudah menyiapkan segala perlengkapannya mulai dari pakaian sampai uang infaqnya, satu hari sebelumnya.

Selain itu beliau juga tidak pernh meninggalkan sholat berjamaah. Seolah sholat berjamaah itu sudah merupakan kewajiban baginya “, kata ustadz Riafa’i.

Sebagai seorang cucu yang sejak kecil sudah tinggal bersama KH. Ilyas, Ustadz Rifa’I beberapi kali menyaksikan keanehan-keanehan yang terjadi pada diri kakeknya itu. Salah satu keanehan itu adalaha ketika KH. Abdullah Syafi’I (seorang ulama besar dan terkenal di Jakarta pendiri perguruan Asy-Syafi’iyah) akan meninggal dunia. Satu minggu sebelum meninggal dunia KH. Abdullah Syafi’I datang kerumah KH. Ilyas membawa pelbagai makanan.

Baca Juga "Tragedi Malam Pengantin"

“Saya melihat, mereka saling berpelukkan dan bermaaf-maafan. Saya sendiri heran melihat kakek didatangi oleh ulama sebesar KH. Abdullah Syafi’I. Satu minggu setelah itu ternyata KH. Abdullah Syafi’I meninggal dunia. Rupanya kedatangan KH. Abdullah Syafi’I kerumah kakek berpamitan terkahir kali “, ujar ustadz Rifa’I.

Kehidupan sehari-hari KH. Ilyas sangat sederhana, tetapi beliau mampu memeberangkatkan anak-anaknya untuk beribadah haji ke Tanah Suci. Dari mana ongkos pergi haji itu didapatkannya..?. Menurut Ustadz Rifa’I kakeknya itu, setiap mengajarkan satu kitab kepada murid-muridnya, biasanya murid-muridnya memberikan uang sekedarnya kepada Kh. Ilyas.

“Uang itu tidak disimpan didompet atau diberikan kepada istrnya, melainkan disimpan saja dalam lembaran-lembaran kitab yang diajarkannya. Setelah ama kitab itu dibuka dan ternyata diluar dugaan dan mungkin diluar nalar manusia setelah dibuka kitab yang berisi uang itu mampu memberangkatan anak-ananya pergi haji. Maka uang itu digunakan untu memberangkatkan anak-anak pergi menunaikan ibadah haji”, cerita ustadz Rifa’i. Salah satu nasehat atau wejangan KH. Ilyas yang selalu diingat ustadz Rifa’iadalah,”Jangan menjadi orang yang suka meminta-minta “.

Menurut ustadz Rifa’i petuah itu sangat besar makna nya. Dengan petuah itu KH. Ilyas sebenarnya melarang kita untuk hubbudunnya (terlalu mencintai dunia).Kita dilarang mencintai ehidupan dunia terlalu berlebihan dengan cara menerima dan mensyukuri apa yang telah diberikan kepada Allah kepada kita.

Padahal zaman sekarang ini banyak orang yang sebenarnya sudah kaya dan berkecukupan, tetapi tidak bisa mensyukuri kekayaannya. Malah mereka terus menimbun harta kekayaannya tanpa mengenal rasa cukup dan puas terhadap karunia Allah.

KH. Mohammad Ilyas meninggal pada tahun 1991 dalam usia 90 tahun dirumahnya didaerah cikini ,Jakarta Pusat. Sebelumnya, beliau tidak sakit, tetapi hanya jatuh terpeleset di kamar mandi. Oleh anak-anaknya KH. Mohammad Ilyas dibawa ke tempat tidur.

Di tempat tidur, waliullah ini meminta tasbih yang banyak, satu di leher, satu ditangan kanannya, satu lagi di tangan kirinya. Beliau meninggal pada malam hari dengan indahnya. Yaitu setelah melaksanakan Sholat malam. Jenazah beliau dikuburkan di Pekuburan Kawi-Kawi di daerah keramat Sentiong Jakarta.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 1 Juni 2018

Thursday, 31 May 2018

5 AMALAN SUNNAH SAAT MENDENGAR ADZAN

5 AMALAN SUNNAH   SAAT MENDENGAR ADZAN
5 AMALAN SUNNAH
 SAAT  MENDENGAR ADZAN
“ Dalam adzan ada beberapa hal yang bila kita amalkan menuai pahala”.

Dalam sehari-hari (dari pagi hingga amalan), umat islan di seluruh dunia diwajibkan menunaikan sholat lima waktu. Setiap waktu sholat tiba, seorang muadzin akan mengumandangkan adzan sebagai bentuk panggilan bahwa waktu sholat telah tiba. Tak salah jika suara adzan akan terus bergema dari berbagai masjid dan bahkan bergema terus-menerus tanpa henti dijagad raya ini sampai hari akhir.

Baca Juga 'Bersahaja dengan Suhud"

Habis dikumandangan suara adzan dari suatu masjid , tidak selang lama berkumandang juga adzan darimasjid yang lain.Suara panggilan adzan itu pun bukan suara asing . Tetapi ketika sebagian orang disibukkan dengan pekerjaan, suara adzan itu kerap tidak dihiraukan. Padahal, suara adzan itu harus menghentian sejenak pekerjaan apapun yang dikerjakan oleh setiap muslim.. Lebih dari itu , ada beberapa amalan sunnah yang ta bisa disepelekan ketia mendengar suara adzan.

Paertama, Mengikuti ucapan muadzin. Dengan kata lain jika seorang muslim mendengar suara adzan, ucapkanlah seperti apa yang telah diucapkan muadzin.
Kedua, Ucapkanlah shalawat kepada rasulullah saw.
Ketiga, Meminta wasilah untuk nabi Muhammad saw.

Tiga amalan diatas didasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr. Dia mendengar Rasulullah saw bersabda, “Jika kalian mendengar adzan , maa ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku.

Barang siapa yang bershalawat kepadaku, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintakan wasilah untuk-Ku karena wasilah merupakan tempat di surga yang tidak layak, kecuali bagi seorang hamba Allah dan aku berharap agar aulah yang mendapatkannya.Barang siapa yang meminta wasilah untukku maka ia akan mendapatan safaatku (di akhirat elak)”. (HR.Muslim).

Baca Juga "Meluruskan Makna Zuhud"

Keempat, mengucapkan syahdat, “Siapa yang mengucapkan setelah mendengar adzan Asyhadu alla ilaha ilallah wah dahu laa syarika lah wa anna muhammadan ‘abduhu wa rusuluh, radhitu billahi rabbaa wa bi muhammadin rasulaa wa bi islamidiinaa (aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Muhammd adalah hamba dan utusan-Nya aku ridha sebagai Rabbku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agamaku), maka dosanya akan diampuni (HR. Muslin).

Kelima, memanjatkan doa sesudah adzan. Sebagaimana sabda Nabi, doa ituakan mengantarkan orang mendapat safaat, “Barang siapa mengucapkan setelah mendengaran adzan, ‘allahumma rabba hazihid da’watit taammah wash shalatil qaa-imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhillah, wab’atshu maqaamam mahmuuda alladzi wa’adtah’ (Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini (dakwah tauhid), salat yag ditegakkan, berikanlah kepda Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi) dan fadhillah (kedudukan yang lain yang mulia). Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqam (kedudukan) terpuji yang telah Engkau janjikanpadanya, maka dia akan mendapatkan safaatku kelak”. (HR. Bukhari).

Selain itu, dianjurkan memanjatkan doa untuk diri sendiri. Sebab, doa sesudah adzan itu tergolong doa yang diijabahi Allah. Dari “Abdullah bin ‘Amr bahwa seseorang pernah berkata, wahai Rasulullah sesungguhnya muadzin selalu mengungguli kami dalam pahala amalan “.

Rasulullah saw kemudian bersabda, “Ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin. Lalu jika sudah selesai kumandang adzan, berdoalah, maka akan diijabahi (dikabulkan). (HR. Abu Daud dan Ahmad).


( Berbagai Sumber )

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 1 Juni 2018

Wednesday, 30 May 2018

PIMPINAN YANG DZALIM

PIMPINAN  YANG DZALIM


PIMPINAN
 YANG  DZALIM
“ Hari – hari berikutnya Pak Gugun semakin menekan saya untuk melepaskan pakaina muslimah dan kebiasaan sholat Dhuha saya..”. ”.

Kaisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Sebuah kisah yang menorehkan kekayaan batin yang dalam bagi saya. Saat itu saya diterima sebgai karyawan di perusahaan yang cukup bonafide. Setelah kami menjalani tes yang berlangsung di kantor pusat, akhirnya saya diterima di kantor cabang yang merupakan kantor kedua terbesar pada perusahaan itu.

Hari pertama kerja di kantor cabang tersebut, kami diterima oleh kepala kantor tersebut , yaitu Pak Gugun. Selain itu kami juga berkenalan dengan karyawan-karyawan yang lebih lama bekerja di perusahaan itu. Setelah beramah tamah. Pk Gugun mengucapkan sambutan yang intinya para karyawan harus memberikan loyalitas yang sangat tinggi bagi perusahaan, berfikir tidak sempit dan selalu dapat menyesuikan diri dalam berperilaku dan berdandan.

Setelah mengucapkan perkataan tersebut, Pak Gugun langsung menatap kearah saya dan teman-teman saya. Wati. Mulanya saya dan wati tidak mengerti , apa maksud tatapan Pak Gugun tersebut, tapi kemudian ketidak mengertian itu terjawab setelah saya bekerja beberapa pecan kemudian.
Di perusahaan kami ada 2 jam yaitu pukul 9.40 – 10.00 dan pukul 12.00 – 12.30. Jam istirahat pukul 9.40 – 10.00 selalu saya gunakan dan manfaatkan untuk melaksanakan sholay Dhuha sebagai ibadah tambahan Ternyata Pak Gugun sering memperhatikan kebiasaan saya itu.

Beberapa hari kemudian saya dan Wati dipanggil untuk menghadap Pak Gugun. Ternyata Pak Gugun tidak suka dengan pakaian kami. Pak Gugun menganggap pakaian kami cerminorang-orang yang berpikiran sempit dan tidak dapat menyesuikan diri dengan lingkungan kantor. Memang kami selalu erpakaian muslimah rapi, sesuai syariat yang diajarkan Islam.

Dengan sombong, Pak Gugun mencontohkan dirinya yang selalu berpikiran internasional dan selalu bersikap loyal dan siap berubah demi kepentingan perusahaan. Pak Gugun juga mengkritisi kebiasaan saya yang suka sholat Dhuha yang katanya menghambat kemajuan perusahaan, juga kebiasaan karyawan-karyawan lain yang sering melakukan ibadah sunnah yang katanya salah satu cirri sikap tak loyal kepada perusahaan.


Sikap Pak Gugun yang sombong dan benci pada syariat Islampadahal ia seorang muslim menimbulkan tanda tanya besar dalam batin saya, yang yang kemudian mendapat jawaban dari beberapa orang karyawan yang tahu tenang kehidupan Pak gugun. Ternyata Pak Gugun hidup dalam keluarga yang bebrbeda agama dan dia menempuh pendidikan di sekolah non muslim. Keluarga nya tidak mendidik agar ia menjadi muslim yang taat.

Dan dari penuturan beberapa orang karywan itu, ternyata Pak Gugun hanya memiliki pendidikan yang rendah, tidak tidak sampai sarjana. Pak Gugun bisa mencapai posisi seperti sekarang hanya karena kepandaiannya dalam mencari muka dan mengambilhati kepala kantor pusat. Selain itu, ia juga berkata bahwa di perusahaan kami tidak ada aturan yang tidak membolehkan memakai busana muslim yang rapih.

Hari-hari berikutnya Pak gugun semakin menekan saya untuk melepaskan pakaian muslimah dan kebiasaan sholat Dhuha saya.Dia mengancam saya bisa dipecat kalau tidak menaati dia. Tapi saya tetap istiqamah dengan pendirian saya.

Pak Gugun juga mengatakan bahwa pekerjaan tidak beres dan mendapat protes dari beberap klien.Saya berusaha bertemu dengan beberapa klien tersebut ternyata mereka tak satu pun yang protes dengan pekerjaan saya. Ternyata itu semua hanya alasan Pak Gugun saja agar saya dapat memarahi saya.

Beberapa karyawan di perusahaan itu menganjurkan saya untuk mengganti pakaian saya dan meninggalkan sholat Dhuha , karena nanti saya bisa dipecat dari perusahaan itu. Tapi saya tidak mau. Saya pikir buat apa saya meninggalkan ketaatan saya kepada Allah hanya karena menuruti pimpinan yang Dzalim.

Setahun berlalu, tibalah saatnya keputusan apakah kontrak kami diperpanjang atau tidak. Ada beberapa karyawan yang dipanggil untuk menghadap kepada kepala kantor pusat. Harap-harap  cemas saya dipanggil kepala kantor pusat. Ternyata kepalakantor pusat mengatakan bahwa kontrak kerja tidak bisa diperpanjang.

Alasannya banyak kelalean yang telah saya kerjakan selama ini seperti kinerja yang lemah, protes dari klien, sering tidak masuk dan terlambat kerja. Suatu alasan yang dibuat-buat berdasarkan alasan Pak Gugun.

Anehnya, Pak Gugun tidak menuliskan alasan tentang pakaian muslimah dan kesukaan sholat Dhuha saya sebagai dalih untuk memecat saya, sesuatu yang sering didengung-dengungkan Pa Gugun selama ini.

Di Terima di Perusahaan yang Lebih baik

Sejatinya, saya ingin menjelaskan keadaan yang sebenarnya kepada kepala kantor pusat. Tapi menurut kepala kantor pusat keputusan sudah final. Tidak dapat diubah lagi. Beberapa karyawan yang juga dipecat menagis tersedu-sedu. Tapi saya berusaha tabah dan ikhlas dengan keputusan itu. Saya yakin pasti ada kebaikkan dibalik semua itu.

Waktu itu, bertepatan dengan Waktu shoal Dzuhur. Saya segera mengambil air wudhu dan saya segera menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid perusahaan itu. Setelah sholat saya, berdoa kepada Allah agar diberi ketenangan dan kesabaran untuk menerima semua ini dan memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan lebih berkah dari pekerjaan sebelumnya.

Setelah sholat, saya pulang dengan naik sebuah bis untuk pulang menuju rumah. Tanpa disangka bi situ melewatisebuah  perusahaan yang cukup besar. Saya langsung mencatat nama dan alamat perusahaan itu. Ternyata Allah mengabulkan doa saya. Singkat cerita saya diterima di perusahaan itu, yang akhirnya saya mendapat ganti pekerjaan yang lebih baik dari perusahaan sebelumnya.

Yang menggembirakan diperusahaan baru tempat saya bekerja itu diperbolehkan memakai busana muslimah dan melaksanakan ibadah sunnah.Saya sangat bersyukur kepada Allah dengan keadaan itu. Setahun kemudian, saya berjumpa dengan salah satu teman saya yang bekerja di perusahaan lama tempat saya bekerja dulu.

Dia bekerja bahwa Pak Gugun sudah dipecat sebagai kepala kantor cabang. Dia dipecat karena memiliki banyak kesalahan, yaitu sering memberikan laporan fiktif mengenai keadaan perusahaan dan juga laporan para karywan yang tidak suka dengan sikapPak Gugun yang arogan.

Suka memeras tenaga karyawan secara berlebihan dan sering merendahkan para karyawan yang rajin beribadah dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Semua itu semakin yakin menguatkan iman dan menambah keyakinan saya, yaitu apabila kita tetap Istiqamah di jalan Allah, pasti Allah akan menolong dengan jalan yang tidak disangka-sangka dalam setiap permasalahan yang kita hadapai.

Allah memberikan kehidupan yang lebih baik dan membalas orang-orang yang zalim dengan hukuman yang setimpaldengan perbuatan mereka sendiri.

Selain itu hikmah besar lainnya adalah agar kita bisa mendidik anak kita dengan aqidah yang benar agar mereka kelak tumbuh menjadi pribadi yang taat dan menjadai muslim yang kafah. Yang tidak dengan mudah melecehkan dan syariat islam serta mencari-cari kesalahan orang yang tidak ia sukai dengan berbagai cara yang tidak dibenarkan oleh agama.

Semoga dengan kisah diatas sahabat yang membacanya bisa menjadikannya sebagai pelajaran yang sangat berharga dan berpikir sebelum bertindak agar sedapat mungin meminimalisir kesalahan yang sekiranya bertentangan dengan agama.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 31 Mei 2018

Tuesday, 29 May 2018

KITA BUKAN SIAPA-SIAPA

KITA BUKAN   SIAPA - SIAPA
KITA BUKAN
 SIAPA - SIAPA
“ Sepintar apapun kita,  banyak manusia diciptakan Allah lebih pintar dari kita. Secantik atau setampan apapun kita, banyak manusia yang diciptakan Allah lebih rupawan dari kita. Sebanyak apapun harta yang kita miliki, itu hanya titipan sementara yang tidak akan kita bawa mati ”.

Pada zaman dulu, di negeri China, ada seorang cendikiawan besar bernama Confucius. Suatu hari, ia melihat dua anak sedang bertengkar. Ia pun bertanya apa yang dipertengkarkan.”Menurutku “. Kata salah satu anak, “Matahari itu lebih dekat dengan kita di pagi hari, dan lebih jauh di saat siang hari “. Anak yang lain beranggapan sebaliknya, bahwa matahari lebih dekat jaraknya disiang hari daripada di pagi hari.

“Lihat saja “, kata anak yang satu.”Saat matahari terbit, ukuranya sebesar roda delman. Tapi disiang hari sebesar piring atau mangkuk. Bukankah benda yang kelihatannya lebih kecil jaraknya lebih jauh dari kita..?.

“Tapi “, sangkal anak yang lain, “Saat matahari terbit sewaktu fajar, suhuya sejuk, sedangkan pada waktu siang hari matahari sangat panas. Bukankah jarak benda yang memancarkan panas kalau jaraknya lebih dekat mestinya harus lebih panas..?. Confucius terdiam kebingungan, tak bisa memutuskan mana yang benar. Dua anak itupun tertawa,”Katanya anda orang pintar, kok gak bisa jawab sih..?”

Baca Juga "Membedah Kejiwaan Seorang Hipokrit (Munafik)"

Sahabat, cerita ini mengajarkan kepada kita betapa manusia itu sangat kecil dihadapan Allah tak bisa mengungkap misteri alam, bahan yang kecil sekalipun. Banyak orang yang menganggap dirinya hebat, cendikiawan ternama, orang besar, tapi menjawab pertanyaan sedehanapun tak bisa.Saya jadi ingat masa SMP dulu, ada seorang bilogi yang sangat disegani karena dianggap jeniu. Saya bertanya kepadanya di kelas. “Pak, kenapa kalau mengiris bawangkok suka keluar air mata..?”

Dia terdiam beberapa saat lalu berkata, “Kemungkinan ada semacam zat yang terkandung didalamnya “. Yaah, kalau jwabannya begitu semua oran juga bisa. Batin saya dalam hati. Hmmm..ini Cuma soal bawang, benda kecil yang setiap hari ditemui di dapur. Bagaimana dengan fenomena alam yang lebih besar..?.

Kita tahu bahwa ilmu Allah itu sangat luas. Seandainya lautan jadi tinta untuk menuliskan ilmu-ilmu Allah , maka pastilah habis tinta itu sebelum ilmu-ilmu Allah tertuliskan semua meskipun Allah mendatangkan sebanyak itu pula.

Ini berarti betapa besarnya rahasia alam yang Allah ciptakan dan manusia tidak akan mampu menyibaknya dengan keterbatasan akal yang manusia miliki.

Kalau kita perhatikan, sikap bangga diri manusia kerap terlihat di sekitar kita. Ada orang yang merasa dirinya paling pintar, hingga merendahkan orang lain. Ada juga yang baru punya kelebihan sedikit sudah merasa dirinya paling hebat, paling keren. Dengan nada merendahkan, dia bilang,”Masa segitu ajakagak bisa sih..?. Sini saya ajari !”. “Masa kamu gak tahu..?. Payah deh.!. “Tanya aja sama saya”, saya ahlinya.

Kalau sayapun dulu sering mengucapkan kalimat-kalimat yang merendahkan orang lain, meski dengan nada bergura. Padahal kalau dipikir-pikir. Siapa sih saya ini..?. Tidak punya apapun yang dibanggakan. Semua yang saya miliki dalam hidup hanyalah pinjaman Allah, kapanpun Dia mau Dia bisa ambil kembali. Banyak momen ketika saya merasa ‘tertampar’ dan menyadari bahwa diri ini bukan siapa-siapa. Contohnya ketika seorang teman yang saya anggap tidak lebih pintar, ternyata bisa menlanjutkan sekolah ke Australia , sedangkan saya gagal mendapatkan kesempatan yang sama. Juga ketika temen lain yang saya anggap kurang ‘gaul’ ternyata bisa traveling dan menulis artikel tentang perjalanan ke Eropa. Masih banyak contoh-contoh yang lainnya.

Beberapa bulan lalu saya mengobrol denganShigeru, teman asal Jepang. Di abilang begini, “Hey Molly, tahu gak amu tuh suka merendahkan orang lain”. Saya keget karena seumur hidup baru kali ini ada orang yang mengkritik saya dengan lugas. “Oya ..?. Apa contohnya..?. Dia menjelaskan salah satu mmen ketika saya berkata didepan teman-teman, “Hey Shigeru, sewaktu ujian kamu kok cuman menulis dua baris jawaban, padahal yang lain satu halaman. Gimana sih kamu..?”.

Shigerupun bilang, “Soalnya saya pake huruf China menjelaskan satu kata, jadi ya otomatis jawaban saya lebih pendek daripada jawaban kamu yang pakai bahasa Inggris.

Di kesempatan laian saya juga pernah bilang kepada Shigeru, “Kamu kalau ngomong kok suka ga jadi, kebanyakkan mikir. Kalau menjawab singkat-singkat dan banyak mmm-nya”. Diapun bilang, “ini maslah bahasa , saya kurang menguasai bahasa China maupun inggri, makanya terbata-bata. “Dan ketika ketemu teman yang pintar bahasa Jepang. Shigeru tiba-tiba bicara dengan bahasa Jepang dengan sangat lancar dan cepat.

Saya sampai kaget dibuatnya. “Nah, sekarang baru yahukan kalau saya tuh bisa ngomong !.. katanya dengan mimic puas. Saya pun jadi malu dan minta maaf. Ya Allah, sejak itu aku berjanji pada diri sendiri untuk tidak pernah meendahkan orang lainlagi Insya Allah.

Saya teringat firman Allah yang isinya, “Dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”. (QS.17:37).

Ya benar, sahabat. Apa gunanya kita menyombongkan diri dan merendahkan orang lain, toh diatas langit masih ada langit. Manusia diciptakan dengan banyak kekurangan , agar kita tidak berbangga diri. Manusia juga diciptakan dengan banyak kelebihan, agar kita tidak mudah berbputus asa.

Allah sungguh Maha Adil, Pengasih dan penyayang kepada umat-Nya. Hanya saja kita sering lupa diri. Karena diberi sedikit kelebihan langsung merasa menjadi jagoan, dan paling dari yang lain. “Siapa sih kamu nih gue nih…!. Kita membusungkan dada dihadapan orang lai. Tersenyum mengejek kekurangan orang lain ,padahal kita sendiri mungkin tidak lebih baik. Kalau kita lihat diberita atau tayangan infotainment, sikap saling rendah-merendahkan itu sering muncul.

Sangat tidak layak untuk ditiru terutama oleh generasi muda.Oleh sebab itu, sebisa mungkin hindari tontonan tayangan yang tidak layak ,lebih baik memperbanyak baca buku yang bermanfaat , baca Al-Quran dan berdzikir.

Diantara kisah-kisah nabi, saya paling suka dialog antara Nabi Ibrahim dengan raja Baylonia. Karena Nabi Ibrahim mendapat kejaiban dari Allah dengan bisa selamat dari kobaran api ,penduduk beramai-ramai meninggalkan tradisi menyembah berhala untuk beriman kepada Allah swt. Sang Raja Babylonia merasa terancam kedudukannya.

Ia pun mengundang Ibrahim keistananya untuk mempermalukan Sang Nabi.
Sang Raja bertanya, “Hai Ibrahim Aku ini Tuhan. Tapi kamu menyuruh penduduk meyembah Allah. Coba katakana apa kelebihan Tuhanmu dibandingkan Aku..?”. Ibrahim menjawab, “Tuhanku Allah berkuasa untu menghidupkan dan mematikan”.

Aku juga bisa menghidupkan dan mematikan kok…! Kalau ada penghianatan kerajaan aku berkuasa menyuruh algojo untuk memenggal lehernya. Dan kalau aku mau, aku bisa mengampuninya sehingga dia bisa tetap hidup, “ujar sang raja dengan bangga.

Ibrahim berkata , “Oke Tuhanku Allah berkuasa  untuk menjadikan matahari terbit Timur. Nah sekarang , baginda bisa nggak menjadikan matahari terbit dari barat..?. Sang raja pun terdiam penuh dengan malu. Tadinya ingin mempermalukan Ibrahim , malah sekarang ia yang dipermalukan didepan semua semua orang-orang kerajaan.

Nah sahabat yuk kita belajar mengubah diri sedikit demi sedikit untuk lebih baik untuk tidak mudah merendahkan orang lain. Karena kita bukan siapa-siapadihadapan manusia, terlebih dihadapan Allah swt. Sepintar apapun kita , banyak manusia yang diciptakan Allah lebih pintar dari kita. Secantik atau setampan apapun kita banyak manusia yang diciptakan Allah lebih rupawan dari kita.

Sebanyak apapun harta yang kita miliki , itu hanya titipan sementara yang tidak akan kita bawa mati. Semoga Allah mengampuni setiap detak hati dimana terselip bangga diri pada setiap jiwa manusia..? Amiin Yaa Rabbal Alamin.



Penulis Buku (“Shopaholic Insyaf”, Rezeki Nomplok”, dan “Berani Bermimpi”) 

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 30 Mei 2018

Monday, 28 May 2018

PUASA TERBAIK UNTUK ANAK

PUASA TERBAIK   UNTUK ANAK
TERBAIK   UNTUK ANAK
“ Orang tua mesti memperhatikan aspek-aspek medis agar puasa sang anak bisa maksimal memberi pengaruh positif kepada diri mereka ”

Amalan yang baik mesti diajarkan sejak dini terhadapa anak. Begitupun dengan puasa. Hampir semua ahli berbpendapat sangat baik mengajarkan pusa kepada anak karena karena puasa bisa meningkatkan hormone pertumbuhan anak dan mencerdaskan emosi anak. Namun ada pemahaman – pemahaman yang harus dipahami orang tua.

Dr. Eva J. Soelaeman, SpA, sebagaimana dilansir situs keluarga sehat.com menyebutkan pengajaran puasa diajarkan dengan terlebih dulu mengenalkan suasananya.Sejak usia 4 tahu, anak sudah bisa diajarkan berpuasa walau sebentar saja sekitar 3-4 jam saja. Kalau terlalu lama sehari penuh selama satu bulan penuh, justru akan mengganggu kesehatannya dan pertumbuhan anak. Sebab cadangan lemak anak masih sedikit belum cukup mempunyai cadangan lemak.

Kondisi kesehatan anak juga mesti dipanatau. Supaya kondisi tubuh prima, sebaiknya dimalam hari anak tidur lebih awal dan jangan samapai anak melaksanakan puasa tanpa makan sahur. Menaham lapar memiliki konskwensi positif dalam hal pengendalian diri dan emosi. Puasa juga terkait dengan amal yang bisa meningkatkan kecerdasan sosial anak memacu energy positif dalam hidupnya.

Dr. Widodo Judarwanto, SpA dari Rumah Sakit Bunda Jakarta menyebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua terkait puasa anak. Ia menyebut ada aspek psikologis anak yang harus diperhatikan. Aspek perkembangan psikologis adalah perkembangan emosional perkembangan
moral dan perilaku. Aspek biologis adalah aspek psikologis tubuh, metabolism tubuh, kemampuan fungsi organ dan system tubuh.

Baca Juga "Amalan untuk mendapatkan Lailatul Qadar"
Baca Juga :"Ciri-ciri datangnya lailatul Qadar"

Mengingat fungsi psikologis anak berbeda dengan orang dewasa, maka harus dicermati pengaruh puasa terhadap anak. Pengaruh negative yang harus diwaspadai adalah berkurangnya jam tidur anak. Saat bulan Ramadhan, aktivitas anak biasanya bertambah dengan kegiatan sholat tarawih , makan sahur atau kegiatan pesantren kilat, pondok Ramadhan. Bila jam tidur ini berkurang akan mempengaruhi keseimbalangan fisiologi tubuh yang sebelumnya sudah terbentuk. Jadi jam tidur dan istirahat anak harus diperhatikan agar terpenuhi dengan baik.

Asupan gizi juga mesti diperhatikan. Parameter yang paling mudah untuk melihat asupan kalori cukup adalah dengan memantau berat badan anak. Bila berat badan anak tetap atau meningkat mungkin puasa dapat dilanjutkan. Api bila berat badan menurun drastic dalam jangka pendek sebaiknya puasa ditunda dulu.

Demikian pula dengan jenis asupan gizi yang diterima. Variasi dan jumlah makanan yang didaptkan saat blan puasa akan berbeda dengan sebelumnya. Saat bulan puasa variasi makanan yang tersdia biasanya lebih banyak. Pada penderita pada penderita alergi pada jenis makanan tertent harus diwaspadai karena dapat berpengaruh terhadapgangguan kesehatan.

Jika anak menderita penyakit infeksi akut (batuk,pilek,panas), infeksi kronis 9tuberkulosis), penyakit bawaangangguan metabolism, jantung , ginjal, kelainan darah, sebaiknya tidak berpuasa dulu.

Orang ta mesti memperhatikan hal-hal tersebut diatas agar pengajaran puasa pada anak bisa maksimal. Nilai-nilai kesehatan, spiritual, mental dan ibadah dalam puasa mesti dikenalkan dengan sabar dan bertahap. Orang tua juga mesti memotivasi anak dengan kreatif. Intinya, puasa itu amalan yang baik dan orang tua mesti mengenalkannya dengan baik pula agar anak bisa mengenal dan memahami akan arti puasa yang sebenarnya baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas agar anak kelak dapat tumbuh dengan jiwa, rohani dan jasmani yang sehat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua tentunya.

Yang pada dasarnya puasa sedikit banyak juga menanamkan sebuah kedisiplinan dan kejujuran pada diri anak salah satu ritualitas yang tidak bisa dipungkiri, bahkan kejujuran pada diri sendiri yang sedikit demi sedikit akan dapat membangun karakter anak yang jujur dan disiplin. Semoga apa yang diharapkan orang tua muslimin bisa terwujud dengan menanamkan kebiasaan dan ritunitas dengan segala kegiatannya yang ada pada bulan Ramadhan yang penuh dengan berkah dan maghfiroh ini. Amiiiin

ZAKAT FITRAH DENGAN UANG
Prinsip utama zakat fitrah adalah untuk memberikan santunan kepada orang miskin supaya ikut bergembira pada hari raya. Jelasnya, supaya tidak ada yang kelaparan di hari Idul Fitri. Memang dasar awalnya harus bahan makanan pokok setempat. Kalau dimekah gandum, kalau di Indonesia ya beras, mungkin beda tempat juga beda makanan pokoknya

Tapi kemudian ada pendapat bahwa uang bisa menggantikan barangnya karena nilainya sama. Bahkan dengan uang , lebih leluasa bagi penerima zakat fitrah menggunakan sesuai dengankebutuhannya. Dan zakat fitrah berupa uang yang senilai ini sudah umum di Indonesia, tetapi, memang yang afdhal menggunakan barang kebutuhan pokok.

Fenomena mengganti dengan uang ini merupakan ijtihad ulama’.pada masa Rasulullah saw tidak pernah ada kasusnya dan mungkin pada masa Khulafaurasyidin juga belum ada. Barulah pada perkembangan dunia yang sudah sedemikian rupa sehingga uang sudah menjadi utama, muncul pembicaarn uang sebagai zakat fitrah. Namun catatannya adalah uang itu mesti sesuai dengan harganya (sudah memenuhi kewajiban berzakat fitrah).

Tapi jika ragu lebih baik menggunakan makanan pokok setempat lebih aman, jika ingin menambah pahala dan ingin berbagi tidak ada salahnya kita bisa menggunakan uang kita untuk sodaqah alangkah lebih mulyanya dan lebih berpahala apalagi di Bulan Ramadhan menyenangkan orang  agar si miskin di hari raya Idul Fitri bisa merasakan kegembiraanya.

Pemberian zakat fitrah bisa dimulai dimalam terakhir bulan Ramadhan. Kendati demikian bila orang ingin lebih awal menunaikannya (ta’jil) tetap dibolehkan. Tetapi konskwensi zakat fitrah ta’jil jika muzakki meninggal sebelum waktu wajib zaat fitrah (sebelum terbenamnya matahari di akhir Ramadhan), maka si penerima harus mengembalikan yang di ta’jilkan itu.

Batas akhir penunaian zakat fitrah adalah menjelang sholat Id. Jika melewati waktu itu karena ada kesengajaan, maka statusnya adalah sebagai sedekah biasa. Akan tetapi tetap berdosa mengingat tidak menunaikan zakat fitrahnya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Lain kalau kelupaan (artinya bukan disengaja) belum membayar fitrahnya, ia tetap mempunyai kesempatan menunaikan begitu mengingat bahwa belum menunaikan zakat fitrah di hari itu. Sama seperti orang lupa belum menjalankan sholat, begitu mengingatnya langsung mengqadhanya. Sebab dalam Al-Quran sendiri juga menyetir tentang doa bagi orang yang lupa agar Allah tidak menghukum, “….Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hokum kami jika kami lupa atau kami tersalah..” (QS. Al-Baqarah : 286)  .

ZAKAT BAGI PENGHASILAN TIDAK TETAP
Perhitungan untuk zakat dengan penghasilan tidak tetap dihitung pada akhir tahun.Artinya kalau pada akhir  tahun , totalpendapatannya dalam satu tahun itu sudah mencapai nisbah – maka harus dikeluarkan. Tidak bisa seperti gaji bulanan yang pendapatannya tetap dan bisa dicicil zakat profesinya setiap bulan. Zakatnya nanti 2,5%.
Memang harus dikeluarkan bila sudah mencapai nishab karena tabungan itu atas nama anda. Karena andalah yang mempunyai uang tersebut. Sedangkan anak istri itu memang nafkah wajib, itutanggungjawab pribadi. Uang didalam tabungan itu tidak bisa dipilah untuk Anda maupun anak-anak Anda karena tabungan itu memang atas nama Anda. Nishabnya mengikuti emas dan zakat yang harus dikeluarkan adalah 2,5%

HUKUM MENINGGALKAN PUASA RAMADHAN BAGI PEKERJA BERAT
Allah swt berfirman “.Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahuai “. (QS.Al-Baqarah :184). Tafsir ayat tentang ayat ini dizaman Rasulullah saw adalah orang-orang yang tua renta ; nah mereka yang sudah tidak lagi sanggup menjalankan puasa Ramadhan (karena fisik dan usianya renta) boleh menggantinya dengan fidyah.

Seiiring perkembangan , sebagian ulama’ pun menfatwakan bahwa orang-orang yang bekerja keras, seperti pekerja di pertambangan dibawah tanah – di Indonesia sendiri juga pernah ada pembicaraan seperti tukang becak dan sejenisnya – dibolehkan tidak beruasa tetapi diganti dengan membayar fidyah. Besarnya fidyah sama dengan fidyah biasa, yakni 1 1 hari setara dengan memberikan satu orang miskin.

Namun kemudian, terdapat khilafah diantara ulama : pendapat pertama,cukup menggantinya dengan fidyah sejulah hari yang ditinggalkan dan pendapat kedua mengharuskan mengganti dengan puasa sejumlah hari yang ditinggalkan di luar bulan ramadhan.

( Berbagai Sumber )

Wallahu ‘alam Bhisawab Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 29 Mei 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...