KITA BUKAN
SIAPA - SIAPA
“
Sepintar apapun kita, banyak manusia
diciptakan Allah lebih pintar dari kita. Secantik atau setampan apapun kita,
banyak manusia yang diciptakan Allah lebih rupawan dari kita. Sebanyak apapun
harta yang kita miliki, itu hanya titipan sementara yang tidak akan kita bawa
mati ”.
Pada zaman dulu, di
negeri China, ada seorang cendikiawan besar bernama Confucius. Suatu hari, ia
melihat dua anak sedang bertengkar. Ia pun bertanya apa yang
dipertengkarkan.”Menurutku “. Kata salah satu anak, “Matahari itu lebih dekat
dengan kita di pagi hari, dan lebih jauh di saat siang hari “. Anak yang lain
beranggapan sebaliknya, bahwa matahari lebih dekat jaraknya disiang hari
daripada di pagi hari.
“Lihat saja “, kata anak yang satu.”Saat matahari terbit, ukuranya
sebesar roda delman. Tapi disiang hari sebesar piring atau mangkuk. Bukankah
benda yang kelihatannya lebih kecil jaraknya lebih jauh dari kita..?.
“Tapi “, sangkal anak yang lain, “Saat matahari terbit sewaktu fajar,
suhuya sejuk, sedangkan pada waktu siang hari matahari sangat panas. Bukankah
jarak benda yang memancarkan panas kalau jaraknya lebih dekat mestinya harus
lebih panas..?. Confucius terdiam kebingungan, tak bisa memutuskan mana yang
benar. Dua anak itupun tertawa,”Katanya anda orang pintar, kok gak bisa jawab
sih..?”
Baca Juga "Membedah Kejiwaan Seorang Hipokrit (Munafik)"
Baca Juga "Membedah Kejiwaan Seorang Hipokrit (Munafik)"
Sahabat, cerita ini mengajarkan kepada kita betapa manusia itu sangat
kecil dihadapan Allah tak bisa mengungkap misteri alam, bahan yang kecil
sekalipun. Banyak orang yang menganggap dirinya hebat, cendikiawan ternama,
orang besar, tapi menjawab pertanyaan sedehanapun tak bisa.Saya jadi ingat masa
SMP dulu, ada seorang bilogi yang sangat disegani karena dianggap jeniu. Saya
bertanya kepadanya di kelas. “Pak, kenapa kalau mengiris bawangkok suka keluar
air mata..?”
Dia terdiam beberapa saat lalu berkata, “Kemungkinan ada semacam zat yang
terkandung didalamnya “. Yaah, kalau jwabannya begitu semua oran juga bisa.
Batin saya dalam hati. Hmmm..ini Cuma soal bawang, benda kecil yang setiap hari
ditemui di dapur. Bagaimana dengan fenomena alam yang lebih besar..?.
Kita tahu bahwa ilmu Allah itu sangat luas. Seandainya lautan jadi tinta
untuk menuliskan ilmu-ilmu Allah , maka pastilah habis tinta itu sebelum
ilmu-ilmu Allah tertuliskan semua meskipun Allah mendatangkan sebanyak itu
pula.
Ini berarti betapa besarnya rahasia alam yang Allah ciptakan dan manusia
tidak akan mampu menyibaknya dengan keterbatasan akal yang manusia miliki.
Kalau kita perhatikan, sikap bangga diri manusia kerap terlihat di
sekitar kita. Ada orang yang merasa dirinya paling pintar, hingga merendahkan
orang lain. Ada juga yang baru punya kelebihan sedikit sudah merasa dirinya
paling hebat, paling keren. Dengan nada merendahkan, dia bilang,”Masa segitu
ajakagak bisa sih..?. Sini saya ajari !”. “Masa kamu gak tahu..?. Payah deh.!.
“Tanya aja sama saya”, saya ahlinya.
Kalau sayapun dulu sering mengucapkan kalimat-kalimat yang merendahkan
orang lain, meski dengan nada bergura. Padahal kalau dipikir-pikir. Siapa sih
saya ini..?. Tidak punya apapun yang dibanggakan. Semua yang saya miliki dalam
hidup hanyalah pinjaman Allah, kapanpun Dia mau Dia bisa ambil kembali. Banyak
momen ketika saya merasa ‘tertampar’ dan menyadari bahwa diri ini bukan
siapa-siapa. Contohnya ketika seorang teman yang saya anggap tidak lebih
pintar, ternyata bisa menlanjutkan sekolah ke Australia , sedangkan saya gagal
mendapatkan kesempatan yang sama. Juga ketika temen lain yang saya anggap
kurang ‘gaul’ ternyata bisa traveling dan menulis artikel tentang perjalanan ke
Eropa. Masih banyak contoh-contoh yang lainnya.
Beberapa bulan lalu saya mengobrol denganShigeru, teman asal Jepang. Di
abilang begini, “Hey Molly, tahu gak amu tuh suka merendahkan orang lain”. Saya
keget karena seumur hidup baru kali ini ada orang yang mengkritik saya dengan
lugas. “Oya ..?. Apa contohnya..?. Dia menjelaskan salah satu mmen ketika saya
berkata didepan teman-teman, “Hey Shigeru, sewaktu ujian kamu kok cuman menulis
dua baris jawaban, padahal yang lain satu halaman. Gimana sih kamu..?”.
Shigerupun bilang, “Soalnya saya pake huruf China menjelaskan satu kata,
jadi ya otomatis jawaban saya lebih pendek daripada jawaban kamu yang pakai
bahasa Inggris.
Di kesempatan laian saya juga pernah bilang kepada Shigeru, “Kamu kalau
ngomong kok suka ga jadi, kebanyakkan mikir. Kalau menjawab singkat-singkat dan
banyak mmm-nya”. Diapun bilang, “ini maslah bahasa , saya kurang menguasai
bahasa China maupun inggri, makanya terbata-bata. “Dan ketika ketemu teman yang
pintar bahasa Jepang. Shigeru tiba-tiba bicara dengan bahasa Jepang dengan
sangat lancar dan cepat.
Saya sampai kaget dibuatnya. “Nah, sekarang baru yahukan kalau saya tuh
bisa ngomong !.. katanya dengan mimic puas. Saya pun jadi malu dan minta maaf.
Ya Allah, sejak itu aku berjanji pada diri sendiri untuk tidak pernah
meendahkan orang lainlagi Insya Allah.
Saya teringat firman Allah yang isinya, “Dan janganlah kamu berjalan
dimuka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak
dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”.
(QS.17:37).
Ya benar, sahabat. Apa gunanya kita menyombongkan diri dan merendahkan
orang lain, toh diatas langit masih ada langit. Manusia diciptakan dengan
banyak kekurangan , agar kita tidak berbangga diri. Manusia juga diciptakan
dengan banyak kelebihan, agar kita tidak mudah berbputus asa.
Allah sungguh Maha Adil, Pengasih dan penyayang kepada umat-Nya. Hanya
saja kita sering lupa diri. Karena diberi sedikit kelebihan langsung merasa
menjadi jagoan, dan paling dari yang lain. “Siapa sih kamu nih gue nih…!. Kita membusungkan
dada dihadapan orang lai. Tersenyum mengejek kekurangan orang lain ,padahal
kita sendiri mungkin tidak lebih baik. Kalau kita lihat diberita atau tayangan
infotainment, sikap saling rendah-merendahkan itu sering muncul.
Sangat tidak layak untuk ditiru terutama oleh generasi muda.Oleh sebab
itu, sebisa mungkin hindari tontonan tayangan yang tidak layak ,lebih baik
memperbanyak baca buku yang bermanfaat , baca Al-Quran dan berdzikir.
Diantara kisah-kisah nabi, saya paling suka dialog antara Nabi Ibrahim
dengan raja Baylonia. Karena Nabi Ibrahim mendapat kejaiban dari Allah dengan
bisa selamat dari kobaran api ,penduduk beramai-ramai meninggalkan tradisi
menyembah berhala untuk beriman kepada Allah swt. Sang Raja Babylonia merasa
terancam kedudukannya.
Ia pun mengundang Ibrahim keistananya untuk mempermalukan Sang Nabi.
Sang Raja bertanya, “Hai Ibrahim Aku ini Tuhan. Tapi kamu menyuruh
penduduk meyembah Allah. Coba katakana apa kelebihan Tuhanmu dibandingkan Aku..?”.
Ibrahim menjawab, “Tuhanku Allah berkuasa untu menghidupkan dan mematikan”.
Aku juga bisa menghidupkan dan mematikan kok…! Kalau ada penghianatan
kerajaan aku berkuasa menyuruh algojo untuk memenggal lehernya. Dan kalau aku
mau, aku bisa mengampuninya sehingga dia bisa tetap hidup, “ujar sang raja
dengan bangga.
Ibrahim berkata , “Oke Tuhanku Allah berkuasa untuk menjadikan matahari terbit Timur. Nah
sekarang , baginda bisa nggak menjadikan matahari terbit dari barat..?. Sang
raja pun terdiam penuh dengan malu. Tadinya ingin mempermalukan Ibrahim , malah
sekarang ia yang dipermalukan didepan semua semua orang-orang kerajaan.
Nah sahabat yuk kita belajar mengubah diri sedikit demi sedikit untuk
lebih baik untuk tidak mudah merendahkan orang lain. Karena kita bukan
siapa-siapadihadapan manusia, terlebih dihadapan Allah swt. Sepintar apapun
kita , banyak manusia yang diciptakan Allah lebih pintar dari kita. Secantik
atau setampan apapun kita banyak manusia yang diciptakan Allah lebih rupawan
dari kita.
Sebanyak apapun harta yang kita miliki , itu hanya titipan sementara yang
tidak akan kita bawa mati. Semoga Allah mengampuni setiap detak hati dimana
terselip bangga diri pada setiap jiwa manusia..? Amiin Yaa Rabbal Alamin.
Penulis Buku (“Shopaholic Insyaf”, Rezeki Nomplok”, dan “Berani
Bermimpi”)