Blog Konten Islam

Friday 25 May 2018

KISWANTI : BERIBADAH DENGAN BUKU

KISWANTI :   BERIBADAH DENGAN BUKU

KISWANTI :  BERIBADAH DENGAN BUKU

“Dialah perempuan yang beribadah dengan buku. Keterbatasan ekonomi, ternyata bukan penghalang baginya untuk mencintai buku dan menebar virus kebaikkan , menolong sesama. Ia sangat senang bila buku-buku yang dikumpulkannya selama bertahun-tahun itu dibaca orang”.

Tak ada tujuan dibalik kiprah mulia itu selain ingin melakukan perubahan dan membangun kehidupan yang gemilang bagi masa depan anak-anak di desa Pemagarsari, Parung dan sekitarnya agar gemar membaca. Perjuangan itulah yang diemban Kiswanti  selama belasan tahun. Ia berjuang mengajak anak-anak warga sekitar agar mencintai buku.

Kini, kiprah kiprah Kiswanti ini berhasil ; anak-anak diparung itu menyukai membaca buku. Dari sanalah, dirumahnya kini berdiri tempat belajar bagi anak-anak usia dini(PAUD), SD,SMP, dana SMA. Buku buku yang ia kumpulkan bertahun-tahun pun sudah menjadi taman bacaan Warabal. Tapi, dibalik semua itu dulu Kiswanti membangun dengan jerih payah.

Putus Sekolah, Tapi Gemar Membaca
Lahir disebuah kampung di Bantul, Yogyakarta, 4 Desember 1965, ia tergolong anak yang kurang beruntung. Keinginan terus sekolah harus kandas oleh kondisi ekonomo keluarganya yang pada akhirnya harus memaksa Kiswanti kecil tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi setelah lulus dari Sekolah Dasar. Meski demikian, sang ayah menanamkan jiwa membaca sejak kecil pada Kiswanti muali usia 5 tahun.

Baca Juga "Meluruskan Makna Zuhud"

”Bapak saya ini itu bukanlah orang yang setiap minggu atau bulan dapat gaji, karena bakap saya itu seorang penarik becak. Tapi Bapak itu orang pertama yang mengenalkan saya gembar membaca dan cinta buku.Saat saya berusia 5 atau 6 tahun , ia menggunting huruf-huruf dikoran kemudian mengajarkan bagaimana cara membaca dari guntingan Koran itu”, Kisah Kiswanti.

Saat temen-temen sebaya masuk SD, Kiswantipun meminta sekolah. “Waktu itu yang membuat saya bertekad sekolah , karena saya ingin saya bisa masuk TV , ikut cerdas cermat. Jika tidak sekolah, tidak mungkin ada kesempatan masuk TV.

Itulah yang membuat saya gemar membaca … kata Kiswanti. Tetapi cita-cita itu kandas. Bahkan setelah lulus SD, dengan getir ia mendengar permintaan maaf sang ayah. “Tahun 1980, saya lulus SD. Dengan berat Bapak meminta maaf karena tidak bisa membiayai saya masuk SMP. Tapi bapak berpesan jika ingin pinter kau banyak-banyak baca buku.. Pulang bekerja , bapak membelikan buku atau Koran bekas, kenangnya pilu.

Sang ayah tidak ingkar janji , ia membelikan buku-buku buat Kiswanti. Meski tak bisa melanjutkan ke SMP , minat Kiswanti pada buku tak pupus. Bahkan ia mulaimengoleksi buku. Akhirnya tahun 1987, ia mulai merantau ke Jakarta bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar bisa beli buku. “Orang tua sempat melarang” Saya tak diizinkan. Dimata orang tua , semiskin-miskin kita masih ada pekerjaan lain selain itu. Tapi , saya beralasan , itu pilihan aman dan terlindungi. Disisi lain, saya yang lulusan SD tak mungkin bisa kerja di pabrik. Kebetulan niat kerja di Jakarta itu untuk menambah koleksi buku , dan majikan saya kebetulan memiliki koleksi buku banyak.

Saya sempat mengajukan untuk tak digaji engan uang, melainkan dengan buku. Itu karena saya ingin menambah buku saya yang waktu itu sudah mencapai 1500 buku. Tetapi majikan saya menolak, dan tetap menggaji saya dengan uang, kisah Kiswanti.

Tiga bulan kemudian, Kiswanti pun menerima gaji, sebagaimana niat awal kerja untuk menambah koleksi buku maka hasil kerja 3 bulan sebesar 120.000 ia belikan buku. Dari situlah , ia terus mengoleksi buku dan jumlah buku yang ia miliki terus bertambah.

Bersepada Ontel Meminjamkan Buku
Sekitar tahun 1998 , Kiswanti pindah ke Parung. Waktu itu, Parung masih sepi tak jauh beda dengan suasan Kampung halamannya. Tak tak sedikit anak-anak bermain kurang pengarahan , karena orang tuanya bekerja. Tapi yang lebih memeperihatikan di mata Kiswanti adalah anak-anak usia 5-6 tahun yang kerap berselisih dengan umpatan kata-kata kotor dan tidak senonoh Kiswanti mengelus dada.

Saya tak menyalahkan kenapa itu terjadi , tetapi saya berusaha mencari itu terjadi..?. Saya tak mungkin mengubah itu seperti membalik telapak tangan. Maka saya mengajak anak-anak itu bermain dan disaat bermain itu, mereka senang. Tapi kemudian saya menerapkan syarat-syarat bagi mereka yang ingin bermain dengan saya tak boleh mengucapkan kata-kata lu, gua, isi kebon binatang, isi toile dan sejenisnya.

Ada beberapa peraturan seperti itu, dan saat mereka terkondisikan dan senang saya mulai memperkenalkan buku dengan cara bercerita. Tetapi, cerita dari buku bacaan itu tidak saya selesaikan karena saya ingin tahu ; apakah ada minat baca dalam diri anak-anak itu..?” ujar Kiswanti yang oleh anak-anak dipanggil Bude.

Perjuangan mengajak anak-anak bermain untuk menanamkan minat baca itu berjalan kurang lebih 4 tahun. Setelah enam tahun para wargapun mulai menyadari peran Kiswanti dan buku yang dimilikinya. Tentu saja hal itu membuat Kiswanti ingin merambah wilayah lebih jauh. Maka, niat mengajak orang-orang yang jauhpun menjadikan Kiswanti harus keiling kampung dengan sepeda Onthel seraya menjua jamu.

“Karena saya ini ingin orang yang jauh dari saya tahu tentang keberadaan saya dan buku, maka saya mengayuh sepeda onthel menawarkan buku-buku saya untuk dipinjam dengan geratis. Kebetulan orang tua itu tua saya pedagang jamu dan saya hanya bisa meracik kunyit asem. Akhirnya saya berkeliling bersepeda menjual jamu dan menawarkan kepada orang-orang untk membaca buku-buku yang saya bawa . Maka setiap kali saya keliling itu, saya menawarkan jamu dan buku. Siapa yang ingin sehat minum jamu..?. Siapa yang ingin pintar baca buku..?. Uang dari kalian membeli jamu , bisa saya belikan buku-buku baru dan kalian pinjam kembali. Itu satu-satunya jalan untuk menambah koleksi buku saya, kisah Kiswanti saata masih keliling  menawarkan pinjaman buku kepada warga Parung.

Warabal dan Tempat Belajat
Kini, koleksi-koleksi buku bisa dinikmati warga Parung. Sebidang ruangan pun menjadi Taman Bacaan yang diberi nama Warabal. Taman Bacaan yang dirintis Kiswanti inipun tidak hanya menjadi tempat belajar, namun lantaran keterbatasan ruang, sedang animo masyarakat tak terbendung , tempat belajar pun kurang memadai. Bahkan Kiswanti merelakan ruang tamunya untuk menjadi tempat ruang Komputer.

Demikianlah kiprah dan perjuangan tak kenal lelah Kiswanti. Dalam keterbatasan , ia tetap berjuang meminjamkan buku-buku harta berharga yang ia miliki saya mau sedekah uang namun kebutuhan saya hanya cukup untuk kami sekeluarga, ingin sedekah senyum sedang saya dikasih wajah begini oleh Allah. Ya saya syukuri tapi belum tentu semua orang menerima senyum saya meski senyum saya berusaha tersenyum ikhlas.

Sementara saya punya banayak buku , karena itu saya ingin mengajak mereka membaca buku saya dengan geratis. Saya meminjamkan buku geratis bisa dimasukkan dalam Katagori beribadah, jelas Kiswanti “Beribadah dengan Buku” seperti yang tertulis jelas di Warabal.

Kiprah Kiswanti tentu saja mengundang decak kagum. Kita patut berterima kasih kepadannya. Apalagi jika diantara kita ada yang mau menyisihkan tenaga, pikiran dan materi untuk ikut membantu perjuangan Kiswanti ini.

Semoga kisah diatas dapat menginspirasi dan lebih banyak interopeksi diri terutama bagi guru-guru sekarang ini yang jauh lebih beruntung dari sosok Kiswanti diatas menjadikan lebih mempunyai tanggungjawab moral terhadap anak didiknya dalam memandaikan atau mencerdasakn murid-murinya sebagai generasi penerus bangsa yanga lebih baik, dengan gaji yang jauh lebih dari cukup dibandingkan seorang sosok Kiswanti diatas.

Sosok Kiswanti tidak ada yang membayar berjuang sendiri dengan ikhlas tanpa pamrih, dan seharusnya malu jika guru-guru sekarang ini yang nasibnya sudah diperhatikan pemerintah apalagi yang sudah mempunyai label dan menyandang guru Profesional lebih malu lagi jika dalam mencerdasakan anak bangsa hanya berorientasi dan berbasis Sertifikasi saja dan apa yang ia lakukan hanya sekedar gugur kewajiban saja, tanpa mengedepankan mutu dan kwalitas atau input siswa.

Dan lebih memalukan lagi jika Guru Profesioanal hanya lebih mengedepankan Tunjangan Profesinya daripada mencerdaskan anak didiknya seakan tanggungjawabnya sebagai guru sudah mulai bergesar dari tempatnya dan hanya berorientasai dunia semata tanpa sedikitpun memikirnya amal yang sangat mulia yang diemban seorang guru, jika setiap individu memahami makna guru sejati apalagi jika diniati dengan ibadah yang terkandung didalamnya sungguh sangat mulia.

Dan semoga dunia pendidikan yang ada di negeri ini jauh lebih baik dan banyak bermunculan mental-mental guru seperti Kiswanti yang berjuang tanpa pamrih untk mencerdasakan anak-anak generasi penerus bangsa ini dan dunia pendidikan yang sudah mulai dipenuhi dengan ambisi,kepentingan, politik, dan jabatan tanpa memikirkan efek dan apa yang akan dipikul anak cucu kita mendatang.

Semoga di masa mendatang banyak bermunculan Kiswanti-Kiswanti baru di negeri ini dan dapat mengubah pendidikan dan membangun generasi mudah yang lebih baik dan amanah di negeri ini yang sudah mulai banyak krisis kepercayaan rakyat terhadap pejabat-pejabat yang sudah menjamur budaya Korupsi
Semoga Amiiiin.

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com -

ISLAM BRUNAI DARUSSALAM

ISLAM   BRUNAI DARUSSLAMA


ISLAM    BRUNAI DARUSSALAM



“Jika Islam Indonesia bisa diibaratkan sebagai arus angin yang keras, maka Brunai adalah semilir angin yang sejuk. Tradisi melayu yang kuat , system monarki Islam yang kukuh , serta kemakmuran yang merata seantero negeri, membuat muslim Brunai menjalankan Islam tanpa perlu “ribut-ribut.”
Baca Juga "Memahami Kata Tadarus"
Apa yang terlintas jika nama Brunai Darussalam disebut..?. Tentu yang utama adalah kemakmuran. Negara mungil yang berada di Negara Borneo itu memang sangat tersohor sebagai negeri yang kaya raya. Minyak dan gas bumi yang melimpah adalah penyebabnya. Kemakmuran itulah yang dipandang pelbagai pihak sebagai penyebab adem ayemnya kehidupan beragama disana.

Membayangkan muslim Brunai tak jauh beda dengan muslim Singapura dan Malaysia. Rumpun bangsa yang sama dengan kondisi perekonomian Negara yang baik membuat muslim di tiga Negara ini cenderung tipikal.Memiliki Ghirah keislaman yang baik, dibanjiri fasilitas yang menunjang kehidupan beragama mereka dan sangat setia dengan tradisi ahli sunnah wal jamaah yang sudah berakar dimasyarakat melayu. 

Sebagaimana Jazirah Melayu umumnya, termasuk Indonesia di bagian Sumatera dan Kalimantan,  Tradisi Brunai dibentuk dari pengaruh kuat Hindu dan Islam. Tumbuhnya kesultanan-kesultanan Islam di Jazirah ini pasak yang kuat menghantarkan kehidupan Islam sampai sekarang. Kesultanan-kesultanan ini merata di semua wilayah, baik yang kecil, maupun yang besar.

Namun Brunai kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia. Penjualan dan penggunaan Alkohol diharamkan. Bila ada orang non muslim yang masuk mereka hanya dibenarkan membawa bir dalam jumlah terbatas.Maklumat resmi dari Negara yang dikeluarkan pada tahun 1990-an membuat club-club malam ditutup di sana.toh, kebijakan ini nyaris tak menghadirkan gejolak berarti di Brunai. Bayangkan bila ini terjadi di Indonesia..?.

Akar yang Panjang
Brunai termasuk kerajaan tua di tanah Melayu. Selisih kerajaan brunai didapatkan pada batu Tarsilah yang menuliskan Silsilah Raja-raja Brunai yang dimulai dari Awang Alak Betatar, raja yang mula-mula memeluk agama Islam (1368) sampai kepada Sultan Muhammad Tajuddin, Sultan Brunai ke-19 yang memerintah antara 1795-1804 dan 1804-1807.

Dalam catatan sejarah china ,Brunai dikenal dengan nama Po-li, Po-lo, Poni atau Puni dan Bunlai. Dalam catatan Arab dikenal dengan nama Dzabaj atau Randj. Catatan tradisi lisan diperoleh dari Syair Awang Semaun yang menyebutkan Brunai berasal dari kata Barunah yaitu tempat yang sangat baik.

Dasbor " Cerita Rahsia Illahi 1"
Dasbor "Cerita Rahasia Illahi 2"

Dalam tradisi lisan tersebut seorang bernama Pateh Berbai dan rombongan suku Sakai yang dipimpin berniat mendirikan negeri baru. Ditemukanlah kawasan strategis yaitu sebuah tempat yang diapit bukit dan kaya akan sumber air. Daerah itu juga terdapat sungai yang sangat memadai untuk jalur transportasi dan kaya akan ikan. Disanalah terucap Barunah dan kemudian bermertamorforsis  menjadi Brunai.

Replica stupa yang dapat ditemukan di Pusat Sejarah Brunai menjelaskan bahwa agama Hindu – Budha pada suatu masa dahulu pernah dianut oleh penduduk Brunai. Sebab telah menjadi kebiasaan dari para musafir agama tersebut , apabila mereka sampai disuatu tempat mereka akan mendirikan stupa sebagai tanda serta pemberitahuan mengenai kedatangan mereka untuk mengembangkan agama tersebut di tempat itu.

Replica batu Nisan P’u Kung Chi Mu, Batu Nisan Rokayah binti Sultan Abdul Majid ibni Hasan ibni Muhammad Shah Al-Sultan, dan Batu Nisan Sayid Alwi Ba-Faih (Mufaqih) turut pula menggambarkan kedatangan agama islam di Brunai yang dibawa oleh musafir , pedagang dan mubaligh-mubaligh Islam. Kerja dakwah inilah yang membuat Islam sangat berpengaruh dan memperoleh tempat dihati penduduk local maupun keluarga kerajaan Brunai.

Namun, peneliti sejarah mempercayai terdapat sebuah kerajaan lain sebelum berdirinya Kesultanan Brunai. Catatan orang Tiongkok dan orang Arab menunjukkan, kerajaan perdagangan kuno ini ada di muara Sungai Brunaiawal abad ke-7 atau ke -8 Kerajaan itu memiliki wilayah cukup luas meliputi Sabah, Brunai, dan Serawak.

Kerajaan awal ini pernah ditakhlukkan kerajaan Sri Wijaya yang berpusat di Sumatra pada awal abad ke-9 Masehi dan seterusnya menguasai Borneo utara dan gugusan kepulauan Filipina. Kerajaan ini juga pernah dijajah kerajaan Majapahit yang berpusat di pulau Jawa tetapi berhasil membebaskan dirinya dan kembali sebagai sebuah negeri yang penting.

Pada awal abad ke-15, Kerajaan Malaka dibawah Pemerintahan Prameswara mengambil alih perdagangan Brunai. Perubahan ini menyebabkan agama islam lebih tersebar diwilayah Brunai. Kejatuhan Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 membuat Sultan Brunai mengambil kembali kepemimpinan Islam.

Abad ke-15 hingga abad ke-17 adalah masa perluasan kekuasaan Kesultanan Brunai. Waktu itu kekuasaan Brunai merambah Kalimantan dan Filipina. Pada tahun 1839, James dari Inggris datang ke Serawak dan menjadi raja di sana serta menyerang Brunai , sehingga Brunai kehilangan kekuasaan atas Serawak. Pada masa yang sama  Persekutuan Borneo Utara Britania sedang meluaskan penguasaannya di Timur Laut Borneo. Pada tahun 1888, Brunai menjadi sebuah negeri dibawah perlindungan kerajaan Inggris. Pada tahun 1906, Brunai menerima satu lagi langkah perluasan kekuasaan Inggris saat kekuasaan eksekutif dipindahkan kepada seorang Residen Inggris , yang menasehati Baginda Sultan dalam semua perkara ,kecuali yang bersangkut –paut dengan adat istiadat setempat dan agama.

Pada tahaun 1967 Omar AliSaifuddin III yang telah turun dari tahta dan melantik putranda sulungnya Hassanal Bolkiah, menjadi sultan Brunai ke 29. Baginda juga berkenan menjadi menteri pertahanan setelah Brunai mencapai kemerdekaan pada 1 Januari 1984 dan disandangkan Gelar Paduka Seri Begawan Sultan. Pada tahun 1970, pusat pemerintahan negeri Brunai Town, telah diubah namanya menjadi Bandar Seri Begawan untuk mengenang jasa Baginda.Mutlaknya kekuasaan sultan yang memegang kendali pemerintahan dan juga bertindak sebagai pemimpin agama menjadikan Brunai menjadi salah satu Negara yang paling stabil dari segi politik di Asia.

Al-Banjari.
Sebagai Negara Islam resmi Brunai membawa symbol-simbol Islam dan dalam lambang – lambang negaranya. Motto negeri ini adalah, “Selalu menuruti Arahan Tuhan” dalam pengertian selalu menjalani tuntunan yang sudah ditetapkan syariat Islam.

Lagu kebangsaan juga begitu. Sekalipun ada jejak Inggris yang kental terasa, Brunai tetap mengedepankan keislamannya dengan menjadikan, “Allah Peliharakan Sultan” sebagai lagu kebangsaan mirip dengan lagu kebangsaan Inggris, “God Save The Queen”.

Kira-kira dua pertiga penduduk Brunai adalah orang melayu. Kelompok etnik minoritas yang paling penting dan menguasai ekonomi Negara adalah orang Tionghoa (Han) yang memenuhi lebih kurang 15% jumlah penduduknya. Etnis-etnis ini juga menggambarkan bahasa-bahasa yang paling penting ; Bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta bahasa Tionghoa, Bahasa Inggris juga dituturkan secara luas , dan terdapat sebuah komunitas ekspatriat yang agak besar dengan sejumlah besar warga Negara Inggris dan Australia.

Bila direntang dalam seabad yang berjalan , keberislaman masyarakat Brunai tak bisa lepas dari peran ulama’-ulama’ Indonesia, terutama yang berasal dari Kalimantan. Ulama Brunai awal diantaranya adalah : Syarif Ali, Syarif Mufaqqih al-Muqaddam, Syeikh Adam, Sulaiman Abdur dan Sayid Abu Bakar. Sayid Abu Bakar ini adalah kakek Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjar, ulama tasawuf terkemuka asal Indonesia dari Banjar Kalimantan.Beberapa ulama’ asal Banjari memang banyak yang menyeberang ke Brunai dan melaksanakan dakwah disana.

Pada zaman dulu hampir-hampir tidak ada ulama besar yang berasal dari banjar yang terlepas dari pada kaitan dengan Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari, penyusun Kitab Sabil Al-Muhtadin, yang sangat masyur itu. Kaitan ini terjadi dua hal, kaitan ilmu, guru murid atau nasab. Adakalanya hubungan itu terkait keduanya.

Salah satu jejak langkah Al-Banjari dalam Keislaman Brunai dapat dijumpai pada Datuk Haji Ahmad Banjar. Sebelum datang ke Brunai beliau terlebih dulu telah memperoleh aliran ilmu Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari yang turun kepada beberapa orang anak beliau. Datuk Haji Ahmad Banjar hanyalah sezaman dengan cucu-cucu ulama’ besar itu. Kemantapan dilanjutkan di Mekkah. Beliau berguru dengan banyak ulama’ diantaranya : Syeikh Ahmad Khathib bin Abdul ghaffar as-Sambasi, yang juga salah satu ulama’ terkemuka Indonesia asal Kalimantan, Guru dari Syeikh Nawawi Al-Bantani.

Jejak inilah yang membawa tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah, juga berkembang di Brunai Darussalam karena peran dari ulama’-ulama’ tasawuf dari Kalimantan. Nilai dan ciri keberislaman warga Brunai karenanya tak jauh beda dengan Indonesia dan masyarakat melayu pada umumnya. Akidah yang dianut adalah, “Alhi Sunnah wal Jamaah” menurut metode Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi. Madzab fiqih yang dianut adalah Syafi’i.

Tentang tasawuf tetap berpedoman dan berpegang teguh dengan kitab-kitab pelajaran tasawuf seperti karangan-karangan Imam Al-Ghazali. Demikian juga pegangan tentang amalan, secara rutin tiada sekali-kali ditinggalkan amalam Tarekat Qadriyah-Naqsyabandiyah yang beliau terima langsung daripada gurunynaSyeikh Ahmad Khathib Sambas yang sangat terkenal itu.

Ulama’ – ulama’ asal Kalimantan tersebut memiliki kewenangan yang luas berkat mashurnya ketinggian ilmu mereka. Datuk haji Ahmad banjar, yang disebut diatas, menjabat sebagai Pengawas Perkembangan Agama Islam di Brunai Darussalam. Selain itu, beliau juga pernah menjadi hakim memutuskan perkara-perkara umat.

Masjid Omar ‘Ali Saifuddien yang berdiri megah dipinggir sungai Brunai di Bandar Seri Begawan , menjadi symbol bagaimana rahmat Islam di Negeri Brunai. Masjid yang merupakan masjid terindah di Asia Tenggara itu adalah bukti bahwa kerajaan dan masyarakatnya berkomitmen membawa Islam ke tempat yang tertinggi.

Bangunan masjid ini mempunyai bentuk arsitektur Islam Klasik, dihiasi dengan Mozaik emas, batu marmer dan kaca berwarna-warni. Menaranya mempunyai lift dan kubahnya dibuat dari emas setiap satunya berukuran 53 dan 54 meter tinggi

Masjid ini telah dibuka resmi oleh Duli Yang Maha Mulia Maulana Al-Sultan Haji Omar ‘Ali Saefudien Sa’adul Khairi Waddien, Sultan Brunai ke-28 pada hari Jum’at 1958. Masjid ini dapat menampung jamaah sebanyak 3.000 orang.

Demikianlah, Brunai tak lain adalah saudara dekat kita dimana tradisi keberislamannya berakar sama dengan islam Indonesia, khususnya yang berbasis melayu di Sumatra dan Kalimantan. Komitmen kuat mewujudkan kehidupan agama yang kondusif dan sedapat mungkin memakmurkan kehidupan rakyatnya membuat islam Brunai berjalan dengan tenang, tak perlu ribut-ribut, dipolitisir atau dijadikan bagian dari industry hiburan seperti di Negara kita.

( Berbagai Sumber)

Wallahu ‘alam Bhisawab
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 26 Mei 2018

PERJALANAN HAJI TERAKHIR RASULULLAH SAW

PERJALANAN   HAJI TERAKHIR RASULULLAH SAW

Dasbor "Kisah Nabi & Sahabat"
PERJALANAN HAJI TERAKIR
RASULULLAH  sawSA


“ Pada hari init telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agamamu “ (QS. Al-Ma-idah :3) .

Setelah kota Mekkah berhasil ditakhlukkan  Rasulullah saw. Dan kaum muslimin , tanah Arab laksana tanah subur yang cepat menumbuhkan benih. Keelapan yang berabad-abad membutakan mata orang-orang kafir, secepat kilat berubah menjadi terang sejak matahari kebenaran Islam merekah dalam hidup mereka.

Org-orang miskin dan budak belia pun memandang kedatangan islam sebagai juru selamat yang isa mengentaskan mereka dari jurang penderitaan. Tak salah, jika orang kemudian berbondong-bondong memeluk islam.

Peristiwa ini kian mengharukan ajaran islam dimata orang-orang Arab. Bahkan orang-orang di Jazirah Arab menyaksikan sendiri bagaimana Raslullah hanya dengan pertolongan dan kekuatan Allah berhasil mengembangkan pengaruh Islam ke Seantero wilayah Timur Tengah. Kebenaran yang diajarkan Rasulullah saw itu memang benar, bukan dusta. Maka, pada tahun 9 Hijriyah pengaruh islam telah meluas dan pada tahun 10 Hijriyah pun, hampir seluruh tanah Arab penduduknya memeluk Islamdan hanya tinggal sedikit suku-suku bangsa Arab yang masih menyembah berhala.

Jelas, kenyataan ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan awal kelahiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw yang dipandang dengan sebelah mata. Ketika itu jumlah orang kuat yang memeluk islam bisa dihitung dengan jari. Awal diutusnya Rasulullah sa dimana ajaran Islam hanya diikuti keluarga terekat beliau lalu disusul oleh Abu Bakar, Utsman, Hamzah, Umar bin Khatab, dan Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarrah.

Selama 13 tahun Nabi berdakwah di Mekkah, Nabi pun kerap kali mengalami cobaan berat berupa, penghinaan , penganiayaan, cercaaan, cemoohan, dan bahkan upaya pembunuhan. Saat Allah menurunkan firman-Nya yang menceritakan tentang pengalaman dakwah Nabi Nuh as, “Dar kaumu tidak aka nada yang mau beriman , kecuali yang sudah beriman saja “. (QS. Hud :36)., nabi sangat bersedih.

Maka dimusim haji tahun itu , ketika Nabi Muhammad saw mengajak orang-orang Mekkah memeluk Islam dan menerima kenabiannya, beliau tak mendapat tanggapan dan bahkan ia diacuhkan. Lebih tragis lagi ada yang menuduh Nabi sebagai orang gila.

Tapi, setelah Mekkah ditakhlukkan keadaan bangsa Arab berubah total pada tahun 10 Hijriyah, orang-orang seluruh tanah Arab pun menanggapi dengan lain. Makannya, tatkala kaum muslimin di tanah Arab mendengar rasulullah saw hendak menunaikan ibadah haji pada tahun 10 Hijriyah itu, dari berbagai pelosok Arab datang berbondong-bondong datang ke Madinah untuk menyertai beliau pergi ke tanah suci Mekkah guna menunaikan ibadah haji.

Tidak tanggung-tanggung, jumlah orangyang hendak mengikuti kepergian nabi Muhammad saw ke Baitullah itu sangat banyak. Menurut sebagian penulis sejarah Islam, jumlah kaum muslimin yang menyertai ibadah haji tahun itu termasuk mereka yang berangkat ke Mekkah langsung dari daerah-daerah mencapai 114.000 orang. Bahkan ada pula yang mengatakan berjumlah 120.000 orang.

Baca Juga "Apakah Lailatul Qadar Bisa Dibuktikan"

Tentu jumlah yang besar itu mencengangkan apalgi mereka itu semua berangkat dari berbagai peloso jazirah Arab yang kemudian turut bersama rasulullah saw untuk menunaikan ibadah haji dengan kalbu diliputi keimanan dan keyakinan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Padahal, mereka semua dahulu ingkar atas kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah saw dan bahkan ada yang menghina dan melecehkan beliau.

Tetapi, kini semua orang yang turut dalam perjalanan haji menaati perintah Nabi. Dengan penuh hikmah, Nabi memberi petunjuk tentang manasik haji (cara-cara menunaikan ibadah haji). Ada kalanya Nabipun menjelaskan dengan lisan tetapi ada kalanya pula memberikan contoh dengan amal perbuatan.

Orang-orang yang ikut berpergian itu dengan khidmah mematuhi perintah Nabi. Setelah Rasulullah memberi petunjuk mengenai manasik haji, kemudian beliau berkhutbah : “Wahai manusia sekalian, dengarkanlah baik-baik apa yang kukatakan. Aku tak tahu, mungkin aku tidak akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini dan di tempat ini.

“Hai manusia sekalian .., (ketahuilah) bahwa darah (jiwa) dan harta benda (milik) kalian adalah suci bagi kalian (yakni tak boleh diperkosa oleh orang lain), seperti hari dan bulan suci (sekarang) ini, (yakni bulan dzulhijjah) hingga saat kalian menghadap Allah swt. Dan kalian pasti akan menghadap Allah sawt, Tuhan kalian. Pada saat itu kalian dituntut bertanggung jawab atas segala perbuatan yang telah kalian lakukan. Itu telah kusampaikan. Barang siapa diserahi amanat itu ditunaikan kepada yang berhak menerimanya”…

(Ketahuilah) bahwa semua riba tidak boleh berlaku lagi. Akan tetapi kalian berhak menerima kembali uang pokok (modal)-nya. (dengan demikian) kalian tidak berbuat dzalim dan tidak diperlakukan secar dzalim. Allah telah menetapkan tak boleh ada riba lagi. Riba Al-Abbas bin Abdul Muththalib (pun) semuanya tidak berlaku (tak boleh ditagih …

“(Ketahuilah) bahwa tuntutan darah (balas dendam atas pembunuhan) semasa jahiliyah tidak berlaku lagi , dan tuntunan darah pertama yang menghapuskan ialah darah Rabia’ah bin Al-Harits bin Abdul Muththalib…..

“Kemudian, hai manusia sekalian, hari ini dan untuk selama-lamanya setan sudah tak punya harapan untuk disembah-sembah dinegeri ini. Akan tetapi jika kalian menuruti , meski dalam hal yang remeh dab yang akan memerosokkan amal perbuatan kalia, dia pasti akan puas (senang). Karena itu, jagalah baik-baik agama kalian.

“Wahai manusia sekalian, menangguhkan berlakunya larangan – larangan dalam bulan suci berarti menambah kekufuran dan dengan itu orang-orang kafir tersesat. Mereka menghalalkan larangan-larangan itu pada tahun yang satu dan menghalalkan pada tahun yang lain agar mereka bisa menyelesaikan bilangan 9jumlah bulan) yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Lalu mereka menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan oleh – Nya…

“Zaman berputar (silih berganti) sebagaimana keadaan sewaktu Allah menciptakan langit dan bumi. Jumlah bulan menurut (bilangan) Allah adalah 12, Empat diantaranya adalh bulan-bulan suci (yaitu) tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab, antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban.

“Kemudian wahai manusia sekalian…. Sebagaimana kalian mempunyai hak atas istri-istri kalian, merekapun mempunyai hak atas kalian. Hak kalian atas mereka adalah melarang mereka mengizinkan orang yang tidak kalian sukai menginjakkan kaki diatas lantai kalian (yakni memasuki rumah) kalian. Dan merakpun jelas diwajibkan menjaga diri dari perbuatan tidak senonoh. Apabila mereka melakukan hal itu Allah mengizinkan kalian berpisah tempat tidur dengan mereka dan kalian diizinkan memukul mereka dengan pukulan yang tak mengganggu (kesehatan badan).

Bila mereka sudah tak lagi melakukan hal itu maka kalian wajib memberi nafkah dan pakaian kepada mereka secara baik-baik. Hendaklah kalian berlaku baik terhadap istri-istri kalian , mereka itu adalah mitra yang membantu kalian. Mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka sendiri. Kalian mengambil mereka sebagai amanat Allah dan kehormatan mereka dihalalkan bagi kalian berdasarkan ketentuan Allah.

“Wahai manusia sekalian, perhtikan kata-kataku yang telah kusampaikan (kepada kalian). Aku tinggalkan ditengah kalian suatu masalah yang jelas, jika kalian berpegang teguh pada-nya , kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, (yaitu) Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.

Baca Juga "Memilih Pemimpin Merujuk Al-Quran"

“Wahai manusia sekalian, dengarkanlah kata-kataku dan pahamilah baik-baik. Kalian mengerti bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya dan semua kaum muslimin adalah bersaudara. Namun seseorang tidak dihalalkan (mengambil sesuatu) dari (milik) saudara kecuali yang diberikan dengan senang hati kepadanya. Janganlah sekali-kalikalian berlaku dzalim terhadap diri kalian sendiri. Ya Allah bukankah (semua) telah kusampaikan..?

Khutbah yang disampikan Rasulullah saw dihadapan sekitar 114.000 orang itu sungguh menyentuh kalbu dan hati. Jamaah pun tertunduk khidmat. Khotbah yang menerangkan tentag prinsip-prinsip Islam itu tak lain adalah Risalah yang akan menyelamatkan manusia dari kesesatan pikiran dan kegelapan. Karena sejatinya prinsip-prinsip itu tidak berubah, prinsip-prinsip moral Islam yang Universal.

Ketika Rasululah saw menyampaikan khutbah itu , suara Rasulullah saw mengalun dengan suara yang sedang, tidak cukup keras. Tetapi setiapkalimat yang beliau ucapkan menurut Ibnu Ishaq  diulang dengan suara yang keras oleh seorang sahabat yang bernama Rabi’ah bin Umayyah bin Khalaf supaya khutbah nabi itu bisa didengar oelh jamaah yang jumlahnya mencapai 114.000 orang.

Setelah Rasulullah berpesan agar kaum muslimin mengingat baik-baik akan pesan yang beliau sampaikan , lalu ia bertanya kepada jamaah , “ Tahukah kalian, hai apakah sekarang ini..?”.

Serentak menjawab, “Hari haji Akhbar”. Beliau lalu berkata lagi , “Jiwa dan harta kalian disucikan Allah swt seperti hari yang suci ini hingga tiba saatnya kalian menghadap Allah. Ya Allah …, sudah kusampaikan..?.

Jamaah menyahut “Ya..!”. rasulullah kemudian menengadah kelangit , dan berucap dengan penuh kekhusyukkan “Ya Allah, saksikanlah!”.

Usai menyampaikan khutbah Rasulullah kemudian turun dari untanya , Al-Qushwa dan tetap berada ditempat hingga tibalah waktu sholat dzuhur dan asar. Setelah itu, Rasulullah saw bersama jamaah berangkat menuju Shakarat (Arafah). Di Arafah itulah Rasulullah saw kemudian mendapat wahyu , “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamudan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku ,dan telah Ku-ridhai Islam itu sebagai agamamu”. (QS. Al-Ma’idah :3).

Saat mendengar firman Allah swt itu, Abu Bakar seketika menitikkan air mata.Abu Bakar seperti tidak kuasa untuk menahan air mata. Karena dalam hati , Abu bakar merasakan bahwa dari ayat tersebut , dia mengerti tugas risalah telah selesai dilaksanakan oleh Rasulullah saw dan dia menduga tak lama lagi beliau akan kembali ke hadapan Allah swt.

Sebagian besar ulama’ini turun pada hari Jum’at tanggal 9 Dzulhijjah ketika Nabi Sedang wuuf di Arafah. Seteah matahari tenggelam, beliau bersama semua jamaah meninggalkan Arafah, kemudian berangkat ke Muzdalifah dan bermalam disana. Pagi harinya beliau ke Masy’arul haram, kemudian pergi ke Mina.

Dalam perjalanan itu beliau melempar jumrah. Usai menunaikan manasik tersebt, beliau kembali ke kemah lalu menyembelih 63 ekor unta, tiap ekornya untuk masa satu tahun umur beliau. Selebihnya dari jumah 100 ekor yang beliau bawa dari Madinah yakni 37 ekor beliau menyerahkan penyembelihannya kepada Ali bin Abi Thalib. Usai melaksanakan semua itu, Rasulullah saw lantas mencukur rambut dan berakhir ibadah haji yang beliau tunaikan bersama dengan jamaah pada tahun 10 Hijriyah itu yang dalam sejarah islam dikenal dengan sebutan haji wada’.

Setelah haji wada’ ditunaikan degan tuntas , dan Nabi pun menerangkan kepada jamaah berbagai cara ibadah haji (manasik) , rombongan haji wada’ pun lalu beranjak meninggalkan Mekkah pulang menuju Madinah.

Itulah perjalanan haji terakhir Nabi Muhammad saw dan haji itu dikenal dalam sejarah Islam dengan nama haji wada’ (perpisahan). Dinamakan haji wada’ karena ibadah haji itu adalah ibadah haji perpisahan lantaran beberapa saat kemudian beliau pulang keharibaan Allah swtmeninggalkan kaum muslimin untuk selama-lamanya.

Tetapi, ada juga orang yang menyebut ibadah haji tersebut sebagai hijjatul balagh itu disebabkan dalam ibadah haji itu nabi telah menyampaikan khutbah , tentang tugas risalahnya dan menyampaikan semua yang diperintahkan oleh Allah swt kepada umat manusia. Karena haji tersebut ada juga sebagian ulama menyebut dengan ‘Hijjatul Balagh’ yang berarti “ibadah haji penyampaian”.
Selain itu, ada pula orang yang menyebut perjalanan haji Rasulullah saw tahun 10 Hijriyah itu dengan nama Hijjatul Islam. Dinamakan demikian, karena dalam ibadah haji tersebut Allah swt telah menyempurnakan agama Islam bagi seluruh umat manusia , sebagai agama satu-satunya yang agama yang diridhai-Nya. Tak salah pula, jika haji tersebut dinamakan Hijjatul Islam.

(disarikan dari Membangun Peradaban Sejarah Muhammad Sejak Sebelum Diutus Menjadi Nabi, H.M.H Al-Hamid Al-Husaini,penerbit Pustaka Hidayah, Jakarta, 2000).
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 26 Mei 2018

Thursday 24 May 2018

YANG MESTI ; di Ingat & Diperhatikan dalam Berhaji

YANG MESTI ;   di Ingat & Diperhatikan dalam Berhaji

Dasbor "Educasi Islam "


YANG MESTI  ;  di Ingat & Diperhatikan dalam Berhaji
Mabrur tidaknya seseorang dalam menunaikan ibadah haji merupakan rahasia Allah SWT. Namun demikian, upaya orang yang berhaji itu sangat menentukan kualitas ibadah hajinya masing-masing. Pemahaman tentang ibadah haji itu sendiri, serta pelaksanaan syarat dan rukunya tentu juga menentukan mabrur tidaknya ibadah haji seseorang. Tentu selain menentukan sah atau tidaknya haji seseorang.

Berikut ini tips-tips bagi orang yang hendak menunaikan ibadah rukun Islam yang kelima ini , agar dalam pelaksanaannya tidak kesulitan sehingga ibadahnya pun menjadi khusyuk’. Jika ibadah haji sudah benar dan khusyu’ , maka insya Allah , Allah swt akan memberikan pahala yang adil, yaitu mendapatkan derajat seorang hajo mabrur .

Tips-tips nya sebagai berikut :
1.  Membawa bekal “kurma” (dalam bahasa jawa dibaca kurmo). Yakni bersyukur dan “nrimo” maksudnya , jika mendapatkan kenikmatan harus bersyukur , dan jika menghadapi kesulitan atau cobaan harus nrimo atau ikhlas. Sebab apapun yang terjadi di tanah suci adalah kehendak Allah swt
2.  Menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan kesabaran sebelum berangkat haji. Sebab banyak kemungkinan peristiwa yang terjadi di tanah suci nantinya diluar jangkauan, nalar, akal dan dugaan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya karena itulah kita harus persiapkan mental dengan mengikhlaskan apa-apa yang akan terjadi nanti di tanah suci.
3.  Orang yang berangkat haji harus istitho’ah (mampu).baik kemampuan harta benda untuk menunaikan ibadah haji dan untuk keluarga yang ditinggalkan , maupun kemampuan fisik (sehat jasmani dan rohani). Persiapan biayaibadah haji lebih baik dilakukan semenjak usia muda. Baik melalui Tabungan haji, Asuransi haji, Emas dan lain sebagainya.
4.  Disamping itu, kemampuan lainnya yang juga memiliki peranan penting adalah kesiapan ilmu pengetahuan akan ibadah haji , misalnya mengenai makna dan spiritualitas haji , tata cara (manasik haji) dan lainnya. Faktor kemampuan pengetahuan ini sangat penting untuk kesempurnaan haji. Tentu saja pengetahuan tersebut meliputi banyak hal, sejak proses pendaftaran, pembayaran ONH, perlengkapan dokumen, pengetahuan sejarah haji, serta proses perjalanan dan makan ritual yang terkandung dalm ibadah haji dan seterusnya.
5.  Bertaubat kepada Allah sebelum pergi haji maupun selama menunaikan ibadah haji.
6.  Menahan marah.
7.  Memaafkan kesalahan orang lain, sebelum orang tersebut memohon maaf.
8.  Kenali kondisi cuaca tanah suci dan perbedaan waktu Indonesia dan Arab Saudi.


TIPS SAAT ANDA DI Majidil Haram :
1.  Karena banyaknya pintu masuk , jamaah harus mengingat-ingat dari pintu mana ia masuk. Ini menghindari tersesat atau kehilangan sandal. Di pintu masuk tersedia kotak-kotak tempat penyimpanan sandal. Jangan pernah meletakkan sandal dalam tumpukkan di lantai , karena kemungkinan besar akan tersapu kaki – kai jamaah atau disapu petugas kebersihan. Agar aman sebaiknya sandal dimasukkan kedalam kantong kain dan diletakkan disamping tempat jamaah sholat. Selain untuk sandal kantong kain bisa juga berfungsi untuk tempat paying, air atau barang-barang lainnya yang diperlukan pada saat kita menjalankan ritual haji.
2.  Di masjid ini tersedia 50 pintu yang dikhususkan untuk orang cacat dan tak mampu berjalan untuk mencapai lantai dua dan tiga (atap) juga disediakan ekskalator. Namun pada saat padat kadang ekskalator ini dimatian.
3.  Jika di lantai dasar penuh , jamaah bisa sholat dilantai dua dan atap. Banyak juga jamaah yang sebgaja sholat dibagian atap agar bisa memandang Ka’bah dari atas. Lokasi ang harus diwaspadai jamaah adalah di pelataran ka’bah , di pelataran masjid,pintu masuk keluar, dan dibukit marwa (tempat tahalul) , karena jamaah selalu beresak desakkan. Di lokasi tahalul sering terjadi pencopet berpura-pura menawarkan atau bahkan memaksa memotong rambut . Menurut kabar penjahat itu berasal dari luar Arab Saudi.
4.  Jika kehilangan barang , jamaah bisa mencarinya di kantor Maktab Mafqudat, yakni tempat untuk menampung barang-barang yang tercecer. Kantor ini terletak didekat pintu keluar Babusslam,pintu sebelah timur , diantara bukit hafa dan Marwa. Barang-barang yang tercecer di pelataran ka’bah biasanya juga dikumpulkan di Hijir Ismail.
5.  Toilet dan tempat wudhu laki-laki dan perempuan terpisah. Letaknya dibawah tanah didepan pintu Malik Abdul Aziz dekat halaman bukit Marwa. Selain itu juga ada disamping pintu King Abdul Aziz dan beberapa pintu lainnya,. Jamaah juga bisa ke toilet atau berwudhu dibeberapa pertokoan yang ada diseputaran masjid.
6.  Sumur Zam-zam kini sudah ditutup. Namun jamaah tak kesulitan untuk mendapatkan air zam-zam disetiap sudut masjid. Air zam-zam disediakan dalam termo-termoz besar dengan gelas plastik sekali pakai. Baik juga membawa tempat minum jika ingin berlama-lama di masjid. Masjid haram buka selama 24 jam penuh. Perubahan udara Mekkah sangat ekstrim. Sering jamaah berangkat siang waktu udara cukup hangat dan pulang pada malam hari ketika udara sangat dingin. Jika akan lama berada di Masjid sebaiknya menyiapkan baju hangat.
7.  Datang ke masjidil haram sebaiknya minimal setengah jam sebelum waktu sholat.

( Berbagai Sumber)


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 25 Mei 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...