Blog Konten Islam

Friday 27 April 2018

RAHASIA ANGGARAN KEUANGAN MUSLIM MERUJUK AL-QURAN & HADITS

RAHASIA ANGGARAN KEUANGAN MUSLIM MERUJUK AL-QURAN & HADITS


RAHASIA   ANGGARAN    KEUANGAN  MUSLIM
MERUJUK AL-QURAN & HADITS

“Anggaran keuangan yang sehat sejatinya terletak pada seberapa selektif kita memilah dan memilih pengeluaran. Disinilah, seorang muslim bisa memenhi aneka kebutuhan dan keinginannya ; tidak hanya bagi kepentinga material, api juga kepentingan spiritual. .“


Tersebutlah Paka Dodi, lelaki paruh baya yang hidupnya kembang kempis. Ekonominya morat-marit, dunianya serba sempit. Betapa tidak ..?. Ia yang masih aktif bekerja harus gali lubang tutup lubang untuk memenuhi segala kebutuhan hidup keluarganya : seorang istri dan ketiga anaknya yang beranjak dewasa.

Apakah gajinya kecil..? Tidak juga. Sebagai seorang manager disebuah perusahaan swasta, penghasilannya 10 jt rupiah. Hmmm jumlah penghasilan yang lebih dari cukup.

Tapi anehnya hampir setiap bulan ia selalu kredit ke kantor. Macam-macam saja kebutuhannya. Begini,begitu dan lain-lain.


Usut punya usut ternyata, semua berpulang pada tiga soal :
Pertama : Perencanaan keuangan yang tidak tertata
Kedua : Gaya hidup keluarga yang tidak sehat :
Ketiaga : Lupa berzakat dan bersedekah

Pasalnya sang istri yang diharapkan bisa mengatur keuangan dengan baik ternyata tidak bisa diandalkan istrinya selalu nafsu membeli barang-barang mewah, entah pakaian, perhiasan, ataupun ponsel terbaru.

Sedangkan anaknya selalu merongrong dirinya untuk dibelikan pernak-pernik yang mendukung pergaulan anak Jakarta. Maka jadilah, setiap bulan sederet daftar hutang menampar-nampar hidupnya ; empat tagihan kartu kredit mobil, tagihan kantor dan seterusnya.

Demikianlah secuil kisah Pak Dodi diatas sesungguhnya milik siapa saja. Dan fenomina ini tidak terkait dengan seseorang yang berpenghasilan kecil atau besar.

Sebab disisi lain juga ada orang yang berpenghasilan kecil ternyata mampu memenuhi hidupnya dengan baik dan benar. Malah lebih dari itu ia berencana menunaikan umrah bersama istrinya.

 Untuk itulah, pada kesempatan kali ini saya ingin menuliskan ihwal mengatur anggaran keuangan yang sehat dan benar. Topik ini sebetulnya sebuah sangat berdampak serius jika kita tidak memilah dan memilih mana kebutuhan yang harus disegerakan dan mana yang tidak serta setidaknya bisa menyisihkan sedikit rejeki kita untuk sedekah.

MENGELOLA ANGGARAN

Dalam kondisi apapun, Jurus jitu terbaik mengelola anggaran adalah mengelola pengeluaran. Seseorang yang kondisi keuangannya aman dan sehat sejatinya memang membiasakan diri memilah dan memilih , bahkan mencatat begitu detil pos-pos pengeluarannya.

Tak aneh bila para pakar keuangan semakin banyak menekankan poin ini sebagai aspek terbaik untuk menyehatkan arus keluar masuk alias (cashflow) keuangan seseorang atau sebuah keluarga.

Namun, sebagai muslim tentunya, kita memiliki renca cashflow yang khas disbanding perencanaan keuangan pada umumnya. Hal ini mengingat rejeki yang Allah limpahkan bukan sekedar pemenuh kehidupan duniawi saja tetapi juga alat untuk beribadah kepada-Nya.

Bukankah dalam beberap firman-Nya , dia sering kali menyinggung seputar ini. Lihat misalnya QS. At-Taubah 20 , QS. At-Taubah: 103 dan lain-lain.

Untuk itulah menurut saya hal-hal utama yang perlu dumasukkan List Anggaran  pengeluaran Anda adalah sebagai berikut :
A.  Zakat dan Sedekah
B.  Membayar Hutang
C. Menabung
D. Kebutuhan sehari-hari

A. Zakat dan Sedekah.
Para perencana keuangan umumnya lebih menekankan pada pelunasan hutangsebagai prioritas didalam anggaran keuangan. Namun, bagi penulis sebetulnya hal ini poin kedua setelah alokasi zakat dikeluarkan.

Kenapa..?.
Pertama: Zakat adalah pembersih harta [Penghasilan] Anda. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka  dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka [QS.At-Taubah : 103].

Karena itu mulailah sisihkan 2,5% dari penghasilan Anda dari penghasilan Anda itu untuk kepentingan ibadah ini. Hal ini sejatinya, karena segala rejeki (uang) yang kita dapatkan itu bersumber dari kemurahan dan rahmat Allahswt.

Tanpa izin-Nya kita tidak bisa mendapatkan penghasilan sedemikian rupa untuk memenuhi hidup sehari-hari. Dan dalam rejeki yang dilimpahkan – Nya itu ada hak-hak kaum dhuafa. Terlebih-lebih bila tindakan berzakat Anda ini diiringi banyak sedekah.

Kedua : Zakat dan sedekah itu dapat melipatgandakan rejeki (penghasilan) Anda. Allah berfirman : “Barang siap yang mau member pinjaman kepada Allah akan pinjaman [menafkahkan hartanya di jalan Allah], maka Alllah akan melipatgandakan pembayaran [pelunasan] kepadanya berlipat ganda..” {QS.AL-Baqarah :245 }

Perlu bukti..? Banyak kisah yang mengupas kesuksesan firman Allah ini. Tengok saja kisah Ustadz Yusuf Mansyur yang terlepas dari lilitan hutang setelah mempraktekkan sedekah sebagai solusi hidup. Setelah itu , ia berdakwah seputar sedekah ini dan banyak orang yang membuktikan keajaibannya.

Teman saya sendiri suatu kali baru niat saja mau bersedekah tiba-tiba sudah diberi Allah jalan mendapatkan rejeki yang banyak. Karenanya, bagi mereka yang dililit hutang, rejekinya serasa mampet, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan rejeki tidak ada salahnya mencoba berzakat dan bersedekah dengan niatan menjalankan perintah Allah.

Pasrahkan semua rejeki pada Allah swt. Biarkan saja Dia yang bekerja guna membuka peluang-peluang rejeki yang tak terduga hingga Anda pun terlepas dari beban hidup didunia ini sampai-sampai melalaikan perintah-Nya.

Hakekatnya berzakat dan bersedakah sebenarnya salah satu cara untuk membuka pintu rejeki kita. Hal ini artinya tindakan berzakat dan bersedekah itu tidak menunggu seseorang harus kaya dulu justru orang yang berzakat dan bersedekah menunggu kaya bisa dikatakan orang itu sebaliknya ingin menjadi miskin berkepanjangan.

Sebab dimata Allah, mereka yang bertaqwa adalah :Orang – orang yang menafkahkan [hartanya] , baik diwaktu lapang maupun sempit..” [QS.Ali-Imran :134]

B. Membayar Hutang
Siapapun tahu, bahwa hutang bukan hal baru dikehidupan kita didunia ini, hampir semua orang hidup barang kali semua orang pasti pernah mengalaminya entah dalam bentuknya.

Apalagi dizaman sekarang yang bentuknya beragam dan modern ; kartu kredit, kredit tanpa anggunandan lain-lainnya. Sejatinya tidak ada yang salah dalam berhutang selama pembayaran sesuai dengan perjanjian dan kesepakatan kedua belah pihak.

Hutang bisa menjadi masalh besar bilamana tindakan pelunasannya selalu diabaikan atau ditunda-tunda. Hal ini dapat membuat langkah hidup seseorang menjadi sempit.

Kondisi jiwa seseorang menjadi labil dan rawan stress bila ia mencoba-coba mengabaikan pembayaran hutang sesuai perjanjian. Untuk, itulah, Setelah Anda memotong penghasilan bersih Anda untuk zakat , sebaiknya alokasikan uang tersebut untuk membayar hutang terlebih dahulu. Para pakar rencana keuangan, lazimnya, menyarankan 30% dari gaji [penghasilan] Anda untuk melunasi hutang.

Jangan pernah mencoba berhutang kembali bila hutang pertam itu belum selesai ditunaikan.Karena jika tidak , sebuah “neraka” hutang akan meneror Anda.

Membuat hidup Anda tidak tenang , dan ibadahpun, akhirnya terbengkalai. Cobalah menahan diri dari gaya hidup konsumtif yang mengedapankan “keinginan” dari pada “kebutuhan” .

Ingat-ingatlah hutang itu bukan hal yang baik dalam posisi Anda sebagai muslim. Terkait perkara ini, baik Allah swt , maupun Rasul-Nya menyarankan untuk menyegerakan pembayaran. Sebab hutang adalah amanah yang harus ditunaikan.

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang lebih berhak menerimanya, dan {menyuruh kamu} apabila menetapkan hokum diantara manusia supaya menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah member pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Pendengar lagi Maha Melihat [QS.An-Nisa : 58].

Sementara Nabi Muhammad saw sendiri bersabda “Sekalipun aku memiliki emas sebesar gunung Uhud Aku tidak senang jika tersisa lebih dari tiga hari, kecuali yang aku sisihkan untuk pembayaran hutang “ [HR. Bukhari].

C. Menabung
Zakat suadah, melunasi hutang pun sudah, lalu apalagi ..?. Menabung..? Ya mulailah menabung untuk masa depan Anda dan keluarga Anda. Apapun bentukknya. Entah itu tabungan biasa, celengan, maupun berbentuk asuransi dan lain-lainnya.

Sebab hidup yang penuh misteri ini seringkali mendapatkan kejutan-kejutan yang tak terduga datngnya, yang membutuhkan biaya. Seperti anak sakit, biaya pendidikan anak dan sebagainya. Nah untuk berjaga-jaga hal tersebut yang datangnya tidak bisa kita prediksi itu menabung kiranya dapat menjadi jadi solusinya.

Tabungan kalau bisa dijadikan sisihan rutin atau pengeluaran rutin bulanan, besarnya tabungan ini kalau bisa 10% dari pengahasilan bulanan kita toh kalau tidak bisa paling tidak harus bisa menyisihkan berapapun jumlahnya anggap saja seperti tanggungan membayar hutang orang lain jadi palaing tidak menstimulasi kita untuk bisa menabung dan menyisihkannya.

Ihwal menabung ini Rasulullah saw bersabda “Allah swt memberi Rahmat kepada seseorang yang berusaha dengan baik , membelanjakan secara sederhana , dan dapat menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya “. {HR.Bukhari dan Muslim}


D. Kebutuhan Sehari-hari
Setelah penghasilan Anda teralokasikan dengan baik pada beberapa pos diatas , maka hal terkahir adalah pengeluaran untuk kebutuhan utama seperti makan sehari-hari, transportasi kerja dan seterusnya.

Biasanya, prosentase untuk pos yang satu ini sangat besar jumlahnya : kira-kira 50%. Hal ini sungguh wajar , karena wilayah ini memang perkara prioritas dalam hidup kita.

Dan bila segenap kebutuhan sehari-hari ini sudah terpenuhi, sementara jatahnya masih tersisa, tak ada salahnya menyenangkan diri sendiri untuk mengalokasikan untuk dana hiburan seperti biaya hobi Anda, rekreasi, makan diluar dan seabaginya.


(Berbagai Sumber)

Wallahu ‘alam Bhisawab


Tri Yudiono Publishing - https://blogkontenislam.blogspot.com-28 April 2018

KEHIDUPAN REMAJA MULAI JAUH DARI AGAMA, Perlu Pengajian Remaja

KEHIDUPAN REMAJA MULAI JAUH DARI AGAMA,Perlu Pengajian Remaja


Kehidupan Remaja Mulai Jauh dari Agama,
 Perlu Pengajian  Remaja


Dewasa ini, kita miris sekali jika melihat nasib anak remaja. Tampakanya Nilai-nilai agama sudah mulai jauh dari kehidupan mereka. Hampir jarang terlihat di masjid atau Mushalla , para remaja sedang mengaji atau mengikuti pengajian.

Yang ada habis Magrib mereka sudah siap-siap pergi. Contohnya pergi ke warung internet (warnet) untuk main games , buka situs-situs orang dewasa dan sebagainya yang mengarah ke hal-hal negative.

Baca juga>>>" 21 Alasan Jamaah di Masjid"

Kondisi demikian menjadi tanggungjawab kita bersama, bukan bukan saja orang tua dirumah, penguna masjid atau mushalla tapi juga pemerintah. Dengan kata lai, pemerintah juga sebaiknya juga tidak tinggaldiam melihat kondisi seperti ini.

Karena itu, kita perlu memberikan paresiasi terhadap Kota Yogyakarta yang telah mengeluarkan kebijakan Gerakan Masyarakat Masjid (GEMMAR). Mengaji sejak tahun 2012  (September).

Kebijakan ini  sendiri disambut sangat meriah oleh ribuan santri yang memadati Masjid Diponegoro, Komples Balai Kota Yogyakarta saat itu. Lengkap dengan pakain muslim dan mushaf Al-Quran , anak-anak ini menyambut peluncuran GEMMAR mengaji.

Menurut Kepala Kanwil Kemenag DIY, Maskul Haji , sendiri saat itu bahwa GEMMAR Mengaji di Kota Gudeg memang difokuskan untuk anak-anak . “ Diterapkan dulu untk TPA dan TPQ karena lebih efektif untuk usia mereka , “Ujar Maskul kepada Media “.

Sebelum GEMMAR Mengaji diluncurkan pun , kesadaran pemerintah DIY agar masyarakat dengan Al-Quran sudah terwujud,”Kita ada SK Gubernur tentang Pengamalan dan Pemahaman Al-Quran” katanya.

Menariknya program mengaji ini juga diterpakan kepada pejabat pemerintah , baik dari tingkat kota/kabupaten hingga Privinsi Yogyakarta. Setiap bulan pada Rabu pecan pertama, pegawai diberbagai SKPD menyelenggarakan pengajian.

Tidak hanya mengaji Al-Quran tetapi juga bahasan tematik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai Provinsi yang otonom untuk menerpakan Syariat Islam. Aceh lebih-lebih lagi,. Program Magrib Mengaji ini sudah berjalan rutin di Aceh Besar, Aceh Timur dan Banda Aceh.

Baca juga>>>"10 Alasan Doa Belum Dikabulkan"

Menariknya program ini telah mendapatkan dukungan penuh dari Pemda dengan sokongan APBD. Biaya tersebut digunakan Pengawas dalam menjalankan program hingga tingkat desa.

Di Aceh sendiri tradisi magrib Mengaji ini sebenarnya sudah sejak lama berlangsung, namun sejak konflik terjadi di Aceh kegiatan ini berhenti sebentar.Jangankan untuk mengaji di Suarau atau masjid, keluar rumah saja tidak berani.

Ancaman yang setiap saat menghantui para warga membuat mereka takut untuk melakukan kegiatan habis Magrib. Setelah konflik berlalu dan provinsi itu mempunyai hak otonomi untuk menerapkan syariat islam, kegiatan Magrib Mengaji diterapkan bahkan tidak itu saja pemerintah juga menyelenggarakan Program Subuh Keliling (suling).

Program ini ternyata cukup efektif untuk mengajak umat islam untuk meramaikan masjid dan lebih dekat pada Al-Quran.

Safari subuh dilakukan oleh masyarakat berbagai ormas islam ke berbagai masjid yang ada di seluruh Ace. Selain mengaji Al-Quran Suling juga diisi dengan ceramah. Kajiannya macam-macam, mulai dari tauhid, fiqih dan Tasawuf.

Suling ini manfaatnya banyak, salah satunyamengajarkan masyarkat untuk menjaga tali silaturahmi , baik penduduk satu desa maupun antar desa. Dalam Suling ini jamaah Subuh Keliling akan mendapatkan sarapan gratis usai Sholat Subuh.

Berbeda dengan daerah-daerah lain, di Aceh tampaknya kegiatan GEMMAR Mengaji dan Subuh Keliling ini mendapatkan respon yang lebih baik kondisinya yang memungkinkan, yaitu diterapkannya Qanun Syariah di sana. Kondisi ini membuat masyarakat nyaman dengan program-program keislaman.

Pengajian Khusus Remaja
Pada malam sabtu , 06 desember 2014 lalu, pengajian rutin untuk kalangan remaja juga baru dimulai di Masjid Al-Ithihad. Dayeuh, Cileungsi. Pengajian yang rencananya dilaksanakan tiap minggu sekali ini diselenggarakan tiap habis Isya’ dalam asuhan langsung Ustadz Muda dari Kedep Bogor, Ust Ahmad.


Yang menarik, inisiatif pengajian ini justru muncul dari kalangan remaja sendiri yang merindukan suasan keagamaan di masjid untuk kalangan mereka. Pasalnya selama ini pengajian di masjid tersebut didominasi oleh pengajian orang dewasa sehingga anak remaja yang ingin mengaji merasa minder.

Dengan adanya pengajian khusus untukkalangan remaja ini , membuat mereka semangat untuk mengaji. Konsep pengajian tersebut beragam , seperti pembelajaran Iqra’ da Al-Quran serta pendalaman dasar-dasar ilmu agama baik fiqih, hadits, akhlaq dan sebagainya.

Yang jelas adanya pengajian ini memberikan rangsangan yang positif kepada para remaja di sekitar Masjid Al-Ittihad untuksemakin mencintai kegiatan – kegiatan keagamaan ditengah maraknya serangan budaya modern seperti internet, gadget, dan sebagainya.

Kasus ini juga memberikan sebuah gambaran bahwa remaja memang harus diberikan “Kegiatan Keagamaan Khusus” alias “Pengajian sendiri”. Selama ini sosok remaja memang kerap kali terpinggirkan dalam kegiatan keagamaan.

Kalu tidak untuk anak-anak, pengajian kerap kali diarahkan kepada orang-orang dewasa. Jadi wilayah pengajian khusus untuk kalangan remaja sangat jarang.

Karena itu, adanya kegiatan GEMMAR Mengaji yang ditunjukkan untk menarik mint para anak-anak dan remaja untuk mengaji serta pengajian-pengajian khusus linnya perlu dikembangkan lagi.

Sebab, para remaja itu peril “distimulasi” (dirangsan) untuk mengaji. Asalnya, dunia mereka bukan dunia pengajian. Dunia mereka dunia senang-senang dan hura-hura.

Mengaji berarti serius. Sedangkan anak remaja belum pada kehidupan yang serius.Mereka masih senang ngumpul dengan teman-temannya dan sebagainya. Karena itu mereka perlu dirangsang dengan pengajian yang dibentuk oleh kalangan dewasa.

Jadi harus ada inisiatif dari orang-orang dewasa untuk memberdayakan anak remaja agar mencintai pengajian. Untuk mewujudkan itu, atas izin Allah penulis sendiri diberikan kesempatan oleh-Nya untuk membuat pengajian Ulul Abah untuk kalangan anak-anak dan remaja di kawasan perumahan Grand Kahuripan Klapanunggal Bogor.

Awalnya pengajian ini hanya diperuntukkan untuk kalangan anak-anak yang ingin belajar Iqra’. Namun dalam perkembangannya, ternyata tidak sedikit anak remaja yang ingin bergabun. Waktunya persis seperti GEMMAR Mengaji yaitu habis Magrib.

Bedanya Pengajian Ulul Albab ini diselenggaraan di rumah bukan di masjid atau mushalla. Bukan pula sebuah TPA (Taman Pendidikan Anak-anak)  atau TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran) , tapi hanyalah sebuah PTA (Pengajian Tradisional Anak).

Di kampung-kampung, Tradisi PTA ini masih berlangsung cukup baik. Ibu saya sendiri, sejak puluhan tahun yang lalu masih mengadakan pengajian anak-anak dan remaja di rumahnya.

Ibu saya menyelenggarakannya habis sholat Ashar. Sudah puluhan anak santri yang sudah berhasil dikhatam(khataman) yaitu selesai membaca Al-Quran 30 juz. Sebagai bentuk rasa syukur, diadakanlah waimah (acara). Tradisi walimah untuk merayakan selesainya membaca Al-Quran 30 Juz ini disebut Khataman.

Di Kampung atau pesantren, tradisi Khataman ini masih berlangsung sangat baik. Hal ini berbeda perkotaan. Say jarang sekali melihat tradisi ini berlangsung dirumah-rumah. Kalau pun ada pengajian , namun tradisi khataman ini jarang sekali dilestarikan kecuali di pesantren – pesantren perkotaan.

Kondisi ini juga seharusnya merangsang para ustadz/ustadzah untuk membuka pengajian sendiri (PTA) di rumahnya.Tapi tampaknya, hal ini tidak mudah diwujudkan. Pasalnya . para ustadz/ustadzah sendirikonsentrasinya lebih banyak pada dakwah dakwah umum yaitu tidak bersentuhan dengan anak-anak dan remaja.

Mungkin keadaanya sudah berbeda dengan masa lampau ketiak era teknologi belum masuk ke negeri ini. Banyak sekali pendakwah atau ustad/ustadzah yang lebih tertarik berdakwah lewat Televisi, mimbar dan panggung, tapi tidak memiliki santri dirumahnya.

Alasan sederhana mereka tak punya waktu untuk bersentuhan langsung (mengajar) anak-anak dengan membuat pengajian dirumahnya. Dan jika ditinjau dari segi material, memang tidak mendapatkan apa-apa selain kepuasan batin semata dan rasa tanggungjawabnya kepada umat, terutama anak-anak dan remaja.

Semoga kedepan anak-anak dan remaja mencintai pengajian semakin banyak lagi. Demikian juga denga ustadz/ustadzah yang membuka pengajian di rumahnya. Sebab masa depan bangsa ada ditangan mereka yaitu anak-anak dan remaja.

Semakin baik mereka dibekali ilmu-ilmu agama sejak dini kian baik pula bangsa ini dengan kehadiran mereka saat dewasa amiiin .  

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 27 April 2018

INSPIRASI KEDERMAWANAN ALI bin ABI THALIB

INSPIRASI KEDERMAWANAN ALI bin ABI THALIB
INSPIRASI

KEDERMAWANAN

ALI  bin ABI THALIB

“Banyak kisah inspiratif  yang bisa direguk  dari riwayat kedermawanna ALI bin ABI THALIB. Apa saja…??.

Suatu hari, Ali bin Abi Thalib pulang. Lalu, dia bertanya kepada Fatimah, “Wahai wanita yang mulia, apakah kamu punya makanan untuk suamimu ini “.
Fatimah menjawab,”Demi Allah, aku tak mempunyai sesuatu (makanan apapun) , tapi ini ada 6 dirham (uang perak) hasil kerjaku dan Salman (al-Farisi) meminta bulu-bulu domba milik orang Yahudi. Rencananya akan kubelikan makanan untuk Hasan dan Husain..!.

“Biar aku saja yang membeli makanan itu” tegas Ali. 
Ali pergi ke pasar. Tapi dalam perjalanan, Ali bertemu seseorang. Orang itu berkata, “Siapakah orang yang mau meminjami Tuhan Yang Maha Pengasih , Dzat yang selalu menepati janji ..?.

Ali menyerahkan 6 dirham digenggaman. Padahal uang itu harusnya dibelikan makanan buat keluarga. Setelah itu, Ali pulang Fatimah menangis melihat Ali pulang dengan tangan hampa.

“Wahai wanita mulia, mengapa engkau menangis ..??.
“Wahai Ali, engkau pulang tanpa membawa sesuatupun…?tanya Fatimah.
“Wahai wanita mulia, aku meminjamkan uang itu kepada Allah..! jawab Ali.

Tanpa perlu penjelasan panjang lebar, Fatimah memahami apa yang terjadi. Setelah itu, Ali keluar rumah, hendak menemui Nabi Muhammad saw tapi ditengah jalan dia bertemu seorang badui. “Wahai Abul Hasan , belilah unta ini..!.

“Aku tak punya uang’ jawab Ali
“Kau bisa membayarnya lain waktu”
“Berapa.?” tanya Ali
“100 dirham”
“Baiklah “ Jawab Ali.
Ali menuntun unta itu. Belum jauh ia menuntun unta itu muncullah seorang badui lain menghampirinya, “Wahai Abul Hasan , apakah engkau mau menjual untamu..?
“Ya”Jawab Ali tanpa pikir panjang
“Berapa..?”
“300 dirham”
“Baiklah”
Setelah mendapatkan uang 300 dirham Ali segera membeli beberapa makanan untuk keluarganya dan pulang.
“Wahai Abul Hasan, apa yang terjadi kali ini” tanya Fatimah.
Ali menceritakan apa yang terjadi. Selang itu , Ali menemui Nabi, begitu ia masuk masjid , Nabi tersenyum “Wahai Abul Hasan , engkau yang bercerita, atau aku saja yang berscerita…?

“Wahai Rasulullah Engkau saja yang bercerita”.
“Berbahagilah Abul Hasan, engkau telah meminjamkan 6 dirham kepada Allah, Allah memberimu 300 dirham . Setiap dirhamnya dibalas lima puluh lipat (50lipat).

Orang Badui yang pertama menjumpaimu itu Malaikat Jibril, sedang yang kedua adalah Malaikat Mikail.
Suatu hari Ali diuji salah satu anaknya demam tinggi. Ali berharap anaknya sembuh, dan dia bernazar akan melaksanakan puasa selama tiga hari apabila anaknya sembuh.

Selang beberapa hari anaknya pulih, Ali memenuhi nazar. Dia dan istrinya puasa 3 hari.Hari pertama puasa , saat waktu Magrib tiba pintu rumah diketuk.

Tamu itu seorang miskin. Ali tak tega , lalu memberi makanan berbuka. Malam itu, Ali dan Fatimah berbuka puasa hanya dengan beberapa teguk air.

Hari kedua, kejadian serupa terjadi, saat waktu Magrib tiba pintu rumah kembali diketuk. Tamu kali ini anak yatim Ali kembali memberi makanan, yang sejatinya dipersiapkan untuk berbuka. Malam itu Ali dan Fatimah melewati malam dengan perut lapar.

Begitu pula hari ketiga, juga terjadi serupa seseorang tawanan datang, lagi-lagi makanan untuk berbuka diberikan selama 3 hari berpuasa, tak sebutir kurma atau sepotong roti masuk kedalam perut.

Tetapi keduanya sanggup menahan lapar dan menjalani puasa.Atas kedermawanan Ali dan Fatimah Al-Zahra, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas Allah berkenan menurunkan ayat Al-Quran  “Mereka melaksanakan nazar dan takut akan suatu hari, yang azabnya merata dimana-mana.

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak-anak yatim dan orang tawanan. Sungguh, kami memberikan makanan kepada-mu hanyalah mengharap keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kami tidak menghendaki balasan darimu dan tidak pula ucapan terima kasih.

Sesungguhnya kami takut akan azab suatu hari ,pada saat itu orang-orang bermuka masam penuh kesulitan , yang datang dari Tuhan kami “ (QS.Al-Insan :7-10)

Baca juga>>>"Kisah setelah pengangkatan Nabi Isa as"

Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai seorang dermawan. Asbagh bin Nabatah menceritakan bahwa suatu hari ada seorang laki-laki yang datang kepada Ali bin abi Thalib .

Lelaki itu berkata “Wahai amirul mukminin, saya memiliki keperluan dengan anda. Saya sudah mengadukan keperluan ini kepada Allah, sebelum saya mengajukan kepada Anda.

Jika Anda memenuhi keperluan saya ini , niscahya saya akan memuji Allah dan memaafkan Anda “.

“Tulislah keperluanmu ditanah. Aku tidak ingin melihat hinanya meminta-minta pada wajahmu “ jawab Ali. Laki-laki itu menulis kalimat pendek di tanah “Saya orang yang membutuhkan”.

Ali kemudian memanggil pembantunya , meminta kalung emas ,lalu Ali mengulurkan perhiasan itu. Laki-laki itu menerimanya lalu mengenakan dileher. Tidak lama kemudian aki-laki itu melantunkan syair.

“Kau memakaikan padaku perhiasan yang akan usang kebagusannya// Maka aku akan kenakan kepadamu pujian yang baik sebagai perhiasan// Jika kau mendapatkan bagusnya pujianku, kau telah meraih kemuliaan// Kau tak perlu mencari kemuliaan lain pengganti bagusnya pujianku// Pujian akan menghidupakan nama baik orang yang dipuji// Bagaiakan hujan menghidupkan lembah dan gunung// Selamanya jangan pernah enggan melakukan kebaikkan// Setiap  orang akan dibalas sesuai amalannya “.

Usai mendengar syair tersebut, Ali kembali meminta pembantunya mengambilkan uang dinar (uang mas) di rumah 100 dinar. Uang ini diserahkan oleh Ali bin Abi Thalib kepada peminta-minta itu.

Dengan penuh rasa heran Asbagh bin Nabatah pun bertanya “Wahai Amirul mukminin, Anda memberikan kepadanya perhiasan emas dan uang sebanyak 100 dinar..?.

Ali pun menjawab “Ya, saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda  :”Tempatanlah manusia menurut kedudukan mereka !“. Asbagh bin Nabatah hanya bisa mengangguk – anggukkan kepala.

“Inilah kedudukan orang ini menurut pandanganku “. Ujar Ali lebih lanjut.
Ya, itulah salah satu kedermawanan Ali. Ali tidak marah ataupun jengkel dengan ulah pengemis itu. Ali tidak memaki-maki atau mengusir pengemis itu.

Ali sepenuhnya paham bahwa pengemis itu memang lain dari yang lain. Itu tidak lain karena Ali menghayati perintah Nabi untuk menyikapi manusia menurut sifat dan kedudukan orang tersebut.

Pengemis yang pengaruk harta hanya akan puas jika mendapatkan harta yang banyak, meski untuk mendapatkan semua itu, dia harus berbuat diluar batas , merendahkan si pemberi dan meninggalkan derajat dirinya sendiri.

Ali yang dikenal dermawan, dan tidak gila harta memberikan harta dalam jumlah besar kepada si pengemis itu.

Dilain kisah,. Siang itu Ali pulang Fatimah menyambut dengan senyum , dan berharap Ali membawa sedikit rejeki. Tapi kenyataan berkata lain. Ali tak membawa uang sesenpun . Walau begitu, Fatimah tetap senyum , meski keperluan dapur menunggu.

Ia tidak menunjukkan sikap kecewa atau sedih. Setelah itu Ali pergi ke masjid. Sepulang dari masjid, dijalan ia dihentikan oleh seorang tua “Maaf anak muda , betulkah engkau Ali anaknya Abu Thalib..?.

Ali menjwab “Ya betul”.
“Dulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sampai membayar upahnya , ayahmu sudah meninggal. Jadi terimalah uang ini , sebab engkaulah ahli warisnya “.

Sesampai dirumah, Ali menceritaan kejadian itu. Ali mendapat uang 30 dinar. Fatimah senang memperoleh rejeki yang tak disangka-sangka, lalu menyuruh membelanjakan semua demi keperluan beberapa hari.

Ali berbgegas ke pasar. Sebelum masuk pasar ia melihat seorang fakir. Ali memberikan seluruh uangnya kepada orang itu.
Fatimah heran melihat suaminya pulang tidak membawa apa-apa, lalu Ali menerangkan peristiwa yang dialaminya, dan Fatimah pun memaklumi.
(BERBAGAI SUMBER ) 

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com-27 April 2018

Thursday 26 April 2018

10 ALASAN DOA . BELUM DIKABULKAN….?

10 ALASAN   DOA BELUM BELUM DIKABULKAN..?


10   ALASAN DOA .
BELUM DIKABULKAN….? 


“Sebagian Anda barang kali merasa gemas dan “menyalahkan” Allah SWT lantaran berdoa belum juga dikabulkan-Nya. Nah, menurut Ibrahim bin Adham, ada sepuluh alasan Allah swt yang membuat doa hamba-Nya tidak dikabulkan-Nya antara lain “:
Engkau menegnal Allah, tapi tidak memenuhi hak-haknya yang dimaksud, hak Allah tersebut itu adalah melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi larangan-Nya.

Engkau membaca Al-Quran, tapi belum mau mengamalkannya. Hal ini menegaskan bahwa seorang muslim yang sudah memiliki pengetahuan yang terkandung dalam Al-Quran tapi juga belum mau mengamalkannya. Dan bagi mereka yang belum bisa membaca Al-Quran, tapi belum juga berniat belajar untuk membacanya.

Baca juga>>>" 21 Alasan berjamaah di Masjid"

Engkau mengaku mencintai Rasulullah saw, tapi meninggalkan sunnah-sunnahnya,
Engkau mengaku menjadi musuh setan, akan tetapi  engkau malah menjadi temannya dan bersekutupadanya.
Kalian memohon dari siksa api neraka, tapi kalian malah memasukkan diri kalian sendiri ke dalamnya.

Artinya seseorang berdoa kepada Allah seyogyanya sudah membersihkan diri dari kekotoran dan kekeruhan batin. Ia seharusnya takut pada azab Allah yang pedih dengan meninggalkan segala sifat-sifat jeleknya.

Kalian berdoa, agar dimasukkan kedalam surga , tapi kalian enggan melakukan {untuk bisa masuki} nya.
Artinya, Seorang pendoa seyogyanya sudah mulai membiasakan diri melakukan segenap kebaikkan-kebaikkan yang membuat doanya dikabulkan Allah.

Tidak sebaiknya, ia belumnya juga mengganti perilaku buruknya dengan perilaku yang baik. Engaku tahu bahwa kematian itu benar adanya, akan tetapi kalian tidak mempersiapkan diri {untuk menjumpainya}.

Kalian sibuk dengan aib orang lain, namun dengan aib sendiri kalian tidak mau tahu.

Kalian telah banyak memakan nikmat Tuhanmu , akan tetaoi kalian tidak mensyukurinya.

Baca juga>>>"Benarkah sayap Malaikta bertuliskan surta Al-Ikhlas..?".

Hal ini menekankan bahwa seseorang pendoa yang kufur nikmat tentu saja akan membuat doanya sulit didengar Allah. Sebab Allah tidak akan menyukai orang-orang yang tidak mau berterima kasih {mensyukuri} nikmat yang telah dianugerahkannya.

Kalian sering ikut menguburkan mayat, tapi kalian tidak pernah mengambil ikhtibar darinya. Poin ini menegaskan betapa kita memang seringkali alpa mengambil pelajaran berharga dari sebuah peristiwa kematian hingga terus-menerus melakukan kejelakkan.

Tentu saja doa orang seperti ini akan tidak diperhatikan Allah swt. Demikianlah, berdoa bukan semata-mata meminta kepada Allah swt tapi sebuah laku ibadah yang sangat terkait dengan sikap dan perilaku kita sebagai muslim.

Untuk itulah sejauh mana kita sudah memenuhi adab berdoa..? Sudahkah kita memantaskan diri agar doa-doa kita diijabah oleh Allah swt.

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com- 27 April 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...