DASBOR "ASMAUL HUSNA"
“
Semua kamu adalah sesat, kecuali orang yang kuberi petunjuk, maka, mintalah
petunjuk kepada-Ku, aku akan memberi petunjuk kepadamu ”.
Inilah yang paling
sering kita sebut ,panggil, meminta pertolongan, memohon kasih sayang dan
segalanya. Kepada Allah kita juga berharap agar senantiasa disucikan dan
dibersihkan hati kita dari bercak salah dan dosa, karat nafsu dan dominsi setan
dalam diri.
Kita dengan penuh iba minta kepada-Nya agar diberikan kesempatan untuk
bertaubat, diringankan pada saat mengalami sakaratul maut, dan mohon dimatikan
secara atau dalam keadaan khusnul khatimah.kitapu tersedu sambil bersimpuh
dihadapan-Nya agar dibimbing untuk selalu mengingat-Nya. Lalu mensyukuri
nikmatn-Nya yang tak kuasa kita menghitungnya.
Baca Juga "Bagaimana Menjadi Guru Sejati"
Baca Juga "Rahasia Anggaran Keuangan Muslim"
Baca Juga "Bagaimana Menjadi Guru Sejati"
Baca Juga "Rahasia Anggaran Keuangan Muslim"
Diujung sholat kita selalu memohon agar kita selalu bisa memperbaiki
kualitas ibadah kepada-Nya. Kita ingin ibadah kita bertransformasi dalam
kehidupan nyata dan memiliki hulu ledak sosial secara komunal modial. Kita
selalu memanggil, “Allah” dengan aneka rupa asma-Nya untuk hajat kita semua.
Benar apa yang dikatakan oleh Muhammad Thahir Badrie ketika menulis Syarah
Kitab Tauhid Bin Abdul Wahab, bahwa nama “Allah” merupakan jaminan
keselamatan dan kebahagiaan manusia, bahwa semua makhluk. Tanpa, Dia segalanya
tak akan terwujud, baik yang tercipta nyata di alam yang terlihat, maupun yang
tersembunyi dalam jiwa.
Dalam genggaman tangan-Nya jualah ada atau tidak ada sesuatu. Kalau ia
mau, sesuatu bisa ada seketika, dan jika mau Ia dapat meniadakan segalanya.
Prif. Dr. H. Abdul Muin Salim, mengungkapkan bahwa para ulama berbeda pendapat
mengenai asal –lafadz “Allah” itu, apakah lafal itu musytaq (pecahan dari kata
lain) ataukah izim’lam (nama diri) khusus bagi Tuhan.
Sebagian ulama berpendapat bahwa nama itu Musytaq. Meskipun begitu
mereka tetap berbeda pendapat pada akar katanya. Sibawaihi meriwayatkan
pendapat Al-Khalil bahwa akar kata itu adalaj ilahi yakni sewazan dengan pola
fi’ali. Partikel alif lam dimasukkan mengganti huruf hamzah sehingga terbentuk
lafal Allah.
Ulama ini berpendapat kata tersebut berasal dari kata laahu yang
kemudian dimasuki partikel alif lam dengan makna ta’zim (mengagungkan nama
Allahh). Terlepas dari perbedaan diatas yang terpenting dalam pandangan Bey
Arifin harus dipahami dan diyakini bahwa Allahmempunyai arti yang meliputi
seluruh pengertian yang terkandung dalam seluruh Nama-nama (Asmaul Husan).
Yaitu Tuhan yang tidak ada Tuhan selain Dia., dengan semua sifat-sifat – Nya
yang terkandung di masing-masing Nama-Nya.
Tidak ada yang patut disembah, dipuji, ditaati selain hanya Dia. Tidak
ada yang benar-benar kuasa, benar-benar tinggi, pengasih, pengyayang, pemurah,
dan seterusnya selain Allah. Pengarang Kitab Fath al-Muin menegaskan Allah adalah nama yang Maha Agung . selain
Dia tidak bisa dinamai “Allah” , kendati hanya sekedar sebagai penyangat pada
nama sesuatu.
Al-Maraghi mengungkapkan dalam tafsirnya, bahwa pada zaman pra Islam ,
manakala bangsa Arab ditanya mengenai siapakah yang menciptakan bumi dan langit
mereka menjawab, “Allah” Tetapi ketika ditanya apakah Tuhan Latta dan Uzza
dapat menciptakan sesuatu seperti Allah, serentak mereka menjawab, “Tidaak”.
Hampir semua kaum sufi dan mereka yang arif sepakat bahwa pada
hakikatnya tidak ada seorangpun yang bisa mengenal Allah. Kecuali dengan Allah
juga demikian pandangan KH. Haderanie HN.
Menurutnya minimal ada tiga alam mengenai hal ini.Pertama pada awal kehadiran manusia dimuka bumi, Nabi Adam as
membawa pengetahuan tentang Allah dan tentang segala sesuatu yang bersumber
dari Allah sendiri.
Kedua, lahirnya seorang anak manusia dari rahim sang ibu
sekali tidak dibekali ilmu pengetahuan apapun.Ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikuasai manusia bersumber dari ilmu Allah. Ketiga manusia tidak akan mengenal Allah tanpa pernah sendiri, yang
memberi tahu melalui kitab suci dan para Rasul-Nya.
Sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Uwanah, Ibnu
Hibban dan Hakim dari Abu Dzarrin , penting disimak, “Semua kamu adalah sesat,
kecuali orang yang kuberi petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku , Aku akan
memberi petunjuk kepadamu. Hai hamba-Ku semua kamu lapar, dahaga, kecuali orang
yang kuberi makan, maka mintalah makan kepada-Ku, Aku akan memberi makan
kepada-mu.
Hai hamba-Ku, semua kamu dalam keadaan telanjang bulat, kecuali yang
Ku-beri pakain, maka mintalah pakaian kepada-Ku , aku akan memberi pakaian itu
kepadamu. Hai hambaku, kamu semua banyak berbuat salah sepanjang hari dan
malam. Akulah yang memberi ampunan atsa dosa-dosa itu semua, kecuali, syirik,
maka mintalah ampunan kepada-Ku, Aku akan ampuni kamu”.
Itulah Allah, karenanya kita harus terus berdzikir kepada-Nya dengan
sebanyak-banyaknya baik pagi maupun petang , dalam keadaan berdiri ,
duduk,ataupun berbaring.
Bagi mereka yang berdizikir Allah persiapkan ampunan dosa dan pahala
yang besar, selalu Allah anugerahi ketenangan dan kebahagiaan, musim yang
teratur, rezeki yang banyak dan merata, dibukakkan pintu keberkahan dari langit
dan dari bumi , dianugerahi anak-anak yang shaleh , dan disediakan taman-taman
yang indah didunia dan akhirat.
Tetapi bagi mereka yang berpaling dari berdizikir kepada Alah swt ,
maka Allah swt akan menjadikan untuk mereka kehidupan yang sempit dalam
berbagai segi, baikekonomi, sosial, kesehatan, kehidupan rumah tangga, dan yang
lainnya. Nah kita sudah mengenal Allah,
maka sepatutnya kita mengetahui ihwal diri kita.
Wallahu ‘alam Bhisawab
( Berbagai Sumber )