Blog Konten Islam

Thursday, 7 June 2018

KETIKA MAKAM SANG PENDOSA DIGALI

KETIKA   MAKAM SANG PENDOSA DIGALI


Dasbor "Rahasia Illahi 1"
Dasbor "Rahasia Illahi 2"
KETIKA MAKAM SANG PENDOSA   DIGALI

“Roni meninggal akibat over dosis. Karena suatu kesalahan, jenazahnya yang baru dikuburkan digali kembali. Suatu keanehan terjadi, ada asap dan kilatan api yang telah membakarnya. Apakah ini bukti siksa kubur...? “.

Roni anak kedua dari tiga bersaudara. Berasal dari keluarga yang cukup berada di kampung Jambu Alas, di sebuah kota kecil di Kabupaten Pringsewu. Roni adalah teman sepermainan Abdul sejak kecil  Pertemanan itu semakin akrab ketika mereka sama-sama duduk dibangku sekolah dasar yang sama dan kelas yang smaa pula. Boleh dikatakan, kemana-mana mereka selalu berdua layaknya kakak beradik. Dan Roni sangat loyal pada teman, serta cenderung agak nakal.

Baca Juga "Setelah Era Kenabian Kemanakah Jibril..?"

Abdul masih ingat, waktu itu mereka kelas enam SD, mereka sama-sama pulang dari sekolah melalui pematang sawah. Di sisipematang sawah ada kali kecil, semacam saluran air yang jernih. Sat mereka berada diatasnya, terlihat cukup banyak ikan lele yang berkeliara. Tanpa dikomando, Roni langsung melepas sepatu dan meletakkan tasnya diatas pematang. Roni menceburkan tubuhnya dan berusaha menangkapi ikan – ikan lele itu dengan kedua tangannya.

Selanjutnya, mereka masuk SMP yang sama setelah lulus SD. Meskipun berbeda kelas, tapi pertemanan Abdul dengan Roni masih berjalan baik. Ini terlihat dari saling kunjung diantara mereka berdua untuk bertukar dan meminjambuku pelajaran atau sekedar ngobrol.

Saat kenaikan kelas tiga SMP, Roni dibelikan sepeda motor oleh orang tuanya sebagai hadiah. Tak lama setelah itu terjadi sedikit perubahan pada diri Roni dan persahabatan mereka sedikit renggang. Roni mempunyai gank yang sebagian besar beranggotakan anak-anak orang kaya, baik di sekolah maupun luar sekolah. Dapat dikatakan, Roni sudah mempunyai teman-teman baru dan dia kelihatan sangat menyukainya serta sibuk sekali dengan kegiatan pertemanan barunya itu. Sehingga sejak saat itu, dia mulai jarang bergaul ketempat Abdul. Dan ketika Abdul berusaha untuk mengunjunginya, Roni tak ada dirumah, ibunya bilang sedang ke bengkel.

Baca Juga " 10 Alasan Do'a belum terjawab"

Kenakalan dan keberanian Roni yang dimiliki sejak Abdul kenal di SD dulu sudah tidak bisa dikontrol dengan baik. Ini terlihat ketika Roni dan gank – nya bergerombolan di lorong sekolahan. Abdul melihat Roni tapa malu sering menggoda atau sekedar mencolek teman sekolah satu sekolah dan tak jarang memalak teman-teman pria yang lemah, yang kebetulan melintas sendirian. 

PERTEMUAN TERAKHIR.
Ketika Abdul sudah tidak memikirkannya lagi, malam-mlam Roni datang kerumah Abdul, Jalannya agak sempoyongan dan dari mulut tercium bau aneh, seperti bau minuman keras yang sudah dioplos dengan beberapa bahan racikan. Meskipun demikian, Roni masih sanggup mengendarai sepeda motornya dan bicaranya juga tidak ngaco. Awalnya Abdul terkejut, tapi ia berusaha tersenyum dan menerimanya dengan baik. Walau bagaimanapun juga, Roni adalah temannya,meskipun sekarang sudah banyak berubah.
“Hai, kamu Ron Tumben..?”.

“Iya Dul, maaf Dul kalau aku baru kemari “, jelasnya “Aku lagi sibuk ngeband dan latihan balap motor !”.
.”Iya itu bagus kok, tapi kalau bisa jangan mabuk-mabukan gitu ong Ron..!.

“Cuma lagi sekali ini aja kok, Dul. Lagi bĂȘte nih. Aku numpang nginep disini yan Dul, bolehkan,,? Soalnya kalaulangsung pulang kerumah bisa-bisa aku kena damprat ayah samaibuku.
Ternyata kejadian itu sering diulang Roni. Setiap ketempat Abdul, pasti dalam keadaan mabuk dan hanya numpang nginep. Ktika ditanya soal itu jawabannya Roni selalu yang itu-itu saja: Ah, cumin minumdikit aja kok Dul!” Atau “Ya sesekali buat ngilangin stress Dul”.

Abdul sedikit bangga, akhirnya Roni dapat lulus dari SMP walaupun dengan nilai yang sangat pas-pasan. Mereka berbeda sekolah saat SMA dan punya kesibukkan masing-masing Abdul sibuk dengan teman-teman barunyasedangkan Roni sibuk dengan ganknya meskipun demikian terkadang Roni juga mampir ketempat Abdul.

Seperti biasa,malam – malam Roni mengetuk jendela kamar Abdul yang kebetulan berada dibagain belakang rumah, sehingga orang tua tidak mengetahuinya. Roni mabuk lagi. Tapi kali ini lain. Mulutnya tidak bau lagi dengan aroma minuman keras hanya matanya saja yang tamapk merah dan semakin cekung, badannya menipis,gerakkannya lambat dan jalan pikirannya agak lemah.

“Ron, kondisi badanmu makain parah aja. Kasihan sama diri kamu yang kurus kering begini..?. lagi pula apa gak kasihan pada kedua orang tua kamu !. Iya ul Sory ! Aku gak bisa lepas dari barang-barang ini “. Ujar Roni sambil mengeluarkan beberapa butir obat dari saku celananya, kemudian ditelannya sebutir.

Abdul tidak tahu apa namanya jenis pil itu. Mungkin obat pusing mungkin juga obat batuk, pil KB atau pil anjing. Entahlah, yang jelas Roni mabuk mabuk-mabukan karena alcohol, karena mabuk juga minum obat.

Esoknya setelah bangun dan sadar, Abdul memberikan temannya itu sebuah ultimatu. “Ini untuk yang terakhir kalinya kamu boleh nginap disini Ron, Aku gak mau kamu kesini dalam keadaan mabuk atau nge-drugs. Kalau sampai ketahuan ayahku, apa jawabku, “Jelas Abdul agar Roni sedikir insyaf.

“Iya Dul maafkan aku ya. Aku sudah sering banget nyusahin kamu, akau akan coba saran kamu, Dul !”, kata Roni. Rupanya pagi itu percakapan terakhir Abdul dengan Roni. Setelah peristiwa pagi itu memang tidak pernah lagi Roni datang ke tempat Abdul. Abdul mendengar kabar dari salah satu teman sekolahnya yang kebetulan teman SMP Abdul dulu kala Roni lagi diskors karena ketahuan bawa obat terlarang.

Pernah sekali Abdul berusaha datang kerumahnya untuk mengetahui keadaannya. Tapi ibunya menjawab kalau Roni lagi latihan Band. Sangat disayangkan, orang tuanya tidak mengetahui apa yang sedang terjadi sesungguhnya pada diri Roni. Mungkin ini karena orang desa dan kurang pengetahuan mengenai hal-hal demikian. Abdul juga juga merasa tidak enak untuk mengatakan yang sebenarnya takut dikatakan fitnah dan mengada-ada.

MENINGGAL AKIBAT OVER DOSIS.
Beberapa bulan kemudian Abdul kaget mendengar berita kalau Roni meninggal akibat over dosis obat-obatan terlarang. Hari itu juga Abdul melawat kerumah Roni Abdul tidak mau melihat wajah Roni. Sang ibu yang awam akan obat-obatan terlarang terus menangis, sedangkan sang ayah tampak tabah meskipun iar matanya kelihatan mengembang pada kesu kelopak matanya.

Siang itu juga setelah dimandikan dan disholatkan, jenazah Roni dibawa ke pemakaman untuk segera dikuburkan di peristirahatan terakhir. Saat berada di lokasi pemakaman, semua orang bingung karena ada dua lubang kubur yang berjejer persis bersebelahan dikiri dan kanan.

Rupa-rupanya hari itu ada dua jenazah yang satunya entah siapa belum nampak. Ditengah kebingungan lubang mana yang akan ditempati Roni. Mashadi, Ayah Roni segera mengambilinisiatif. Dengan menebak-nebak, tangan Mashadi menunjuk lubang yang ada di sebelah kiri. Ahirnya, saat itu juga jenazah Roni dikuburkan dan kembang-kembang ditaburkan diatas pusara Roni, sang Lebe (petugas urusan agama di kampung Jambu Alas) kemudian memanjatkan doa untuk jenazah Roni.

Ketika doa belum sampai selesai dipanjatkan, tiba-tiba datang rombongan dari jenazah lainnya. Dan si empunya jenazah lain protes, kalaukuburan Roni salah tempatnya. Seharusnya jenazah Roni dikuburkan dilubang sebelah kanan, bukan sebelah kiri.

Negosiasi kedua belah pihak gaga. Si empunya jenazah lain bersikeras agar jenazah perempuan dipihaknya dikuburkan dilubang sebelah iri. Akhirnya dengan perasaan berat kuburan Roni yang baru selesai itu digali kembali untuk dipindahkan dilubang sebelah kanan.
Saat penggalian sampai pada jenazah dan sudah terlihat kain kafan dari mendiang Roni, timbullah keanehan dan kebesaran Allah swt. Subhanallah, rupanya Allah swt ingin menunjukkan kepada pelayat yang hadir di pemakaman itu bahwa perbuatan manusia di dunia itu ada balasannya di ahirat kelak.

Dan Allah sepertinya memberi tahukan bahwa siksa kubur itu benar adanya. Saat itulah sang penggali kubur dan beberapa orang pelayat lainnya melihat ada percikan – percikan api dan kilatan- kilatan dibawah jenazah Roni. Si penggali kubur tersentak kaget dan melompat keatas karena melihat kain kafan dari jenazah Roni yang terbakar dan mendengar seperti suara cambukan yang amat keras.
Beberapa orang melihat dengan cukup jelas peristiwa tak lazim tersebut. Betul-betul ada asapputih yang keluar dari jenazah Roni dan bau seperti terbakar. Petugas kematian dan para pelayat lannya hanya bisa mengucapkan Astagfirullah dan Subhanallah.

Setelah jenazah roni diangkat untuk dipindahkan, tampak kain kafan pembungkus jenazah Roni segaian gosong, hitam dan terbakar serta bau sesuatu yang menyengat hidung. Spontan saja Inayah Ibu Roni yang sudah mulai tabah, kembali menangis pilu dan tak berapa lama kemudian jatuh pingsan.

Sedangkan Mashadi turut pula menangis haru menyesali kepergian sang anak yang ternyata penuh dosa. Sementara itu, para petugas kematian dan para tetangga terus berdzikir dan berusaha menenangkan kedua orang tua almarhum Roni.

Dari peristiwa ini menunjukkan bahwa siksa kubur itu memang benar-benar ada.Walaupun hanya segelintir pelayat saja yang melihatnya secara langsung, termasuk abdul. Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua ,khususnya para remaja jangan sampai terjerumus dengan hal-hal yang bebrau maksiat

(Demi menjaga kerahasiaan dan nama baik semua nama pelaku (kecuali nama tempat) yang tercantum dalam kisah Rahasial Illahi 1 ini telah disamarkan ).

(Wallahu A’lam bi-al-Shawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 8 Juni 2018

ASMAUL HUSNA

MAKNA   NAMA - NAMA ALLAH SWT

Gambar 2

Tuesday, 5 June 2018

SAAT SAKARATUL MAUT TANYA NOMOR BUNTUT

SAAT   SAKARATUL MAUT TANYA NOMOR BUNTUT

Dasbor " Rahasia Illahi 1"
Dasbor " Rahasia Illahi 2"
SAAT SAKARATUL  MAUT TANYA NOMOR BUNTUT

“Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang dzalim itu : “Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal ; kamu tidak diberi balsan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan “ (QS. Yunus : 52)

Suasana malam didusun Way Lalak masih seperti biasa, lenggang dan gelap.Padahal jarum jam masih menunjuk pukul 20.10 WIB. Waktu tak terlalu malam untuk seseorang yang masih mau beraktivitas. Namun angin malam yang menusuk tulang, agaknya membuat orang-orang lebih memilih berdiam diri diatas kasur dan menarik selimut, ketimbang berkeliaran diluar. Lagi pula, bukan hal lumrah jika ada orang yang keluyuran malam-malam kecuali, petugas ronda yang berjaga-jaga.

Akan tetapi pada malam dipenghujung Juni Tahun lalu itu, nampaknya rutinitas seperti diatas tidak berlaku. Pemandangan yang terlihat adalah kerumunan orang. Mereka berkumpul dirumah tetua adat bernama Lebai Amang (78 tahun). Sepertinya tengah terjadi sesuatu yang penting dirumah berbentuk panggung itu.

Lantunan ayat-ayat suci Al-Quran dan doa-doa terdengar dibacakan seiring dengan itu, terdengar pula suara isak tangis dan ratapan yang menyayat hati. Gerangan apa yang tengah terjadi disana..?.

Buah Zakar yang Hampir Lepas.
“Ashadu anlaa ilaa ha illa Allah..” ucap wanita separuh baya. Wanita itu sedang menuntun seseorang agar mengikuti apa yang sudah dilafalkannya. Namun yang dituntun tidak segera berucap mengikuti. Hanya kata-kata “Khggghk….khhhggghhhk..” yang keluar dari mulutnya.

Maklum saja, lelaki tua itu kini tengah terbujur lemas diatas kasur, keadaannya amat memperihatinkan. Tubunya ringkih kurus dan matanya nampak sangat cekung. Dari bagian zakar yang ditutupi kain terlihat cairan nanah mengalir. Tidak deras, namun cairan itu tidak henti-hentinya mengalir. Sesekali, bahkan terlihat belatung dari arah zakar tersebut merayap ke bagian betis dan kakinya.

Tidak disangka, pemandangan mengenaskan itu ternyata menimpa Lebai Amang. Orang yang disegani penduduk Dusun Way Lalak. Ia terlihat sedang berjuang melawan maut. Namun raut wajah yang sedang kesakitan itu tak tampak terlihat sedih ataupun muram. Justru, orang-orang yang mengelilingi Lebai Amanglah yang kebingungan. Terutama ibu Yusriah (63 tahun), istri Lebai Amang, wanita yang menuntun syahadat tadi. Mereka seperti tak rela bila lelaki tua renta itu wafat dalam keadaan mengenaskan.

Ketidak relaan ini terlihat manakala beberapa orang anak dan cucunya ada yang pingsan. “Anak dan cucu Lebai nggak tega melihat Lebai sekarat dan kesakitan”, jelas Taufik (44 tahun), yang juga masih saudara dekat Labai. Taufik menambahkan, disaat – saat kondisi seperti itu, Lebai Amang malah bersikap yang aneh-aneh. Mereka merasa bahwa kematian Lebai seperti tidak wajar.

Karena itu, wajar pula bila keluarga besar tersebut seperti terpukul. “Seperti penyakit ganjaran “, imbuh Taufik, Pasalnya, mengapa penyakit itu harus singgah dialat kelamin..?. Apalagi dengan keadaan yang sangat menjijikkan dipandang mata.

“Bahkan zakar Lebai Amang hampir copot !” kata Anti (24 tahun), saudara Lebai Amang yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Lebai Amang. Hal tersebut diakui sang istri yang biasa mengurus penyakit suaminya. Buah zakar Lebai Amang memang benar tak berbentuk. Namun, keadaan tersebut tidak terjadi secara sekonyong-konyong.

Mulanya, sejak tiga bulan terakhir ini alat kelamin Lebai Amang bengkak-bengkak. Berjalan susah, apalagi jika ia ingin buang air kecil. Lama-kelamaan, seminggu menjelang Lebai sekarat, buah zakarnya bertambah besar dan berwarna kemerah-merahan. Karena itu, istri dan keluarganya berinisiatif membawa Lebai Amang ke rumah sakit.

Meski begitu, keadaan Lebai Amang tak juga menunjukkan tanda-tanda sembuh. Kondisinya malah parah. Dengan melihat kondisi Lebai yang hampir tak bisa ditangani dokter, maka pihak keluarga akhirnya berinisiatif membawa Lebai Amang kembali pulang.

Hari ke hari kondisi Lebai makin memperihatinkan. Terlebih disuatu hari, buah zakar yang bengkak tiba-tiba pecah. Begitu diceritakan Bapak yadi (57 tahun) tetangga yang datang saat Lebai Amang sekarat. Darah dan nanah keluar mengalir. Semakin hari semakin bertambah banyak darah mengalir dari pangkal pahanya.

Sambil menahan isak, sang istri mengaku, “Kadang-kadang kalau saya nggak langsung bersihkan, malah belatungan”. Akibatnya, aroma tak sedap dari pangkal paha itu tersebar. Baunya menyengat dan menusuk hidung. Orang-orang yang datang kerumah Lebai amang terpaksa menutup hidung. Tepat pukul 22.18 wib, kondisi tubuh Lebai Amang mengenaskan. Matanya melotot dan badanya mengigil. Sesekali bahkan seperti kejang-kejang.

Melihat kondisi kritis menghampiri Lebai Amang, pihak keluarga tak henti-hentinya menuntun Lebai Amang untuk melafalkan kalimat “Thayyibah” : Astagfirullah ….” Demikian Anti berusaha mencoba mengajak Lebai Amang beristigfar. Tapi mulut Lebai Amang seakan susah untuk digerakkan.

Beberapa menit kemudian, baru baru mulut Lebai mulai bisa digerakkan.”..Y..u..ss..” panggil Lebai pada istrinya. Yang dipanggil hanya mampu mengeluarkan tangis. Dengan kekuatan yang tersisa, Lebai Amang hanya mampu memohon kata-kata maaf kepada sang istri dan sanak family yang berada disampingnya.

Ditengah-tengah Lebai menyampaikan permohonan maafnya, tiba-tiba datang seorang laki-laki menghampiri Lebai Amang. Nampaknya ia teman dekat Lebai Amang yang ingin mengungkapkan duka cita atas musibah penyakit yang diderita Lebai Amang. Terlihat dari sorot mata yang hangat saaat menatap Lebai Amang.

Begitu lelaki tersebut berdiri persis di samping Lebai Aman, wajah tetua Way Lalak itu nampak sumringah. Terbata-bata ia berkata, “No…m…er …bera..pppaa..yannng kelu….aarr..?. begitu mulut Lebai Amang berhenti berkata-kata, tiba-tiba badannya kaku. Innalillahi wa inna lillahi raaji’un”. Ternyata Lebai telah pergi menghadap Yang Maha Kuasa, denga kata-kata yang seharusnya tak diucapkan seseorang saat Malaikat maut menjemputnya.

Baca Juga "Nama-Nama Neraka & Penghuninya"

Gemar Lotre dan Perempuan Sejak Muda.
Geger itulah gambaran yang nampak mewakili kondisi way Lalak usai peristiwa kematian Lebai Amang. Keriuhan itu telah merebak ke pelosok – pelosok dusun malam itu juga. Padahal, didusun itu, berita kematian lazimnya diumumkan pada pagi hari. “Mungin karena peristiwa kematian itu mengenaskan dan nggak wajar.” Terang pak Yadi mengomentari kematian Lebai Amang.

Desas-desus pun mulai merebak. Para tetangga yang menyaksikan kematian Lebai Amang sibuk menggunjing. Ya, setelah menyaksikan peristiwa itu mereka hanya bisa membicarakan di belakang. Tak satupun yang berani buka mulut, terlebih bertanya kepada pihak keluarga besar Lebai Amang.

Pada orang-orang luar Dusun Way Lalak yang datang menanyakan perihal kematian itu, mereka juga enggan buka mulut. Diam seribu bahasa adalah pilihan aman, mengingat keluarga besar Lebai Amang sangat berpengaruh dan ditakuti. Beberapa nara sumber yang mau bercerita pun akhirnya mau bercerita dengan komitmen bahwa foto-foto wajah dan nama mereka disamarkan.

Dari penuturan semua narasumber, mereka yakin kalaupenyakit Lebai Amang itu ada kaitannya dengan perbuatan buruk dan nista semasa hidupnya dulu. Tingkah polah Lebai Amang sungguh tidak mencerminkan tetua adat yang seharusnyadisegani warga. Kelakuannya sehari-hari Cuma bersenang-senang. Sepertinya seluruh warag hafal betul rutinitas Lebai Amang. Ia lebih sering terlihat menghabiskan waktu untuk kegiatan tak bermanfaat, bahkan memalukan. “Biasanya Lebai Amang keluar sore hari sampai larut malam “, kata Anti.

Lebai sangat dikenal gemar menyabung ayam, berjudi dan minum-minuman keras. Itu dilakukan sejak ia masih remaja. Seperti orang yang kecanduan, kelakuannya tak pernah berubah sedikitpun. “Rutinitas” aneh tersebut tak pernah seharipun terlewatkan.

Pernah sesekali ia menang lotre dari nomor buntut yang dipasangnya. Lebai Amang bangga bukan kepalang. Sebagai ungkapan suka citanya , ia mengajak teman-temannya berpesta. Bujuk rayu beberapa teman-teman Lebai Amang berhasil. Ia pun setuju, mengundang wanita penghibur.

“Acara pesta biasanya diadakan di luar kampung. Biasanya mereka menyewa gedung “. Cerita Yadi dan Taufik. Sesekali, acara bertempat dirumah tetangga kampung yang bergabung dengan mereka.

Sikap dan perilaku Lebai Amang sungguh memalukan.Namun tak satupun yang berani mengusik ulahnya. Tetua adat lainnya maupun pihak keluarga sudah coba mengingatkan, tapi tegiran itu seperti angin lalu. Akhirnya, mereka hanya tinggal pasrah dan berharap, semoga Lebai Amang mau berubah.

Sayang, hingga maut menjemput nyawa Lebai Amang, perilaku tersebut tak juga berubah. Di tengah-tengah derita yang ditanggung Lebai Amang menjelang akhir hayatnya, Lebay masih sempat bertingkah seperti ia masih sehat.

Dulu, sewaktu penyakit Lebai Amang belum begitu parah, ia masih sering keluyuran keluar rumah. Kegemarannya akan menyabung ayam, masang nomor buntut dan berjudi, masih sering dilakoni. Padahal untuk berjalan saja ia sering minta dituntun.

“Saya pernah lihat Lebai Amang hampir jatuh kepayahan, waktu mau nyabung ayam kenang Yadi. Selain gemar masang buntut, Ia pun juga sering main perempuan. Kegemaran itu menurut Taufik, berawal dari bujuk rayu teman-temannya juga. Istri LebaiAmang bahan mengakui, kalau Lebai Amang juga dikenal punya banyak wanita simpanan.entah mereka dinikahi atau tidak.

Yang pasti, menurut sang istri, keluarga dan warga, bahwa Lebai Amang cepat kesengsem jika melihat perempuan cantik. Matanya akan “hijau” bila melihat daun muda. “Makanya, orang itu jangan hanya pakai peci Haji, tapi perbuatannya malah nggak sesuai dengan predikat yang dipegangnya akat Anti, menyesali sikap Lebai Amang yang kebetulan juga sudah pernah pergi haji.

Kelakuan Lebai Amang memang sangat memalukan , kontras dengan jabatan yang disandangnya.Sudah semestinya ia menjaga citra baik, adat leluhur dan kesilamannya.

Tapi, itu semua tinggal kenangan.Toh sekarang Lebai Amang telah mengakhiri segalanya. Kini ia membijur dilubang kubur ditemani kegelapan dan amal perbuatan yang dibawanya. Orang-orang yang ditinggalkannya Cuma bisa berharap, semoga Allah memaafkan segala kesalahannya. Amiiin
(Wallahu A’lam bi-al-Shawab)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - Juni 2018

Monday, 4 June 2018

HUKUM HIJAB..?

HUKUM   HIJAB..?


HUKUM HIJAB..?

Dasbaor "SIRAMAN RUHANI"

“ Hijab satar sering diartikan sebagai penghalang,penutup atau selubung. Dilihat dari makna dasar ini,maka apa pun yang berfungsi sebagai penutup atau penghalang sesuatu bisa disebut hijab,misalnya kain yang menutup meja makan atau casing computer dan hanphone ”.

Tetapi hijab yang dimaksud disini adalah kaitannya dengan pakaian yang menutup aurat kita,khususnya aurat perempuan.Pada beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara barat kata hijab lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Namun, dalam keilmuan islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatat cara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.

Baca Juga "Tragedi Berdarah Malam Pengantin"

John L. Espositi dalam Ensiklopedi Oxford ; Dunia Islam Modern, menulis bahwa sulitnya mendapatkan padanan tunggal dalam bahasa Arab dari Hijab, maka hijab sering didentikkan dengan :burqu, ‘abayah, tharhah,, burnus, jilbab, dan milayah. Pakaian seperti ‘abayahArab dan burnus Maghribi (Maroko) cenderung sangat mirip bagi laki-laki maupun perempuan.

SEJARAH
Hijab bukanlah tradisi asli orang Arab. Praktek menutup wajah (sebagian atau seluruh) ini merupakan warisan dari kerajaan Bizantium – Yunani, Sassaniyah – Persia dan Mesopotamia kuno. Pada masa pra-Islam, Di Arab barat daya sendiri, hijab hanya ditemukan si suku Banu Ismail dan Banu Qathan sementara di Mesir kuno, tradisi ini mulai berkembang pada masa kerajaan Ramses II (dinasti ke-20).

Di Mesopotamia kuno, hijab merupakan symbol tentang kebaikkan. Perempuan yang baik diharuskan memakai hijab saat menikah untuk membedakan dirinya dengan perempuan budak dan kotor. Jadi perempuan yang mengenakan hijab merupakan suatu kebanggaan luar biasa, karena dikategorikan sebagai perempuan yang shalehah.

Menurut hokum Asyria, pelacur dan budak dilarang memakai hijab, dan mereka yang didapati secara mengenakannya dapat dihukum dengan berat. Jadi hijab tidak saja untuk menandakan kebangsawanan melainkan juga membedakan perempuan “terhormat” dengan perempuan “tercela”.

Dari Bizantium Yunani, Persia dan Mesopotamia, tradisi hijab kemudian merasuk keagama Kristen dan Yahudi hingga mengalami perkembangan yang signifikan. Dari sini lalu menyebar ke orang Arab kelas perkotaan dan akhirnya ke orang-orang kota umumnya.

Di Mesir abad pertengahan, tradisi hijab terjadi di kalangan kaum Yahudi Mesir . Saat itu ditandai dengan pemisahan masuk kuil melalui pintu yang berbeda anatara laki-laki dan perempuan.

Di kalangan perkotaan Arab Islam sendiri, hijab mulai dipraktekkan secara luas dinegara Turki. Saat itu hijab merupakan pertanda derajat dan gaya hidup ekslusif. Pada abad kesembilan belas, perempuan muslim dan Kristen kelas atas perkotaandi Mesir mengenakan habarah yang terdiri atas rok panjang , tutup kepala dan burqu’ kain tipis empat persegi transparan berwaran putih yang dipakai dibawah mata,yang menutup mulut, hidung bagian bawah, dan menjuntai hingga dada. Pada kesempatan berduka, dikenakan hijab tipis hitam disebut bisha.

bACA jUGA "Rahasia Anggaran Muslim"

HIJAB YANG BENAR
Pada dasarnya Al-Quran tidak pernah menerangkan secara khusus arti hijab dalam kaitannya sebagai pakaian wanita Muslimah. Kata hijab yang disebut Al-Quran, merujuk pada pengertian lain diluar konteks berpakaian. Misalnya QS. Ahzab [33} : 53 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan. Dan jika kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), mintalah dari belakang hijab. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka”.

Ayat diatas mengartikan hijab dalam konteks etika sosial, khususnya etika bertamu antara para sahabat. Nabi dengan istri-istri Nabi. Para sahabat yang hendak menemui istri-istri Nabi di rumahnya, dianjurkan untuk memakai hijab (pemisah). Jadi hijab disini tidak ada kaitannya sama sekali dengan konteks berpakaian.

Ayat lain yaitu QS. Al-Syura [42]:51 juga menjelaskan kata hijab dalam konteks lain. Meski kata hijab di dalam ayat ini dijelaskan dalam konteks yang nyarissam dengan QS. Ahzab [33]:53 yaitu pemisah atau dari balik tabir, tetapi kata hijabpada QS. Al-syura ayat 51 ini diartikan dengan konteks etika pewahyuan. Maksudnya, bahwa Allah sekali-kali tidak tidak akan berbicara dengan manusia sekalipun seorang Nabi meski dalam rangka pewahyuan kecuali melalui pemisahan (hijab).

Begitu juga kata hijab dalam QS. Al-A’raaf [7] :46, QS. Fushilat [41] :5, QS. Al-Isra’ [17] : 45 dan QS. Shad [38] :32, diartikan dalam kerangka yang lain, bukan dalam konteks berpakaian.

Tafsir tentang hijab didalam Al-Quran dalam kaitannya berpakaian muslimah justru ditemukan dalam ayat yang menceritakan tentang khimar (tutup kepala) atau jilbab. Ayat – ayat ituadalah sebagai berikut :

Pertama QS. Nur [24] :30-31 yang artinya :
“Katakanalah kepada laki-laki agarmenahan pandangannya dan memelihara kemaluannya ; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Dan katakanlah kepada perempuan beriman agar menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, serta tidak menampakkan perhiasan kecuali yang (biasa) tampak darinya, dan menutup khimar kedalam dadanya, dan untuk tidak menampakkannya kecuali kepada suaminya”.

Kedua QS. Al-Ahzb [33] :59 yang artinya :
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin. “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, agar mereka tidak diganggu “.

Terlepas dari tidak adanya ayat Al-Quran yang menjelaskan secara khusus tentang hijab dalam konteks berpakaian muslimah yang menutup aurat, yang jelas, bagi orang wanita muslimah yang hendak mengenakan hijab, hendaklah memperhatikan beberapa catatan dari Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

Menurutnya, seorang wanita yang mengenakan hijab harus memenuhi syarat seperti : hijab itu harus menutup seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan tangan, bukan berfungsi sebagai perhiasan (tidak boleh berlebihan), tidak boleh tipis atau transparan, dan tidak boleh ketat dan terlepas dari itu semua yang paling penting niatnya bukan sekedar untuk bergaya-gaya saja melainkan menunaikan perintah pada ayat

Jika syarat-syarat ini dipenuhi, maka hijab itu sudah dianggap benar. Semoga para wanita muslimah memperhatikan hal ini dan dalam mengenakannya tida salah niat karena sesuatu apapun yang kita lakukan bahkan beramal sholeh pun kalau salah niatnya pasti tidak akan menuai keridhaan Allah swt. Maka dari itu yang paling penting disini diniatkan yang benar semoga kaum hawa bisa meniatkan semua ini dengan benar bukan sekedar memakai jilbab sebagai pemanis belaka tanpa memahami makna dan arti yang terkandung didalamnya, Amiiiiin.
   
Wallahu ‘alam Bhisawab Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - Juni 2018

Sunday, 3 June 2018

AL-AZIZ MENELADANI SANG MAHA PERKASA

AL-AZIZ   MENELADANI SANG MAHA PERKASA


Dasbor :Siraman Ruhani"


AL-AZIZ
MENELADANI SANG MAHA  PERKASA
“ Bisakah kita menjadi bangsa yang mulia, terhormat dan tidak melulu dilecehkan..? ”.

Maha Perkasa Allah yang telah memberikan kekuatan untuk mengalahkan dominasi setan dalam diri pribadi Muslim. Sungguh ini merupkan nikmat yang besar yang wajib kita syukuri.

Padahal jangankan untuk melakukan perang tanding melawan bala tentara setan, menundukkan diri sendiri agar selalu patuh dan tunduk kepada Allah, manusia banyak yang tidak mampu.

Tapi Allah sebagai Al-Aziz mengalahan siapapun yang melawan – Nya. Termasuk berkuasa memberikan kekuatan kepada kita agar kita bisa berdiri sholat, bekerja  dan melakukan kebaikan dan  perbaikanditengah-tengah masyarakat.

Tentu, Allah sebagai Al-Aziz tidak dapat dihalang-halangi kekuatan-Nya, manakala Ia berkendak untuk melakukan sesuatu. Lantaran itu segala bentuk kehinaan menjauh dari-Nya. Ia begitu tinggi dan tak tersentuh oleh mereka yang rendah. Allah memang Al-Aziz Dia Maha Perkasa dan maha Mulia.

Selama menjalani kehidupan ini, kita terlalu lemah untuk menolak semua perbuatan munkarat, maksiat dan dosa. Mata yang secara fitri memang dilengkapi Allah untuk melihat, masih belum bisa merefleksi yang dipandang. Mata dan pandangan ini masih tertarik pada yang dilarang. Padahal semua diperbuat dengan kesadaran yang nyata.

Baca Juga "Benarkah Sayap Malaikat Bertuliskan Surat Al-Ikhlas"

Begitu juga kaki, tangan dan anggota tubuh lainnya. Semua tidak berdaya menghadapi pengaruh setan. Jadilah tangan dan kaki kita sebagai sumber malapetaka dan bencana bagi manusia itu sendiri dan bahkan bisa mendatangkan murka Allah.

Dalam konteks praktis, hutan-hutan menjadi gundul dan terbakar. Asap mengepul tebal. Disana-sini menjadi banjir dan tanah longsor. Bahaya kelaparan dan ketakutan mengancam manusia itu sendiri.

Karena itu, kepada Allah sebagai Al-Aziz kita bersama memohon agar diberikan kekuatan agar menolak semua perbuatan dosa. Pun, diberikan kekuatan untuk menjalankan amal sholeh, menebar cinta dan menabur sayang.

Sebagai sebuah Negara bangsa kita juga harus mengangkat harkat dan martabat bangsa yang terpuruk akibat lemahnya iman dan rapuhnya fundamental moral. Rencana pemerintah untuk menghidupkan kembali semangat bela Negara dan patriotism harus disambut dengan suka cita.

Hemat penulis, dalam konteks sosial, ekonomi dan politik saat ini, mendzikirkan dan memahami makna mendalam Allah sebagai Al-Aziz menjadi begitu mendesak. Dalam masyarakat, kita mnyaksikan bahwa persoalan sosial di negeri ini sudah memasuki stadium yang mengerikan dan dan bahkan bisa dibilang kritis.

Keramahan dan kelembutan yang selama ini dikenal sebagai cirri yang paling menonjol dalam masyarakat kita, saat ini hanya menjadi bahan olok-olok oleh masyarakat dunia.

Indonesia menakutkan, penuh konflik, keras dan telah menjadi negeri para maling..!. Mengatakan bahwa masyarakat kita sedang sakit, tidak akan menyembuhhkan persoalan sosial yang luka parah, ekonomi yang ian memburuk, dan politik yang kian membuat masyarkat apatis dan bosan karena dari masa kemasa dari pergantian presiden ke presiden sama sekali tidak ada perubahan yang berarti terutama pada kondisi moral atau budaya korupsi di Indonesia yang semakin menjamur.

Baca Juga "Perdebatan Ihwal Arsy Allah"

Karena itu wahai Al-Aziz, kami mohon anugerahi kekuatan persatuan dan kesatuan dalam masyarkat kami. Berikan kekuatan kepada kami untuk mengelola potensi ekonomi secara jujur dan procedural sehingga terdistribusikan kepada rakyat, merata dan mencukup sesuai apa yang diharapkan bangsa Indonesia.

Kita harus bangkit, karena itu tidak ada kata lain selain meneladani sifat Allah sebagai Yang maha Perkasa ini. Selam ini kita belum bersungguh-sungguh untuk berdekatan dengan-Nya.

Kita masih terlena dengan keterpurukan , kebodohan dan penuh harap mendapat bantuan dari pinjaman dana dana dari lembaga keuangan Internasional. Bahan ketika utang kita dijadwalkan ulang atau kita beroleh pinjaman dianggap sebagai keberhasilan. Sedangkan sumber tambang terbesar malah dikelola asing dan akan terus diperpanjang.

Jadilah kita akhirnya menjadi bangsa peminta-minta dan mengharapkan bantuan kemanusiaan.Padahal kita mengaku beriman dan punya Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia.

Dimana letak keperkasaan kita kalau ternyata saat ini lebih dari 80 juta rakyat di pedesaan sedang merintih perih, mengais-ngais mencari nafkah. Mereka hidup berbalutkan kemiskinan yang tak tau pasti akan kapan berakhirnya. Jadi, bisakah kita menjadi bangsa yang mulia, terhormat dan tidak melulu dilecehkan. Kita memang belum bersungguh-sungguh meneladani Allah sebagai Yang Maha Perkasa lagi Maha Mulia.

Mari kita sambut kemuliaan bangsa kita dengan bekerja keras, selalu beribadah dan berdoa agar Allah memberikan kekuatan untuk membangun kekuatan ekonomi , poliyik, sosial, dan budaya. Kita hapus kemiskinan dengan selalu bersedekah, infaq dan sidaqah.
Jika kita adalah pemimpin, mari koreksi diri ; apakah dibawah kepemimpinan kita masyarakat dan rakyat menjadi kian makmur, sejahtera dan dipenuhi dengan pesona cahaya Illahi.

Bila tidak, apa yang salah dengan diri kita, model kepemimpinan kita ..?. Koruksikah..?. Atau selalu mementingkan urusan pribadi, keluarga, kelompok, dan golongan,,?. Kita tidak mau menjadi bangsa pecundang dan terhina.

Bukankah Allah sebagai Al-Aziz telah memberikan petunjuk dalam makna ayat, “Barang siapa yang menghendaki kemuliaan seluruhnya hanya milik Allah “. (QS. Al-Faathiir  35:10). Nah saatnya kita jadi bangsa perkasa dan mulia semoga. Amiiin.   
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 3 Juni 2018

Friday, 1 June 2018

SEDEKAH PADI MENUAI KEHORMATAN

SEDEKAH PADI   MENUAI KEHORMATAN

Dasbor "Rahasia Illahi 2"


SEDEKAH

 PADI  MENUAI KEHORMATAN

“ Dengan membiasakan bersedekah, ketenangan itu ia dapatkan. Dengan ikhlas bersedekah, orang-orang yang berada disekitar begitu menaruh hormat ”..


Kita tahu, ada banyak cara mengungapkan rasa syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih. Salah satunya dengan bersedekah , yaitu memberikan keluasan rezeki yang kita terima kepada orang yang kekurangan. Alangkah indahnya hidup ini jika manusia mengutamakan berbagi, mengedepankan sedekah. Apalagi, tak pernah terdengar orang yang rajin bersedekah ia jatuh miskin. Justru sebaliknya, tidak sedikit orang yang gemar bersedekah dan ikhlas bersedekah , kehidupannya menjadi semakin nyaman, tentram, barokah dan mendapatkankemuliaan diantara sesame manusia. 

Barng kali pendapat seperti ini yang dipegangn teguh oleh Abah Una. Sebagai petani yang dianugerahi berpetak-petak sawah. Abah Una menjalankan amanah harta itu dengan baik. Membajaknya dengan ikhlas sehingga hasil panennya selalu berlimpah. Kebelimpahan itu pula yang digunakan Abah sebagai ladang sedekah kepada para tetangga yang membutuhkan. Inilah sekelumit kisah Abah Una yang sangat dihormati oleh penduduk setempat.

LELAKI SHALEH
Seuanya tahu seperti apa Abah Una itu. Ia merupakan orang tua yang ramah , murah senyum , jujur, dan senang berbagi. Abah juga dikenal dengan kesalehannya. Ajaran islam begitu dijunjung tinggi. Mungkin tak ada waktu baginya untuk menanam di saat waktu sholat tiba. Segala kesibukkan pasti ditinggalkan sebelum masuk waktu sholat. Bahkan tak jarang Abah mengingatkan petani-petani lain jika waktu sholat telah tiba.

“Haya atuh, kita menghadap Gusti Allah, sudah waktunya, “begitu ucap Abah Una sambilmencolek bahu petani yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Petani petani yang dicolek pun langsung menghentikan kerjanya dan langsung berjalan mengekor si Abah Una . Alhamdulillah, petani-petani lain menaruh hormat pada Abah Una melakukan hal yang sama. Mereka pulang untuk memenuhi panggilan sang Penguasa Hidup dan Kehidupan Allah Rabbul Izzati.

Begitulah keseharian hidup Abah Una. Sebagai lelaki berumur yang bersahaja , tidak pernah silau dengan gemerlapnya dunia, padahal anak-anaknya di kota terbilang memiliki hidup yang sukses, tetapi Abah Una lebih memilih bertani daripada ikut anak anaknya.

Suatu kelebihan yang juga menjadi pujian untuknya adalah kebiasaan Abah Una, dimana setiap kali panen, dia selalu menyedekahkan berikat-ikat hasil panennya pada tetangga yang membutuhkan, bahkan, yang tidak membutuhkanpun jika Abah memilikikelebihan yang berlebih maka orang itu pun mendapat bagian.

”Baik sekali yah Abah Una itu, jarang ada orang yang sebaik dia”, puji salah satu tetangga. Tetangga yang lain mengomentari, “Benar, semoga ia panjang umur ‘, ucapnya berdoa. Yang lain mengamini.

Suatu ketika, ditempat tinggal Abah Una terjadi musibah hama, Musibah itu tidak tergolong besar, tetapi cukup menimbulkan keresahan pada beberapa petani. Sebut saja Bapak Junara, Bapak Endi dan Bapak Kosim. Di mana sawah-sawahnya mereka ditakdirkan menjadi sawah yang cukup parah dan rusak berat karena serangan hama.

“Barang kali kita kurang sedekah yah, hingga wereng-wereng itu lebih suka menyantap padi kita “, ujar Pak Junara.
“Mungkin juga “, timpal Pak Endi.
“Bisa jadi, “ sambung Pak Kosim. “Buktinya petak-petak sawah Abah Una tetap indah serta padi-padinya sama sekali tidak terjamah oleh wereng-wereng dan tetap menguning seperti yang diharapkan para petani”.

Ketiga lelaki it uterus memperbincangkan kedermawanan Abah Una yang dihubungkan dengan musibah yang terjadi. Namun terlepas dari perbincangan itu, ketiganya bingung. Kegagalan panen kali ini pasti membawa dampak negative bagi kebutuhan makan keluarga dan kebutuhan sehari-harinya.

Pada saat itulah Abah Una mengambil peranannya. Ia yang selalu bersedekah tidaklah menutup mata atas kejadian yang menimpa Pak Junara, Pak Endi dan Pak Kosim. Dengan segala keikhlasannya, Abah Una menyedekahkan hasil panennya kepada mereka.

Sungguh, mereka yang dalam kesusahan sangat senang mendapatkan bantuan yang sudah pasti akan lebih meringankan beban mereka.
“Terima kasih, Abah Una hanya Allah yang dapat membalas kebaikkan Abag Una”. Ucap Pak endi ditengah keharuannya mendapatkan bantuan dari Abah Una. Abah Una hanya menganggukkan kepala. Sesungguhnya, Abah Una mengerti akan tanggungjawabnya kepada sesame tetangga. Hablum minan nas,merupakan suatu keharusan yang harus dibina dan dijaga karena itu, setiap kali ia memberikan sedekah kepada siapa saja.

Abah Una yakin, bahan haqul yakin sekecil apapun sedekah sekecil apapun yanh kita lakukan maka Allah tidak akan lupa akan janjinya, yaitu akan memberikan balasan yang setimpal sesuai amal perbuatannya.

KETENANGAN DAN KEHORMATAN
Hidup haya dengan istri sementara anak-anak dan suadarnya berada jauh dibelahan kota metropolitan bukanlah alasan bagi Abah Una untuk merasa kesepian, sehingga muncul ketidak tenangan.

Dengan membiasakan bersedekah, ketenangan itu ia dapatkan. Dengan ikhlas sedekah, orang-orang yang berada di sekelilingnya begitu menaruh hormat. Kesimpulannya, jika seseorang bersedkah padi, tidak semestinya menerima menerima balasan berupa padi atau uang berbalas uang, bisa saja bentuk lain menjadi balasan atas keikhlasan seseorang dalam bersedekah.

Seperti Abah Una. Dia yag selalu bersedekah dengan padi-padinya setiap kali panen, namun ia tak menerima balasan dari orang lain, juga berupa padi. Hanya saja, Abah selalu merasa mendapat ketenangan dalam hidupnya, juga merasa senang karena dirinya begitu dihormati. Abah Una juga yakin, penghormatan yang diterimanya dari orang-orang di sekelilingnya, merupakan wujud atas balasan sedekah yag dilakukannya.

KEKUATAN SEDEKAH
Sama halnya dengan keyakinan Abah Una. Seorang lelaki bernama Abdul Rahman, begitu yakin akan kekuatan sedekah. Menurut Abdul Rahman, seseorang yang bersedekah degan segala keikhlasan pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal, bahkan berkali-kali lipat besarnya. Hanya saja, apakah balasan atas sedekah itu langsung diterimanya atau emnunggu waktu, entah berapa lama.”Itu Rahasia Allah” papar Abdul Rahman.

Sebagi butkti keyakinan itu, sebuah pengalaman yang dirasakannya, ketika ia sedekah uang sebesar lima ribu rupiah.sedekah itudilakukan pada pagi hari.
“Subhanallah wal hamdulillah”, puji Abdul Rahman pada sore harinya, sungguh Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Sedekah lima ribu rupiah pada pagi hari , sore hari sudah terganti dengan uang sebesar 50 $.

“Waktu itu nilai per $ masih seribu rupiah “, jelas Abdul Rahman.”Bisa dihiting, berapa jika dinilai dengan kurs $ sekarang “, lanjutnya. Dan berapa kali lipat balasan Allah..?.

Tetapi, bukanlah besarnya balasan dari sedekah itu yang menjadi acuan. Bagi Abdullah Rahman, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Besar dan Maha Pengasih lagi Penyayang.

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 4 Juni 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...