Blog Konten Islam

Sunday, 27 May 2018

CARA MUDAH MENGHAFAL AL-QURAN

CARA MUDAH   MENGHAFAL AL-QURAN

CARA  MUDAH MENGHAFAL AL-QURAN
SIAPAPUN BISA MENGHAFAL AL-QURAN
Kata kunci dari buku ini adalah siapa dan apapun aktivitas anda sehari-hari anda bisa menghafal Al-Quran. Tentu itu mesti didukung kemauan dan tekad keras serta memakai metode menghafal yang tepat.

Buku yang ditulis dua orang guru tahfidz ini yakni ; Masagus A. Fauzan dan Farid Wajdi membuktikan hal tersebut. Banyak cara dan metode yang mengasyikan serta mudah untuk menghafal Al-Quran. Mereka menyusun metode ini berdasarkan teori serta pengalaman mereka selama menghadapi Al-Quran di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta dan sebagai guru Tahfidz Al-Quran para santri di berbagai sekolah, lembaga, serta seminar di berbagai kota.

Mereka mengadopsi spirit Quantum dalam ilmu fisika dari Albert Enstein yang sudah lebih dulu diadopsi bidang pendidikan dalam Quantum Learning dan Quantum Teaching. Quantum Tahfidz tak lain adalah terobosan dalam dunia menghafal Al-Quran hingga menghafal Al-Quran tak lagi membosankan serta dapat memangkas waktu hingga menghafal lebih cepat. Metode itu antaranya adalah Metode Potret, Teka-teki silangn (TTS), Audio, Sistem Control dan One Day One Ayat.

Metode ini hampir semuanya mengasyikkan serta tak memerlukan waktu banyak. Sistem One Day One Ayat (D’one),misalnya anda hanya perlu menghafal satu ayat dalam sehari. Dan itu bisa anda lakukan di kendaraan, sebelum tidur, bangun tidur, sedang menunggu pesanan makan siang, dan sebagainya. Tak perlu pusing dengan berapa ayat yang sudah anda hafal karena suatu saat anda akan tercengang sendiri bahwa anda sudah banyak menghafal ayat-ayat Al-Quran.

Baca Juga "Insyaf Setelah Kaki Membusuk"
Baca Juga "Hikmah Tertipu dan Mengikhlaskan sebagai Sedekah"

Apalagi program ini sudah jadi program unggulan di Pesantren Daarul Quran,pimpinan Ustadz Yusuf Mansyur yang bisa diikuti siapa saja dan gratis. Jadi kembali ke kata kunci, siapapun Anda bisa jadi Hafidz Al-Quran.

MAKHLUK-MAKHLUK CERDAS PERADABAN KUNO
Bumi yang kita tempat ini menyimpan banyak rahasia. Mungkin saja kita bangga atas peradaban yang dicapai sekarang ini, tapi jangan lupa ribuan tahun yang lalu banyak peradaban kuno jauh lebih mengagumkan, unik dan mempesona. Hanya saja peradaban – peradaban ini hilang.

Banjir di masa Nabi Nuh, misalnya merupakan salah satu bencana dahsyat yang menenggelamkan seluruh peradaban manusia. Bukan saja Al-Quran yang mengisahkannya, namun juga disebutkan dalam Taurat,. Bahkan banyak prasasti batu tulis dan kastil Babilonia berbicara. Akan tetapi deteil peristiwanya tertawan oleh bebatuan. Taurat hanya menyebut diantara Tigris dan Eifrat.

Di Gurun Gobi,para arkeolog menemukan kota-kota dibawah tanah yang tertimbun pasir. Di gurun Arab dan dekat maareb Yaman juga terdapat sisa-sisa jejak kaum Saba', tahta Bilqis, kota-kota yang terkubur tanah , serta kanal-kanal yang menegaskan adanya peradaban Arab Kuno. Di bagian utara gurun Arab di kota Palmira, tempat kerajaan Zanubia dulu benda-benda arkeologis menunjukkan bahwa daerah ini dulu merupakan bagian dari tanah pertanian dan bukan gurun tandus seperti sekarang.

Bukti sejarah tersebut menjawab bahwa sesungguhnya ada makhluk yang cerdas yang mampu melahirkan peradaban yang sangat fenomenal. Karena tak mungkin peradaban tercipta tanpa ada yang melahirkan peradaban. Sayangnya, sejauh ini jejak-jejak peradaban tersebut belum baynak terungkap. Sedikit diantara yang ada terpecahkan dan lebih banyak yang belum tersingkap.

Melalui buku ini, Anis Mansour mengajak kita menjelajahi peradaban masa silam yang luar biasa dan mengagumkan. Ada jejak makhluk-makhluk langit yang cerdas , pernah turun dan hidup di bumi. Semua terdokumentasi dalam artefak arkeologis, catatan sejarah .hikayat bahkan diceritakan dalam Kitab Suci agama. Sebuah buku yang layak Anda koleksi.

MENDARAS KEHIDUPAN DARI PEMIMPIN  ISLAM
Pembaca Tahukah Anda bahwa Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq ra. ternyata seorang penafsir mimpi..?. Tahukah bahwa juga Khalifah Umar bin Khatab-lah yang pertama kali mengusulkan kalender islam yang dimulai sejak Hijrahnya Rasulullah..?. Atau barang kali, apakah pernah terbesit di benak Anda bahwa para Khalifah Bani Abbas lahir dari budak perempuan, kecuali Khalifah Saffah, Al-Mahdi dan Al-Amin..?.

Demikianlah catatan, - catatan historis nan langka tersebut kiranya banyak disinggung dalam buku sejarah bertajuk Tarikh Al-Khulafa, Ensiklopedia Pemimpin Umat Islam dari Abu Bakar hingga Mutawakkil ini, Imam As-Suyuthi, sang penulis buku, memang piwai menyajikan sejarah ; bukan sekedar angka-angka historis, tapi juga informasi-informasi penting lainnya yang membuat kita mengernyitkan dahi. Kita tahu, penulis buku ini adalah seorang yang tidak lagi diragukan keilmuannya. Imam As-Suyuthi, selain masyhur sebagai sejarawan juga tersohor sebagai ahli hadits dan tafsir.

Tak, aneh bila buku sejarah ini kian menarik untuk diketahui. Di dalamnya memuat sejarah penting pemimpin-pemimpin Islam mulai dari zaman Khulafa Rasyidin [sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali] Dinasti Umayyah, hingga Dinasti Abbasyiyah. Karena , As-Suyuthi seorang pakar hadits, ia berusaha memaparkan sejarah berdasarkan pendekatan riwayat-riwayat yang dijamin tingkat kesalihannya.

Oleh karena itu, mengingat puncak Ramadhan tengah menghiasai hari-hari Anda maka sungguh elok bila Anda menyempurnakannya dengan membaca buku klasik Inspiratif ini

HADITS NABI DAN SEJUMLAH MUKJIZAT SAINS
Siapa nyana jika hadits-hadits Nabi menujumkan pelbagai fakta ilmiah. Banyak penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern abad ini yang ternyata tak jauh-jauh hari sudah disinggung Rasulullah saw didalam sejumlah haditsnya, baik eksplisit maupun implisit.

Tengok saja sabda Nabi berikut, “Sesungguhnya dibawah laut ada api dan dibawah api ada laut”. [HR.Abu Daud Baihaqi, dan Hakim]. Kita tahu Rasulullah mengatakan demikian pada empat belas abad yang lalu, namun baru pada abad sekarang, para ahli geologi dan oceanologi menemukan fakta ilmiahnya.Menurut para ilmuwan itu, jauh di palung samudra terdapat kawah-kawah vulkanik yang aktif menyemburkan lahar panas 10000 celcius [hal.66-70]

Atau tengok juga hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik bahwa penduduk Mekkah pernah meminta Rasulullah saw untuk menunjukkan satu tanda kerasulannya. Lalu, Rasulullah saw memperlihatkan kepada mereka bulan yang terbelah. Mereka pun melihatnya terbelah menjadi dua bagian. [HR.Bukhari]. Ajaib, ucapan Rasulullah saw itu ternyata bisa dibuktikan diabad ini.

Pasalnya sekitar tahun 1970-an stasiun BBC, Inggris, pernah menayangkan misi penjelajahan ruang angkasa tiga orang ilmuwan Amerika. Dalam misi yang menghabiskan milyaran dollar itu ditemukan fakta bahwa , “Sebenarnya bulan pernah terbelah menjadi dua, kemudian menyatu kembali. Rekahan-rekahan yang menegaskan peristiwa itu dapat ditemukan dipermukaan bulan dan menghujam jauh kedalam”. Demikian ungkap tiga ilmuwan itu [hal.123-124].

Nah hadits-hadits yang mengandung fakta ilmiah serupa diataslah yang kiranya dibahas di buku ini. Temanya sungguh beragam; mulai dari hadits alam semesta ,penciptaan manusia , makanan, kesehatan, prilaku hingga kiamat dan tanda-tandanya.

Prof. Zaghlul, sang pengarang dan juga seorang pakar geologi ini, sengaja menulis karya mencurahkan ini lantaran pembahasan mukjizat ilmiah hadits adalah untuk menegaskan keunggulan dan kebenaran Rasulullah saw yang telah mengungkapkan fakta-fakta ilmiah, jauh sebelum ilmu pengetahuan modern melakukannya. Rasulullah saw telah mengungkapkannya empat belas abad lampau ketika pengetahuan manusia pada masanya tidak mungkin mencapainya.

“Ini membuktikan bahwa sumber kebenaran ilmiah itu adalah wahyu dari langit”, tegas penulis kelahiran Mesir yang piawai menafsirkan Al-Quran berbasiskna SAINS ini. Ya, sebuah karya yang layak Anda Baca disela-sela waktu luang Anda,…. Selamat membaca…!

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 28 Mei 2018

"MAHALNYA HIDAYAH" SEORANG ATEIS HAFIZH QURAN & HADITS

"MAHALNYA HIDAYAH"   SEORANG ATEIS HAFIZH QURAN & HADITS




“MAHALNYA HIDAYAH” SEORANG ATEIS HAFIZH QURAN & HADITS

Kisah nyata ini pernah dituturkan oleh Habib Quraisy bin Qosim Baharun Cirebon, dari kisah perjalanannya tahun 1996 silam.
Semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita, betapa berharganya iman dan Islam bagi kita.

Kala itu sebuah pesawat melintasi daratan benua Afrika, atmosfer dan lautannya beserta biosfernya yang rumit.
Sayap pesawat nan kokoh melibas setiap awan yang ada dihadapannya.

Penumpang pesawat duduk tenang di kursi empuk sambil menikmati sesuatu yang nyaman baginya sembari menunggu pesawat itu lending pada bandara tujuan selanjutnya.
Diantara penumpang pesawat itu ialah Habib Quraisy serta seorang ibu Tua berpakaian penutup jilbab disebelahnya.
Usia ibu Tua itu berkisar sekitar 65 atau 70 tahun.
Di dalam perjalanan ibu Tua itu menyapa Habib Quraisy dan menanyakan tempat tujuannya dengan berbahasa arab yang fasih.

Kemana Anda akan pergi ? Tanya Ibu Tua itu.

Saya akan transit ke Yordan kemudian melanjutkan perjalanan ke Yamanâ. Jawab Habib.

Dimana asal Anda ? Tanya ibu Tua itu kembali juga dengan bahasa arab yang sangat fasih.
Habib jawab Saya berasal dari Indonesia..

Mengetahui Habib Quraisy orang Indonesia, sejurus ibu Tua mentranslate bahasanya dengan bahasa Indonesia. Padahal dari perbincangannya Ia mengetahui bahwa ibu Tua itu sendiri adalah wanita kelahiran Jerman dan warga Negara Jerman.
Pada gilirannya ibu Tua itu lantas berbahasa Indonesia yang amat fasih pula. Lalu bertanya lagi..

Adik di Indonesia dimana?. Habib Quraisy katakan ;Saya di Jawa.

Tak ubahnya seperti mengetahui sesuatu, Ibu itu lantas merubah dialognya dengan menggunakan bahasa Jawa yang dialegnya sangat halus dan hampir-hampir Habib Quraisy tidak paham dan Ia katakan pada Ibu itu Luar biasa, Ibunda begitu banyak menguasai bahasa sampai bahasa Indonesia dan Jawa sekalipun, padahal Anda orang Barat.

Ibu Tua itu hanya tersenyum bijak sambil berkata Saya Alhamdulillah menguasai sebelas bahasa dan duapuluh bahasa daerah.

Silih waktu dari perbincangan Habib Quraisy bersama Ibu Tua itu mengarah kepada hal-hal yang berkaitan dengan agama.

Wanita Tua itu mulai mengupas pembahasan Al Quran dengan indah dan mahirnya.

Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Quran dan bertanya Apakah Ibunda hafal Al Quran ?

Beliau menjawab Ya, saya telah menghafal Al Quran dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal.

Tidak sampai disitu saja, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya Namun Al Quran harus bergandengan dengan hadist.
Sehingga saya kemudian berupaya lagi menghafal hadist tentang hukum sehingga saya hafal kitab hadist Bulughul Marom di luar kepala.

Lantas saya masih belum merasa cukup, karena di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram tapi harus ada fadhailul amal, maka saya pilih kitab Riyadhus Sholihin untuk saya hafal dan saya hafal. Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.

Dan lagi Ibu itu kembali bertutur Di sisi agama ada namanya tasawuf, maka saya cendrung pada tasawuf sehingga saya memilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini saya sudah 50 kali mengkhatamkan membacanya.
Saking seringnya saya membaca Ihya Ulumuddin sampai-sampai Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala.

Habib Quraisy terperangah melihat kehebatan dan luar biasanya Ibu Tua itu. Namun karena tidak mau percaya begitu saja, Habib pun akhirnya mencoba mentest kebenaran perkataannya. Apakah benar Ia telah hafal Al Quran? Apakah benar Ia menguasai Tafsir Jalalain tentang asbabunnuzul dan qaul Ibnu Abbas?
Setelah melalui beberapa pertanyaan. Ternyata memang benar Ibu itu hafal Al Quran bahkan Ia mampu menjawab tafsirnya dengan mahir dan piawai.

Ketika Habib mengangkat permasalahan ihya mawat yang ada di dalam kitab Bulughul Maram Ibu Tua itu pun menjabarkannya cukup jelas.

Ketika Habib membahas tentang hadist Riyadhus Sholihin maka Ibu Tua itu menyebutka sesuai apa yang disebutkan dalam kitab Dalailul Falihin sebagai syarah kitab hadist tersebut.

Dan lagi Ia menjelaskan masalah hati psikologi berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal ajaibul qulub.

Kembali Habib dibuat heran akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Menurutnya, sejauh ini selain gurunya Habib belum pernah menemukan orang sekaliber Ibu yang ada duduk di sampingnya.

Pesawat mendarat lending di airport.

Ketika pesawat itu sudah benar-benar berhenti para penumpang semuanya menyiapkan diri termasuk barangnya bawaannya menuruni pesawat.

Begitu pula Ibu itu mengambil tasnya yang di ada di kabin, karena sudah merasa kenal Habib mencoba bantu mengambilkan tas itu dan menurunkan tiga tas ke lantai pesawat.

Subhanallah… ketika Ibu itu menunduk untuk mengambil tas itu ternyata keluar dari bilik jilbabnya seutas kalung yang bertanda palang salib.

Seperti petir menyambar di siang bolong,

Habib Quraisy menunduk dengan lemah.

Ibu itu hanya tersenyum dan mengatakan Akan saya jelaskan kepadamu nanti di hotel.

Seperti katanya Habib akan transit dulu selama satu hari satu malam, pun Ibu Tua itu.

Maka di ruang receptioner (ruang tunggu) Ia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan kemudian berjanji untuk bertemu di ruang lobi restaurant.

Sesuai kesepakatan keduanya akhirnya bertemu.

Kepada Habib Quraisy Ibu itu mengatakan Saya bukan orang Kristen, mengapa saya keluar dari Kristen ? karena saya menganggap Kristen itu hanya dongeng belaka.
Dan kalung ini bukan berarti saya Kristen, tapi kalung ini adalah pemberian almarhumah ibu saya.

Ibu Tua itu pun mengatakan bahwa Ia telah mempelajari beberapa agama, Kristen, Hindu juga Islam.

Ia juga sempat mengungkapkan ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di bilik wahyu Allah Swt dan hadits Nabi Muhammad SAW.

Ibu apa agamanya sekarang ? Habib bertanya.

Dia katakan Saya tidak beragama

Seandainya Ibu masuk agama Islam, begitu membaca syahadat, ibu akan langsung mendapat titel kiyai haji. Karena demikian luas ilmu yang ia miliki kata Habib.

Ia menjawab Mungkin karena saya belum dapat hidayah dari Allah.

Habib Quraisy sempat menetaskan air mata bersyukur kepada Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Al Quran dan lain sebagainya belum Allah izinkan untuk beriman kepada-NYA.

Sementara kita tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah SWT untuk menjadi seorang yang muslim.

Demikian kisah ajib ini.

Semoga yg membaca dan yang turut merilis kisah ini, dapat mengambil iktibar betapa bersyukurnya kita telah dianugrahkan iman.

Semoga Iman, Islam kita semakin bertambah kuat sampai ajal menjemput, sehingga kita termasuk orang yang husnul khotimah.

Tulisan 'Mahalnya Hidayah'.., yg dituturkan Hbb Quraisy b Qosim Baharun ...mungkin orang yg dimaksud  namanya Ann Marie Schimmel seorang ahli terkemuka dalam literature Islam & mistisisme (tasawuf), sebagai professor mengajar di 3 Universitas terkenal di 3 Negara berbeda,  dikenal memiliki ingatan fotografis.  
Wafat Pada tahun 2003 usia 80 tahun, entah bagaimana tentang keimanannya pada akhir umur nya...wallahu alam..

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 28 Mei 2018

Friday, 25 May 2018

KISWANTI : BERIBADAH DENGAN BUKU

KISWANTI :   BERIBADAH DENGAN BUKU

KISWANTI :  BERIBADAH DENGAN BUKU

“Dialah perempuan yang beribadah dengan buku. Keterbatasan ekonomi, ternyata bukan penghalang baginya untuk mencintai buku dan menebar virus kebaikkan , menolong sesama. Ia sangat senang bila buku-buku yang dikumpulkannya selama bertahun-tahun itu dibaca orang”.

Tak ada tujuan dibalik kiprah mulia itu selain ingin melakukan perubahan dan membangun kehidupan yang gemilang bagi masa depan anak-anak di desa Pemagarsari, Parung dan sekitarnya agar gemar membaca. Perjuangan itulah yang diemban Kiswanti  selama belasan tahun. Ia berjuang mengajak anak-anak warga sekitar agar mencintai buku.

Kini, kiprah kiprah Kiswanti ini berhasil ; anak-anak diparung itu menyukai membaca buku. Dari sanalah, dirumahnya kini berdiri tempat belajar bagi anak-anak usia dini(PAUD), SD,SMP, dana SMA. Buku buku yang ia kumpulkan bertahun-tahun pun sudah menjadi taman bacaan Warabal. Tapi, dibalik semua itu dulu Kiswanti membangun dengan jerih payah.

Putus Sekolah, Tapi Gemar Membaca
Lahir disebuah kampung di Bantul, Yogyakarta, 4 Desember 1965, ia tergolong anak yang kurang beruntung. Keinginan terus sekolah harus kandas oleh kondisi ekonomo keluarganya yang pada akhirnya harus memaksa Kiswanti kecil tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi setelah lulus dari Sekolah Dasar. Meski demikian, sang ayah menanamkan jiwa membaca sejak kecil pada Kiswanti muali usia 5 tahun.

Baca Juga "Meluruskan Makna Zuhud"

”Bapak saya ini itu bukanlah orang yang setiap minggu atau bulan dapat gaji, karena bakap saya itu seorang penarik becak. Tapi Bapak itu orang pertama yang mengenalkan saya gembar membaca dan cinta buku.Saat saya berusia 5 atau 6 tahun , ia menggunting huruf-huruf dikoran kemudian mengajarkan bagaimana cara membaca dari guntingan Koran itu”, Kisah Kiswanti.

Saat temen-temen sebaya masuk SD, Kiswantipun meminta sekolah. “Waktu itu yang membuat saya bertekad sekolah , karena saya ingin saya bisa masuk TV , ikut cerdas cermat. Jika tidak sekolah, tidak mungkin ada kesempatan masuk TV.

Itulah yang membuat saya gemar membaca … kata Kiswanti. Tetapi cita-cita itu kandas. Bahkan setelah lulus SD, dengan getir ia mendengar permintaan maaf sang ayah. “Tahun 1980, saya lulus SD. Dengan berat Bapak meminta maaf karena tidak bisa membiayai saya masuk SMP. Tapi bapak berpesan jika ingin pinter kau banyak-banyak baca buku.. Pulang bekerja , bapak membelikan buku atau Koran bekas, kenangnya pilu.

Sang ayah tidak ingkar janji , ia membelikan buku-buku buat Kiswanti. Meski tak bisa melanjutkan ke SMP , minat Kiswanti pada buku tak pupus. Bahkan ia mulaimengoleksi buku. Akhirnya tahun 1987, ia mulai merantau ke Jakarta bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar bisa beli buku. “Orang tua sempat melarang” Saya tak diizinkan. Dimata orang tua , semiskin-miskin kita masih ada pekerjaan lain selain itu. Tapi , saya beralasan , itu pilihan aman dan terlindungi. Disisi lain, saya yang lulusan SD tak mungkin bisa kerja di pabrik. Kebetulan niat kerja di Jakarta itu untuk menambah koleksi buku , dan majikan saya kebetulan memiliki koleksi buku banyak.

Saya sempat mengajukan untuk tak digaji engan uang, melainkan dengan buku. Itu karena saya ingin menambah buku saya yang waktu itu sudah mencapai 1500 buku. Tetapi majikan saya menolak, dan tetap menggaji saya dengan uang, kisah Kiswanti.

Tiga bulan kemudian, Kiswanti pun menerima gaji, sebagaimana niat awal kerja untuk menambah koleksi buku maka hasil kerja 3 bulan sebesar 120.000 ia belikan buku. Dari situlah , ia terus mengoleksi buku dan jumlah buku yang ia miliki terus bertambah.

Bersepada Ontel Meminjamkan Buku
Sekitar tahun 1998 , Kiswanti pindah ke Parung. Waktu itu, Parung masih sepi tak jauh beda dengan suasan Kampung halamannya. Tak tak sedikit anak-anak bermain kurang pengarahan , karena orang tuanya bekerja. Tapi yang lebih memeperihatikan di mata Kiswanti adalah anak-anak usia 5-6 tahun yang kerap berselisih dengan umpatan kata-kata kotor dan tidak senonoh Kiswanti mengelus dada.

Saya tak menyalahkan kenapa itu terjadi , tetapi saya berusaha mencari itu terjadi..?. Saya tak mungkin mengubah itu seperti membalik telapak tangan. Maka saya mengajak anak-anak itu bermain dan disaat bermain itu, mereka senang. Tapi kemudian saya menerapkan syarat-syarat bagi mereka yang ingin bermain dengan saya tak boleh mengucapkan kata-kata lu, gua, isi kebon binatang, isi toile dan sejenisnya.

Ada beberapa peraturan seperti itu, dan saat mereka terkondisikan dan senang saya mulai memperkenalkan buku dengan cara bercerita. Tetapi, cerita dari buku bacaan itu tidak saya selesaikan karena saya ingin tahu ; apakah ada minat baca dalam diri anak-anak itu..?” ujar Kiswanti yang oleh anak-anak dipanggil Bude.

Perjuangan mengajak anak-anak bermain untuk menanamkan minat baca itu berjalan kurang lebih 4 tahun. Setelah enam tahun para wargapun mulai menyadari peran Kiswanti dan buku yang dimilikinya. Tentu saja hal itu membuat Kiswanti ingin merambah wilayah lebih jauh. Maka, niat mengajak orang-orang yang jauhpun menjadikan Kiswanti harus keiling kampung dengan sepeda Onthel seraya menjua jamu.

“Karena saya ini ingin orang yang jauh dari saya tahu tentang keberadaan saya dan buku, maka saya mengayuh sepeda onthel menawarkan buku-buku saya untuk dipinjam dengan geratis. Kebetulan orang tua itu tua saya pedagang jamu dan saya hanya bisa meracik kunyit asem. Akhirnya saya berkeliling bersepeda menjual jamu dan menawarkan kepada orang-orang untk membaca buku-buku yang saya bawa . Maka setiap kali saya keliling itu, saya menawarkan jamu dan buku. Siapa yang ingin sehat minum jamu..?. Siapa yang ingin pintar baca buku..?. Uang dari kalian membeli jamu , bisa saya belikan buku-buku baru dan kalian pinjam kembali. Itu satu-satunya jalan untuk menambah koleksi buku saya, kisah Kiswanti saata masih keliling  menawarkan pinjaman buku kepada warga Parung.

Warabal dan Tempat Belajat
Kini, koleksi-koleksi buku bisa dinikmati warga Parung. Sebidang ruangan pun menjadi Taman Bacaan yang diberi nama Warabal. Taman Bacaan yang dirintis Kiswanti inipun tidak hanya menjadi tempat belajar, namun lantaran keterbatasan ruang, sedang animo masyarakat tak terbendung , tempat belajar pun kurang memadai. Bahkan Kiswanti merelakan ruang tamunya untuk menjadi tempat ruang Komputer.

Demikianlah kiprah dan perjuangan tak kenal lelah Kiswanti. Dalam keterbatasan , ia tetap berjuang meminjamkan buku-buku harta berharga yang ia miliki saya mau sedekah uang namun kebutuhan saya hanya cukup untuk kami sekeluarga, ingin sedekah senyum sedang saya dikasih wajah begini oleh Allah. Ya saya syukuri tapi belum tentu semua orang menerima senyum saya meski senyum saya berusaha tersenyum ikhlas.

Sementara saya punya banayak buku , karena itu saya ingin mengajak mereka membaca buku saya dengan geratis. Saya meminjamkan buku geratis bisa dimasukkan dalam Katagori beribadah, jelas Kiswanti “Beribadah dengan Buku” seperti yang tertulis jelas di Warabal.

Kiprah Kiswanti tentu saja mengundang decak kagum. Kita patut berterima kasih kepadannya. Apalagi jika diantara kita ada yang mau menyisihkan tenaga, pikiran dan materi untuk ikut membantu perjuangan Kiswanti ini.

Semoga kisah diatas dapat menginspirasi dan lebih banyak interopeksi diri terutama bagi guru-guru sekarang ini yang jauh lebih beruntung dari sosok Kiswanti diatas menjadikan lebih mempunyai tanggungjawab moral terhadap anak didiknya dalam memandaikan atau mencerdasakn murid-murinya sebagai generasi penerus bangsa yanga lebih baik, dengan gaji yang jauh lebih dari cukup dibandingkan seorang sosok Kiswanti diatas.

Sosok Kiswanti tidak ada yang membayar berjuang sendiri dengan ikhlas tanpa pamrih, dan seharusnya malu jika guru-guru sekarang ini yang nasibnya sudah diperhatikan pemerintah apalagi yang sudah mempunyai label dan menyandang guru Profesional lebih malu lagi jika dalam mencerdasakan anak bangsa hanya berorientasi dan berbasis Sertifikasi saja dan apa yang ia lakukan hanya sekedar gugur kewajiban saja, tanpa mengedepankan mutu dan kwalitas atau input siswa.

Dan lebih memalukan lagi jika Guru Profesioanal hanya lebih mengedepankan Tunjangan Profesinya daripada mencerdaskan anak didiknya seakan tanggungjawabnya sebagai guru sudah mulai bergesar dari tempatnya dan hanya berorientasai dunia semata tanpa sedikitpun memikirnya amal yang sangat mulia yang diemban seorang guru, jika setiap individu memahami makna guru sejati apalagi jika diniati dengan ibadah yang terkandung didalamnya sungguh sangat mulia.

Dan semoga dunia pendidikan yang ada di negeri ini jauh lebih baik dan banyak bermunculan mental-mental guru seperti Kiswanti yang berjuang tanpa pamrih untk mencerdasakan anak-anak generasi penerus bangsa ini dan dunia pendidikan yang sudah mulai dipenuhi dengan ambisi,kepentingan, politik, dan jabatan tanpa memikirkan efek dan apa yang akan dipikul anak cucu kita mendatang.

Semoga di masa mendatang banyak bermunculan Kiswanti-Kiswanti baru di negeri ini dan dapat mengubah pendidikan dan membangun generasi mudah yang lebih baik dan amanah di negeri ini yang sudah mulai banyak krisis kepercayaan rakyat terhadap pejabat-pejabat yang sudah menjamur budaya Korupsi
Semoga Amiiiin.

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com -

ISLAM BRUNAI DARUSSALAM

ISLAM   BRUNAI DARUSSLAMA


ISLAM    BRUNAI DARUSSALAM



“Jika Islam Indonesia bisa diibaratkan sebagai arus angin yang keras, maka Brunai adalah semilir angin yang sejuk. Tradisi melayu yang kuat , system monarki Islam yang kukuh , serta kemakmuran yang merata seantero negeri, membuat muslim Brunai menjalankan Islam tanpa perlu “ribut-ribut.”
Baca Juga "Memahami Kata Tadarus"
Apa yang terlintas jika nama Brunai Darussalam disebut..?. Tentu yang utama adalah kemakmuran. Negara mungil yang berada di Negara Borneo itu memang sangat tersohor sebagai negeri yang kaya raya. Minyak dan gas bumi yang melimpah adalah penyebabnya. Kemakmuran itulah yang dipandang pelbagai pihak sebagai penyebab adem ayemnya kehidupan beragama disana.

Membayangkan muslim Brunai tak jauh beda dengan muslim Singapura dan Malaysia. Rumpun bangsa yang sama dengan kondisi perekonomian Negara yang baik membuat muslim di tiga Negara ini cenderung tipikal.Memiliki Ghirah keislaman yang baik, dibanjiri fasilitas yang menunjang kehidupan beragama mereka dan sangat setia dengan tradisi ahli sunnah wal jamaah yang sudah berakar dimasyarakat melayu. 

Sebagaimana Jazirah Melayu umumnya, termasuk Indonesia di bagian Sumatera dan Kalimantan,  Tradisi Brunai dibentuk dari pengaruh kuat Hindu dan Islam. Tumbuhnya kesultanan-kesultanan Islam di Jazirah ini pasak yang kuat menghantarkan kehidupan Islam sampai sekarang. Kesultanan-kesultanan ini merata di semua wilayah, baik yang kecil, maupun yang besar.

Namun Brunai kelihatan lebih konservatif dibandingkan Malaysia. Penjualan dan penggunaan Alkohol diharamkan. Bila ada orang non muslim yang masuk mereka hanya dibenarkan membawa bir dalam jumlah terbatas.Maklumat resmi dari Negara yang dikeluarkan pada tahun 1990-an membuat club-club malam ditutup di sana.toh, kebijakan ini nyaris tak menghadirkan gejolak berarti di Brunai. Bayangkan bila ini terjadi di Indonesia..?.

Akar yang Panjang
Brunai termasuk kerajaan tua di tanah Melayu. Selisih kerajaan brunai didapatkan pada batu Tarsilah yang menuliskan Silsilah Raja-raja Brunai yang dimulai dari Awang Alak Betatar, raja yang mula-mula memeluk agama Islam (1368) sampai kepada Sultan Muhammad Tajuddin, Sultan Brunai ke-19 yang memerintah antara 1795-1804 dan 1804-1807.

Dalam catatan sejarah china ,Brunai dikenal dengan nama Po-li, Po-lo, Poni atau Puni dan Bunlai. Dalam catatan Arab dikenal dengan nama Dzabaj atau Randj. Catatan tradisi lisan diperoleh dari Syair Awang Semaun yang menyebutkan Brunai berasal dari kata Barunah yaitu tempat yang sangat baik.

Dasbor " Cerita Rahsia Illahi 1"
Dasbor "Cerita Rahasia Illahi 2"

Dalam tradisi lisan tersebut seorang bernama Pateh Berbai dan rombongan suku Sakai yang dipimpin berniat mendirikan negeri baru. Ditemukanlah kawasan strategis yaitu sebuah tempat yang diapit bukit dan kaya akan sumber air. Daerah itu juga terdapat sungai yang sangat memadai untuk jalur transportasi dan kaya akan ikan. Disanalah terucap Barunah dan kemudian bermertamorforsis  menjadi Brunai.

Replica stupa yang dapat ditemukan di Pusat Sejarah Brunai menjelaskan bahwa agama Hindu – Budha pada suatu masa dahulu pernah dianut oleh penduduk Brunai. Sebab telah menjadi kebiasaan dari para musafir agama tersebut , apabila mereka sampai disuatu tempat mereka akan mendirikan stupa sebagai tanda serta pemberitahuan mengenai kedatangan mereka untuk mengembangkan agama tersebut di tempat itu.

Replica batu Nisan P’u Kung Chi Mu, Batu Nisan Rokayah binti Sultan Abdul Majid ibni Hasan ibni Muhammad Shah Al-Sultan, dan Batu Nisan Sayid Alwi Ba-Faih (Mufaqih) turut pula menggambarkan kedatangan agama islam di Brunai yang dibawa oleh musafir , pedagang dan mubaligh-mubaligh Islam. Kerja dakwah inilah yang membuat Islam sangat berpengaruh dan memperoleh tempat dihati penduduk local maupun keluarga kerajaan Brunai.

Namun, peneliti sejarah mempercayai terdapat sebuah kerajaan lain sebelum berdirinya Kesultanan Brunai. Catatan orang Tiongkok dan orang Arab menunjukkan, kerajaan perdagangan kuno ini ada di muara Sungai Brunaiawal abad ke-7 atau ke -8 Kerajaan itu memiliki wilayah cukup luas meliputi Sabah, Brunai, dan Serawak.

Kerajaan awal ini pernah ditakhlukkan kerajaan Sri Wijaya yang berpusat di Sumatra pada awal abad ke-9 Masehi dan seterusnya menguasai Borneo utara dan gugusan kepulauan Filipina. Kerajaan ini juga pernah dijajah kerajaan Majapahit yang berpusat di pulau Jawa tetapi berhasil membebaskan dirinya dan kembali sebagai sebuah negeri yang penting.

Pada awal abad ke-15, Kerajaan Malaka dibawah Pemerintahan Prameswara mengambil alih perdagangan Brunai. Perubahan ini menyebabkan agama islam lebih tersebar diwilayah Brunai. Kejatuhan Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 membuat Sultan Brunai mengambil kembali kepemimpinan Islam.

Abad ke-15 hingga abad ke-17 adalah masa perluasan kekuasaan Kesultanan Brunai. Waktu itu kekuasaan Brunai merambah Kalimantan dan Filipina. Pada tahun 1839, James dari Inggris datang ke Serawak dan menjadi raja di sana serta menyerang Brunai , sehingga Brunai kehilangan kekuasaan atas Serawak. Pada masa yang sama  Persekutuan Borneo Utara Britania sedang meluaskan penguasaannya di Timur Laut Borneo. Pada tahun 1888, Brunai menjadi sebuah negeri dibawah perlindungan kerajaan Inggris. Pada tahun 1906, Brunai menerima satu lagi langkah perluasan kekuasaan Inggris saat kekuasaan eksekutif dipindahkan kepada seorang Residen Inggris , yang menasehati Baginda Sultan dalam semua perkara ,kecuali yang bersangkut –paut dengan adat istiadat setempat dan agama.

Pada tahaun 1967 Omar AliSaifuddin III yang telah turun dari tahta dan melantik putranda sulungnya Hassanal Bolkiah, menjadi sultan Brunai ke 29. Baginda juga berkenan menjadi menteri pertahanan setelah Brunai mencapai kemerdekaan pada 1 Januari 1984 dan disandangkan Gelar Paduka Seri Begawan Sultan. Pada tahun 1970, pusat pemerintahan negeri Brunai Town, telah diubah namanya menjadi Bandar Seri Begawan untuk mengenang jasa Baginda.Mutlaknya kekuasaan sultan yang memegang kendali pemerintahan dan juga bertindak sebagai pemimpin agama menjadikan Brunai menjadi salah satu Negara yang paling stabil dari segi politik di Asia.

Al-Banjari.
Sebagai Negara Islam resmi Brunai membawa symbol-simbol Islam dan dalam lambang – lambang negaranya. Motto negeri ini adalah, “Selalu menuruti Arahan Tuhan” dalam pengertian selalu menjalani tuntunan yang sudah ditetapkan syariat Islam.

Lagu kebangsaan juga begitu. Sekalipun ada jejak Inggris yang kental terasa, Brunai tetap mengedepankan keislamannya dengan menjadikan, “Allah Peliharakan Sultan” sebagai lagu kebangsaan mirip dengan lagu kebangsaan Inggris, “God Save The Queen”.

Kira-kira dua pertiga penduduk Brunai adalah orang melayu. Kelompok etnik minoritas yang paling penting dan menguasai ekonomi Negara adalah orang Tionghoa (Han) yang memenuhi lebih kurang 15% jumlah penduduknya. Etnis-etnis ini juga menggambarkan bahasa-bahasa yang paling penting ; Bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta bahasa Tionghoa, Bahasa Inggris juga dituturkan secara luas , dan terdapat sebuah komunitas ekspatriat yang agak besar dengan sejumlah besar warga Negara Inggris dan Australia.

Bila direntang dalam seabad yang berjalan , keberislaman masyarakat Brunai tak bisa lepas dari peran ulama’-ulama’ Indonesia, terutama yang berasal dari Kalimantan. Ulama Brunai awal diantaranya adalah : Syarif Ali, Syarif Mufaqqih al-Muqaddam, Syeikh Adam, Sulaiman Abdur dan Sayid Abu Bakar. Sayid Abu Bakar ini adalah kakek Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjar, ulama tasawuf terkemuka asal Indonesia dari Banjar Kalimantan.Beberapa ulama’ asal Banjari memang banyak yang menyeberang ke Brunai dan melaksanakan dakwah disana.

Pada zaman dulu hampir-hampir tidak ada ulama besar yang berasal dari banjar yang terlepas dari pada kaitan dengan Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari, penyusun Kitab Sabil Al-Muhtadin, yang sangat masyur itu. Kaitan ini terjadi dua hal, kaitan ilmu, guru murid atau nasab. Adakalanya hubungan itu terkait keduanya.

Salah satu jejak langkah Al-Banjari dalam Keislaman Brunai dapat dijumpai pada Datuk Haji Ahmad Banjar. Sebelum datang ke Brunai beliau terlebih dulu telah memperoleh aliran ilmu Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari yang turun kepada beberapa orang anak beliau. Datuk Haji Ahmad Banjar hanyalah sezaman dengan cucu-cucu ulama’ besar itu. Kemantapan dilanjutkan di Mekkah. Beliau berguru dengan banyak ulama’ diantaranya : Syeikh Ahmad Khathib bin Abdul ghaffar as-Sambasi, yang juga salah satu ulama’ terkemuka Indonesia asal Kalimantan, Guru dari Syeikh Nawawi Al-Bantani.

Jejak inilah yang membawa tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah, juga berkembang di Brunai Darussalam karena peran dari ulama’-ulama’ tasawuf dari Kalimantan. Nilai dan ciri keberislaman warga Brunai karenanya tak jauh beda dengan Indonesia dan masyarakat melayu pada umumnya. Akidah yang dianut adalah, “Alhi Sunnah wal Jamaah” menurut metode Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur al-Maturidi. Madzab fiqih yang dianut adalah Syafi’i.

Tentang tasawuf tetap berpedoman dan berpegang teguh dengan kitab-kitab pelajaran tasawuf seperti karangan-karangan Imam Al-Ghazali. Demikian juga pegangan tentang amalan, secara rutin tiada sekali-kali ditinggalkan amalam Tarekat Qadriyah-Naqsyabandiyah yang beliau terima langsung daripada gurunynaSyeikh Ahmad Khathib Sambas yang sangat terkenal itu.

Ulama’ – ulama’ asal Kalimantan tersebut memiliki kewenangan yang luas berkat mashurnya ketinggian ilmu mereka. Datuk haji Ahmad banjar, yang disebut diatas, menjabat sebagai Pengawas Perkembangan Agama Islam di Brunai Darussalam. Selain itu, beliau juga pernah menjadi hakim memutuskan perkara-perkara umat.

Masjid Omar ‘Ali Saifuddien yang berdiri megah dipinggir sungai Brunai di Bandar Seri Begawan , menjadi symbol bagaimana rahmat Islam di Negeri Brunai. Masjid yang merupakan masjid terindah di Asia Tenggara itu adalah bukti bahwa kerajaan dan masyarakatnya berkomitmen membawa Islam ke tempat yang tertinggi.

Bangunan masjid ini mempunyai bentuk arsitektur Islam Klasik, dihiasi dengan Mozaik emas, batu marmer dan kaca berwarna-warni. Menaranya mempunyai lift dan kubahnya dibuat dari emas setiap satunya berukuran 53 dan 54 meter tinggi

Masjid ini telah dibuka resmi oleh Duli Yang Maha Mulia Maulana Al-Sultan Haji Omar ‘Ali Saefudien Sa’adul Khairi Waddien, Sultan Brunai ke-28 pada hari Jum’at 1958. Masjid ini dapat menampung jamaah sebanyak 3.000 orang.

Demikianlah, Brunai tak lain adalah saudara dekat kita dimana tradisi keberislamannya berakar sama dengan islam Indonesia, khususnya yang berbasis melayu di Sumatra dan Kalimantan. Komitmen kuat mewujudkan kehidupan agama yang kondusif dan sedapat mungkin memakmurkan kehidupan rakyatnya membuat islam Brunai berjalan dengan tenang, tak perlu ribut-ribut, dipolitisir atau dijadikan bagian dari industry hiburan seperti di Negara kita.

( Berbagai Sumber)

Wallahu ‘alam Bhisawab
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 26 Mei 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...