DITENGAH PESTA MINUMAN KERAS
“ Jony (25 tahun) berdiri setengah sempoyongan.
Badannya oleng kekanan kekiri . Dua kakinya tak mampu menyangga berat badannya.
Sementara ditangan masih memegang sebotol minuman keras. Tak lama kemudian ia
ambruk.“
DASBOR"RAHASIA ILLAHI 1"
DASBOR"RAHASIA ILLAHI 2"
DABOR"SIRAMAN RUHANI"
DASBOR"RAHASIA ILLAHI 2"
DABOR"SIRAMAN RUHANI"
Muda
senang-senang, tua masuk surga. Mungkin inilah filosofi keliru yang dianut
sebagian orang – seperti Jony dan kawan-kawan yang hanya memikirkan kesenangan
dan kenikmatan semata. Hidup bagi kalangan ini adalah hura-hura.
Mumpung masih muda, fisik
masih kuat dan masih bisa mencari uang, masa muda merupakansaat paling tepat
untuk mereguk kenikmatan sepuasnya. Toh nanti saat usia senja dan meninggal
dunia, ada waktu dan ruang untuk memperbaiki diri sehingga peluang surga tetap
bisa diperoleh.
Namun bagi kita, pemahaman
seperti ini tentu menggelikan. Sebab bagaimana mungkin seseorang bisa menjamin
dirinya masuk surga ..?. Orang yang menghambakan dirinya sepenuhnya kepada Sang
Khaliq dalam setiap detak nafasnya pun tak akan berani menjamin dirinya masuk surga,
apalagi orang-orang yang jauh dari-Nya bahkan mengisi hari-harinya dengan
hal-hal yang membuat murka-Nya.
Rasanya api jauh dari
panggang. Orang yang tahu diri tentu menyadari betapa dirinya tidak mempunyai
daya apa-apa, belum bisa berbuat banyak, masih berlumur dengan dosa, dan terus
interopeksi dan memacu diri agar semakin dekat dengan Allah.
Namun Jony tidak lah
demikian senang atau nafsunya terlampiaskan itu esensi dari mensyukuri nikmat
yang ada, tanpa peduli apakah yang tampak menyenangkan dimatanya diridhai oleh
agama yang dipeluknya atau tidak.
Karena kesembronoan Jony
memuaskan dahaganya akan kesenangan dunia dan menganggap
remeh-larangan-larangan Allah, Ia menuai akibatnya. Ia tewas dalam kondisi
mengenaskan saat sedang berpesta minuman keras dengan teman-temannya dirumah.
Kebiasaan Buruk
Jony hidup disebuah
perkampungan yang agak jauh dari perkotaan. Akan tetapi bukan berarti lokasi
yang tidak terlalu dekat dengan perkotaan membuat dirinya jauh dari
perkembangan di luar. Tidak , karena pada dasarnya segala sesuatu yang baik,
maupun yang buruk, juga sudah merambah ditempat tinggal Jony.
Dalam kondisi demikian,
mampu tidaknya seseorang menatap dunia beserta imbasnya tergantung
masing-masing individu. Bila mampu membedakan mana yang layak untuk ditiru,
dipelajari dan mana yang harus dibuang jauh-jauh, tentu tidak akan menjadi
soak. Masalahnya, bila hanya sekedar meniru dari apa yang kita lihat atau
bahkan mudah tergoda oleh pergaulan yang salah, maka jelas itu menjadi problem
serius.
Sayangnya kondisi psokologis
Jony labil. Ia mudah sekali terpesona oleh gelimpangan kesenangan dunia yang
semu. Ia tumbuh dalam lingkungan keuarga yang kurang agamis sehingga cara
berpikirnya pun cenderung pragmatis. Dunia pendidikan mulai dasar hingga
menengah pun dijalani, namun apa yang didapatnya rasanya masih kering
kerontang.
Pasalnya, Ia mengabaikan
nilai-nilai agama , karena pendidikan dimaknai sebagai jaminan masa depan
belaka. Menurutnya, pendidikan adalah sarana untuk memperoleh pekerjaan yang
layak. Tak mengherankan setelah menamatkan SMA, ia pun berniat mencari
pekerjaan dengan mengandalkan ijazah serta sedikit keterampilan yang dimiliki.
Harapannya dengan bekerja, ia tak perlu merepotkan orang lain lagi.
Karena dengan penghasilan
sendiri, ia bebas menggunakan penghasilannya untuk apapu tanpa perlu meminta
kepada orang taunya. Hari berganti hari, minggu deminggu terlewati, malahan
sudah kesempatan untuk bekerja di instansi yang diinginkan belum juga datang
padanya.
Semula lelaki ini masih
sabar menunggu, tapi penantian lama yanh tak jelas itu akhirnya membuat dirinya
putus asa. Ia stress merasa mimpi-mimpinya tak mungkin digapai. Pelariannya
adalah berkumpul dengan sesame teman-temannya yang sama-sama tak punya
pekerjaan yang jelas. Nongkrong, kelutyran, kesana kemari tanpa tujuan yang
jelas.
Dalam hati Jony
berkata,ketimbang sedih menyesali nasibmujur yang tak kunjung datang, lebih
baik melupakannya semuannya. Pekerjaan teman-teman Jony tidak menentu terkadang
mengamen dari satu tempat satu ke tempat yang lain, kadang-kadang menjadi
tukang parker.
Parahnya setiap kali mereka
mendapatkan uang dari kerjanya selalu tidak berumur lama , karena selalu ludes
untuk kesengan semata, seperti keluyuran malam atau mabuk-mabukkan. Mereka
biasanya patungan untuk mendapatkan barang-barang yang diinginkan. Singkat
cerita, kebiasaan buruk Jony dan gerombolannya terus berlangsung dari waktu ke
waktu.
Waktu terus bergulir hingga suatu
saat datanglah salah seorang saudara Jony menghampiri. Ia bermaksud menawarkan pekerjaan
disebuah perusahaan yang memang lagi butuh beberapa karyawan . Tawaran ini
bagai mimpi disiang bolong tatkala dirinya sudah melupakan impian untuk bekerja
disebuah perusahaan. Secepat kilat, lelaki ini menyetujui.
Mulailah Jony menapaki
kehidupan baru. Cita-citanya untuk mandiri, berdiri diatas kaki sendiri
terpampang didepannya. Dari pagi hingga sore, ia mnejalani rutinitas sebagai
karyawan kecuali hari sabtu dan minggu dan tanggal merah.Malamnya kembali
kumpul bersama teman-teman lamanya sekedar bercengkrama hanya sekedar
melepaskepenatan dan beban kerja setelah seharian bergumul dengan pekerjaan.
Kebiasaan lama pun terulang.
Setiap dua atau tiga hari mereka
berkumpul disuatu tempat yang mereka sepakati dan menenggak minuman keras
bersama. Menjelang tengah malam, mereka menghentikkan dan pulang kerumahnya
masing-masing.
Apabila malam minggu tiba,
merekapesta kecil-kecilan bersama. Lagi-lagi menenggak minuman keras bersama
hingga larut malam hingga tidak jarang sampai dini hari. Pagi harinya, toh Jony
bisa istirahat seharian penuh. Jony benar-benar menikmati kebahagiaan semu itu,
tak perduli dengan norma-norma agama yang ada yang mengaturnya. Memang ia tahu
bahwa agama melarangtentang mengkonsumsi minuman keras, tapi ia mengacuhkannya.
Persetan dengan sedikit pengetahuan ajaran agama yang pernah dipelajarinya.
Sebenarnya Jony juga banyak
mendengarmelalui Koran-koran atau berita-berita di televise tentang dampak
orang yang mengkonsumsi minuman keras atau narkoba. Di antaranya banyak kasus
tersebut, tak tak sedikit dari orang kalangan biasa hingga pejabat yang diciduk
oleh polisi akibat menyalah gunakan obat-obatan atau minuman keras yang
terlarang itu.
Demikian pula, banyak orang
tewas akibat over dosis, menenggak minuman keras secara berlebihan, bahkan
dengan cara dioplos dengan berbagai campuran yang sungguh tak lazim untuk di
konsumsi. Akan tetapi sebagai contoh tersebut tak pernah menyurutkan kebiasaan
buruk Jony.
Menurutnya, mereka yang
ditangkap itu memang sengaja memamerkan kecerobohannya didepan petugas, yakni
dengan menenggak dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang ditempat-tempat
keramaian seperti, di diskoticque night club, dan café-café yang memang
setiapwaktu rentan digerebeg.
Karena kebiasaan buruk ini
terus berlanjut ini terus berlanjut, tak ayal jika gaji yang diperoleh Jony pun
tak pernah tersimpan lama dalam kantongnya. Di samping itu ongkos transport
setiap harinya, selebihnya untuk melampiaskan kesenangan bersama
teman-temannya.
Malapetaka di Malan itu
Mabuk sudah menjadi hal biasa
bagi Jony dan kawan-kawan. Hanya saja, itu dilakukan bukan di tempat umum.
Meski biasa mabuk, ia tetap tak ingin merugikan orang lain.
Bosan dengan minum yang
biasa-biasa saja, ia dan eman-temannya pun mulai bereksperimen dengan dengan
mencampur minuman keras dengan bahan-bahan lain yang tidak wajar dan tak lazim
untuk digunakan yang sungguh membahayakan nyawannya. Seperti, Bensin, alcohol.
Spritus, obat nyamuk dan sebagainya. Dengan cara itu , mereka mengira mereka
bakal mendapatkan kenikmatan yang lebih sensasional dibandingkan sebelumnya,
yang pada hakekatnya hal itu sudah jelas-jelas maut akan mengintai dirinya dan
teman-temannya.
Mereka tidak perduli dengan
apa yang mereka lakukan yang bisa mempercepat kematiannya. Karena oplosan
berbagai bahan yang sangat membahayakan untuk dikonsumsi.di awal eksperimennya,
mereka memang sepertinya menemukan kenikmatan baru sehingga mereka ketagihan untuk terus mencoba
lagi dari biasanya dengan menambahkan dosis oplosannya.
Suatu saat, pada malam
Kamis, Jony sempat berujar kepada teman-temannya agar mau datang ketempatnya
besok malam Minggu. Untuk maksud apa, tak satupun teman-temannya mengetahui.
“Ada apa kawan, kok tak
seperti biasanya..?. kata Soni
“Nanti kalian juga akan tahu
sendiri. Seperti biasa lah “, jawab Jony
“OK”, yang lain menimpali.
Mereka berpisah dimalam itu. Waktu menunjukkan jam sebelas malam.Jony sendiri
segera meluncur kerumahnya. Matanya merah jalannya agak sempoyongan.
Malam yang dinantikan tiba.
Penduduk sudah mulai menutup rapat-rapat pintu rumahnya karena hari mulai
merambat malam. Keempat teman Jony berharap-harap cemas, kejutan apa yang
diberikan kepada Jony seperti yang dijanjikan sebelumnya. Cuaca malam itu
sedikit mendung. Keheningan malam mulai merayap. Jam 9 malam mulai berlalu
sekitar 20 menit yang lalu, mereka masih duduk-duduk di halaman sambil menyedot
rokoknya. Asap-asap membumbung. Sesekali mereka meminum kopi yang sudah terhidang sejak tadi.
“Son, cari ditempat biasa”,
ujar Jony memecah pembicaraan sembari menyerahkan sejumlah uang padanya.
“Hari ini aku ulang tahun.
Aku ingin merayakan bersama kalian biar semuanya aku yang membiayai kini mala
mini nikmati sepuasnya tambah Jony.
Seketika mereka bersorak
seraya member ucapan selamat kepada sang tuan rumah. Mereka baru mengetahui
maksud dari ucapan yang dijanjikan Jony tempo hari.
Alunan music dangdut segera
terdengar dari tape recorder pelan. Sambil manggut-manggut mengikuti alur
hentakkan music, mereka menyantap hidangan yang telah disediakan sang tuan
rumah. Satu jam lewat, akhirnya apa yang ditunggu-tunggunya datang juga. Satu
persatu segera menyambut kedatangan kedua temannya yang membawa sekantong
plastic besar berisi minuman keras dan oplosannya.Minuman keras mulai dituang
kemudian dicampur dengan bahan-bahan yang
sudah ada.
Pesta pun dimulai, seteguk
demi seteguk , minuman panas itu masuk kedalam kerongkongan mereka>
Hentakkan irama dangdut masih menemani, sementara ruangan sudah penuh dengan
kepulan asap rokok. Suasan bertambah panas.
Malam semakin larut, kelima
pemuda itu tenggelam dalam surga dunia. Beban pikiran yang mengelayuti pikiran
mereka seolah srina. Bahkan oplosan semakin banyak dituangkan dalam cairan
alcohol tersebut. Baunya sungguh bisa membuat kepala orang yang tak biasa
menjadi pusing. Entah mungkin sudah biasa, kegilaan mereka justru semakin
menjadi –jadi. Secara perlahan, cairan, panas tersebut terus mereka tenggak.
Akibatnya bicara mereka
ngawur, takkaruan. Rupanya kesadaran mereka berangsur-angsur hilang. Jony
berdiri setengah sempoyongan. Badannya oleng kekanan, kekiri. Dua kakinya tak
mampu menahan berat badannya. Sementara ditangan masih memegang sebotol minuman
keras oplosan.
Ditangan kanannya terselip
sebatang rokok yang tinggal menyisakan beberapa hisapan saja.Matanya nanar dan
merah padam. Dalam hitungan detik ia sudah roboh tak sadarkan diri. Ia ambruk.
Cairan dalam botol digenggaman tangannya tumpahberserakkan dilantai.Ia jatuh
dalam posisi tengkurap. Tubuhnya kejang-kejang kemudian terdiam.
Dua temannya yang masih
melek, mendelik melihat pemandangan itu. Keduanya keheranan dan rasa takut
mulai menghantui mereka. Mereka terus memelototi sang tuan rumah yang telah
terkapar. Adapun dua teman Jony yang lain juga mengalamai hal yang serupa.
Keduanya klenger ditempat duduknya. Tak berselang lama, kedua pemuda yang
tadinya masih bisa menyaksikan ketiga temannya yang sudah tak sadarkan diri
menyusul.
Pemandangan memilukkan
sungguh benar-benar terjadi dalam sebuah pesta minuman keras malam itu. Malam
ulang tahun yang berujung malapetaka. Malam yang diharapkan bisa memuaskan
kelima pemuda berubah menjadi malam yang mengerikan dan mengundang malaikat
maut datang. Botol-botol dan gelas-gelas berserakkan diatas meja. Cairan
tertumpah dimana-mana. Bau asap rokok dan aroma bir bercampur dengan bensin,
obat nyamuk, merebak. Kelimanya sekarat seolah-olah menyambut sang Malaikat maut
yang sebentar lagi menghampiri mereka.
Tak ada yang tahu tentang
kejadian itu.Barulah sejam kemudian diketahui, setelah ada petugas ronda
keliling yang mencurigai rumah Jony yang daun pintunya masih sedikit terbuka.
Petugas itu mendatanginya dengan maksud memberitahukan agar pintu rumah dikunci dari dalam. Tetapi alangah kagetnya
ketika mengetahui keadaan didalamnya mendapati kelima pemuda terkapar dilantai dalam kondisi yang
mengenaskan.
Aroma arak masih menyengat.
Minuman keras dan dan cairan yang tumpah, botol dan gelas bercecer diaman-mana.
Dua diantara mereka telah tewas, sementara yang tiga lainnya masih terdengar
detak nafasnya. Warga lain yang segera mengetahui kejadian itu membawa
ketiganya kerumah sakit, Namun ditengah perjalanan nyawa ketiganya pun menyusul
temannya yang sudah tidak bernyawa sebeblumnya.
Kelimanya meninggal ditengah
pesta minuman keras. Na’udzu billah mindzalik
Semoga cerita diatas bisa
menjadi I’tibar bagi kita semua bahwa apa-apa yang dilarang oleh agama pasti
ada madharatnya bagi kita. Hidup
ini sebenarnya simple jika kita mau menjauhi larangan dan mau menjalankan
perintah agama Insya Allah hidup kita akan selamat dunia Akhirat. Semoga kita
bisa menjadi orang yang istiqamah dalam menjalankan perintah dan larangan-Nya
Amiiin. .
Wallahu a’lam bis-shawab
( dikutip dari Majalah Hidayah )