Blog Konten Islam

Sunday 8 July 2018

RAKUS HARTA SAUDARA, HARTA HABIS TERBAKAR

RAKUS HARTA SAUDARA,   HARTA HABIS TERBAKAR

Dasbor "Rahasia Illahi 1"

RAKUS HARTA SAUDARA
HARTA HABIS TERBAKAR

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka-sama suka di anatara kamu “.

Ayat diatas melarang untuk berlaku dzalim terhadap harta orang lain. Kita dilarang mengambil harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu dengan tipu daya atau merampas harta milik orang lain yang bukan milik kita.


Dalam perjalanan hidup ini , kita tentu sering mendengar orang-orang yang suka mengambil harta orang lain dengan dzalim, baik harta tetangganya maupun harta saudaranya sendiri. Kita bisa mengambilpelajaran dari mereka , bagaimana harta yang mereka kumpulkan selama bertahun-tahun , tiba-tiba lenyap dalam hitungan menit saja. Kisah-kisah nyat seperti itu sering terjadi di dunia ini. Hal ini sesungguhnya semata-mata sebuah peringatan Allah, baik kepada orang yang bersangkutan atau kepada manusia lainnya sebagai pelajaran (Ikhtibar). Kisah nyata dibawah ini salah satu contohnya.


Siang itu, tiba-tiba masyarakat Desa Mojo Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah dikagetkan dengan kobaran api yang keluar dari rumah Pandi. Api itu makin lama kian besar dan ganas melahap rumahnya. Rumah itu memang dalam keadaan sepi. Keluarga Pandi sedang tidak ada dirumah. Pandi sendiri berada disawah ketika kebakaran itu terjadi.


“Di mana Pandi..?, tanya yang lainnya.
“Oh dia sedang ada di sawah”, kata yang lainnya lagi.
“Cepat panggil dia dan beritahukan kepadanya kalau rumahnya terbakar”, kata orang yang pertama kali menyaksikan rumah itu terbakar.


Maka pergilah seseorang untuk memberitahu kejadian itu kepada Pandi. Setelah diberitahu , betapa terkejutnya Pandi dan seolah merasa tidak percaya apa yang didengarnya itu.


“Apa..?! Rumah saya terbakar…?!”, tanya Pandi seolah tidak percaya.
Pandi kemudian bergegas pulang kerumahnya. Setelah sampai dirumah Pandi sudah menemui beberapa masyarakat yang sedang bergotong royong memadamkan api yang makin lama kian membesar itu.


Pandi makin emosi saja mendengarnya.Lama sudah masyarakat berusaha memadamkan api itu namum belum bisa dipadamkan. Malah api itu makin membesardan terus-menerus menyapu bagian – bagian bangunan rumah Pandi.


“Braaak…!”.
Tiba-tiba saja dua ekor sapi yang sejak tadi terjebak didalam rumah yang terbakar itu menerobos pintu depan rumah Pandi untuk menyelamatkan diri dari kobaran apiyang ganas. Kulit-kulitnya sudah melepuh karena terbakar api.


“Aduh sapi-sapai kesayanganku..! Untung kamu bisa menyelamatkan diri “, ucap Pandi sambil mengelus-ngelus kedua ekor binatang itu.


“Tolong, amankan dulu sapi-sapi saya ini di tempat yang jauh dari sini”, suruh Pandi kepada salah seorang yang hadir disana.


Belum lama Pandi merasa senang dengan selamatnya sapi-sapi kesayangannya itu, tiba-tiba dia terkejut kembali ketika suara gemuruh menyeruak cukup keras ketelinganya.
“Bruuuuk…!”.
Tiba-tiba rumah Pandi ambruk ketanah hanya tiang-tiang penyangga rumah itu saja yang masih berdiri, dan itupun hanya sebagian saja yang masih berdiri dan sudah gorong.


“Aduh rumahku..! Kenapa nasibku begini..?, Apa yang menyebabkanmu terbakar..?, ratap Pandi penuh penyesalan. Pandi tertunduk lemas setelah rumahnya ambruk hampir rata dengan tanah.Dia menyesali dirinya sendiri menyalahkan diri sendiri.


Setelah cukup lama menyesali nasibnyaitu, Pandi kemudian bertanya kepada orang – orang yang hadir disana.
“Kalian tahu enggak, apa yang menyebabkan rumah saya terbakar..?,
“Kami tidak tahu Pan karena ketika kami datang rumah itu sudah dalam keadaan terbakar”, jawab mereka.
Sejenak Pandi terdiam, mencoba mengingat-ingat apa saja yang ada didalam rumah ketika ditinggalkan untuk pergi kesawah tadi.


“Wah, saya lupa memadamkan obat nyamuk, yang aku hidupkan tadi pagi untuk keperluan sesuatu.Mungkin itu yang menyebabkan rumah saya terbakar”, ucap Pandi menduga-duga.


Tidak terasa haripun sudah hampir sore dan menjelang malam hari. Sebagian masyarakat sudah ada yang kembali kerumah masing-masing sisanya masih lagi ada ditempat kejadian sambil mengobrol tentang terbakarnya rumah Pandi.


Esok harinya dan hari-hari berikutnya masyarkat kembali melakukan aktivitasnya masing-masing begitupun dengan Pandi dan dua ekor sapi kesayangannya.


Namun lukanya yang cukup parah, Pandi tidak kuasa melihat sapi-sapi itu bila terus dipertahankan hidup. Dengan berat hati. Akhirnya sapi-sapi itu disembelih. Meskipun masyarkat lega dengan berhasilnya kobaran api itu dipadamkan, tetapi mereka sesungguhnya menyimpan tanda tanya besar, mengapa hanya rumah Pandi saja yang terbakar..?, Bukankah rumah Pandi begitu dekat dengan rumah-rumah yang lainnya, Bahkan hampir berhimpitan..?. Padahal, api yang membakar rumah itu pun begitu hebatnya seperti ular besar yang menyambar-nyambar kesegenap penjuru arah.


Memakan Harta Warisan Saudaranya.
Menurut pengakuan Warsidi (24 Thn), tidak ada sebab yang jelas kenapa rumah Pandi tiba-tiba terbakar. Tapi menurut Pandi sendiri, rumahnya terbakar karena lupa mematikan obat nyamuk itu ketika dirinya hendak pergi kesawah. Dan anehnyasemua tetangga dekatnya sendiri tidak ada yang tahu . Kebakaran itu baru ketahuan ketika apinya sudah membesar.


“Tuhan Maha Adil. Kalau harta kita didapatkan dari jalan haram, maka Tuhan pun akan membalasnya dengan balasan yang setimpal. Begitupun sebaliknya “, ujar Warsidi menjelaskan, kenapa rumah Pandi tiba-tiba terbakar.


Memang benar, harta yang didapatkan oleh Pandi tidak sedikit yang dihasilkan dari merampas milik saudaranya sendiri. Dulu ketika orang tua Pandi meninggal dunia , orang tuanya itu mewariskan semua harta kekayaannya kepada anak-anaknya. Semua anak-anaknya mendapatkan jatah yang sama. Dibagi secara adil oleh orang tuanya.


Tapi, beberap hari kemudian, Pandi mulaibersikap tidak baik terhadap saudar-saudarnya. Sikap rakusnya mulai muncul. Dia mencoba ingin menguasai semua pemberian orang tuanya yang telah diberikan kepada saudara-saudaranya . Dengan berbagai cara akhirnya usaha Pandi tidak sia-sia. Dia berhasil menguasai semua kekayaan saudara-saudaranya hasil warisan orang tuanya.


“Sebagai saudara paling tua ,Pandi sangat berkuasa sekali terhadap saudaranya yang lainya. Dia merasa paling berhak memiliki harta warisan orang tuanya”, ujar Ramirah (75 Thn).


Anehnya, saudara-saudara Pandi tidak kuasa melakukan perlawanan terhadap saudara tuanya itu. Mereka hanya bisa menyesal setelah harta kekayaannya diambil. Sebagi adik, mereka hanya bisa mengelus dada. Mereka tidak mau dan tidak berani membawa perkara tersebut ke pengadilan. Biarlah, Allah swt saja yang membalasnya.


“Adik-adiknya merasa kesal dengan sikap Pandi kakaknya itu. Akhirnya mereka berdoa agar di akhir hidupnya kakaknya mengalami nasib yang tidak baik”, ujar Warsidi lebih lanjut.


Ternyata doa saudara-saudara muda Pandi diakabulkan oleh Allah swt. Rumah dan kekayaan Pandi akhirnya lenyap seketika karena terbakar. Bagi Pandi sendiri, setelah rumahnya habis terbakar, sikapnya mulai berubah. Dia mulai sadar dengan kesalahannya dirinya. Kesalahan yang telah diperbuatnya kepada adik-adiknya.


Sementara itu adik-adik Pandi tidak menaruh dendam kepada kakaknya itu. Mereka tetap mau menerima Pandi dan keluarganya menumpang dirumah mereka sebelum Pandi mampu membangun kembali rumahnya.


Setelah cukup lama menumpang hidup dirumah saudar-saudaranya , akhirnya Pandi berniat membangun kembali rumahnya. Karena tidak punya cukup uang Pandi pun menjual tanahnya yang merupakan satu-satunya harta kekayaan berharga yang tersisa darinya. Tidak lama kemudian berdirilah rumah barunya itu. Walaupun bentuknya lebih kecil dari rumah sebelumnya namun sudah cukup beruntung bagi Pandi karena akhirnya dia punya rumah sendiri.


Begitulah akhirnya Pandi merintis kembali kehidupannya yang sudah hancur akibat rumahnya terbakar itu. Menurut Ramira, di akir hidupnya Pandi terserang penyakit lumpuh, yang membuatnya tidak bisa berjalan dan bekerja. Hari-hari Pandi praktis dilakukannya di tempat tidur, menyesali hidupnya yang tidak beruntung itu. Sampai ajal menjemputnya Pandi mengalami kelumpuhan.


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 9 juli 2018

KISAH KEAJAIBAN SHOLAT HAJAD

KISAH KEAJAIBAN   SHOLAT HAJAD

Dasbor 'Rahasia Illahi 2"


KISAH  KEAJAIBAN
SHOLAT  HAJAD

“ Sholat tahajjud dan hajat yang dulunya tidak pernah ia lakukan dengan sungguh-sungguh kini ia mulai kerjakan kembali. Kejajaiban pun terjadi…? “.

Suara berisik terdengar seperti layaknya orang-orang yang sedang bertransaksi di pasar. Para siswa tengah berlarian , bercanda dan saling mengganggu. Kegiatan mengajar hari itu benar-benar menyita seluruh energynya. ANak-anak juga susah ditertibkan. Ada yang berjalan seenaknya ada yang mengobrol dan ada yang bercanda. Sudah beberapa kali ia menegur dan memberi peringatan, tapi mereka hanya berhenti sebentar, kemudian mengulangi lagi kegaduhan itu.

Firman tidak begitu konsentrasi, karena kakinya mulai berdenyut – denyut. Ia khawatir serangan reumatiknya kambuh lagi. Ia benar-benar tidak tahan lagi setiap kali penyakit itu kambuh. Persendiannya seperti digergaji , sakitnya sampai keubun-ubun. Saking sakitnya sedikit saja kena senggol, ia sudah menjerut dan mengeluarkan air mata.


Firman bergegas pulang, rasa sakit itu semakin menghujam. Ia tahu ini permulaan dari rasa sakit itu. Biasanya virus reumatik arthritis yang menyebabkan reumatik, berinteraksi selama dua malam, dan itu puncak segala rasa sakit. Kalau sudah sampai tahap itu biasanya ia tidak berdaya, menggeletak, dan tidak bisa berbuat apa-apa.


Sungguh, hal ini rasakan sebagai penderitaan yang luar biasa. Dan itu akan selalu berulang ketika daya tahan tubuhnya terabaikan makan tidak teratur, bekerja tanpa istirahat, dan stress yang berlebihan. Sudah berbagai cara ia tempuh agar penyakit itu sembuh. Beberapa dokter ahli menjadi langganannya, tapi penyakitnya tidak kunung sembuh, Beberapa pengobatan alternatifpun ia coba, namun hasilnya juga tidak memuaskan.


Penyakit nampaknya seperti tidak pernah lepas dari kehidupannya. Pada awalnya, Firman menderita penyakit maag sejak tahun 2001. Itu akibat pola makannya tidak tertur. Juga akibat kegemarannya yang sering mengkonsumsi makanan yang merangsang prosuksi asam lambung, seperti makanan pedas, asam, atau yang berminyak-minyak.

Ia biarkan saja penyakit itu bersarang di lambung kirinya. Firman merasa tidak berkesempatan untuk mengurusnya. Sebagai guru, ia selalu dikejar-kejar waktu, karena ia mengajar di beberapa tempat. Disamping itu banyak tugas tambahan yang harus diselesaikan. Ini terus berlangsung hingga berbilang tahun.


Setelah menikah istrinya dengan telaten memperhatikan menu, gizi dan jadwal makannya. Tapi itu kalau mereka bersama dirumah, sedangkan kegiatan sering banyak diluar rumah.


“Mas, jangan lupa makan! Kesehatannmu jauh lebih berharga disbanding kesibukkan yang tidak akan pernah selesai itu”, begitu istrinya sering mengucapkan.


Pernah suatu hari, ketika firman sedang mengajar di kelas tiba-tiba kepalanya terasa pusing, pandangannya berkunang-kunang, dadanya sakit luar biasa, dan tubuhnya gemetar. Ia berusaha tenang dan tegar didepan puluhan siswa. Namun ia tidak kuat. Tiba-tiba sekelilingnya terasa gelap, dan lantai yang diinjaknya terasa bergoyang. Ia pun kehilangan keseimbangan. Akhirnya, ia jatuh terkulai dilantai, tak sadarkan diri.


Setelah sadar, Firman telah terbaring dirumah sakit. Di sekelilingnya ia melihat istri dan dua anaknya, serta sanak keluarga serta siswa-siswanya. Kesedihan tergambar diwajah mereka.


Hanya dua hari firman terbaring dirumah sakit itu. Ia minta pulang, karena ia tidak betah. Mulanya dokter yang merawat enggan memberi izin pulang. Alasannya ia baru dua hari diopname. Sedangkan kesehatannya belum pulih benar. Tetapi ia bersikeras ingin pulang, akhirnya permohonannya dikabulkan. Dengan syarat ia harus mengikuti rawt jalan.


Berminggu-minggu firman berobat secara rawat jalan. Setiap hari dokter datang kerumah. Mengontrol perkembangan kesehatannya. Terkadang ia diberi obat tidak jarang pula ia hanya diberi nasehat. Segala nasehat dan ajnuran dokter selalu ia laksankan sesuai dengan kemampuannya. Namu, rasanya kesehatannya belum  juga pulih. Penyakit yang bersemayam di tubuhnya belum ada tanda – tanda hilang. Bahkan menurut dokter yang merawatnya penyakit maagnya semakin berat saja.

Indikasi beratnya penyakit maag juga ia rasakan dengan seringnya ia muntah bila perutnya kemasukkan makanan. Di lambung kirinya bahkan timbul benjolan sebesar telur ayam kampung, terasa sakit sekali dan kedua matanya berwarna kekuning-kuningan.


Atas saran dokter, Firman kembali masuk rumah sakit, setelah seminggu dirawat inap penyakit mulai sembuh. Hari kesepuluh ia diperbolehkan pulang. Anehnya, setelah dua hari dirumah, Firman kembali muntah-muntah. Ia merasakan perih di lambung , dan demam sebelum dan sesudah makan. Terkadang nyeri dipinggang dan ditulang. Ia takut kalau itu batu empedu iapun segera memeriksakan diri kembali ke dokter. Firman bersyukur ternyata bukan batu ginjal tetapi reumatik.


Menurut dokter, penyakit reumatiknya disebabkan oleh infeksi virus. Penderita biasanya demam. Beberapa hari kemudian terasa nyeri pada persendian , tulang, dan otot, disertai bercak,bercak merah di kulit mirip penyakit demam berdarah.


Dan disinilah penyakit yang kahir-akhir ini datang secara berkala. Terutama bila kondisi tubuhnya tidak fit. Kesibukkan menumpuk, istirahat kurang, dan sering lupa memperhatikan gizi makanan. Keluarganya juga mengingatkan agar hidup dengan santai tidak tegang.


“Pak Firman harus hidup mencontoh Rasulullah saw yang tidak berlebih-lebihan. Sesuatu yang berlebih-lebihan itu aka nada dampaknya “, begitu nasehat salah seorang sahabatnya. Menurutnya, segala sesuatu ada takaranya. Kalau melewati takaran itu, akan luber kemana-mana, dan menjadi bibit penyakit.


“Serius mencari nafkah adalah anjuran agama dan kewajiban setiap laki-laki, tapi itu juga ada batasannya dan waktunya. Ada saat istirahat, ada waktu untuk makan, dan ada waktu untuk beribadah”, tambahnya lagi. Masukkan itu sangat berharga. Firman mencerna semua itu dengan hati terbuka.


Sebelum penyakitnya bertambah parah, firman berusaha untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Tuhan,Pencipta dirinya yang kepada-Nya nanti ia akan kembali. Ia memutuskan untuk tidak berobat lagi kerumah sakit, mengingat biaya pengobatan yang mahal, sementara kebutuhan hidup dan keluarganya semakin membengkak ia berharap, dengan lebih mendekatkan diri kepada_Nya , akan ringanlah segala penderitaanya selama ini.


Firman melakaukan perenungan secara jujur  tentang hidup dan masa lalunya. Ia menyadari sepenuhnya selama ini ia sering melalikan kewajibannya sebagai hamba Allah swt. Melalikan bukan arti ia tidak melakukannya. Tapi perhatiannya sebagai hamba Allah swt lebih condong pada duniawi, sehingga kewajiban akhirat ia lakukan separuh hati. Seperti sholat yang sering ia kerjakan  sambil lalu dan akhir waktu.


Kadang sholatnya juga layak dipertanyakan kualitasnya. Ia bukan berkomunikasi degan allah swt sebagai hamba dan penciptanya yang penuh cinta dan harap, tapi lebih kepada beban yang harus selalu dituntaskan secepat mungkin. Sehingga kadang ayat-ayatnya ia baca dengan tergesa-gesa, saking cepatnya. Astagfirullah.


Selama ini Firman juga merasa enggan bersedekah. Rasanya berat sekali mengeluarkan harta , karena masih banyak kebutuhan lain. Ia pun sering merasa dendam , iri hati, dengki, marah-marah, tanpa sebab yang jelas. Ia mudah tersinggung pada sesuatu hal yang sebenarnya sepele.


Karena itu, ia merasa wajar bila sekarang Allah swt menipakan semacam ujian kepadanya dengan penyakit reumatik dan maag kronis yang dideritanya.


Foirman segera berbenah diri, menyesali kealpaannya, dan memohon ampun kepada Allah swt. Ia ingin menebus semua itu semua kelalain dan sifat-sifat jeleknya. Ia ingin bertaubat. Pertobatan yang ia lakukan dengan sungguh-sungguh kepada_Nya.


Firman membuktikan pertobatannya itu dengan banyak membaca amalan-amalan, rajin sholat diawal waktu. Disamping itu ia juga mulai rajin kembali membaca Al-Quran, berdzikir , bershalawat, dan memperbanyak istigfar. Sholat hajat dan Tahajud , yang dulu tidak pernah ia lakukan dengan sungguh-sungguh kini ia senantiasa lakukan.


Oleh seorang ulama kharismatik didaerahnya, Firman dianjurkan mengerjakan sholat hajat 41 malam berturut-turut, untuk kesembuhan penyakitnya. Waktunya pada malam hari dan lebih afdhal lagi kalau di lakukan ditengah malam.


Pada awalnya terasa berat. Tetapi dia tidak berputus asa. Ia terus mencoba dan dicobanya lagi. Akhirnya sholat hajat 41 malam yang dimulai malam Jum’at ia selesaikan juga.


Firman mengucap syukur, beberapa hari kemudian penyakit maag dan reumatiknya sembuh. Subhanallah, Allah swt berkenan menerima taubat dan mengabulkan permintaannya.


(Demi menjaga kerahasiaan dan nama baik, semua nama pelaku (kecuali nama tempat) yang tercantum dalam kisah ikhtibar ini telah disamarkan)

Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 9 Juli 2018

BANJIR, JALIL DAN KOTAK AMAL

BANJIR, JALIL   DAN KOTAK AMAL

DASBOR" RAHASIA ILLAHI 2"

BANJIR, JALIL DAN
KOTAK  AMAL

“ Yang aneh, dipinggir pusaran air itu terdapat sebuah kotak amal yang biasa ditenteng Jalil. Kotak amal itu terus berputar-putar, namun tidak tenggelam kedalam pusaran air itu…”

Langit sore menjelmakan lembayung yang indah. Senja merangkak tua. Malam akan tiba . Seorang lelaki berusia lebih dari separuh baya keluar dari dalam rumahnya, siapa lagi kalau bukan Jalil. Ciri khas yang selalu namapak pada diri Jalil adalah sebuah kopiah yang selalu menempel diatas kepalanya yang tidak pernah pas, kopiah itu biasa menceng kekiri, menceng kanan atau kadang seperti ingin jatuh kedepan. Ciri lain yang menonjol pada Jalil juga terlihat pada perlengkapan sholat yang dipakainya. Sarung yang melekat ditubuhnya seperti tak bisa meliliti dipinggangnya dengan baik. Mungkin kain sarung itu sering merosot , sehingga Jalil tidak pernah melilitkan kain dipinggangnya, tetapi selalu memegang dua ujung kain itu.

Baca Juga "Mati Dikeryok Sekawanan Tikus"

Ciri khas itu adalah penampilan Jalil yang dapat membuat orang tersenyum saat melihatnya. Namun rupanya orang yang tinggal satu kampung dengan Jalil cukup mengerti siapa itu Jalil. Orang yang mengenalnya tak pernah mau mengejek dengan berlebihan, apalagi merendahkan Jalil, namun sesekali orang suka bergurau dengan Jalil hanya sebatas gurauan.

“Lil, kamu mau kemana..?, itu gurauan ang terdengar saat bertemu dengan Jalil. Dan biasanya Jalil menjawab dengan suara yang lucu. Jalil bilang sudah waktunya sholat Magrib dan sering mengajak orang untuk bersegera ke masjid untuk sholat magrib.

Saat berada di masjid, Jalil dengan segala keluguannya menjalankan ibadah sholat. Ia kurang suka dengan anak-anak yang bercanda di masjid, maka ia akan memarahi anak-anak tersebut.

Yang menarik pada Jalil saat menjalani sholat, ia melafadzkan takbiratul ihram dengan suara yang keras dengan gerakkan tubuh yang lucu. Tapi mungkin jamaah yang lain sudah terbiasa dengan keadaan Jalil hal itu tidak menjadikan Jamaah merasa terganggu. Begitu juga seusai sholat dan dilanjutkan dengan sesi pengajian, Jalil pun mengambil tempat duduk paling depan. Atau kalau jalil datang terlambat, ia tetap mengambil duduk paling depan dengan melewati jamaah yang sedang kyusu’mendengarkan tausiah sang ustadz, namun Jalil dengan segala kepolosannya tetap melakukan apa yang ia inginkan , bahkan ia harus dapat mencium tangan sang ustadz sebelum ia mendapatkan tempat duduk yang paling depan.

Baca Juga "Ketika Makam Sang Pendosa Digali"

Jalil & KOTAK AMAL.
Selain rutinitas ibadah sholat dan duduk di majlis taklim. Jalil juga punya kegiatan untuk menjalankan kotak amal. Beberapa saat lamanya Jalil juga dipercaya menjalankan kotak amal untuk mengutip sedekah dari para jamaah sebelum sholat jum’at atau padamomen tertentu yang diselenggarkan panitia masjid.Dengan difungsikannya Jalil sebagai penjaga kotak amal , semakin akrablah keberadaan Jalil ditengah para jamaah, bahkan Jalil kemudian melebarkan sayap kebiasaannya untuk membantu masjid dalam hal mengumpulkan dana yang dapat dipergunkan untuk biaya operasional masjid atau biaya lainnya.

Ia pun mulai menjalankan kotak amal keliling kampung atau bahkan keluar kampung, bahkan samapi kepasar-pasar tradisional. Alhamdulillah, kotak amal jariyah yang ditenteng Jalil hampir setiap harinya selalu terisi dengan nilai yang cukup lumayan, sehingga dana masjid yang terkumpul lewat upaya Jalil cukup lumayan setiap bulannya.

Itulah Jalil, dengan kotak amal yang ditentengnya setiap hari saat keluar masuk kampung, hingga terkesan Jalil dengan kotak amal yang ditentengnya kesana kemari itu paket yang tidak boleh dipisahkan. Tiada hari tanpa kotak amal bagi Jalil.

Sebuah kisah tentang kotak amal yang selalu ditenteng Jalil juga menjadi serangkaian peristiwa yang membuat siapa saja mengakui kedekatan jalil dengan kotak amal.

Baca Juga"Seorang Ateis Hafizh Quran"

BANJIR.
Hari itu, mendung menggantung tebal dikampung Jalil, hujan sebentar lagi turun mungkin akan lebih lebat dari hujan yang kemarin, warga setempat sudah dapat menduga kalau kampung mereka tempati tak lama lagi akan mengalami kebanjiran. Apalagi di pos rukun warga sudah terpampang pengumuman akan kedatangan banir dengan ketinggian yang tertulis jelas.

Dengan adanya pengumuman tersebut warga setempat tak terlihat panic, sebab hal itu sudah terbiasa. Begitu juga dengan keluarga Jalil. Mereka menganggap banjir setinggi yang tertulis dipapan pengumuman pos RW tak mebuat mereka segera mengungsi.

Benar saja, ketika banjir datang dengan ketinggian yang sudah diperhitungkan warga tak bergeming dari rumah tinggal mereka. Warga masih tetap bertahan termasuk juga keluarga Jalil. Mereka yang hijrah ke posko pengungsian hanyalah mereka yang rumahnya berada diposisi terendah atau berada di bantaran.

Hujan yang terus mengguyur seharian membuat volume air semain meninggi. Luapan mengalir ketempat-tempat yang terendah. Termasuk juga ketempat kampung Jalil tinggal. Hitung-hitungan ketinggian air yang tercatat dipapan pengumuman pos RW sudah melampaui kenyataan yang terjadi. Ketinggian air sudah diluar batas toleransi.

Maka bergemalah pengumuman yang dipancarkan melalui corong –corong pengeras suara di masjid dam mushalla kampung tetangga hal itu dilakukan karena aliran listrik dikampung tempat Jalil tinggal sudah dipadamkan dari tempat pelayanan PLN. Kampung itu menjadi gelap gulita, hanya cahaya lilin atau petromak atau juga dari lampu-lampu bertenaga listrik yang sudah di charge.

Jika pengumuman sudah bergema dari corong-corong pengeras suara di masjid atau mushalla tetangga, penduduk kampungpun mulai mengungsi ketempat yang lebih aman. Termasuk juga keluarga jalil.

Malam pun terus merangkak ditengah musibah banjir yang melanda kampung Jalil. Warga yang mengalami kelelahan sehabis berjabaku dengan air banjir, pun mulai terlelap ditempat pengungsian masing-masing. Termasuk juga Jalil. Namun ketika malam semakin tua dan waktu subuh sudah hampir datang, Jalil terbangun dan langsung beraktivitas. Jalil keluar dari rumah pengungsian dan bergerak kegenangan air yang masih meluap. Mungkin Jalil hanya sekedar ingin buang air kecil atau mengambil air wudhu.

Seorang warga yang sempat menyaksikan dari kejauhan apa yang dilakukan oleh Jalil sempat berteriak agar Jalil berhati-hati. Namun teriakkan itu seperti tak didengar Jalil. Jalil terus saja bergerak dan peristiwa itu terjadi. Jalil terseret derasnya air hanyut terbawa banjir.

Heboh terjebur dan hanyutnya Jalil di air banjir membuat keluarga dan juga warga panic. Semua berusaha mencari Jalil dengan cara sebisa mereka , namun sejauh itu, usaha mereka tak kunjung berhasil. Salah seorang warga kemudian melaporkan musibah hanyutnya Jalil kepada TIM SAR yang sedang bertugas. Serentak, tim SAR pun menindak lanjuti laporan warga. Mereka langsung membentuk tim pencarian. Dibantu oleh warga tim SAR terus berupaya mencari Jalil. Naun sudah berbilang jam, semua usaha tak menuai hasil. Jasad Jalil belum bisa ditemukan.

Di dalam semua upaya pencarian yang ditempuh, sesuatu yang tiada disangka terjadi. Sesuatu yang cukup aneh dan mungkin diluar logika. Di tengah arus banjir yang cukup deras itu, terlihat sebuah pusaran air. Yang aneh, dipinggir pusaran air itu terdapat sebuah kotak amal yang biasa dibawa Jalil.

Kotak amal it uterus berputar – putar namun tidak ikut tenggelam kedalam pusaran air tersebut. Wallahu a’lam Bhisawab. Lebih dari itu, tidak jauh dari terlihatnya kotak amal yang berbputar mengikuti pusaran air disitulah jasad Jalil ditemukan. Seolah kotak amal yang selalu menemani keseharian Jalil dalam mengutip amal jariah telah menjadi satu petunjuk akan keberadaanjasad Jalil, sosok yang mencintai ibadah di masjid.
Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 9 Juli 2018

Saturday 7 July 2018

MENGAMALKAN DOA IBRAHIM JASAD TIDAK TERSENTUH API

MENGAMALKAN DOA IBRAHIM   JASAD TIDAK TERSENTUH API

Dasbor "Rahasia Illahi 2"


MENGAMALKAN DOA IBRAHIM
JASAD TIDAK TERSENTUH API                               
“ Hai api, jadilah engkau dingin dan selamatkan Ibrahim (QS. Al-Anbiya :69) “.

Satu malam, kebakaran hebat terjadi disebuah pemukiman padat penduduk. Kebakaran itu menghanguskan empat rumah sekaligus. Dalam kebakaran tersebut harta benda ludes dimakan sijago merah. Hanya tinggal puing-puing saja. Kebakaran itu juga merenggut empat nyawa. Kesemuanya tidak bisa diselamatkan. Api melahab keempat jasad manusia tersebut.

Baca Juga "Akhir Kisah Pejabat rakus"

Peristiwa itu terjadi dipertengahan malam, sehingga penghuninya tidak bisa dan tidak sempat melarikan diri dan akhirnya terjebak didalam rumah yang sudah terkepung oleh ganasnya kobaran api. Sekitar 30 menit api menjalar begitu cepatnya, karena kala itu angin begitu kencang.

Di samping itu pemukiman warga yang padat mengakibatkan api mudah menjalar dengan cepat. Ditambah lagi bangunan rumah yang 70 persennya terbuat dari bahan kayu. Hingga mempermudah api menjalar.

Petugas pemadam kebakaran mengalami kesulitan untuk menembus lokasi karena sempitnya gang-gang yang mengitari lokasi. Hingga kemudian pemadam kebakaran dapat menakhlukkan api sekitar 40 menit lamanya. Itu pun sebelumnya dibantu oleh warga sekitar yang terbangun dari tidur mereka karena suara gaduh yang ditimbulkan dari teriakkan warga akibat adanya kobaran api dan asap yang ditimbulkannya.

Setelah api dapat ditakhlukkan, petugas kebakaran kemudian menyisiri rumah yang sudah hangus terbakar. Salah seorang anggota keluarga penghuni rumah menjerit histeris karena rumahnya sudah hangus terbakar. Lebih dari itu, sebeb jeritannya lantaran suaminya bisa dipastikan terjebak didalam rumah ketika api itu menyerang rumah mereka. Pasalnya, suaminya berada didalam kamar, sementara dirinya tidur di ruang tamu, sehingga tidak bisa membangunkan suaminya.

Baca Juga "Saat Sakaratul Maut Seperti Ayam di Sembelih"

Suaminya sudah tiga hari ini sedang sakit , sehingga fisiknya begitu lemah. Maka, bisa dipastikan pula, karena sakitnya itu suaminya tidak bisa menyelamatkan diri. Tak hanya dirinya yang menangisi kejadian itu. Tetanggapun menangis begitu kencangnya, karena kedua anak kecilnya terjebak didalam rumah.

Begitu juga dengan tetangga dekatnya. Ada satu orang yang terjebak didalam rumah , dan bisa dopastikan iapun tidak lolos dari kobaran api. Maka, ada empat orang yang terjebak didalam rumah yang berderet itu.

Benar saja, keempat orang yang dikhawatirkan itu memang sudah tidak tertolong lagi. Keempatnya sudah terbakar, bahkan badanya hangus. Namun dari keempat jasad itu, anehnya ada satu jasad masih utuh dari kobaran api, meski ia termasuk yang terjebak didalam rumah. Jasadnya mulus disbanding korban lainnya dan tubuhnya sama sekali seperti tidak tersentuh api. Wargapun merasa kaget, karena tidak mungkin jasad itu tidak hangus, padahal tempat tidurnya pun sudah hangus.

Jasad pria itu masih bersih kulitnya. Hanya baju dan celananya yang terbakar tapi anehnya tubuhnya masih mulus tak melepuh sama sekali. Warga merasa keheranan. Antara percaya dan tidak percaya. Tidak mungkin, secara nalar manusiawi kulit jasad pria itu bisa tidak hangus dari kobaran api yang sangat dahsyat itu. Karena kulit manusia sangat tipis, dan besar kemungkinan kulit manusia akan meleleh bila terkena kobaran api yang sangat besar.

Pria yang menjadi obyek ketakjuban itu memang sudah tidak bernyawa lagi. Ia tergelatak dengan baju yang sudah hangus. Nyawanya tidak tertolong, Bersama tiga orang tetangga itu. Keesokkan harinya setelah jasadnya dibawa kerumah sakit , dan dipulangkan kembali di kampung tersebut jelaslah bahwa jasad pria itu memang masih utuh dan sama sekali tidak terlihat luka bakar. Mulus dan putih seolah kematiannya bukan karena kebakaran. 

SEDEKAH DAN DOA.
Pria yang jasadnya tidak terbakar itu bernama Ahmadi. Sebut saja begitu namanya Ahmad setiap harinya berprofesi sebagai tenaga keamanan disalah satu kantor swasta. Ia sudah lama menjadi satpam kurang lebih 15 tahun sudah ia jalanai profesi itu. Ia memiliki satu istri dan  dua orang anak. Kedua anaknya beserta istrinya selamat. Ketika malam kejadian itu anaknya sedang tinggal bersama mertuanya dilain kampung. Sementara istrinya tertidur diruang tamu usai menonton televise.

Setelah ditelusuri kebakaran itu berasal dari konsleting listrik dari rumah tetangganya. Karena rumah mereka berdekatan dan sebagian besar bangunan rumah terbuat dari bahan kayu maka api sangat mudah membakarnya.

Baca Juga "Ke Insyafan Eks Pembunuh Dibayar Nyawa"

Siang hari sebelum kejadian kebakaran itu, Ahmadi tidak terlihat keluar rumah. Ia sedang mengalami sakit demam. Sudah tiga hari ia tidak masuk kerja. Pulasnya tidur malam itu bisa jadi karena efek samping dari obat yang ia konsumsi sebelum tidur. Ketika api mulai menjalar kekamarnya, istrinya hanya mampu berteriak dan tidak bisa membangunkan apalagi menyelamatkan suaminya. Istrinya langsung keluar dan meminta bantuan warga sekitar untuk menyelamatkan suaminya.

Namun, ajal berkata lain. Allah swt sudah menentukan ajalnya. Ia meninggal dunia bersamaan dengan peristiwa itu. Meski demikian, jasad Ahmadi ternyata tidak “tersayat Api” oleh tajamnya kobaran api. Warga sangat terkejut dan sangat keheranan. Karena, peristiwa itu sungguh sangat luar biasa dan baru kali itu orang mati terbakar tubuhnya tidak tersentuh oleh api sama sekali dan ini tidak bisa di nalar oleh akal manusia.

Yang pasti, warga mulai menerka-nerka dengan apa yang terjadi dengan Ahmadi. Pria yang dikenal sangat ramah dan baik hati itu akhirnya meninggal dunia . ahmadi dikenal sebagai sosok pria yang rajin beribadah. Manakala berada dirumah, ia tidak ketinggalan untuk sholat berjamaah di mushalla. Ahmadi juga termasuk warga yang senang bergaul dan tidak pernah membuat masalah dengan tetangganya.

Salah seorang yang merasa kehilangan dengan sosok Ahmadi adalah Ustadz Armani. Sebut saja begitu namanya . Ustadz Armani mengenal dekat almarhum Ahmadi lantaran ia adalah ketua mushalla di lingkungan tersebut. Hampir setiap hari ia bertemu Ahmadi di mushalla setiap waktu sholat tiba, terutama untuk sholat magrib, isya’ dan subuh. Sementara dzuhur dan Ashar , Ahmadi memang jarang terlihat di mushalla karena ia berada ditempat kerja.

“Ahmadi orangnya rajin beribadah. Ia sangat menyesal manakala tidak bisa sholat berjamaah. Ia sedapat mungkin bisa sholat dengan berjamaah. Selain itu, salah satu karakter yang disukai Ahmadi ia adalah sosok yang rajin bersedekah. Meski ia tergolong orang yang sederhana secara ekonomi , naun saat masuk mushalla , ia tak lupa menyisihkan uang dikotak amal “, tutur Ustd Armani mengenang.

“Hai ini”, tugas Ustd Armani, “membuat saya kagum. Bagaimana tidak ..?. dia orangnya baik , suka menolong dan rajin sholat berjamaah”.
Baca Juga “ Keutamaan Sholat berjamaah “.
Ustad Armani pun menceritakan bahwa almarhum Ahmadi sering menjalankan atau menagamalkan doa-doa Nabi Ibrahim. Hal ini ia ketahui kala dia sedang berbincang sanatai dengan Ahmadi, “Dia tidak pernah lupa untuk membaca doa Nabi Ibrahim seperti dikutip dalam Al-Quran yang diamalkan oleh Ahmadi . Kedua doa itu terdapat dalam QS. Ibrahim dan QS. Ash-Shaaffat.

“Ya Tuhanku. Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat , ya Tuhan kami perekanankanlah doaku. Ya Tuhan kami beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisap (hari kiamat) “, (QS. Ibrahim :40-41)

Kemudian doa yang lainya adalah “Ya Tuhanku, anugrahkanalah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh”. (QS. Ash Shaaffat “100) Kedua doa itu diamalkan setiap usai menjalankan sholat lima waktu.

Meski pernah bergaul dengan Ahmadi, Ustd Armani tidak tahu persis  berapa kali doa itu diwiridkan oleh Ahmadi. Ia juga tidak tahu apalagi yang diamalkan oleh AHMADI.

Namun demikian Ustd Armani menyimpan suatu hikmah dari peristiwa yang menimpa Ahmadi. Menurutnya bisa, jadi apa yang menimpa Ahmadi ada hubungannya dengan doa-doa yang diamalkan, terutama doa-doa Nabi Ibrahim. Tapi, bisa jadi pula hal ini tidak ada hubungannya . Hanya Allah swt yang tahu.

Ia menegaskan bahwa Nabi Ibrahim adalah Rasul yang sangat taat kepada Allah swt dan tidak pantang mundur dalam berdakwah. Salah satu peristiwa yang mudah diketahui oleh masyarakt umum adalah peristiwa dibakarnya Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud. Karena murkanya yang luar biasa pada Nabi Ibrahim , maka Raja zalim itu memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Nabi Ibrahim dan membakarnya secara hidup-hidup.

Peristiwa ini kemudian dikenal oleh masyarakat modern sebagai peristiwa pembunuhan manusia yang keji dan kejam. Dengan begitu mudahnya Nabi Ibrahim dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup. Namun , karena Nabi Ibrahim adalah seorang Rasul, Allah swt menjaga dan menolongnya.

Nabi Ibrahim meminta kepada Allah swt untuk mendinginkan sifat dasar api. Api yang biasanya panas menjadi dingin. Karena dingin dan tidak panas itlah , maka Nabi Ibrahim selamat dan tubuhnya tidak tersentuh panasnya api yang semestina.
“Hai Api jadilah engkau dingin serta selamatkanlah Ibrahim..! (QS. Al-Anbiya :69).

Dalam hal ini, tegas Ustad Armani, memang sangat berlebihan apabila peristiwa yang menimpa Ahmadi disamakan dengan apa yang menimpa Nabi Ibrahim. Kedua orang ini tentu saja sangat berbeda. Kadar keimanan dan ketaqwaannya pun sangat berbeda jauh. Namun, tandas Ustad Armani apa yang dilakukan ahamadi semasa hidupnya dengan mengamalkan doa-doa Nabi Ibrahim bisa jadi menjadi penghubung dirinya dengan Allah swt, dan semua itu tidak ada yang tidak mungkin kalau Allah swt sudah berkehendak Ku fayakun.

Karena bagaimanapun juga, yang mematikan dan menghidupkan manusia adalah Allah swt. Yang membuat api menjadi panas maupun dingin adalah Allah swt. Pun yang membuat ahmadi dan Nabi Ibrahim tidak cedera oleh ganasnya api semata-mata karena kehendak Allah swt, bukan kehendak siapa-siapa.

Namun begitu terlepas dari korelasi antara Ahmadi dan Nabi Ibrahim itu Ustad Armani menilai bahwa kita yang masih hidup tentunya dapat membaca ayat-ayat Allah swt yang tersirat dalam setiap peristiwa. Selain itu sebagai manusia, tentu saja apa yang menimpa Ahmadi dapat ditarik hikmahnya.

Salah satu hikmah hidup yang bisa diambil dari perilaku Ahmadi yang baik adalah kegemarannya dalam bersedekah, rajin sholat berjamaah, dan senang mengamalkan perbuatan dan doa-doa yang dicontohkan oleh Nabi yang terdapat dalam Al-Quran” ini yang harus kita tiru dan kita teladani untuk kehidupan kita di yaumul akhir. Setiap yang baik perlu kita teladani dan yang buruk kita tinggalkan”, tandas Ustad Armani.

“Sebaik-baiknya doa adalah membaca Al-Quran. Doa-doayang diajarkan nabi Ibrahim , termaktub dalam Al-Quran, oleh karena itu, mari kita amalkan dengan ikhlas dan sabar Insya Allah itu akan memberikan kebaikkan dalam hidup kita, baik untuk saat ini semasa hidup, maupun nanti diakhirat”, tegas Ustad Armani mengakhiri percakapan.
Wallahu ‘alam Bhisawab


Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 8 Juli 2018

KAMERA, TALI & AIR ZAM-ZAM YANG MENYELAMATKAN

KAMERA, TALI & AIR ZAM-ZAM  YANG MENYELAMATKAN

DASBOR "RAHASIA ILLAHI 2"

KAMERA, TALI & AIR ZAM-ZAM
YANG MENYELAMATKAN

“ Kamera, tali & air zam-zam adalah barang-barang yang telah mengingatkan perjalanan haji lelaki itu agar tak melenceng “.

Aku merasa ibadah haji itu merupakan serangkaian ibadah panjang yang harus dilakukan secara total dan ikhlas , jujur dan penuh keyakinan. Rangkaian ibadah seperti thawaf, sa’I, melontar jumrah dan lain sebagainya harus dijalani dengan kemantapan hati. Sehingga proses ibadah yang sacral itu menemui kekhusyu’an dan menuai haji mabrur yang menjadi dambaan utama setiap orang yang menunaikan haji.

Baca Juga "Akhir Kisah Sang Durhaka"

Aku sendiri, sejak jauh-jauh hari, sudah mempersiapkan kemantapan dan keyakinan hati. Aku berkeyakinan dapat melaksanakan dan menjalankan ibadah ini secara totallitas , tanpa dicekoki urusan – urusan duniawi, sebab menurutku, haji adalah ibadah ukhrawi, hingga segala urusan keduniaan harus dikesampingkan beberapa saat.

Tapi, nyatanya, inilah keterbatasan hamba Allah swt yang dhaif, hamba yang tak terlepas dari khilaf dam alpa. Segala urusan duniawi yang seharusnya tersingkir namun, tetap terbawa dalam hajiku. Beberapa kejadian yang kualami di Tanah Suci adalah bukti kedhaifanku. Inilah kisah hajiku. 

THAWAF SELAMAT DATANG.
Saat thawaf , pemimpin rombongan sudah mengingatkanku jika langkah kaki sudah tergerak menuju rangkaian ibadah ini, maka mantapkan hati, jangan pernah menoleh kekiri, kekanan, apalagi ke belakang. Dan aku melanggar itu.

Hatiku tidak mantap. Ditengah jamaah yang siap menjalankan thawaf kudum (thawaf selamat tinggal) , aku teringat sebuah kamera yang kupersiapkan untuk mengabadikan perjalanan ini. Pada saat itulah muncul kebimbangan hati ; Dan akhirnya , aku kembali kepenginapan untuk menyimpan kamera yang terbawa.

Tanpa pertimbangan matang, karena merasa sayang jika kameraku harus disita askar, langkahkupun berbalik mundur. Aku berpikir akan dengan cepat menyimpan kamera ditempatnya, kemudian kembali lagi ketengah rombongan sebelum thawaf selamat datang itu dijalani. Namun apa yang aku alami kemudian adalah sesuatu yang tidak pernah aku pahami. Kupikir aku akan mudah kembali ke penginapan, tapi nyatanya penginapan itu begitu sulit aku temukan. Aku sangat yakin, aku cukup hafal letak penginapan itu, tapi setelah berputar –putar mencarinya, penginapan itu tak juga au temukan.

Baca Juga "Kisah Jamaah Haji Terkunci di Kamar Mandi"

“Lebih baik aku kembali ketengah rombongan”, itu rencanaku yang terselip ditengah keputus asaan mencari penginapan. Namun, apa yang terjadi saat merealisasikan rencanaku itu..?. Rombongan sudah tak lagi ada di tempat , aku tertinggal jamaah yang lain. Hanya karena kamera, aku tidak bisa melakukan thawaf kudum bersama rombongan.

MISTERI SeUTAS TALI.
Di Tanah Air , seutas tali barang kali menjadi sebuah barang yang tidak begitu bernilai. Kita dapat menemukannya di sembarang tempat dan dapat menggunakannya semaunya, tanpa ada resiko yang menyertai.

Namun, di Tanah Suci sesuatu yang bukan milik kita adalah sesuatu yang terlarang untuk digunakan, meskipun sesuatu baran itu barang yang sudah tak terpakai.Pada saat itu aku tengah membutuhkan seutas tali untuk mengikat sebuah kardus yang hendak kubawa kesuatu tempat dan aku tak memiliki tali. Aku mencoba meminta kepada jamaah yang lain, namun mereka juga tak memiliki.

AKhirnya aku berusaha mendapatkan tali keruang seblah, namun ruangan itu telah kosong ditinggalkan penghuninya. Tak ada siapapun disit, juga barang-barang mereka yang tertinggal hanya seutas tali.

Ya, ya seutas tali yang sangat aku butuhkan. Tanpa perpikir panjang segera kuambil seutas tali yang sudah tidak terpakai itu untuk mengikat kardus. Namun apa yang terjadi setelah itu.

Kemana saja seutas tali yang mengikat kardus itu kubawa, tercium olehku bau busuk yang cukup menusuk hidung. Aku merasa sangat tergganngu oleh bau busuk itu, begitu juga dengan jamaah lain Akhirnya aku berusaha mencari sumber bau busuk tersebut agar bisa aku singkirkan. Namun, meski terus berusaha, sumber bau itu tak juga kunjung aku temukan.

AKu sempat berpikir, pertanda apakah itu..?. Apakah aku telah melakukan kesalahan..?. AKupun terus berinteropeksi . Lelah memikirkan asal bau busuk itu, akupun duduk didekat kardus yang kuikat dengan seutas tali yang kudapat dari ruangan sebelah tadi. Pada saat itulah tercium bau busuk yang sangat kuat dan kuperkirakan bersumber dari kardus yang kubawa. “Apakah sumber bau berasal dari kardusku..?”, batinku terus berusik.

Rasa penasaran membuatku menarik kardus itu dan membuka ikatannya, saat akau menarik ikatan itu agak tinggi, bau yang semakin kuat tercium dan kurasakan bersumber dari seutas tali itu.

“Astagfirullahal adzim. Jadi seutas tali inikah yang menjadi sumber bau busuk itu..?. Batinku. Kemudian kusadari kealpaanku bahwa aku telah menggunkan barang yang bukan hakku untuk menggunakannya. Berkali-kali aku beristigfar dan memohon ampun. Aku juga memohon keikhlasan keikhlasan pemilik tali ini.

Sungguh Allah-lah sebenar-benarnya zat Yang Maha Sempurna , Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Setelah beristigfar berulang-ulang dan memohon ampunan –Nya bau busuk itu pergi entah kemana..?.

Air Zam-Zam.
Setelah rangkaian ibadah haji selesai , sudah menjadi kebiasaan jamaah untuk mendapatkan air zam-zam untuk oleh-oleh keluarga dan handai taulan di Tanah air. Aku juga melakukan hal yang sama. Yang membedakan ; Aku berkeputusan didalam hati untuk membawa air zam-zam lebih dari lima liter. Ya lima liter air zam-zam bagiku sudah cukup. Aku sudah membayangkan , jika membawanya dalam jumlah lebih, pasti cukup kesulitan.

Namun, pada praktiknya, saat aku ikut mengambil air zam-zam itu, jumlah yang aku dapatkan melebihi jumlah yang kuingini, mungkin mencapai 10 liter dan aku menerima saja apa yang aku dapat. Dan air zam-zam dalam jirigen (tempat air) itu kutitipkan bersama-sama jirigen jamaah lain untuk dibawa ke penginapan.

Dalam perjalanan menuju penginapan, tersiar kabar bahwa ada beberapa jirigen air zam-zam yang pecah dan isinya tumpah  tanpa sisa. Atas kejadian itu, aku tak menduga bahwa jirigen itu adalah miliku. Dugaanku meleset. Air zam-zam yang tumpah berceceran itu adalah milikku. Aku hanya pasrah dan menerima jika harus kembali ketanah air tanpa berbekal air zam-zam.

Lagi-lagi pembuktian bahwa manusia hanya bisa merencanakan, namun hanya Allah lah Yang Maha Kuasa. Ditengah kerelaan harus pulang tanpa membawa air zam-zam, saat itulah ketua rombongan datang dan memintanya untuk mampir keruangannya guna mengambil air zam-zam sebagai pengganti air zam-zam ku tadi yang tumpah dijalan.

Tentu saja aku bersyukur dan lagi-lagi memperkirakan kalau pengganti iar zam-zam itu juga berjumlah 10 liter sesuai dengan jumlah air zam-zam yang tumpah tadi. Namun, perkiraanku kembali salah. Kepala rombongan mengganti air zam-zam itu hanya 5 liter.

“Allahu Akhbar!”, Aku segera memuji kebesaran Zat Yang Maha Besar. Zat Yang Maha Mengetahui apapun yang tersirat dihati hamba-Nya. Sejak awal yang tersirat dihatiku hanya ingin membawa 5 liter air zam-zam. Dan yang tersirat itu menjadi nyata, setelah ketua rombongan mengganti air zam-zam yang tumpah dengan jumlah 5 liter. Subhanallah …!
(Kisah Haji ini sebagaimana dituturkan H. Abd Rachman Agus kepada Hidayah. Jazakumullah)

Wallahu ‘alam Bhisawab
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 8 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...