Dasbor"Rasia Illahi1"
AKHIR KISAH
SANG DURHAKA
“Ia suka menghardik orang tua, berjudi,
maut kahirnya menjemputya dengan sangat tragis”
Sore itu Daus sangat terlihat gelisah
sekali. Sebatang rokok ditangan kanannya dihisap dalam-dalam, pikirannya
menerwang jauh. Suara adzan Magrib yang terdengar dari speker masjid
dikampungnya tidak membuatnya bergeming dari tempat duduknya.
Beberapa orang tampak berlalu-lalang didepan rumahnya
menuju masjid. Lelaki dengan dua orang anak ini tetap saja asyik dengan asap
rokok yang terus mengepul dimulutnya. Baginya suara adzan adalah tanda bahwa
magrib sudah datang dan malam hari mulaigerganti malam.
Daus memang menunggu malam tiba. Ia berharap mala mini
keberuntungan akan berpihak keapadanya. Tadi siang, ia sudah membeli kupon judi
yang bisa disebut Togel (Toto Gelap). Ia memasang beberapanomor yang
diharapkannya bisa keluar sebagai nomor keberuntungan.
Malam terus merayap , Daus segera meninggalkan serambi
rumahnya. Ia masuk kerumah sebentar mengambil kupon Togel yang disimpannya
didalam dompet yang tertinggal di kamarnya. Selesai mengambil dompet, ia
langsung keluar bermaksud menemui teman-temannya disebuah pangkalan ojek,
tempat berkumpul banyak orang-orang yang seusianya.
Begitu sampai dipangkalan, sudah banyak teman-temannya
yang menunggunya. Mereka tampak sumringah menyambut kedatangan Daus. Sepertinya
adasesuatu yang membuat mereka gembira melihat kedatangan Daus.
“Daus, kamu dapat togel”, kata salah seorang diantara
mereka begitu Daus tiba ditempat mangkalorang-orang tersebut.
“Apa ..? Saya dapat Togel..?”, tanya Daus.
Daus terperanjat kaget ketika diberitahu temannya bahwa
nomor pilihannya menang malam itu. Tetapi ia tidakpercaya begitu saja.
Dilihatnya selembar kertas kecil yang biasa ditempelkan di sudut tempat itu
setelah keluar nomor. Biasanya, dikertas itu tercatat nomor-nomor Togel yang
keluar setiap minggunya.
Betapa gembiranya hati Daus melihat dua angka yang dipasangnya
benar-benar keluar sebagai nomor keberuntungan Malam itu. Ia merasamalam itu
benar-benar menjadi miliknya.
Raut kegembiraan sangat tampak diwajah Daus.Bahkan,
tingkahnya sangat over malam itu. Ia berteriak-teriak dan berjinggrak, seperti
anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru.
“Saya dapat Togel, saya dapat Togel”, teriak Dauspenuh
kegirangan. Tanpa menunggu lama, Daus pun beranjak mengambil hadiah dari nomor
yang berhasil dimenangkannya. Di ditempat Bandar Togel yang tidak jauh dari
tempat pangkalan ojek itu. Ia menerima uang haram jumlahnya ratusan ribu
rupiah.
Uang itu diperlihatkan kepada teman-temannya yang malam
itu nongkrong bersamanya. Ia pamerkan keberuntungannya malam itu didepan
teman-temannya. Baginya, kemenangan mala mini adalah kemenangan besar.
Bayangkan, sudah beberapa lama ia ikut memasang nomor-nomor Togel, sudah berapa
banyak uang yang ia keluarkan dengan percuma,tetapi tidak pernah nomor yang
dipasangnya berhasil keluar sebagai nomor keberuntungan. Baru kali ini ia
berhasil memenangkan nomor Togel itu, bahkan dengan jumlah uang yang menurut
ukurannya cukup lumayan.
Manto (45 thn) salah seorang saksi yang melihat Daus,
menuturkan bahwa malam itu Daus benar-benar bahagia. Wajahnya benar benar-benar
sumringah dan ia sepertinya ingin menunjukkan kepada semua orang kalau dirinya
sedang beruntung.
“Dia sampai melompat-lompat dan menghentak-hentakan
kakinya ke tanah. Bahkan ia berteriak , “saya saya menang…!”, cerita Manto.
Menurut Muhammad Jazuli (65 thn) ketua Rt setempat keesokkan
harinya Daus memberikan sebagian uangnya kepada istrinya untuk keperluan
sehari-hari sedangkan sebagian yang lainnya ia pegang sendiri. Seteah
memberikan uang itu, Daus memberitahu istrinya kalau dirinya hendak pergi untuk
membeli daging kikilan.
Istrinya tentu mewanti-wanti suaminya agar berhati-hati
dalam perjalanan. Maka pergilah Daus pergi kepasar untuk membeli daging kikilan
dengan mengaendarai sepeda motor yang sering dipergunakannya untuk mengojek.
Tidak lama berselang, tepat diperempatan desa Mojo, Daus
tidak mampu mengendalaikan laju sepeda motornya yang dikendarainya, Begitu
membelokkan motornya kearah kiri, tiba-tiba didepanya ada sebuah mobil yang
berjalan dengan pelan.
Daus tidak mampu mengendalikan motornya yang
dikendarainya terlalu kencang itu untuk direm dengan mendadak. Akan lebih
berbahaya baginya kalau motor itu direm habis dalam keadaan seperti itu. Daus
segera mengambil inisiatif. Ia berusaha menghindari tabrakkan. Segera saja di
belokkan sedikit motornya ke sebelah kanan tetapi malang, stang seblah kiri
motor itu masih sempat menghantam body mobil dan…, “Braak..!”
Tabrakkan tak bisa dihindari. Benturan yang sangat keras
membuat Daus terpental dan berguling-guling di aspal. Motornya mengalami
kerusakkan cukupparah Sementara mobil yang ditabraknya juga tergurat akibat
gesekkan kedua benda logam tersebut.
Beberapa saksi mata melihat kejadian itu, mengungkapkan.
Bahwa Daus sepat bangun dan melihat orang-orang yang ada disekitarnya. Tetapi
ia kemudian jatuh pingsan ditempat kejadian.
Orang-orang yang melihat kejadian itu segera membawa
kerumah sakit. Solo yang jaraknya cukup jauh dari tempat kejadian. Setelah
sampai disana, Daus langsung dibawa keruang Gawat Darurat untuk mendapat
pertolongan. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, Nyawa Daus pun
tak dapat diselamatkan. Ia meninggal dunia dirumah sakit.
Menurut visum dokter, Daus meninggal akibat benturan
keras dikepalanya. Kepalanya memang sempat membentur aspal ketika motornya
jatuh. Kebetulan pada waktu itu dia sendiri tidak menggunakan helm sebagai
pelindung kepalanya.
“Dia mengalami gegar otak karena kepalanya sempat
membentur aspal dengan keras”, cerita Manti.
“Walaupun dia tidak mengeluarkan darah saat terjadi
tabrakkan itu tetapi rupanya ia mengalami pendarahan didalam otaknya. Sehingga
mengakibatkan kematiannya”, tambah Pak Jazuli mencoba menguatkan keterangan
Manto.
Begitu juga dengan orang tuanya. Walupun Daus suka berbuat
kasar terhadap mereka, kematian Daus tetap membuat mereka sedih.
Suka Mengardik Orang Tua dan Mabuk-Mabukkan.
Semasa hidupnya Daus memang terkenal suka membuat onar.
Lelaki ini memiliki rambut yang panjang alias gondrong, tergerai hampir
menutupi lehernya. Pekerjaan Daus adalah kuli batu dan sesekali menjadi tukang
ojek. Pekerjaan itulah yang selama ini menjadi sandaran hidupnya bersama
keluarga. Sementara istrinya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa.
Sebagai lelaki yang masih muda (30 thn) Daus masih
mendambakan hidup yang bebas, layaknya orang yang belum keluarga. Karena itu,
ia kerapkali keluar rumah untuk mencari kesenangan. Istrinya sendiri
mengizinkan Daus melakukan apa yang diinginkannya itu, sebab bila tidak
diizinkan suaminya itu sering marah-marah.
Namun Duas malah mneyalahgunkan kebebasan yang telah
diberikan oleh istrinya itu.Diluar rumah ia sering kali mabuk-mabukkan dan
bersenang-senang. Apalagi kalau ada tontonan dikampungnya, makakebiasaan
mabuk-mabukkan itu acapkali dilakukannya.
“Kalau ada tontonan dikampung Daus juga sering berkelahi.
Dikampungnya dia adalah jagoan kampung yang tidak takut terhadap siapa saja.
Kalau dia sudah berkelahi, maka orang-orang yang melerainya akan diancam juga
olehnya.
“Dia orang yang tergolong nekad. Karena nekadnya itu dia
berani kepada siapa saja tambah Manto. Namun yang membuat masyarakat makin
benci kepada Daus adalah karena dia juga suka menghardik (memarahi) orang
tuanya bisa dikatakan tergolong anak yang durhaka pada orang tua, bila keinginannya
tidak dipenuhinya.
Pernah suatu kali Daus mengumpat-umpat ibunya karena
permintaannya tidak dipenuhinya oleh mereka. Akibatnya Daus marahkeluar rumah
kemudian melempari rumahnya dengan batu.Kejadian seperti ini tidak satu dua
kali dilakukan oleh Daus.
Kejadian lain adalah ketika Daus meminta kepada neneknya
agar dibelikkan motor ditolak. Daus marah-marah sambil mengeluarkan kata-kata
kotor yang membuat neneknya itu sakit hati. Kan tetapi Daus akhirnya berhasil
juga mendapatkan motor yang diinginkannya setelah neneknya terpaksa menjual
tanahnya.
“Dia itu termasuk pandai merayu. Dia berhasil merayu
neneknya agar membelikan motor untuknya. Karena bujukkan yang manis itu,
neneknya terpaksa menjual tanah dan sapinya untuk membelikan motor Duas”. Ujar
Manto yang rumahnya sering dilewati Daus kalau pergi kesawah.
Semoga cerita diatas dapat menjadi I’tibar bagai kita
semua agar jangan sampai kita durhaka pada orang tua, yang akibatknya kata
orang jawa bisa kuwalat yang menyebabkan sesuatu yang tidak diinginkan pada
diri kita. Dan sudah banyak contoh-contoh bagaimana naka yang berani dan
durhaka pada orang tua semoga kita tidak seperti cerita diatas. Aamiiin.
(Wallahu A’lam Bisshawab)