“ Aku tahu bahwa Ia jahat selama hidupnya. Tapi
aku tidak menyangka jika ia meninggal
dengan begitu mengenaskan. Ini benar-benar diluar nalar manusia ternyata siksa
Tuhan itu benar-benar nyata semoga hal ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi
kita semua, terutama keluarga yang ditinggalkannya “.
Demikian pengakuan Karim
mengenai tetangganya yang bernama Guntur. Guntur sebenarnya seorang lelaki
biasa. Tetapi ia mengakui bahwa tetangg itu memang punya “hati Iblis”.
Bayangkan saja, seekor semut yang tidak seberpa cepat jalannya dan makhluk
lemah, selalu ia bunuh.
Tak peduli, apakah semut itu
mengganggunya atau tidak. Baginya semut adalah binatang menjijikkan yang harus
dibasmi dari mukabumi. “ Sebagai tetangga, aku pernah mengingatkannya agar
jangan menyakiti binatang ciptaan Allah yang tidak membahayakan atau mengganggu
kita apalagi membunuhnya tanpa sebab tetapi ia tidak memperdulikan ujar Karim.
Kini, setelah tetangganya
itu meninggal dengan kondisi mengenaskan yaitu seluruh tubuhnya di kerubungi
semut, barulah ia sadar bahwa semua ini akibat ulah yang diperbuatnya semasa
hidupnya yaitu suka membunuh semut.
PENJUAL MAINAN ANAK-ANAK
Guntur sebenarnya laki-laki
yang bertanggungjawab. Ia berdagang mainan anak-anak dengan berkeliling
mengendarai sepeda. Meski pedagang kecil, tetapi jika sehari bisa terjual 10
saja barang dagangannya keuntungan yang didapat Guntur cukup besar.
Alasan inilah, yang membuat
Gunutur terus melakoni profesi ini selama bertahun-tahun. Sebagai istri Saidah
sendiri menyadari akan hal itu. Yaitu, suaminya adalah sosok yang
bertanggungjawab. Meski profesi itu susah dilakoninya, sang suami tetap kerasan
dengan profesinya itu.
Dari sisi inilah, ia menilai
Guntur adalah seorang lelaki yang hebat dan luar biasa. Saidah boleh saja
berbangga hati kepada Guntur karena keluletannya bekerja, tetapi ialupa kepada
satu hal.Ia suka membunuhi semut dimana saja ia temui.
Enthlah, ia punya sindrom
apa dengan binatang ini yang jelas kata Karim, Guntur pernah disengat semut
saat ia sedang asyik-asyiknya tidur. Sejak itulah ia dendanm pada binatang semut.
Tidak masuk akal memang,
gara-gara disengat semut ia menjadi pendedam pada binatang semut yang lainnya
yang belum tentu menyakitinya. Ibaratnya pada awalnya kita benci pada satu
orangyang salah pada kita tapi jadi berubah benci kepada semua orang yang belum
tentu salah pada kita.
Tentu saja hal ini tidak
benar, jika ia tetap bersikap seperti itu maka orang itu bisa dianggap
gilabegitulah kata Karim. Karimpernah punya pengalaman menjijikan dengan
Guntur, saat mereka duduk dibawah pohon kelapa lewatlah beberapa semut
didepannya dengan menarik-narik makanan yang sebenarnya ukurannya lebih besar
dari ukuran tubuhnya.
Spontanitas Guntur
menginjakkan kaki kanannya ke semut-semut itu hingga semut itu mati seketika.
Aku menegurnya langsung saat itu tapi ia malah bangga dengan perbuatannya itu,
ujar Karim.
Begitulah yang dilakukan
Guntur setiap kali melihat semut. Bahkan dengan bangga dan emosinya ia berkata:
”Rasain lu binatang !”. “ Kurang ajar lu
binatang !”. “ Mampus Lu binatang !”. dan sumpah serapah lainnya.
Meki bagaimanapun binatang
tetap harus kita lindungi kecuali binatang yang benar-benar membahayakan bagi
kita, bukankah ada sebuah kisah pada dimana seorang pelacur masuk surge karena
ia memberikan minuman pada seekor anjing yang kehausan padahal ia sendiri
sedang mengalami hal yang sama.
Ini artinya bahwa binatang
bisa menjadi jaminan kita masuk surge atau tidak, meski kita setaat apapun kepada
Allah jika kita punya sifat jahat kepada binatang yang tidak bersalah dengan
membunuh binatang tanpa alasan maka bisa dikatakan ibadah kita akan sia-sia.
MENYEPELEKAN SHOLAT
Selain suka membunuh semut,
Guntur juga suka menyepelekan sholat “ Aku melihatnya jarang sekali sholat “.
Ia selalu punya alasan untuk tidak mengerjakannya. Yah belum dapat hidayah lah,
masih muda lah dan semacamnya ujar Karim.
Guntur tidak sadar bahwa
usianya sudah menginjak 40 tahun. Usia dimana seseorang telah memasuki separoh
dari perjalanan hidupnya di dunia, jika kita bersandar pada usia Nabi Muhammad
saw yaitu 60 tahun seharusnya ia lebih mempersiapkan dirinya untuk bertaubat
kepada Allah.
Meski kita tidak pernah tahu
kapan ajal menjeput kita, tetapi saat usia kita telah mencapai 40 tahun
mestinya kita harus sadar bahwa kematian sudah semakin dekat.
Guntur sama sekali tidak
peduli dengan usianya saat itu yang sudah 40-an tahun. “ Aku malah sering
dengar dari dia kalau ia masih muda dan masih gagah. Nanti saja usianya kalau
sudah 60 tahun baru bertaubat ujar Karim.
Ternyata ajal Guntur di luar
perkiraan nya sendiri. Di Usia itulah justru meregang nyawa, jauh dari
prediksinya yaitu melampaui usia 60 tahun. Ia meninggal dalam sebuah
perkelahian dalam hiburan dangdut dikampungnya.
Ia dalam keadaan mabuk
bersenggolan dengan jagoan ketika sedang berjoget kala itu. Sang jagoan pun
murka dan memukuli Guntur dengan membabibuta. Guntur pun melawannya karena
pengaruh minuman, jagoan itu semakin beringas dan menghunus belati dari balik
bajunya dan menusukkan kedada Guntur seketika itu pula Guntur roboh dan
meninggal. Sang jagoan sendiri akhirnya tertangkap dan mendekan di jeruji
penjara selama beberapa tahun.
Kematian Guntur mengegerkan
warga apalagi bagi Saidah dan anak semata wayangnya, mereka menangis histeris
melihat tubuh orang yang disayanginya meregang nyawa dengan belati tertancap
didadanya.
BACA JUGA>>>> Adakah jin Islam...?
BACA JUGA>>>> Adakah jin Islam...?
JENAZAH YANG BERAT
Jenazah Guntur lalu ditandu
untuk dikuburkan setelah sebelumnya dimandikan, dikafani dan disholatkan.
Dengan tubuh dempal dengan rambut sebahu berat tubuh Guntur sebenarnya hanya 60
kilo. Logikanya jika keranda dipikul oleh empat orang mestinya tubuhnya tidak
berat, tetapi apa yang terjadi..?
“ Tubuhnya berat sekali
diangkat seperti beban 120 kilo “. Ujar Karim. Berat tubuh Guntur menjadi 2
kali lipat dari berat sebenarnya. Mungkinkah ini karena dosa-dosanya yang
membuat tubuhnya menjadi lebih berat atau karena factor lain Wallahu ‘alam. Sebagian orang banya
yang menyangka demikian, sebagian yang lain tidak mempercayainya. Terutama dari
kalangan keluarganya sendiri.
Meski berat jenazah Guntur
harus segera dibawa kekuburan pagi hari sekitar jam 10.00 WIB jenzah
almarhumpun dibawa kekuburan. Empat penandu jenazah dengan tubuh besar dan
kekar membawa tubuh almarhum. Gema dzikir mengiringi keberangkatan jenazag
Guntur ke kuburan.
Di tengah jalan keanehan
kembali terjadi, tandu jenazah seperti ada yang menarik ulur, sehingga orang
yang berada didepan merasa orang belakang menarik tandu itu. Sedang orang
dibelakang tidak merasa meakukannya. Akhirnya mereka satu sama lain saling
menuduh.
Tetapi teka-teki itu
kemudian terjawab kalau kejadian itu terjadi diluar nalar mereka. Artinya yang
membuat jenazah Guntur seolah tertarik kebelakang lalu kedepan sebenarnya hal
ghaib di luar nalar manusia.
Empat penandu jenasah
bermandikan peluh. Mereka benar-benar dibuat tersiksa oleh jazad Guntur. Belum
lagi didalam kubur didunia saja sudah diperlihatkan oleh Allah kesukaran
jenazah ini Subhanallah !.
“ Aku melihat keranda jenzah
diangkat oleh empat penandunya tampak keberatan sekali aku semakin tidak
percaya lagi ketika tubuhnya seperti ada yang menarik kedepan dan kebelakang
ketikaditandu. “ Wah ini benar-benar diluar nalar manusia” kenang Karim.
Saking beratnya merekapun
tertatih-tatih membawa jenazah Guntur dan lama sekali tiba di pemakaman.
Seharusnya jenazah bisa tiba di pemakaman hanya butuh waktu setengah jam,
tetapi ini membutuhkan waktu satu jam lebih untuk bisa membawa jenazah Guntur
ke pemakaman. Ini benar-benar tak masuk diakal manusia.
Maka sampailah iring-iringan
jenazah Guntur di pemakaman. Sanak saudara berkumpul digundukan tanah yang
disampingnya ada lubang besar dan panjang, tempat kelak tubuh almarhum
dimasukkan. Sementara yang lainnya berdiri merapat dibelakang mereka.
Tiga orang lalu turun
kebawah. Sejurus kemudian tubuh kaku Guntur diangkat dan dimasukkan ke liang
lahat. Seiring dengan itu tampak wajah Saidah yang tidak lain adalah istri
Guntur tak kuasa menahan derai air mata.
Ia masih tidak percaya jika
suaminya meninggal dalam usia yang masih muda dan dalam kondisi mengenaskan,
yaitu terbunuh dalam suatu perkelahian dengan pemuda berandalan di sebuah pesta
hiburan dangdut.
PAPAN PATAH,
SEKUJUR TUBUH DIRUBUNGI SEMUT
Usai Jenazah Guntur
diletakkan dengan posisi miring mereka menutupinya dengan papan yang sudah
disiapkan. Satu persatu papan-papan itu menutupi tubuhnya dari mulai kaki
hingga kepala. Tetapi papan terakhir yang menutupi bagian kepala Guntur
ternyata ukurannya tidap pas.
Salah seorang yang tak lain
anak almarhum turun kebawah mengepaskan dengan sedikit memaksa papan
menekan-nekan papan itu. Karen tetap muat, akhirnya anak itu menekannya dengan
sekuat tenaga.
Tanpa disadarinya papan itu
patah, tangan anak itupun masuk kedalam. Ketika tangan anak tersebut ditarik
keluar tangan sang anak tersebut sudah dirubungi semut. Betapa kagetnya ia !.
Secepat kilat ia membersihkan tangannya dari kerungan semut.
Kejadian inipun membuat
orang-orang yang melihatnya terkejut dengan hal itu. Bagaimana tidak baru saja
jenazah Guntur ditutupi papan kok sudah banyak kawanan semut didalamnya dari
mana asalnya ?.
Pak Kyai yang kebetulan
hadir ditempat itu memerintahkan orang-orang yang dibawah segera menarik atau
membuka kembali papan-papan yang menutupi jenazah Guntur. Ia dan juga
orang-orang penasaran apa yang sedang terjadi.
Setelah papan-papan itu
dibuka, semakin terkejut orang-orang dibuatnya betapa tidak, barusan jenazah
dimasukkan keliang lahad seluruh bagian tubuh jenzah dari ujung kaki sampai
kepala sudah dirubungi semut.
Padahal belum ada 1 jam
almarhum berada di kuburan, bahkan masih dalam hitungan menit dari mana asal
semut-semut tersebut ..? Fenomena aneh inupun tentu saja membuat sanak keluarga
almarhum menangis histeris “ Duh Gusti kenapa Engkau timpakan siksaan seperti ini kepada suamiku “ jerit Saidah,
sambil menengok kebawah yekni kearah jenazah suaminya.
Pak Kyai segera menepuk-nepuk
pundak Saidah untuk bersabar. Tak ketinggalan anak almarhum yang ikut langsung
menguburkan jenazah bapaknya pun ikut menangis.
Pak Kyai lalu memerintahkan
orang-orang yang hadir untuk berdoa kepada Allah agar semut-semut yang
mengerubungi jenazah segera hilang. Tetapi semut-semut tersebut tak juga
kunjung hilang. Bahkan semakin banyak mengerumuni tubuh jenazah Guntur
tersebut.
Sementara itu waktu semakin
sore dan keadaan gelap, akhirnya pak Kyaipun memberikan keputusan diluar
dugaan. Ia memerintahkan orang-orang kembali turun kebawah untuk mengangkat
jenazah Guntur keatas untuk membersihkannya dari semut-semut yang
mengerubunginya dengan cara mengibas pakai kerudung dan ranting yang berdaun.
Dengan izin Allah semut
tersebut meninggalkan tubuh almarhum. Setelah itu tubuh almarhum dimasukkan
kembali keliang lahad. Papan-papan yang tadi diangkatpun dikembalikan seperti
semula. Sementara untuk mengganti papan yang patah, dicari kayu seadanya disekitar
kuburan.
Yang penting bisa menutupi
seluruh bagian tubuh almarhum. Setelah itu tidak ada kejadian yang aneh.
Merekapun pulang kerumah masing-masing menjelang magrib. Seketika berita ini
menjadi perbincngan banyak orang. Sementara keluarga almarhum masih diliputi
duka yang mendalam.
Untuk beberapa saat ia tidak
berani menampakkan mukanya diluar karena malu. Tetapi disisi lain ibu Saidah
dan sanak keluarga yang lain menjadi insyaf. Beberapa saksi ibu Saidah mulai
rajin menjalankan ibadah sholat dirumah tak seperti sebelumnya.
Segala sesuatu pasti ada
hikmahnya. Begitu pula segala perbuatan pasti akan menuai akibatnya. Guntur
yang sewaktu hidup suka membunuh semut tak berdosa akhirnya diperlihatkan oleh
Allah.
Yaitu saat kematiannya
tubuhnya dirubungi semut dalam rentan beberapa menit setelah jenazah dimasukkan
ke liang lahad.
Ini sebuah kejadian aneh
yang tidak bisa dicerna oleh akal manusia. Selain kita mengimani bahwa segala
pebuatan baik dan buruk itu pasti ada balasannya, langsung atau ditunda
dikemudian hari.
Karena itu pandai-pandailah
kita menyayangi sesame tak terkecuali semut. Sebab merekapun mempunyai hidup
seperti kita. Jangan pernah ganggu hidup makhluk lain jika makhluk tersebut
benar-benar tidak mengancam jiwa kita. Apalagi sampai membunuh tanpa alasan
yang jelas.