Blog Konten Islam: 2018

Thursday 16 August 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL


Dasbor Kisah Nabi"



BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL


“Selamanya kita mengenang Sinai sebagai bukti kekufuran ”.

Anda pasti mengetahui kisah Nabi Musa as. Yang bersama para pengikutnya melarikan diri dari kerajaan Fir’aun dan bala tentaranya. Kisah tersebut begitu melegenda kisah perjuangan Musa menyelamatkan Bani Israel dari kekejaman Fir’aun berawal dari kesombongan Fir’aun. Sebagai Raja Mesir , Fir’aun terkenal sebagai raja yang kejam dan sombong. Ia menganggap dirinya sebagai Tuhan dan menjadikan Bani Israel sebagai budak pekerja kasar.

Baca Juga "JENAZAH SAHABAT YG DILINDUNGI ALLAH"
Baca Juga "KISAH UZAIR YG DIMATIKAN & DIHIDUPKAN LAGI"


Sayangnya,tidak ada seorangpun dikalangan Bani Israel yang mampu memimpin kaumnya untuk melawan kekejaman Fir’aun. Sampai lahirlah Nabi Musa as.Kelahiran Nabi Musa as terjadi pada saat yang sangat genting. Betapa tidak, pada waktu itu Fir’aun sedang menerapkan kebijakan yang sangat kejam, yaitu membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir.


Kebijakan itu ia terapkan setelah ia  bermimpi tentang lahirnya seorang bayi yang akan menghancurkan kekuasaannya di Mesir. Menurut para penasehat dan tukang sihirnya, untuk menghindari mimpi tersebut menjadi kenyataan, maka fir’aun harus membunuh setiap bayi yang baru lahir , yang kelak bisa menghancurkan kekuasaaanya.


Allah berfirman : “Fir’aun mengira akan berhasil menghalangi mimpinya itu, namun rencana Allah mengatasi semua rencananya. Musa kemudian lahir secara diam-diam.Musa bin Imran adalah seorang dari utusan Allah kepada kaum Bani Sirael.


Allah bahkan menghadirkan Musa dibesarkan di Istana Fir’aun musuh Allah dan musuh kaumnya Bani Israel. Tapi Allah juga menentukan Musa akan kembali kepada ibu yang melahirkannya . Ketika kotak yang berisi Musa itu dipungut Aisyah , naluri keibuannya mendesaknya agar bayi itu dipeliharany. Musa lalu dibawa kepada Fir’aun. Atas bujukkan istrinya , Fir’aun tidakmembunuh Musa bahkan sebaliknya dia menerimanya sebagai anak angkat.


Walaupun Musa hidup dalam istana Fir’aun, namun suasana disana tidak mempengaruhi keyakinannya. Musa mendapat petunjuk dari Allah sebagai Nabi Dan Rasul. Allah menganugerhkan kekuatan rohani dan kekuatan jasmani.


Setelah sekian lama memerintahka rakyatnya beriman kepada Allah, Musa bersama kaumnya lalu meninggalkan Fir’aun dan pengikutnya. Fir’aun lalu memerintahkan anak buahnya agar mengejar Musa dan pengikutnya hingga ke pesisir laut merah. Dengan mukjizatnya, Musa lalu memukul tongkatnya keatas laut. Kemudian laut itu terbelah membuka jalan bagi Bani Israel.menyebranginya. Namun laut itu menjadi perangkap maut bagi Fir’aun dengan tentaranya yang kufur.


Pengembara dan penulis sejarah purbakala , Irodotes, memberi gelar Negara Mesir dengan nama Anugerah dari Nil yang lebih terkenal dengan sejarah Fir’aun dan peninggalan arkeologinya.Mesir , bumi Allah yang banyak menyaksikan perjuangan para Nabi. Di antara Rasul yang punya kaitan dengan Mesir ialah Nabi Idris, Nabi Shaleh, Nabi Ibrahim, nabi Ilyas dan Nabi Isa as.


Negara seluas hampir 1.000.000 km itu terkenal dengan peradaban purbanya. Penduduk Mesir menyebut Negara mereka dengan Ummu al-Dunya (Ibu Dunia) , yang maksudnya “Pusat Peradaban Dunia”.Jumlah penduduk Mesir melebihi 60 jt orang. Kepadatan penduduk di kota Kairo sendiri tidak kurang dari 93% beragama islam. Kebanyakkan penduduknya menempati daerah pertanian suburyang terletak didaerah Nil dan sekitarnya.


Salah satu kawasan didekat mesir yang memiliki kaitan sejarah dengan para pengikut nabi Musa adalah gurun Sinai, GUrun ini menjadi jalur pelarian Nabi Musa dan pengkikutnya menuju Palestina setelah berhasil melepaskan diri dari kejaran Fir’aun dan pasukannya. Di Sinai mukjizat Nabi Musa bisa disaksikan Bani Israel untuk kesekian kalinya, namun kebanyakkan mereka tetap membantah dan kufur kepada Allah swt.


Di gurun Sinai ini, kita masih bisa menemukan beberapa peninggalan yang diklaim banyak orang sebagai bukti sejarah keberadaan Nabi Musa as dan pengikutnya di tempat ini. Bukti itu adalah’Uyun Musa (Mata Air Musa ) yang terletak 4 km selatan terusan zues. Ada 12 sumur yang diduga ada sejak zaman Nabi Musa. Namun ia tidak lagi digunakan karena kering atau sudah tertimbun pasir. Penduduk setempat menyebutnya Bi’ru Musa, yang artinya sumur Musa. Menurut penduduk setempat, sumur ini dibuat oleh pengikut Musa ketika mereka naik ke darat setelah selamat dari kejaran Fir’aun.


Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa lubang-lubang galian ini sudah muncul sejak ribuan tahun yang lalu. Dengan kadar hujan disini yang hanya 20- 3 inci setahun, sumber mata air itu penting bagi Sinai. Bagi umat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, berada disini memberikan kesan tersendiri karena bumi Sinai ini menjadi saksi sejarah.


Peninggalan lainnya adalah Pohon ini berada di st.Catherine Monstry yang dibangun pada abad ke-4 masehi oleh Ratu Bizantyumbernama Helina. Bangunan ini terletak dikaki Jabal Musa yang terkenal dengan kisah Nabi Musa menerima Kitab Taurat dari Allah swt.


Wadi Arba’ien di st. Catherine tampak istimewa. Menurut penduduk setempat disini ada bekas-bekas peninggalan Nabi Musa. Lembah ini dikatakan pernah menjadi persinggahan para Nabi.Ia merupakan kisah mata air memancar dari bongkahan batu gunung , bukti kekuasaan Allah dan Mukizat Nabi Musa as.


Pada bongkahan batu ini dijelaskan ada 12  lobang akibat ketokkan Nabi Musa , yang dengan izin Allah memancar dua belas mata air. Ia juga mengingatkan pada kisah Nabi Musa dan Bani Israel. Ketika itu cuaca begitu terik lalu Allah menurunkan awan tebal untuk melindungi mereka dari terik panas matahari.


Disamping sumber mata air Bani Israel juga dikaruniakan beberapa makanan seperti madu yang dipanggi manna dan salwa, yaitu sejenis burung kecil.Lalu kebanyakkan mereka tetap tidak bersyukur. Mereka lupa sesungguhnya Nabi dan Rasul adalah pembawa rahmat kepada umat.


Bumi Sinai dengan gurun batu yang gersang telah ditakdirkan menjadi kawasan yang aman buat Bani Israel.Sewaktu Bani Israel kehausan Nani Musa mengetukkan tongkatnya ke batu dan memancarkan dua belas mata air yang begitu kuat buat kaumnya.Allah Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Dia tidak membiarkan hamba-Nya mati kehausan. Dengan izin-Nya muncul mata air dari celah-celah batu gersang. Malangnya ada manusia yang tidak pandai berterima kasih kepada pencipta-Nya Allah swt.


Gurun  Tien Sinai juga memiliki cerita sendiri tentang kaum Bani Israel yang tersesat selama 40 tahun. Friman Allah swt :


“Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas mu ketika Dia mengangkat Nabi-Nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun diantara umat-umat yang lain. Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu , dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh) maka kamu akan menjadi orang-orang yang merugi”. (QS.Al-Maidah [5] : 20-21).


Allah Maha Pemurah memuliakan Bani Israel dengan beberapa nikmat. Mereka dibebaskan oleh Allah dari perbudakan oleh Fir’aun di Mesir, dipimpin oleh utusan Allah.


Nabi Musa dan Nabi Harun. Allah telah memperlihatkan kepada mereka bagaimana Fir’aun yang telah sekian lama menghina Bani Israel  ditelan laut. Mereka menyaksikan akibat kekufuran yang ditimpakan Allah kepada manusia yang mengingkarinya.


Ketika Bani Israel kelaparan dan kehausandipadang pasir Sinai yang tandus, Allah menganugerahkan rezeki , sumber air, manna dan salwa, tetapi bangsa itu tidak tahu bersyukur. Mereka menyembah anak lembu yang diciptakan oleh Samiri dan mereka meminta untuk menyaksikan Allah dengan mata mereka sendiri. Itulah salah satu kekufuran Bani Israel.


Demikian juga ketika Allah memerintahkan bani Israel berhijrah ke Kota Suci Palestina dengan dipimpin oleh Nabi Musa as dan Nabi Harun as. Kaum itu enggan. Alasannya mereka , kota Ariha di Palestina telah diduduki oleh kaum Kan’an yang gagah perkasa. Mereka tidak meyakini kemengangan yang dijanjikan andainya mereka berjihad dan patuh kepada Allah swt.


Kengganan bani Israel untuk berjihad telah mengecewakan Nabi Musa dan nabi Harun. Nabi Musa lantas berdoa agar dia dan saudaranya Nabi Harun dipisahkan dari kaumnya yang tidak beriman itu. Lalu Allah mengharamkan Bani Israel memasuki Palestina selam 40 tahun.Kaum itu berkeliaran dan tersesat di Gurun Tien hingga musnahlah mereka dari muka bumi.Nabu Musa as sendiri tidak dapat memasuki Palestina. Ia hanya mampu melihat bumi yang dijanjikan Allah itu dari kejauhan , di sebuah puncak bukit sebelum ia wafat. Begitu juga Nabi Harun as.

(Wallahu a’lam Bish-shawwab)  

(dari berbagai sumber)




Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com 17 Agustus 2018 -

Friday 10 August 2018

AMALAN UTAMA BULAN DZULHIJJAH..?

AMALAN UTAMA   BULAN DZULHIJJAH..?

DASBOR "Education"



AMALAN   UTAMA  BULAN DZULHIJJAH..?



“Bulan Ramadhan telah berlalu. Hari-hari penuh limpahan pahala bagi orang-orang beriman telah terlewati. Namun bukan berarti tidak ada lagi bulan yang didalamnya terdapat hari-hari penuh limpahan pahala bagi orang-orang beriman. Bulan Dzulhijjah diantaranya. Sepuluh hari pertama pada bulan ini menjadi kesempatan bagi orang beriman untuk memetik pahala berlipat dari amal shaleh yang dilakukan.

Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan sepuluh hari pada bulan Dzulhijjah lebih utama dari pada sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan. Dan sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam bulan Dzulhijjah (lihat Kitab Fatawa Ibnu Taimiyyah).
Ibnu al-Qayyim, murid Ibu Taimiyyah, menjelaskan hal tersebut menunjukkan bahwa sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan menjadi lebih utama karena adanya Lailatul Qadar, dan Lailatul Qadar ini merupakan bagian dari waktu-waktu malamnya.

Sedangkan sepuluh hari Dzulhijjah menjadi lebuh utama karena siangnya, karena didalamnya terdapat Yaumun Nahr (hari berkuraban), hari Arafah dan hari Tarwiyah (hari kedelapan Dzulhijjah).

AMALAN-AMALAN UTAMA

Apa yang sesungguhnya yang menjadikan sepuluh hari bulan Dzulhijjah ini penuh keutamaan diantaranya sebagai berikut :
Pertama : Karena beramal sholeh pada sepuluh hari ini memiliki keutamaan yang lebih disbanding hari-hari lainnya.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbad ra dari Nabi saw bahwa beliau bersabda :
“Tidaklah ada amal yang lebih utama daripada ama-amal yang dikerjakan pada sepuluh hari Dzulhijjah ini”. Lalu para sahabat bertanya , “Tidak Juga Jihad..?”. Nabi saw menjawab, “Tidak Juga Jihad, kecuali seseorang yang keluar (untuk berjihad sambil mempertaruhkan diri (jiwa) dan hartanya lalu kembali tanpa membawa sesuatu pun” (HR. Bukhari).

Kedua :adanya hari Arafah. Pada hari ini para jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah , dan wukuf ini merupakan rukun utama dari ibadah haji. Karena hari ini menjadi hari yang memiliki keutamaan agung dan penuh keberkahan.

Dari  Abu Qatadah al-Anshari ra. , Rasulullah saw pernah ditanya tentang puasa pada hari Arafah, maka beliau bersabda, “(puasa pada hari itu) mengugurkan dosa-dosa setahun yang lalu dan dosa-dosa setahun berikutnya”. (HR. Muslim)

Ketiga : adanya perayaan Hari raya Idul Adha yang disebut juga Yaumul Nahr. Dalil yang menunjukkan keutamaan dan keagungan hari Idul Adha adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Qurth ra dari Nabi saw bahwa beliau bersabda :
“Hari teragung disisi Allah adalah hari Idul Adha (Yaumul Nahr) kemudian sehari setelahnya …” (HR. Abu Dawud).

Oleh karena itu , ada amalan-amalan utam yang disyariatkan pada bulan ini yaitu :
Pertama : melaksanakan haji dan umrah. Amal ini adalah amal paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih , salah satunya adalah sabda Nabi saw, :
“Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surge”. (HR. Muslim)

Kedua : berpuasa pada hari Arafah. Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Berpuasa pada hari Arafah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya”. (HR. Muslim)

Ketiga : mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid serta dzikir. Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
“….Dan agar mereka menyebutkan nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (QS. Al-Hajj :28).

Imam Bukhari ra berkata “ Ibnu Umar dan Abu Hurairah ra keluar ke pasar pada hari-hari sepuluh (sepuluh hari pertama) dalam bulan Dzulhijjag seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbir keduanya”.

Keempat :memperbanyak taubat serta memperbanyak emninggalkan maksiat dan dosa, sehingga akan mendapatkan ampunan dari rahmat Allah swt. Hadits dari Abu Hurairah ra d bahwa Nabi sa bersabda, “ “Sesungguhnya Allah itu cemburu , dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kelima : Memperbanyak amalan-amalan shaleh berupa ibadah sunnah seperti sholat sunnah, sedekah jihad, membaca Al-Quran, amal ma’ruf nahi unkar, danlain sebaginya, sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipatgandakan pahalanya.

Keenam :berkurban pada Hari Raya Qurban dan Hari Raya Tasriq (tanggal, 11,12,13 Dzulhijjah). Bagi orang yang berniat untuk berkurban hendaknya tidak memotong rambut dan kukunya sejak masuk tanggal 1 Dzulhijjah sampai dia berkurban.

Diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah saw bersabda :”Jika kalian melihat awal bulan Dzulhijah dan salah seorang diantara kalian berniat untuk menyembelih hewan Qurban maka hendaknya dia menahan rambut dan kukunya” sebagaiana firman Allah swt : ..” Dan janganlah kamu mencukur kepadamu sebelum Qurban sampai di tempat peyembelihan..” (QS. AL-Baqarah : 196)

Ketujuh ,melaksanakan sholat Idul Adha dan mendengarkan Khubah setelahnya.


SEMANGAT BERKORBAN

Pada Hari Raya Idul Adha kita sangat dianjurkan berqurban, yaitu eyembelih hewan berkaki empat , seperti kambing, sapi, atau unta secara tulus karena Allah swt semata. Inilah sebabnya Allah dalam firman-Nya : Bukanlah dagingnya dan bukanlah darahnya yang sampai kepada Allah. Tapi yang sampai kepada-Nya ialah pengabdianmu (Taqwa)”. (QS. Al-Hajj 22 :37)

Mengomentari ayat tersebut M. Quraish Shihab menulis bahwa ayat itu antara lain bertujuan memerangi adat kebiasaaan masyarakat yang mempersembahan darah dan dagingnya kepada tuhan-tuhan sesembahan mereka. Kaum muslimin Mekkah misalnya menempelkan darah-darah Qurban di dinding Ka’bah. Ada juga yang membakar daging qurban dan membiarkan aromanya membumbung kelangit, karena percaya bahwa aroma daging bakar menyenangkan Tuhan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yunani kuno.

Kemudian pemotongan kepala kerbau dan pemancaran darahnya di atas jembatan yang baru, misalnya yang tidak jarang terjadi dimana-mana juga merupakan salah satu bentuk emberian darh sebagai sesaji. Semua adat kebiasaan yang buruk itu dicakup oleh ayat diatas.

Namun perlu dicatat bahwa itu tidak berarti bahwa membagikan daging Qurban karena Allah swt bukan salah satu tuuan yang disyariatkan dalam ibadah Qurban. Ayat diatas hanya mengisyaratkan bahwa yang terpenting dalam hal pemyembelihan Qurban ialah keikhlasan hati. Bisa saja kita menyembelih unta atau sapi yang dapat dibagi-bagikan kepada banyak orang, tetapi kalau hal itu tidak disertai dengan keikhlasan, maka menyembelih seekor kambing dan membagikan dua pertiga dagingnya kepada beberap orang itu jauh lebih baik disis Allah selama itu disertai dengan ketulusan.

Jadi, yang terpenting dari ibadah Qurban itu adalah semnagta berqurban kepada sesama secara tulus karena Allah swt. Hal ini terkait dengan ibadah haji, dimana ada kisah-kisah yang menggambarkan bahwa yang terpenting dalam menunaikan ibadah ini adalah semangat berqurban kepada sesama. Bahkan ada kisah yang menyatakan bahwa orang yang hendak menunaikan ibadah ini , kemudian membatalkan karena uang dipakai untuk membantu orang yang sangat membutuhkan itu juga sudah dihitung sama juga naik haji dan hajinya mabrur alias diterima oleh Allah swt.

Walaupun kisah-kisah itu sulit dicek kebenarannya karena yang penting adalah semangat yang dikandung dibalik kisah itu, tetapi dalam kehidupan spiritual kisah-kisah itu sangat populer dan menjadi bagian dari kehidupan spiritual itu sendiri. Dikisahkan bahwa sepasang suami istri mempunyai niat yang sangat kuat untuk menunaikan ibadah haji. Dengan susah payah pasangan ini mengumpulkan bekal. Karena waktu itu naik haji masih lewat darat dan jarak yang ditempuh adalah ribuan kilometer maka bekal yang dikumpulkan pun harus banyak.

Dalam perjalanan ini mereka banyak menjumpai pengalaman-pengalaman yang menarik, termasuk ketika pasangan itu memasuki sebuah perkampungan yang kehidupan penduduknya sangat miskin dan dilanda kelaparan. Kondisi kampung yang menyedihkan itu menyentuh hati suami – istri itu. Benak mereka dipenuhi dengan keragu-raguan akan tegakah mereka membiarkan orang-orang itu mati kelaparan , sedangkan ditangan mereka ada bekal meskipun itu untuk perjalanan haji yang sudah lama mereka impikan…?

Dalam suasanaterenyuh itu terpikir oleh mereka untuk memberikansaja bekal haji yang sedang mereka bawa lalu mereka pulang. Sampai dirumah pasangan itu disambut oleh seseorang yang pakaiannya petih bersih. Orang yang belum mereka kenal itu mengucapkan selamat bahwa mereka berdua telah diberkati oleh Allah memperoleh haji yang mabrur. Tentu saja pasangan ini menyangkal karena mereka belum merasa menunaikan ibadah haji bahkan sampai ke tanah suci belum. Naun orang yang tidak mereka kenal itu tetap mengucapkan selamat kepada pasangan suami-istri itu atas kemabruran haji mereka. Setelah menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan suami – istri tersebut orang asing berpakaian putih bersih itu menghilang. Menurut cerita orang yang tak dikenal itu adalah Malaikat yang diutus oleh Allah swt. Dengan tujuan Malaikat itu memberikan kabar gembira kepada suami istri tersebut bahwa dengan sedekah yang diberikan kepada masyarakat yang kekurangan itu berarti mereka memperoleh haji mabrur.

Kisah berikut esensinya sama dengan kisah diatas tetapi settingnya berbeda. Dikisah ada seseorang yang terkenal disuatu kampung karena hajinya mabrur. Banyak orang yang hendak naik haji mengunjungi orang yang hajinya mabrur itu untuk bertanya bagaimana cara menunaikan ibadah haji yang mabrur.

Orang yang dikatakan hajinya mabrur itu menceritakan bahwa ia sebenarnya belum pernah menunaikan ibadah haji. Dia pernah berniat untuk pergi haji setelah uangnya yang terkumpul sudah memadai. Tetapi dia kemudian membatalkan niat pergi hajinya karena dananya diberikan kepada orang yang sangat miskin dan membutuhkannya.


Dia bercerita bahwa suatu hari dia merasakan bau masakan yang nikmat sekali. Lalu mereka menelusuri bau sumber makanan tersebut dan ingin sekali mencicipinya. Singkat cerita sampailah ia dirumah yang memasak yang baunya ternyata berasal dari rumah gubuk  milik seorang yang miskin.

Kemudian dia bertanya kepada si miskin itu, “Kau masak apa aromanya enak sekali”, boleh aku ikut mencicipinya..?” tanyanya.

Si miskin menjawab, “ Ini haram buat anda, yang saya masak adalah bangkai kucing. Sudah berhari-hari saya mencari makanan tidak mendapat makanan, lalu ketemu bangkai kucing itulah yang saya masak dan aromanya seperti yang seperti anda rasakan sekarang ini”.

Orang yang hendak naik haji itu kaget sekali mendengar jawaban itu dan memutuskan tidak naik haji. Karena uangnya digunakan untuk membantu orang miskin tadi.Tidak lama kemudian datangnya seseorang berpakaian putih bersih menyatakan selamat bahwa dia telah menunaikan ibadah haji dan hajinya mabrur.

Dengan demikian, semangat yang dikandung dalam ibadah haji dan ibadah Qurban pada Hari Raya Idul Adha adalah semangat berqurban kepada sesama, tidak hanya selama har raya itu tetapi sepanjang masa. Ini sebabnya ibadah haji dikalangan sufi tidak hanya secara fisik tetapi juga hati., yaitu menghadirkannya dalam hati dengan membuang segala hal yang buruk dalam diri kita , kemudian selalu berbuat baik seperti berqurban itu. Semoga kita dapat menangkap semangat ibadah ini. Aamiin!...

Wallahu A’lam Bhisawab
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com 13 Agustus 2018 -

Friday 27 July 2018

ORANG BAIK, DARI KETURUNAN YANG BAIK

ORANG BAIK,   DARI KETURUNAN YANG BAIK

Dasbor "Kisah Nabi & Sahabat"


ORANG BAIK, DARI KETURUNAN YANG BAIK


“Firasat mukmin sejati tak bisa diremehkan begitu saja.Kadang ia bisa “membaca” sesuatu yang orang lain pada umumnya tidak pahami ”.

Pada tahun 149 hijriah, Syaqiq al-Bakri, seoramg alim berangkat ke Baitullah untuk menunaikan haji. Namun ditengah perjalanan, ia berhenti sebentar di kota Qadisiyah bersama rombongannya. Dalam hiruk pikuk ditempat persitirahatan, Syaqiq memperhatikan orang-orang hilir mudik dengan pakaian mereka yang beragam corak.


Tiba-tiba pandangannya tertuju pada seorang pemuda. Wajahnya cerah bercahaya, menampakkan pesona dan kharisma. Seluruh tubuhnya dikerubungi karung goni yang kasar. Kakinya pun mengenakan terompah kayu. Pemuda ini duduk sendirian tersisih dari orang – orang yang cukup ramai.


Dalam, hati Syaqiq berkata bahwa si pemuda itu pastilah berpura-pura menjadi seorang sufi. Tentu nantinya ia akan menjadi beban atas orang lain. Terbersit di hati Syaqiq untuk menguji pemuda itu. Jika ketahuan, Syaqiq akan mencela dan mengkritik tajam atas sikapnya yang berpura-pura.


Namun, tatkala Syaqiq mendekati , tiba-tiba ia mendengar pemuda itu berkata, “Hai Syaqiq ..! Tidakkkah kau tahu bahwa Allah swt telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia, ‘Hai orang-orang yang beriman jauhilah buruk sangka (terhadap orang lain) karena setengah dari buruk sangka itu berdoa”. (QS. Al-Hujurat ayat :12).


Setelah mebacakan firman itu, pemdua tersebut lalu bangun dan beranjak dari tempatnya. Tentu saja Syaqiq tersinggung dengan perkataan pemuda tadi. Tapi, ia sendiri bingung, entah dari mana dia dapat membaca isi hatinya. Sungguh ajaib. Dia mengetahui nama Syaqiq, padahal Syaqiq sendiri  sama sekali tidak pernah bertemu dengannya. Syaqiq yakin, pastilah ini perkara besar. Tentu pemuda itu salah seorang salih yang termasyhur.


Merasa ingin mengenal lebih jauh, Syaqiq segera mengejarnya dari belakang. Tapi rupanya dia lebih cepat dari Syaqiq. Sampai iapun tidak lagi dapat menemuinya.
“Kemanakh dia menghilang diantara kerumunan orang di situ”, batin Syaqiq.


Gagal menemui pemuda tadi, Syaqiq pun segera melanjutkan perjalanan bersama rombongan dari Qadisiyah menuju Arafat. Begitu sampai disana tanpa diduga, untuk kedua kalinya ia bertemu dengan pemuda itu. Kali ini Syaqiq melihat kalau dia sedang kyusuk mengerjakan sholat. Sementara anggota-anggota badan yang bergoncang dan air matanya mengalir.


Syaqiq terharu. Ia pun berusaha mendekati pemuda itu dan duduk didekatnya , menunggu dia selesai sholat. Syaqiq kagum. Dalam hati ia berkata bahwa pemuda itu sangat khusuk sholatnya.


Begitu sholat selesai pemuda itu pun lalu menoleh kearah Syaqiq dan berkata , “Hai Syaqiq, bacalah firman Allah dan sesungguhnya Aku (Allah) adalah Maha Pengampun kepada siapa saja yang kembali kepada-Ku, beriman kepada-Ku , mengerjakan amal shalih, kemudian dia mencari jalan yang benar”. (QS. Thaha ayat :82).


Dalam hati Syaqiq terus merenung membaca firman tersebut. Sementara seperti biasa, kali ini pemuda tersebut telah menghilang lagi. Bahkan Syaqiq sangat kerepotan mencarinya, mengingat begitu ramainya orang hilir mudik.


Tapi begitu Syaqiq ada di Mina, lagi-lagi Syaqiq menjumpainya. Kali ini dia pergi mengambil sebuah teko, ditangannya ada bekas mengambil air. Syaqiq segera mendatanginya. Pemuda itu lalu mengulurkan tangannya untuk mengambil air.


Sementara air agak jauh sedikit untuk dijamah tangan. Tidak disangka-sangka bekas itu terlepas dari tangannya lalu jatuh kedalam wadah. Entah apa yang akan dilakukan saat itu. Pemuda itu malah langsung mengangkat kepalanya kearah langit seraya memohon.


Kepada Engkau aku kembali jika aku merasakan kehausan.
Daripada-Mu juga aku meminta makanan bila kau merasakan kelaparan.
Ya Allah Tuhanku. Aku tidak punya bekas selainnya, jangan engkau ambil dia dari tanganku..!.


Begitu selesai memanjatkan dia, ajaib wadah berisi bekas telapak tangan dia (pemuda itu) berangsur naik, seolah ada mata air yang sedang mengisinya dari bawah.Pemuda itu lalu mencelupkan tangannya kedalam air wadah itu dan mengeluarkan bekas yang jatuh kedalam air tadi. Dia lalu meminum air itu sepuas-puasnya, mengambil wudhu kemudian berdiri sholat empat rakaat.


Usai sholat ia lantas mengeggam pasir dari tempat itu , dan dibubuhnya kedalam bekas itu serta dikocok – kocoknya dengan air yang ada didalam bekas itu, lalu diapun meminumnya


Sungguh  Syaqiq terkagum-kagum oleh ulah si pemuda itu. Takjub bukan main terhadap apa yang telah diperbuat pemuda itu. Dia minum apa yang ada dalam bekas itu setelah Syaqiq lihat pemuda itu membubuhkan segenggam pasir.


Syaqiqi lantas memutuskan untuk mendekatinya dan berkata, “Berilah aku sedikit rezeki yang diberikan Allah kepadamu..!
Syaqiq penasaran ingin tahu banyak apa sebenarnya didalam bekas yang dimakan pemuda itu. Pemuda itu pun lantas menoleh kearah Syaqiq. Namun tatapannya seolah berkata bahwa sesuatu tengah terjadi pada diri Syaqiq.


“Wahai Syaqiq nikmat Allah itu terlalu banyak yang diberikan kepada kita, baik yang nampak ataupun tidak. Bersihkanlah hatimu jangan pernah menduga apa-apa !”.
Pemuda itu lalu memberi Syaqiq bekas itu dan minumannya. Rasanya seperti bubur sawiq yang manis dan enak serta baunya harum pula. Syaqiq senang bukan main. Apalagi rasa bubur sawiq yang dimakannya itu lezat tak terkira.


“Demi Allah, aku belum pernah merasakan bubur sawiq yang begitu lezat seumur hidupku seperti yang sedang aku makan kini. Aku terus mencium bubur itu sampai aku merasa kenyang. Bahkan rasa kenyang diperutku terasa dan tahan berhari-hari, sampai – sampai aku tidak mengingginkan makanan lain saat itu”, batin Syaqiq.


Setelah kenyang dan puas , Syaqiq pun mengembalikan bekas tangan pemuda itu. Si pemuda lalu pergi. Seperti yang sudah – sudah , kali ini tak kelihatan batang hidungnya sampai berada di Mekkah.


Pada salah satu malam di Mekkah , sekali lagi Syaqiq melihat pemuda itu di pinggir kubah air zam-zam. Dia sedang berdiri menunaikan sholat penuh khusuk. Rentang waktu sholatnya lama sekali. Hingga Syaqiq mendengar suara keluh kesah dan suara tangisannya yang sungguh-sungguh memilukan siapa saja yang berada disampingnya.


Pemuda itu pun terus sholat , rakaat demi rakaat. Sampai muncul waktu fajar, barulah dia berhenti. Kemudian disambung pula dengan tasbih dan berdzikir.


Tatkala waktu subuh tiba, pemuda itu turut berjamaah dengan rombongan Syaqiq. Selepas subuh, dia lalu thawaf mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran. Kemudian dia menepikan dirinya dari tempat thawaf menuju ke suatu tempat di pinggir masjid.


Syaqiq penasaran dan mengikutinya dari belakang untuk melihat apa yang akan diperbuatnya setelah itu. Syaqiq melihat dia duduk dan orang-orang banyak mengelilinginya. Syaqiq menduga, mereka mungkin para pengikut dan pengawal-pengawalnya.


Orang-orang tersebut ternyata datang dari berbagai tempatdan mereka bertemu setiap tahun disana. Sebab dalam perjalanan menuju Baitullah, Syaqiq tidak melihat seorang pun dari mereka dalam rombongan.


Syaqiq lalu ikut duduk di situ mengelilinginya. Sementara orang-orang semakin ramai berdatangan membanjirinya dari arah masjid itu. Rasa penasaran Syaqiq akan siapa gerangan pemuda itu sebenarnya semakin menjadi. Selama ini Syaqiq telah menjumpai bermacam-macam keanehan terjadi pada pemuda itu. Namun tidak terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk bertanya siapakah gerangan dirinya (pemuda itu).


“Wahai saudaraku, boleh aku bertanya sedikit,,? Syaqiq menghampiri salah seorang yang mengerumuni pemuda itu.
“Boleh”
“Siapa sebenarnya pemuda ini..? tanya syaqiq.
“Kau belum tahu..?”.
Syaqiq menggeleng-gelengkan kepala, tanda bahwa ia belum tahu.


Dia adalah Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib”, jawab lelaki yang ditanya Syaqiq seraya tersenyum.
‘Oh dari keturunan Ali Zainul Abidin bin Husain”.


Semoga Allah menurunkan rahmat dan berkah dari mereka sekalian serta mengkaruniakan manfaat bagi kita didunia dan akhirat Aamiin.


(Dinukil dari Anisul Mukminin / Hiburan Orang Mukmin / Shafwak Sa’dallah al-Mukhtar. Penerjamah H. Salim Basyarahil. Gema Insani Press, 1996).  


(dari berbagai sumber)



Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 27 Juli 2018

KISAH UZAIR, YANG DIMATIKAN & DIHIDUPKAN LAGI

KISAH UZAIR,   YANG DIMATIKAN & DIHIDUPKAN LAGI

Dasbor "Kisah Nabi & Sahabat"


KISAH UZAIR, YANG DIMATIKAN & DIHIDUPKAN LAGI


“Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata : “Bagaimana Allah menghidupkan kebali negeri ini setelah hancur..?, maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali..” (QS. Al-Baqarah : 259) ”.

Musim panas tiba. Pagi itu, Uzair – yang dikenal sebagai hamba Allah yang shaleh dan salah seorang Nabi dari Bani Israil – berniat pergi ke kebun. Cuaca yang sangat panas telah mengakibatkan tanah retak-retak dan tanaman butuh siraman air. Jadi Uzair memutuskan pergi ke kebun dan dia pun berangkat dengan menunggang keledai.


Kebun Uzair sangat jauh, dan jalan menuju kebunnya itu tidakklah ringan. Uzair harus melewati sebuah negeri yang sudah mati. Puing-puing berserakkan diantara sisa-sisa bangunan yang telah hancur. Kota itu dulu dikenal sangat indah dan ramai. Penduduk di kota itu hidup dalam kedamaian, tapi akhirnya hancur dan menjadi kota mati. Saat melewati kota mati itu hari mulai siang dan terik matahari seperti memanggang bumi.


Uzair mencari sisa bangunan yang masih memiliki atap untuk berteduh sejenak dari terik matahari. Setelah mendapatkan apa yang dicari Uzair turun dari keledai, dan menenteng dua keranjang perbekalan yang dibaawa. Satu keranjang yang berisi buah Tin, dan satu keranjang yang lain berisi buah anggur. Uzair lantas berteduh dengan nyaman, seraya mengeluarkan mangkok untuk menampung air anggur yang ingin diperas.


Uzair kemudian mengambil sepotong roti, dan mencelupkan kedalam perasan anggur. Setelah itu, Uzair menikmati  makanan yang dibawany. Rasa laparpun mulai hilang,  dan Uzair sudah merasa cukup. Uzair membaringkan tubuhnya menyandarkan kakinya kedinding seraya enatap sekeliling. Hanya ada puing-puing sisa bangunan. Sejenak ia merenungi atap-atap yang roboh bangunan yang tinggal puing-puing dan rumah-rumah yang sudah ditinggaloleh penghuni kota mati tersebut.


Tidak jauh dari tempat Uzair berteduh berserakkan tulang. Dia pun lantas membatin.
“Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur..?”.
Uzair sama sekali tidak meragukan kekuasaan Allah dapat menghidupkan kembali negeri itu setelah hancur. Tetapi, pikiran itu tiba-tiba melintas.


Tidak lama kemudian, Uzair merasa tidak kuasa lagi merasa rasa kantuk yang hinggap dipelupuk mata. Uzair mengalami sebuah peristiwa yang tidak terduga. Dia merasa tertidur dengan tiba-tiba, dan tak bisa tetap terjaga. Waktupun berlalu. Hari berganti, bulan pun berbilang, bahkan tahun-tahun yang panjang akhirnya terlewati, tidak terasa dalam tidurnya.


Tidak terasa, seratus tahun telah berlalu, Allah telah mengutus malaikat maut untuk mewafatkan Uzair. Selama seratus tahun itu  merasa sedang tidur, telah terjadi peperangan, bahkan Nebukadnezar telah membakar semua kitab Taurat yang ada. Tak satupun yang tersisa, kecuali yang dijaga dengan baik ayahnya Uzair. Sebab diasa penyerangan Nubukadnezar itu, ayah Uzair sempat emendam kitab Taurat ditanah.


Setelah seratus tahun berlalu, dan Uzair merasa tertiudur, padahal dia sudah dicabut nyawanya. Seratus tahun keudian Allah menghidupkan kebali Uzair. Pertama – tama , Uzair dihidupkan akalnya dan matanya. Sehingga ia bisa berpikir dan juga melihat bagaimana Allah menghidupkan kembali orang yang sudah mati.


Tak selang lama tubuh Uzair dihidupkan diawali diawali dengan berkumpulnya tulang-tulang yang keudian dibungkus dengan daging kulit dan rambut. Lalunyawanya, ditiupkan. Tapi saat itu Uzair sudah bisa berpikir dan melihat peristiwa luar biasa yang terjadi. Setelah itu Uzair hidup kembali, Malaikat mau bertanya kepada Uzair
“Berapa lama engkau tinggal disini..?.
“Uzair menjawab, “Sehari atau setengah hari”.

Uzair menjawab seperti itu, karena dia merasa telah tertidur. Aplagi ia merasa tidak tidur terlalu lama. Dia tidur pada tengah hari dan kemudian merasa bangun pada sore hari, dia merasa tidak ada yang janggal dan dia merasa tidur tidak cukup lama.


Padahal, yang terjadi tidak demikian Uzair telah meninggal selam seratus tahun dan dia tidak menyadari. Karena itu, malaikat maut kemudian menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi,
“Tidak..! Engkau telah tinggal selama seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu”.


Uzair melihat kearah makanan dan minuman yang dijadikan sebagai bekal dalam perjalanan. Anehnya, sisa roti dan perasan anggur di mangkok tidak berubah. Masih seperti sedia kala masih dalam keadaan seperti Uzair tinggal tidur sebelumnya. Tidak berubah sama sekali.Juga, buah Tin dan buah anggur didalam keranjang nyaris masih dalam keadaan segar.


Tentu, Uzair merasa bingung. Dia dijelaskan telah tidur selama seratus tahun , tapi saat melihat bekal makanan yang dia bawa ternyata tidak membusuk dan basi. Lalu malaikat maut kembali bertanya.
“Apakah engaku bingung dengan apa yang aku sampaikan..?.
Sekarang lihatlah keledaimu..!”.


Uzair menoleh kearah keledai yang sebelumnya dinaiki, dan ternyata keledai itu telah menjadi tulang belulang. Kemudian Allah menghidupkan keledai itu. Uzair melihat tulang belulang keledai  berkumpul dan bersatu kembali, lalu tulang belulang itu dibalut dengan daging dan kulit., juga bulu-bulu. Lantas keledai Uzair kembali dapat bergerak menghadapkan kepala dan kedua telinga ke atas langit.


Uzair melihat peristiwa yang luar biasa itu dengan mata kepalanya sendiri dengan takjub. Setelah itu Uzair, pulang kerumah. Dia mengendarai keledai. Seratus tahun Uzair telah meninggalkan kampung halaman, dan tak ada satupun orang pun mengenali Uzair lagi. Uzair bahkan juga tidak mengenal lagi siapa pun yang tinggal dikampunghalamannya sendiri. Dia sudah juga tidak lagi mengenali rumah yang dahulu menjadi tempat tinggalnya. Tatkala Uzair meninggalkan kampung dia waktu itu berusia 40 tahun.


Tetapi kampungnya sudah digilas waktu. Rumah dan jalan sudah banyak berubah.Akhirnya Uzair mengira-ngira letak rumahnya dan memasuki rumah tersebut. Rupanya rumah itu ditinggali seorang wanita yang sudah lanjut usia, tidak bisa melihat lagi dan tak bisa berdiri. Usia wanita itu sekitar 120 tahun. Dulu ia seorang hamba sahaya, dan baru berusia 20 tahun saat Uzair meninggalkan kampung. Tetapi karena usia yang sudah Uzur dan tak bisa elihat lagi, maka dia tidak tahu siapa yang datang.


Wahaiibu tua , apakah benar ini rumah Uzair ..?” tanya Uzair.
“Benar ini rumah Uzair”, jawab wanita itu seraya menangis
“Sudah lama aku sudah tidak mendengar nama Uzair berpuluh-puluh tahun lamanya. Orang – orang sudah melupkannya”.
“Sesungguhnya aku ini adalah Uzair.
Allah telah mematikanku selaa seratus tahun “.


Wanita itupun terkejut dan nyaris tidak percaya . “UZair memang telah menghilang 100 tahun yang lalu dan kami tidak pernah mendengar beritanya sama sekali.
“Aku adalah Uzair”, Uzair kembali meyakinkan wanita tua itu lagi.
“Aku tahu Uzair itu adalah hamba yang shaleh. Jika dia mendoakan orang yang sakit agar sembuh, atas izin Allah orang itupun sembuh.


Jika dia mendoakan orang yang kena musibah , kecacatan agar dihilangkan dari musibah, orang itu juga akan terbebas dari musibah. Untuk membuktikan apakah kamu itu Uzair, berdoalah kepada Allah agar pengelohatanku dikembalikan agar aku bisa melihatmu, jika kamu memang benar Uzair, pasti aku akan bisa mengenalimu”


Uzair kemudian berdoa kepada Allah, dan wanita tua itu dapat melihat kembali. Wanita itu, juga bisa berdiri lagi sehingga wanita tua itu bisa membawa Uzair kessebuah rumah temapt berkumpul orang-orang Bani Israil.  Di rumah itu ada anak, Uzair yang usianya sudah tua. Lalu wanita tua itu berkata, “Orang ini adalah Uzair”.


Tentu orang-orang menjadi kaget dan stengah tidak percaya. Tetapi wanita tua itu, berkata lagi, “Aku fulanlah, hamba sahaya kalian. Uzair telah berdoa kepada Allah untuk kesembuhanku hingga mataku bisa melihat lagi.Aku bisa berdiri dan bisa berjalan lagi seperti dulu. Dia adalah Uzair dia bilang, dia telah dimatikan oleh Allah selam seratus tahun dan sekarang dia telah dihidupkan kemabali”.


Semua orang berdiri, dan memandangi Uzair dengan penuh tanda tanya. Tapi, tiba-tiba putra Uzair memecah kebuntuan, “Ayahku memiliki cirri khusus, diantara bahunya ada tanda hitam”
Lalu Uzair membuka bajunya, memperlihatkan tanda hitam yang ada diantara bahunya. Setelah itu, orang-orang Bani Israil pun tidak memiliki keraguan lagi bahwa laki-laki itu adalah Uzair. Lalu, Uzair menceritakan peristiwa yang dialami.


Setelah Uzair bercerita, orang-orang Bani Israil menuturkan bahwa diantara mereka sudah tidak ada lagi orang yang menghafal Taurat. Padahal Nebukadnezar telah membakar semua Taurat dan orang – orang itu bergantung pada Uzair , karena mereka telah diberi tahu bahwa Uzair hafal Taurat. “Tuliskanlah apa yang kau hafal itu untuk kami”.


Untung ayah Uzair dulu pernah menyimpan Taurat di tanah, dan tidak ada seorang pun yang tahu. Hanya Uzair yang tahu. Uzair kemudian mengajak mereka ketepat tersebut dan menggalinya. Sayang setelah digali, ternyata lembaran-lembaran kitab Taurat itu telah lusuh dan tulisannya telah banyak yang hilang.


Uzair duduk termenung di bawah pohon, dikelilingi orang-orang Bani Israil. Tiba-tiba diatas langit seperti ada kilatan dua api turun ke bumi, kemudian masuk ketubuh Uzair. Dua kilatan api itu rupanya membantu Uzair mengingat kembali hafalannya. Setelah itu Uzair menuliskan kitab Taurat untuk orang-orang Bani Israil.


Uzair – sebagaimana pendapat yang diunggulkan – dikenal sebagai salah satu Nabi dari Bani Israil. Menurut Ibnu Katsir , dia hidup setelah zaman Daud dan Sulaiman. Tapi sebelu zaman Zakariya da Yahya. Tidak seorang pun yang tersisa dari Bani Israil yang hafal kitab Suci Taurat, kemudian Allah mengilhamkan ahafalan itu kepada Uzair .  

(dari berbagai sumber)

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 27 Juli 2018

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...