Blog Konten Islam

Wednesday 13 June 2018

MEMAHAMI MAKNA LEBARAN

MEMAHAMI  MAKNA LEBARAN

DASBOR "Educasi Islam"

MEMAHAMI
MAKNA  LEBARAN

“Lebaran adalah istilah jawa untuk menyebut hari raya. Kata yang bersifat lokalini seketika menjelma menjadi nasional tidak hanya orang jawa, orang diluar jawa pun terkadang menyebut hari raya dengan kata lebaran. Lalu, apa sih makan sebenarnya lebaran itu..?”
Berdasarkan linguistik (ilmu bahasa) ternyata tidak ada keterangan dan rujukan yang baku. Sehingga istilah “lebaran” diterima sebagai ungkapan khusus yang ada begitu saja serta hidup didalam keseharian masyarakat luas. Kamus Besar Bahasa Indonesia pun mengartikan kata “lebaran”sebagai Hari Raya umat islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah menjalankan ibadah puasa dibulan sebelumnya (Ramadhan), Hari Raya ini disebut dengan Idul Fitri “, sedangkan “Lebaran Besar” adalah istilah untuk menandai hari raya Idul Adha atau disebut juga “Lebaran haji”.

Tidak, namun banyak yang bersepakat bahwa Lebaran merupakan istilah jawa dari ungkapan “wis bar (sudah selesai ) “, maksudnya sudah selesai menjalankan ibadah puasa. Kata “bar” sendiri adalah pendek kata dari “lebar” yang artinya “selesai”. Bahasa Jawa memangsuka memberikan akhiran “an” untuk suatu kata kerja. Misalnya kata “bubar” yang diberi akhiran an menjadi “bubaran” yang umumnya menjadi konotasi jamak. Kata “bubar” sendiri adalah bentuk populer / rendah dari kata “lebar”.

Seperti diketahui bahasa Jawa mengenal tingkatan bahasa yang berbeda dan berlaki untuk kelompok masyarakat tertentu. Kata “bubar” dan “lebar” maknanya sama , tetapi kata “bubar” digunakan oleh masyarakat awam , sedangkan kata “lebar” digunakan oleh priyayi atau bangsawan sebagai istilah yang lebih halus atau lebih sopan.

Baca Juga "Mantan Pegawai Bank Jadi Pemulung"

Jadi ungkapan “wis bar” bentuk singkat ungkapan “wes bubar” yang berlaku untuk masyarakat awam. Sdangkan ungkapan “sampun lebar” digunakan oleh golongan masyarakat yang lebih tinggi tingkatan sosialnya. Selanjutnya kata “lebar” diserap kedalam Bahasa Indonesia dengan akhiran “an” sehingga menjadi istilah umum yang kita kenal sekarang yaitu “Lebaran “. Artinya kurang lebih,”Perayaan secara bersama dengan handai taulan setelah selesai menjalankan ibadah puasa”.

Adajuga yang mengartikan lebaran dengan lebar, lebur, luber, labor. Lebar artinya kita akan bias Lebaran dari kemiskinan. Lebur artinya lebur dari dosa, Luber artinya luber dari pahala, Luber dari keberkahan, Luber dari rahmat Allah swt. Sedangkan Labur artinya bersih sebab bagi orang yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa, makna hati kita akan dilabur menjadi putih bersih tanpa dosa.

Makanya wajar kalau mau lebaran rumah-rumah banyak yang dilabur  hal ini mengandung arti pembersihan zahir di samping pembersihan batin yang telah dilakukan.
Meski berasal dari bahasa jawa , namun orang jawa sendiri menggunakan istilah lebaran ini, umumnya digunakan istilah “sugeng riyadin” yang artinya “selamat hari raya” sebagai suatu ungkapan sopan atau halus dan “riyoyo” yang merupakan bentuk kasar atau rendah-nya. Kalau kata kerja jamaknya bisa diduga menggunakan akhiran “an” yaitu “riyoyoan” alias merayakan hari raya” Selain itu ada ungkapan lain yang menyebut hari raya yang maknanya sedikit berbeda yaitu “bada” yang berasal dari serapan bahasa Arab “ba’da” artinya setelah. Sehingga riyoyoan juga berarti Bada’an yang bermakna, “perayaan setelah berpuasa di bulan suci Ramadhan.”.

Ucapan “Sugeng Riyadin” biasanya kemudian diikuti dengan ungkapan permohonan maaf “nyuwun pangaksami” (halus) atau nyuwun pangapunten (kasar) “sedaya kelepatan” (segala kesalahan). Sdangkan akalau anak muda biasa to the point “sepurane yo” (maafkan ya).

Yang banyak menggunkan istilah “Lebaran” justru masyarakat Betawi, menurut mereka istilah “Lebaran” berasal dari kata “lebar” yang maknanya luas yaitu sebagai gambaran keluasan hati atau kelegaan setelah keberhasilan menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan suci Ramadhan dan kegembiraan dalam menyambut perayaan hari kemenangan dan karena bersilaturahim dengan sanak saudara dan handai taulan.

Terlepasa dari tidak adanya asal-usul kata yag jelas tentang lebaran, yang penting bagi kita, adalah mengisi hari Lebaran atau hari raya dengan sholat Id , hala bi halal saling memaafkan , silaturahim ke tetangga dan sanak keluarga dan sebagainya. Dengan begitu , hari lebaran pun kita lakukan dengan penuh makna.

REMAJA  BERTAKBIR
Saat aanak-anak dan remaja dulu, Asep seringkali mengikuti takbir keliling yang dilaksanakan oleh masjid Al-Ikhlas desa Dukuh Jeruk , Karangampel, Indramayu. Seringkali pula dia terbuka, Asep ditemani beberapa teman. Sese orang  teman memegang bedug, satunya lagi memainkan alat music yang lain dan dia yang memimpin takbiran. Mereka berkeliling kampung , yang dimulai dari halaman masjid dan kembali lagi kesana.

Apa yang mereka rasakan saat ini..? Adalah sebuah kegembiraan. Rasanya , rasa lapar dan dahaga karena sebulan penuh berpuasa berbalas dengan hanya waktu semalam. Dan takbiran itu tidal berhenti ketika mobil yang mengantar mereka sampai halaman masjid, tapi diteruskan didalam masjid sampai larut malam.

Bagi mereka, para remaja, takbiran (apalagi takbir keliling) sangat menyenangkan. Ini bukan saja momentum seorang remaja dalam menyiarkan keagungan Allah ke khalayak ramai, tapi juga momentum terbaik bagi mereka dalam berekspresi. Dibandingkan mereka mengisi malam Hari raya dengan berbagai kegiatan yang tidak berguna, seperti menyalakan petasan, mercon, berpacaran, dan sebagainya. Maka, adanya tradisi takbir keliling yang diisi oleh remaja merupakan sesuatu kegiatan yang sangat berguna bagi mereka sebagai pembentukkan mental dan spiritual mereka ketika dewasa kelak.

Sayang, takbir keliling kadang diwarnai sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya, sebagian kelompok yang ikut takbir keliling kadang ada yang membawa petasan atau mercon. Sepanjang jalan, mereka menyalakan dan meledakannya sehingga membuat bising telinga orang lewat. Bahan peserta takbir keliling sendiri kadang merasa terganggu. Tapi,memang watak remaja, terkadang sudah diingatkan dan dikasih tahu. Mereka ikut takbir keliling kadang hanya untuk mencari “sensasi” semata tidak benar-benar berniat mengagungkan asma-asma Allah.

Itulah catatan penting yang harus diperhatikan ketika mengadakan takbir keliling. Tidak itu saja, perlunya ketertiban dan kerapihan saat  konvoi juga harus diperhatikan.Pengendara motor yang ikut juga takbir keliling tidak jarang saling kebut-kebutan dan saling susul menyusul dengan temannya sendiri. Akibatnya ada beberap kejadian mereka senggolan dan akhirnya terjadi kejelakaan.

Kondisi itulah yang membuat Gubernur Jakarta Non – aktif Jokowi pernah melarang takbir keliling di Kota Jakarta. Dia mengkhawatirkan akan terjadinya kecelakaan jika dilakukan takbir keliling. Karena itu ia menyatakan untuk takbiran di masjid atau mushalla-mushalla saja. Kecuali jika takbir keliling itu disertakan petugas keamanan kepolisian , maka lelaki yang dulu masih mencabat Gubernur DKI itu memperbolehkan.

Selain memperhatikan soal keamanan, takbir keliling juga harus memperhatikan soal kemacetan. Jangan sampai takbir keliling memadati jalanan sehingga menyulitkan pengguna jalan lain ketika lewat. Jadi harus benar-benar dilakukan secara rapih , teratur dan damai.

TIDAK PERLU DILARANG
Terlepas niat baik serta lalsan pak Jokowi saat itu yang melarang takbir keliling , saya pikir tradisi ini harus tetap dijalankan, apapun kondisinya. Tidak boleh dengan alasan dengan menghindari kecelakaan , takbir keliling kemudian dilarang.Pasalnya jika alasannya demikian maka kitapun bisa melarang seorang yang berjalan dipinggir jalan raya karena takut kesruduk motor atau mobil. Jadi, efek yang tidak terlalu besar jangan kemudian menjadikan sebahalasan untuk melarang yang asal.

Atas dasar itulah, Wakil Sekjen MUI Tengku Zilkarnaen merespon keras kebijkan Jokowi diatas. “Alasan pelarangan takbir keliling ini sama saja pembangkangan terhadap ajaran islam. Kalu dilarang ini pengerdilan agama Islam”. Ujarnya.

Menurut dia, takbir keliling termasuk salah satu sunnah dalam ajaran islam. Karena perayaan malam lebaran tidak hanya sekedar dilakukan di mushalla dan masjid bisa juga dilakukan di jalan demi syiar. Karena itu, ia sangat keberatan kalau sampai dilarang.

Ia mengatakan, jika takbir hanya diizinkan dilakukan di mushalla, sama saja polisi mengurung umat islam . Itu lantaran Islam sebagai mayoritas agama masyarakat Indonesia tapi tidak lagi bebas disyiarkan. Tentu hal ini menggelitiknya lantaran tidak adil jika gerak-geriknya kaum muslimin malah dibatasi ketika menyambut perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Tengku mengingatkan, kepolisian hendaknya mencabut larangan dengan takbir keliling. Kalau tidak, bisa muncul opini negative kalau Polri melakukan pandang bulu dalam mengeluarkan kebijakan. Karena pada malam tahun baru, seluruh masyarakat tumpah ruah kejalan malah tidak dilarang. Bahkan Jokowi sampai ikut larut dalam perayaan tahun baru. Karena itu ia menilai aneh ketika umat islam merayakan tahun baru Islam cenderung dibatasi, “Polri seperti mengkrangkeng umat islam, tapi membiarkan umat lain bebas merayakan malam tahun baru”, kritik Tengku.

Ia mengaku bisa memahami ada masyarakat yang berbuat kurang baik ketika melakukan takbir keliling di jalan raya. Namun hal ini lebih baik dikoordinasikan dengan ulama. Pengurus masjid maupun ketua RT/RW setempat. Sehingga masyarkat yang ingin mengekspresikan perayaan pemyambutan Lebaran bisa menjalankan dengan baik.

Dengan koordinasi yang baik dan langkah antisipatif , kata dia, segala hal yang negates yang muncu bisa ditangani dengan baik. Hal itu sudah dicontohkan semasa Kepala Polda Metro Jaya Untung S Rajab yang mau bekerjasama dengan seluruh komponen umat Islam. Sehingga pada masa itu tidak ada larangan bagi kaum Muslimin yang ingin menggelar takbir keliling “Ibaratnya kami ingin supaya tertib agar hal negative bisa diminimalisir, bukan dibeangus seperti sekarang”, ujar Tengku.

BERSEMANGATLAH..!
Terlepas dari semua itu, takbiran (tidak harus keliling) harus terus menggema di masjid atau mushalla. Ramaikan malamlebaran dengan gema dan suara pengagungan Asma Allah, Allahu Akhbar, Allahu akhbar, Allahu Akhbar walilahilhamd Jangan sampai asma-asma Allah itu keselip atau terkubur dengan suara petasan atau mercon.

Bagi remaja, tergeraklah hati kalian untuk melangkah ke masjid atau mushalla. Raih speaker dan dendangkanlah asma-asma Allah itu dengan suara yang sedang (tidak harus berteriak). Kalau bisa remaja yang bersuara merdu (qari) yang melakukannya. Meski bagaimanapun, seorang qari, akan lebih enak didengar suaranya dibandingkan orang biasa.

Takbiran adalah sunnah Rasulullah saw. Jauh hari Rasul pun menyuruh kita untuk bertakbir saat tiba hari Lebaran. Ibnu Abi Syaibah meriwaytakan bahwa Nabi SAW keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai sholat selesai. Setelah menyelesaikan sholat, beliau menghentikan takbir (HR. Ibnu Abu Syaibah dalam Mushannaf 5621).

Bahkan dalam Ayat suci Al-Quran Allah berfirman, “…Hendaklah kamu mencukupkan bilangan puasa dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu” (QS.Al-Baqarah :185).

Ayat diatas menganjurkan kita bertakbir ketika memasuki Hari Raya, setelah puasa selesai . Karena itu gemakanlah masjid, mushalla dan tempat-tempat lainnya untuk bertakbir. Untuk para remaja khususny, jadikanlah malam Hari Raya ini sebagai momentum latihan sekaligus pembekalan mental religious kalian.

Jangan ragu melangkah ke tempat-tempat ibadah untuk melantunkan asma-asma Allah dalam bentuk takbiran. Jaga kebiasaan ini dan hidupkan tradisi ini , meski tak harus dilakukan secara berkeliling. Jika tidak dimulai dari masa remaja, kapan lagi..?. Semoga Hari Raya ini menjadi berkah buat kita semua Amiiiiiin
 ( Berbagai Sumber )
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 14 Juni 2018

Tuesday 12 June 2018

TIPS RAYAKAN IDUL FITRI YANG BENAR

TIPS   RAYAKAN IDUL FITRI YANG BENAR

Dasbor "Educasi Islam"

TIPS  RAYAKAN  
IDUL FITRI YANG BENAR

Puncak pencapaian selama menjalani ibadah Ramadhan ditandai dengan hadirnya Hari kemenagan pada 1 Syawal. Seluruh muslim di penjuri dunia, saat itu larut dalam rasa syukur atas “keberhasilan” menjalani ritual ibadah selama sebulan penuh. Rasa bahagia pun mengalir kepada setiap makhluk Allah karena ampunan dan segenap kebaikkan begitu besar tercurah selama Ramadhan.

Kesuka-citaan ini lah yang menyebabkan seluruh kaum muslimin seantero dunia memiliki tradisi perayaan Idul Fitri. Ada yang sederhana, adapula yang cukup meriah melewati seperti yang kaprah terjadi di Indonesia selama ini.Ini bisa kita lihat dengan beragamnya cara orang di setiap daerah merayakan lebaran.

Namun seiring itu kemeriahan rentan dimanfaatkan pada pemilik modal besar. Kemeriahan hari raya begitu identik dengan pakaian baru dan hidangan serba lezat, alih-alih mereka hadir menawarkan bunga-bunga diskon untuk memperlancarperayaan lebaran. Dan iniah yang kemudian menjerat kaum perempuan khususnya kaum ibu.
Sebagai manajer rumah tangga, ibu begitu lekat berhadapan dengan realita ini. Sehingga terasa sulit bagi mereka mengikis tradisi Menyambut Lebaran tanpa pakaian baru dan selama Ramadhan diisi dengan makanan ala kadarnya seperti hari-hari biasa. Sambil itu mereka harus terampil mengatasi lonjakkan harga kebutuhan pokok dan barang-barang lain sepanjang Ramadhan dan Idul Fitri.

Namun disisi lain, tak sedikit mereka terbujuk budaya kapitalisme dengan iming-iming belanja murah , tawaran diskon dan berbagai macam godaan-godaan emosi. Budaya konsumtif yang sengaja diciptakan kaum kapitalis tersebut membentuk orang berlaku boros. Jika terus dibiarkan, lambat laun akan mengganggu keseimbangan kebutuhan. Untuk itulah, perlu control dan pengendalian diri , apalagi menyambut bulan puasa dan Idul Fitri. Sebab esensi dari puasa itu sendiri adalah pengendalian diri, termasuk dalam hal berbelanja, harus ada kontrol sesuai kebutuhan.

MENYUSUN ANGGARAN
Susah menolak dari budaya konsumtif jelang lebaran, ada baiknya kita perhatikan hal-hal berikut :
1.   Susunlah daftar kepeluan belanja. Baik konsumsi untuk menyambut tamu lebaran atau perlengkapan lain kebutuhan lebaran.Seperti pakai, kosmetik, dan obat serta perabot rumah tangga lainnya.
2.   Pisahkan antara kebutuhan rutin hidup sehari-hari dengan kebutuhan rutin pada saat puasa dan lebaran.
3.   Menu harian keluarga harus juga diatur dengan biak, dan upayakan agar tidak berbelanja saat hari puasa.
4.   Cari tempat perbelanjaan yang tepat, efektif waktu dan tenaga, juga menyediakan barang-barang keperluan lengkap.
5.   Jangan tergiur dengan bom diskon.
6.   Jeli memeriksa barang yang akan dibeli . Periksa masa kadaluwarsa makanan dan minuman teliti pula terhadap kerusakkan atau cacat pakaian yang akan di beli sebelum dibaya pulang dan akhirnya tidak bisa dikembalikan.

PERSIAPAN RITUAL BERLEBARAN.
Selain soal anggaran perkara ibadah yang menjadi esensi dalam menjalani bulan suci tentu saja tidak boleh luput dari perhatian. Esensi ibadah justru merupaka alasan dasar mengapa setiap kita perlu mempersiapkan diri menyongsong merayakan Ramadhan dan hari Raya .

Lebaran bukan menjadi penanda bahwa setiap kita telah berhasil menakhlukkan kewajiban puasa tarawih, berzakat dan sebagainya.Bukan juga untuk menjadi mengingat bahwa setelah Ramadhan berakhir kita diperkenankan untuk bersukacita penuh kebahagiaan.

Baca Juga "Larangan Ilmiah Mencabut Uban"

Lebih dari iu, dalam segala sesuatu, suasana, senang maupun susah, setiap kita diperintahkan untuk tak boleh lengah memerhatikan kualiatas dan kuantitas ibadahnya. Sebagaimana, bilamana ibu mampu mengahdirkan suasan penuh kebahagiaan, kegembiraan, nan meriah kala lebaran, maka iapun, harus mampu menjaga nilai-nilai spirirtual begitu lebaran tiba.

Untuk itu ada baiknya Muslimah , para ibu maupun kaum remaja perempuan memperhatikan aspek=aspek berikut :
1.   Niat Yang Benar.,
Seorang muslim wajib berniat yang benar dalam segala persoalan terutama yang berkaitan dengan hari raya seperti niat keluar rumah untuk sholat seperti yang dilakukan Nabi Muhammad saw.

2.   Mandi
Mandi disunnahkan sebab seorang muslim saat berlebaran akan merayakan dengan kaum mmuslim lainnya sehingga upaya interaksi sosial ini akan lebih terasa menyenangkan bila dalam keadaan bersih dan wangi. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. Bahwa ia mandi pada hari raya Idul Fitri sebelum berangkat ke tempat sholat (HR. Malik dalam kitab Al-Muwatha)

3.   Memakai wewangian
Hal ini di sunnahkan

4.   Memakai pakaian baru.
Jika seseorang mampu disunnahkan memakai pakaian baru Hari Raya Idul Fitri. Hal itu menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah swt dan menunjukkan kegembiraan pada Hari Raya. Ibnu Umar ra memakai pakaian terbaiknya pada kedua Hari Raya (HR.Bukhari)

5.   Mengeluarkan Zakat Fitrah sebelum melaksanakan Sholat
Sesuai dengan ajaran Rasulullah saw seorang muslim hendaknya mengeluarkan zakat fitrah sebelum sholat untuk menggembirakanfakir miskin dan orang yang membutuhkan pada hari Id tersebut tersebut. Rasululah sawmemerintahkan untuk mengeluarkan zakat fitrah sebelum orang-orang keluar untuk sholat (Bukhari – Muslim)

6.   Memakan kurma sebelum berangkap dari rumah pada Hari Raya Idul Fitri
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani, Rasulullah saw sebelum berangkat sholat pada hari raya Idul Fitri memakan kurma terlebih dahulu. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Nabi SAW tidak berangkat sholat Idul Fitri kecuali setelah makan. Sedangkan beliau tidak makan pada hari Raya Idul Aha kecuai setelah pulang dan makan dari hewan kurbannya (HR At-Tirmidzi)

7.   Bersegera Menuju tempat Sholat
Pada hari Raya Idul Fitri hendaknya setiap muslim bergegas menuju tempat sholat Id

8.    Keluarga wanita, anak-anak ke tempat sholat
Mereka dianjurkan menuju ketempat sholat sekalipun kaun wanita yang sedang haid, sehingga dapat menyaksikan dan mendapatkan kemuliaan hari raya serta merayakan serta merasakan kebagiaan bersama orang lain. Namun, mereka hendaknya memisahkan diri dari tempat sholat. Karena Nabi saw memerintahkan gadis-gadis pingitan, anak-anak, serta anita haid untuk keluar, sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

9.   Keluar Berjalan kaki dan takbir
Nabi Muhammad saw pada hari Raya dengan berjalan kaki, sholat tanpa adzan dan iqamat dan pulang berjalan kaki melalu jalan yang berbeda dari sebelumnya (HR. Ibnu Majah). Hal ini dilakukan sepanjang tidak memberatkan.

10. Bersalaman dan saling mengucapkan selamat diantara orang yang sholat

11.      Bersilaturahim
Menjalin silaturahim setiap waktu. Namun namun hal ini semakin dianjurkan saat Hari Raya Idul Fitri sehingga semua anggota keluarga bisa senang dan bisa merasakan kebesaran Hari Raya itu.

12.      Saling bertukar hadiah dan makanan.
Sudah menjadi tradisi bila hari Raya tetangga bertukar makanan dan hidangan. Bahkan dianjurkan untuk memberikan hadiah bagi mereka yang tak mampu.
Tata cara yang disarankan Syaikh Abdul Aziz yang tertuang dalam Al-Mausuu’atul Aadaab ini sangat lekat dengan tradisi berlebaran yang berlangsung di Indonesia. Oleh karena itu ada baiknya, pandangan-pandangan yang tertuang diatas dapat dilaksanakan.Tak lain agar laku ibadah kita di hari raya semakin baik dan bermakna.

Lepas dari semua itu pada hakikatnya hari Raya Idul Fitri adalah hari yang tidak harus identik dengan makanan yang tersaji dimeja dan berbelanja makanan serta baju baru yang sudah mentradisi di Indonesia melainkan hakikat Idul Fitri adalah sebuah peningkatan amal ibadah kita kepada Alla swt sesuai dengan pengertian Syawal itu sendiri yang berarti peningkatan yang dalam hal ini kita harus memakaninya bulan ini dengan bulan peningatan amal ibadah kita dan tidak kembali mengumbar nafsu – nafsu kita kembali.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dan makna di bulan Syawal yang juga penuh berkah ini

Selamat Hari Raya  Idul Fitri

 ( Berbagai Sumber )
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 13 Juni 2018

Monday 11 June 2018

ZAKAT PROFESI Kewajiban Zakat Bagi Para Pekerja

ZAKAT PROFESI  Kewajiban Zakat Bagi Para Pekerja
“Bila penghasilan Petani diperoleh selama satu tahun ada zakatnya maka alangkah tidak logis bila tidak ada kewajiban zakat bagi kalangan professional seperti dokter, gurudan yang lainnya yang penghasilannya sebulan bisa melebihi penghasilan petani selama setahun “

Memang kalau kita membuka kitab- kitab klasik soal zakat mal, tidak ada pembahasan spesifik soal zakat profesi. Pekerjaan para professional yang bekerja di kantor-kantor , baik swasta atau negeri, pabrik-pabrik dan lain-lainnya tidak dapat dalam kitab-kitab kuno.

Jadi, kalu kita merujuk pada kitab-kitab klasik, memang tidak akan menemukan pendapat yang mengatur soal zakat profesi ini. Ulama-ulama yang hidup pada puluhan abad silam, yang menyusun kitab-kitab fiqih klasik itu, belum mengenal mekanisme sekarang ini. Mungkin saja lapangan pekerjaan waktu itu masih sebatas pekerjaan kasar-kasar yang turun ke lapangan langsung berdagang di pasar, pergi kesawah dan ladang.

Berbeda denga kondisi sekarang dimana semuanya telah mengalamiperkembangan yang luar biasa. Demikian   pula praktik bisnis yang kian canggihnya. Profesi dokter dan guru yang bekerja tidak ada satu hari dan bahkan dalam satu tahun tak genap satu tahun ini penghasilannya bisa lebih tinggi dari petani yang setiap hari menggarap sawah dalam setahun.

Baca Juga "Meretas Peradaban Islam di China"

Pun para eksekutif muda yang berpakain cukup duduk masnis dalam mengelola bisnisnya, bisa dipastikan lebih besar dari orang-orang yang hanya mengandalkan ladang-sawah. Melihat kenyataan diatas, tentunya jika para petani yang banting tulang seharian saja dikenakan zakat sebagaimana diatur dalam Al-Quran hadits serta kitab-kitab klasik sementara mereka yang bekerja dikantoran dengan penghasilan melebihi dari pekerjaan petani tidak diwajibkan mengeluarkan zakatnya.

Berdasarkan fenomena inilah, para ulama berijtihad berdasarkan teks Al-Quran yang ada, seraya mengambil beberapa analogi (qiyas) soal hokum zakat profesi. Allah berfirman : “Ambillah olehmu zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…” (QS.At-Taubah :103).

Baca JUga "Apa yang dilakukan Nabi Muhammad di Hari Jum'at"

Dalam ayat lainnya, Dia juga berfirman, “Hai orang-orang yang berfirman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kamu keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu senidiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji “.

Menilik teks tersebut memang tidak disebut secara rinci tentang masalah profesi. Al-Quran hanya menyebut secara umum saja, yakni kata dalam teks “Usahamu yang baik-baik”. Hal ini berbeda sekali ihwal zakat mal lainnya yang memeang terungkap secara tekstual. Kendati demikian, bukan berarti zakat profesi lantas tidak ada kewajiban zakatnya.

Penghasilan yang didapat seseorang dari profesi tertentu yang bila telah memenuhi syarat-syarat mengeluarkna zakat , maka tetap harus mengeluarkan zakatnya.

Kenapa..? Karena zakat, hakikatnya adalah pungutan kekayaan atas golongan yang memiliki kelebihan harta untuk diberikan kepada golongan yang membutuhkan. Memang wahyu Al-Quran turun berdasarkan konteks masyarakat masa itu, tetapi tetap relevan sepanjang masa.

Mengingat prinsip-prinsip diwajibkannya zakat itu juga terdapat pada pekerjaan-pekerjaan professional , maka gajipun dikenai wajib zakat. Ulama sepakat bahwa setiap pekerjaan keahlian profesi tertentu, baik yang dilakukan sendirian orang/lembaga lain, yang mendamendatangkan penghasilan halal yang memenuhi nisab (batas minimum untuk wajib zakat), maka wajib dikenakan zakatnya. Contohnya adalah pejabat, manajer , direktur , sekretaris, pegawai negeri atau swasta, dokter, guru, konsultan advokat, dosen, wartawan, seniman dan sebagainya.

Bahkan berdasarkan sebuah hadits shahih Imam Timidzi Rasulullah saw bersabda : “Keluarkanlah olehmu sekalian zakat dari harta kamu sekalian “, dan Hadits dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda : “Sedekah hanyalah dikeluarkan dari kelebihan / kebutuhan. Tangan diatas lebih baikdaripada tangan dibawah. Mulailah (dalam membelanjakan harta) dengan orang yang menjadi tanggungn jawabnya. (HR Ahmad).

Tiga Pendapat Mengenai Zakat Profesi
Berdasarkan Pendapat banyak ulama, zakat profesi itu bisa dilaksanakan setahun sekali atau berapa bulan sekali. Seorang yang mendapatkan penghasilan halal dan mencapai nisab (85 gr emas) wajib mengeluarkan zakatnya 2,5% boleh dikeluarkan setiap bulan ataudi akhir bulan.

Namun ada tiga pendapat terkait dengan masalah ini,
Pendapat pertama, pengeluaran Bruto, yaitu mengeluarkan zakat penghasilan kotor. Artinya zakat penghasilan yang mencapai nisab dalam waktu setahun dikeluarkan 2,5% langsung saat menerima sebelum dikurangi apapun. Jadi kalau penghasilan yang diperoleh sebulan mencapai 2 juta rupiah X12 bulan = 24 juta, berarti dikeluarkan langsung 2,5% dari 2 juta rupiah per bulan = 50.000 ribu atau dibayar di akhir tahun 600.000 ribu.

Pendapat ini diqiyaskan dengan beberapa harta zakat yang langsung dikeluarkan tanpa dikurangi apapun , seperti zakat ternak, emas perak, ma’dan dan rikaz.

Pendapat Kedua, dikurangi operasional kerja, yang setelah menerima penghasilan yang mencapai nisab , maka dipotong dahulu dengan biaya operasional kerja. Contohnya , seorang yang mendapat gaji 2 juta rupiah sebulan, dikurangi biaya transport dan konsumsi harian ditempat kerja sebanyak 500 ribu rupiah sisanya 1,5jt, maka zakatnya dikeluarkan2,5% dan dari 1,5juta – 37.500,-.

Pendapat Ketiga, pengeluaran bersih yaitu mengeluarkan zakat dari harta yang masih mencapai nisab setelah dikurangi untuk kebutuhan pokok sehari-hari, baik pangan, papan, hutang, keluarga da yang menjadi tanggungannya. Jika penghasilan setelah dikurangi kebutuhan pokok masih mencapai nisab maka wajib zakat akan tetapi kalau tidak mencapai nisab tidak wajib zakat karena bukan lagi termasuk muzakki (orang yang wajib zakat) bahkan menjadi mustahiq (orang yang berhak mendapat zakat), karena penghasilannya tidak cukup untuk memasok kebutuhan sehari-hari.

Menurut pendapat ini, pengambilan dari pendapatan atau gaji bersih dimaksudkan supaya hutang bisa dibayar bila ada dan yag menjadi tanggungannya bisa dikeluarkan karena biaya hidup seseorang merupakan ebutuhan poko seseorang, sedangkan zakat diwajibkan atas jumlah senisab yang sudah melebihi kebutuhan pokok. Juga harus dikeluarkan biaya dan ongkos-ongkos untuk melakukan pekerjaan tersebut, berdasarkan qiyas hasil bumi bahwa biaya harusdikeluarkan terlebih dahulu baru dikeluarkan zakatnya.

Penghasilan Yang Tidak Teratur.
Terkadang banyak orang yang mendapatkan penghasilan dari profesi mereka secara tidak teratur. Dokter, bisa setiap hari bisa mendapatkannya penghasilannya, Guru bisa dipastikan setiap beberapa bulan mendapatkan penghasilan pasti, Advokat kontraktor, dan sebagainya mendapatkan saat-saat tertentu, sebagian pekerja menerima upah setiap minggu, dan kebanyakkan pegawai menerima gaji mereka setiap bulan.

Ada dua kemungkinan, menurut Yusuf Qardhawy, melakukan wajib zakat bagi orang yang penghasilannya tidak teratur.

Pertama, memberlakukan nisab dalam setiap jumlah pendapatan atau penghasilan yang diterima. Dengan demikian penghasilan yang mencapai nisab seperti gaji yang tinggi an honorarium yang besar para pegawai dan karyawan , serta pembayaran-pembayaran yang besar kepada para golongan profesi, wajib dikenakan zakat.

Sedangkan yang tidak sampai nisab, tidak terkena. Ini dapat membebaskan orang – orag yang mempunyai gaji yang kecil dari kewajiban zakat hanya atas pegawai – pegawai tinggi dan tergolong tinggi saja. Ini lebih mendekatai kesamaan dan keadilan sosial.

Kedua, mengumpulkan gaji atau penghasilan yang diterima berkali – kali itu dalam waktu tertentu. Ketentuan setahun  berlakundisini. Karena faktanya pemerintah mengatur gaji pegawainya berdasarkan ukuran tahun, meskipun dibayarkan perbulan karena kebutuhan pegawai yang mendesak. Berdasarkan hal itulah zakat penghasilan bersih seorang pegawai dan golongan profesi dapat diambil dalam setahun penuh, jika pendapatan bersih dalam setahun itu mencapai nisab.

Kita tahu bahwa zakat merupakan lambang pensyukuran nikmat , pembersihan jiwa , pembersihan harta, dan pembersihan hak Allah yang didalamnya ada hak orang yang lemah , ini menegaskan bahwa zakat dipungut dari hasil kerja apapun yang halal yang telah memenuhi wajib zakat

( Berbagai Sumber )

Wallahu ‘alam Bhisawab Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 12 Juni 2018

Sunday 10 June 2018

MENJELANG KEMATIAN MATA MELOTOT & TANGAN MENCAKAR

MENJELANG KEMATIAN   MATA MELOTOT & TANGAN MENCAKAR

  DASBOR "RAHASIA ILLAHI 1"

MENJELANG KEMATIAN
MATA MELOTOT & TANGAN MENCAKAR

“Mungkin ia berusaha melawan Malaikat Izrail saat hendak mencabut nyawanya“.

Tak ada seorang pun didunia ini yang ingin meninggal dalam keadaan mengenaskan, meski itu seorang begundal sekalipun. Sejahat-jahatnya manusia, mereka tetap berpikiran bahwa akhir hidup yang manis dan indah adalah impiannya. Namun, kematian adalah takdir Tuhan yang sangat misterius. Kita tidak bisa menentukan kematian diri kita sendiri. Kematian itu bisa datang kapan saja. Karena itu, bersiap-siaplah selalu diri kita dengan ibadah dan amal shaleh, hingga saat kematian itu tiba, kita siap menemui-Nya.

Kisah berikut ini menggambarkan pada kita betapa kematian itu adalah hal yang sangat misterius dan bisa terjadi kapan saja. Sebut saja namanya kakek Sahir. Usianya sekitar 60 tahun. Warga Bogor ini sebanarnya dikenal cukup baik dengan tetangganya. Ia pandai bergaul dan tidak memilih-milih teman. Maklum namanya juga tinggal di kampung hubungan kekerabatan di kampung dikenal masih sangat kuat dibandingkan di kota.


Hanya saja hasil yang kurang dimiliki oleh kakek Sahir ia tidak pernah sholat . Ibadah ibadaj lima waktu dalam sehari nampaknya menjadi sesuatu yang sangat asing sekali baginya. Padahal setiap hari ia mendengar adzan yang berkumadnang dari segala penjuru mushala dan masjid. Setiap saat pua ia melihat wanita berkerudung yang wira-wiri ikut pengajian di kampungnya. Juga lelaki berkopiah yang banyak ditemukan di sekitar rumahnya. Tampaknya, semua pemandangan yang islami itu tidak menggugahnya untuk menjadi lelaki yang raji beribadah. Jangankan sholat lima waktu sekali saja dalam sehari, misalnya sholat magrib tak pernah ia kerjakan.


Padahal saati itu, saat itu usia kakek Sahir sudah uzur 60 tahun. Usia dimana batas paling tipis seseorang mendekati kematian jika kita merujuk pada usia nabi kita yaitu usia63 tahun. Seharus dalam usia setua itu kakek Sahir mengubah pola dan maenset hidupnya menjadi lebih agamis. Namun, hidayah Allah itu memang tak menghampiri kakek Sahir. Hanya Tuhanlah semata yang berkuasa memberi hidayah kepada hambanya agar seseorang menjadi hamba yang shaleh.

Dalam keluarga kakek Sahir sendiri, sholat memangng menjadi barang yang sangat langka. Padhal di KTP –nya tertulis beragama islam, Sholat yang menjadi fondasi yang paling utama dalam agama islam justru ia tinggalkan dan tak pernah sama sekali ia tunaikan. Merea sholat terkadang pada hari-hari besar islam saja Sholat Idul Fitri dan Sholat Idul Adha. Sholat Jum’at yang hanya seminggu sekali pun, tak pernah ia tunaikan.


Kakek Sahir pernah ditanya soal ini ia menjawab, “Yang sholat saja banyak yang tidak benar. Koruptor, penjahat, maling pemerkosa, mereka semua juga sholat . Jika begini orang yang bertanya pun dibuat pusing tujuh keliing. Jika ditanya lagi, “Kalau mereka tidak sholat akan lebih jahat lagi kek”.


Kakekpun lebih pintar menjawabnya, “Itu kan menurut kamu. Kenyataannya, mereka yang jahat-jahat itu padahal sholat semua “, dalam hal ini kakek pun merasa menang. Akhirnya tak satu pun ada orang yang mampu menyadarkannya. Lagi-lagi Hidayah Allah belum berkenan mampir di kalbunya.

KERESAHAN WARGA.
Kebiasan jelek lainnya dari kakek Sahir adalah suka menyetel music keras-keras hingga tetangga yang jaraknya 20 meterpun cukup terganggu dengan suara musik yang di setel oleh kakek Sahir. Lagu-lagu kesukaannya berirama kenangan klasik dan dangdut. Namun bukan karena pada jenis musik yang membuatnya disalahkan, tapi pada waktunya. Kok bisa..?

Ya kakek Sahir kadang seenaknya saja menyetel musik. Meski adzan sedang berumandang sekalipun. Kakek Sahir tetap tidak memelankan vlume musik yang didengarnya. Sehingga lagu-lagu yang disetel saling bertautan dan bertegur sapa dengan suara adzan.

Dalam hal inipun ia pernah ditegur. Namun, dasar sudah kakek ingatannya terkadang muadah lupa. Sekali waktu ia melaksanakan perintah orang yang menegurnya namun lain waktu ia mengulanginya lagi. Dan seterusnya begitu yang pada akhirnya orang yang menegurnya menjadi jenuh sendiri, “Sudah saya ingatin soal ia mau berubah atau tidak itu urusan dia sendiri dengan Tuhan”, kata orang yang menegur suatu kali.

Lagi, pula suasana dikampung tempat kakek Sahir tinggal memang memiliki sikap toleransi yang tinggi> orang-orang jarang sekali mengusik urusan orang lain meskipun itu dinilai mengganggu dan kurang tepat. Jadi, kebiasaaan kakek Sahir yang demikian kurang tepat it uterus dibiarkan begitu saja hingga tak lagi ada orang mau mengingatkannya.

Meski, sudah uzur kakek sahir memang terbilang penyuka lagu dangdut kelas kakap. Jika ada acara dangdutan dikampung , ia tak pernah absen menontony. Bahkan tanpa malu lagi ia terkadang naik panggung dan saweran (joget sambil membayar langsung sang penyanyi).

Suatu ketika ia pernah mempertontonkan aksi joget yang kurang senonoh pada sang biduan yang cantik. Kedua matanya melototi kedua pantat dan pinggul sang penyanyi dengan tak berkedip sambil mendongakkan kepalanya. Aksinya yang kurang bermoral ini lantas membuat pihak keamanan sempat bereaksi. Ia segera saja ditarik dari panggung karena membuat sang penyanyi sudah tidak nyaman lagi.

Demikian beberapa kebiasaan kejelekkan Kakek Sahir. Usianya yang sudah tidak muda lagi bahkan sudah menyandang kakek itu tak seharusnya perilakunya seperti itu. Akhirnya, iapun mengalami akhir hidup yang mengenaskan

Meninggal Mengenasakan.
Suatu, kali salah seorang anaknya masuk kekamar Kakek Sahir. Betapa terkejutnya ternyata Kakek sahir dilihatnya sudah meregang nyawa. Yang paling mengenaskan ia meninggal dalam kondisi mata melotot dan kedua tangannya bereaksi seperti mau mencakar oran. Banyak orang yang menafsiri kematian kakek Sahir ini ia berusaha melaan Malaikat Izrail saat hendak mencabutnyawanya, sehingga kondisi tangannya seperti hendak mencakar, maksudnya ia hendak mencakar sang Malaikat.

Namu, sakitnya nyawa saat dicabut membuat mata kakek Sahir melotot. Tampaknya ia mengalami proses kematian yang sangat menyekitkan. Ia tak kuasa menahan kekuatan Malaikat Izrail yang super dahsyat saat mencabut nyawanya. Wallahu a’lam bl-shawab!

Yang jelas, akhir kisah hidup sang kakek sahir yang tiba-tiba dan mengenaskan itu memang menjadi perhatian banyak orang. Akibat menyepelekan arti pentingnya sholat lima waktu, suka menyetel musik dengan keras disaat-saat kurang tepat dan melakukan perbuat tidak senonoh kepada orang lain, Kakek sahir pun dipanggil Allah swt dalam kondisi yang tidak tenang dan tidak diridha I Allah swt alias dalam keadaan Su’ul khotimah.

NAIK PANGGUNG DAN SAWERAN.
Tentu kita tidak ingin seperti kakek sahir, arena itu, selagi masih hidup, ayo jalankan sholat lima waktu dengan sebaik-baiknya dan kalau bisa tepat waktu. Lebih baik lagi, sholat sunnah juga kita jalankan. Selain itu hargai orang yang sedang beribadah. Matikan musik, meski itu pelan sekalipun, saat adzan sedang berkumandang sebagai bentuk penghormatan dan sebagai muslim yang baik ini salah satu bentuk penghormatan terhadap seruan Allah swt.

Semoga kita termasuk kedalam golongan umat Nabi Muhammad saw yang meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah,  Amiiiiin


 (Wallahu A’lam Bisshawab)
Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com 11Juni2018 -

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...