Blog Konten Islam: MEMAHAMI KONSEP TAWAKAL dan MAKNA AL-WAKIL

Monday 23 April 2018

MEMAHAMI KONSEP TAWAKAL dan MAKNA AL-WAKIL

MEMAHAMI KONSEP  TAWAKAL dan MAKNA AL-WAKIL
MEMAHAMI  
KONSEP   TAWAKAL  dan  MAKNA  AL-WAKIL  

“Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya .“


Al-wakil merupakan satu dari nama-nama Allah yang bagus dan mengandung sedekah. Allah menyebut asma-Nya ini dalam Al-Quran dalam beberapa ayat antara lain :
“Dan Allah pemelihara segala sesuatu “ (QS. Hud:12)
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu” (QS. Az-Zumar ; 62)
“Pencipta segala sesuatu maka sembahlah Dia, dan Dia Pemelihara segala sesuatu” (QS.Al-An’am ;102 )
”Cukuplah Allah menjadi pelindung (QS.An-nisa ; 81 )

Al-Wakil, menurut Ibnu Manzhur, berarti penanggung jawab dan penjamin rejeki hamba. Menurut pendapat lain Al-Wakil berarti penjaga. Sedangkan menurut Abu Ishak , Al-Wakil dalam konteks sifat Allah adalah zat yang diserahi tanggungjawab atas semua ciptaan-Nya.

Sedang ulama’ lainmengartikan Al-Wakil sebagai penjamin. Dari pendapat yang dikemukakan Ibnu Manzhur, maka ditarik pengertian bahwa Allah menciptakan makhluk dari ketiadaan, dan apapun selain Allah adalah makhluk.

Kita adalah makhluk karena dahulu kita tidak ada. Kita tak ada saat revolusi Perancis, tak ada saat perang Badar, dan saat air bah membanjiri bumi di zaman Nabi Nuh. Allah kuasa menciptakan dari ketiadaan itu

Baca Juga "MEMAHAMI KATA TADARUS"

Allah berfirman “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut..? Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan) karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat “. (QS.Al-Insan;1-2).

Setelah menciptakan kita, Allah kemudian mengawasi dan menjaga kita, menganugrahi sarana-sarana untuk bertahan hidup serta menjaga kita dan semua makhluk lainnya dari kepunahan.

Kalau Allah tidak melakukan seperti itu, niscahya langit, bumi dan isinya akan hancur.
“Sesungguhnya Allah swt menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap. Dan sungguh jika keduanya akan lenyap, tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah swt “. (QS.Al-Fathir;41).

Allah menciptakan kita dan menjamin urusan-urusan kita. Maka jika ada bencana besar sekalipun kita tak perlu takut karena kita adalah hamba Al-Wakil yang senantiasa melindungi dan memelihara kita.

Allah swt, Pemelihara segala sesuatu, yang besar dan yang kecil, yang terhormat dan yang hina, binatang, tumbuhan, dan benda mati. Pokoknya segala sesuatu yang mengacu pada pengertian segala yang ada, Allah akan menjaga dengan sempurna.

Kesempurnaan inilah yang membuatnya tidak mengantuk dan tidak pula tidur.
“Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus(makhluk-Nya). Tidak mengantuk dan tidak tidur “. (QS.Al-Baqarah;255).

Dari pengertian ini, kalau Allah sendiri yang menjadi tempat bergantung sebagai urusan makhluk-Nya, dan yang tidak bergantung kepada yang lain, maka makhluk seharusnya menjadikan-Nya sebagai tempat bergantung satu-satunya “. Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku “ (QS.Al-Isra;2)

INTI TAWAKAL
Rasulullah saw yang telah ditetapkan sebagai suri tauladan bagi hidup kita telah diperintahkan untuk bertawakal.
“Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai pemelihara “. (QS.Al-Ahzab ;3)
“Bertawakallah kepada Allah yang hidup(kekal) yang tidak mati bertasbihlah dengan memujin-Nya “ (QS.Al-Furqan ;58).
“Bertawakallah kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang “. (QS. Asy-Syuara ;217).

Pun begitu pula orang beriman juga diperintahkan untuk bertawakal:
“Hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal “. (QS. Ibrahim : 11)
“Hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri “. (QS.Ibrahim : 12 )

Kepada siapa lagi orang-orang mukmin itu bertawakal kalau tidak kepadan-Nya..?. Kepada siapa berpegangan kalau tidak kepada-Nya..?. Sesungguhnya Tuhan kitalah yang memegang semua ubun-ubun hamba-Nya.

“Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya .“(QS.Hud :65)

Dialah yang Maha menguasai segala sesuatu Maha Agung dan Maha Kuasa. Tidak ada sesuatu yang dapat memaksa dan mengalahkan-Nya.
“Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “. (QS.Al-Anfal : 49).

Sesungguhnya Allah swt member kecukupan kepada orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.
“Dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara “. (QS.Al-Ahzab : 3).

Tawakal kepada Allah bukan berarti bermalas-malas dan tak mau berusaha, seperti yang dilakukan oleh mayoritas kaum muslimin saat ini. Tetapi Tawakal kepada Allah adalah :
‘Dengan menjalankan yang benar, memegang teguh prinsip, dan bersabar menghadapi tekanan dari yang tidak benar “

“Sebab itu bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada diatas kebenaran yang nyata (QS.An-Naml : 78).
“Yaitu orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal “. (QS.An-Nahl:42).

“Kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan terhadap kami. Hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri “ (QS.Ibrahim :12 ).

Sesungguhnya Tawakal kepada Allah adalah menggantungkan diri kepada-Nya dalam memperjuangan islam dan berdakwah kepada Allah, terutama ketika berhadapan dengan kekuatan dan kesewenang-wenangan para penguasa yang menekan kebenaran.

Disinilah seharusnya kaum mukminin berpegang teguh prinsip, bermental baja dan bertawakal kepada Tuhan sekalian alam “..

“Kepada Allah lah kami bertawakal wahai Tuhan kami, janganlah engaku jadikan kami sasaran finah bagi kaum yang lalim “ (QS. Yunus:85).

“Mengapa kami tidak bertawakal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh –sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami, dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu, berserah diri “. (QS.Ibrahim:12)

Bertawakal kepada Allah tidak berarti pasrah dan enggan melawan kebatilan. Karena konsep tawakal seperti ini adalah konsep yang dianut oleh kalangan bani Israel, yang mereka sampaikan kepada Musa dan saudaranya.

“Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini “ (QS. Al-Maidah :24).

Allah sangat mencela konsep tawakal ini dan sebaliknya memuji Muhammad saw dan para sahabatnya yang terluka di perang Uhud. Sehingga ketika Rasululah menyeru mereka untuk menyerang kembali kaum musyrikin, sontak mereka mengiyakan meski luka-luka ditubuh mereka masih meneteskan darah.

Dan ketika terdengar kabar bahwa kaum musyrikin kembali untuk menumpas habis mereka, mereka bertawakal, “(Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka.(dalam peperangan Uhud ).

Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul ) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan :

“Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka “, Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab :
“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baiknya Pelindung”.Maka mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti kamu dengan kawan-kawannya ( orang-orang musyrik Quraisy ) , karena itu janganlah kamu takut kepada mereka , tetapi takutlah kepad-Ku , jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman (QS.Ali-Imran :172-174).

Kisah perang Uhud ini merupakan contoh yang paling baik yang menggambarkan pemahaman yang benar tentang konsep tawakal kepada Allah.

Contoh ini menjelaskan islam sebagai akidah syariat dan metodologi kehidupan. Contoh yang menggerkkan hati untuk menyeru kepada Allah, dan melawan musuh-musuh-Nya.

Merek yang dicontohkan dalam contoh ini benar-benar bertawakal, berlindung dan berserah dibalik perlindungan Allah.

Mereka itulah yang memahami makna firman Allah :
“Katakanlah, Cukuplah Allah bagiku ,”Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri “. (QS.Al-Zumar : 38).
(Sebagian besar dinukil dari Al-Asma, Al-Husna,karya Prof. Umar Sulaiman Al-Asyqar)

Wallahu ‘alam Bhisawab

(Tri yudiono – Publishing )

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...