Blog Konten Islam: KEAJAIBANBAN SEDEKAH PAK KOMAR

Friday 20 April 2018

KEAJAIBANBAN SEDEKAH PAK KOMAR

KEAJAIBAN SEDEKAH PAK KOMAR
KEAJAIBAN     SEDEKAH   KOMAR

“Terima kasih Pak Komar. Maaf, saya sangat tergesa-gesa. Nanti sepulang dari Singapura, Pak Komar saya hubungi .“


Sedekah itu dari hati, bukan karena ikut-ikutan apalagi agar orang tahu.Begitu pula pahala atau balasannya, semua orang gak ada yang tahu, sebab itu hak prerogative sang penguasa rejeki.

Ada yang dibalas cepat ada yang dibalas lambat, atau bahkan ada yang tak terbalas, padahal itu hanya rasa saja. Ketika kita bersedakah gaka ada yang tidak dibalas oleh Alllah swt. Semua itu hanya soal waktu dan tergantung orang yang bersedekah pandai memaknai karunia Allah swt atau tidak….?

Karena sedekah kita akan dibalas berlipat oleh Allah dan kebanyakkan orang balasan Allah identik dengan materi, padhal semuanya balasan sedekah kita dibalas dengan Allah berupa materi.

Bisa juga dengan rejeki kesehatan, anak, masalah dan lain sebagainya yang dimudahkan urusannya oleh Allah swt. “ Allah itu maha adil sedekah sebiji sawi pun akan diperhitungkan oleh Allah swt.
Baca Juga " Akhir Kisah Sang Pejabat Rakus "

Betul lanjut mas “Yok” Kita sudah diberikan kesehatan jauh dari penyakit. Kita sudah diberi nikat ini itu termasuk nikmat iman, islam, Pokok e buayak.

Betul potong “Wawan” Dari semua yang disebut mas Yok tadi, mungkin salah satunya balasan atas sedekah yang kita lakukan jadi kita bersykur saja.

“Betul Bang Wawan” sambung Komar yang sejak tadi diam “ Saya juga ada pengalaman yang sangat berkesan berkenaan dengan sedekah” tambahnya.

“Apa itu..?” Mas Yok dan Wawan berbarengan melontarkan pertanyaan yang sama.  

BERSEDAKAH WALAU SEDIKIT
Demikianlah percakapan sahabat seputar sedekah. Komar adalah sosok lelagi baru berumah tangga dan merasakan kehidupan rumah tangganya berjalan stagnan alias jalan di tempat.
Ketika “Komar” baru menikah , kehidupan rumah tangganya begitu sajan dan ketika ia sudah memiliki momongan , kehidupan rumah tangganya begitu-begitu saja, serba pas-pasan.

Komar ingin sedekah seperti temannya dengan nominal yang cukup lumayan, tapi ia tak mampu. Komar juga ingin menurunkan nilainya , juga belum bisa. Alhasil, Komar bersedakah sesuai dengan sisa uangnya yang ada dikantongnya atau dengan makanan yang seadanya di rumah.

 Yang penting keikhlasanya, “ kalimat itu yang akhirnya mebuat Komar rutin bersedekah sampai-sampai, Komar beranggapan keramah tamahan dan senyumamn pun sebagai sedekah.

Mungkin karena sedekah Komar yang serba sedikit, jadinya komar tidak terbesit diangannya untuk dibalas oleh Allah swt. Tidak seperti keajaiban sedekah yang dialami orang banyak.

Orang-orang yang telah menerima balasan.” Laa haula walaa quwwata” semua diserahkan kepada Allah Sang Pemilik Rejeki Yang Maha Pemurah.

Suatu ketika, Komar yang kerjanya serabutan sedikit mengalami kesulitan yang sering terjadi dalam rumah tangga yang sangat sederhana.

“Susu si kecil habis , Bang tuh dia sudah rewel mau nyusu “, keluh istri Komar yang sebenarnya bukan hal mengejutkan. Tapi kalau si kecil nangis karena tak punya susu ..? Wah komar merasa iba.

Doain yah, saya mau keluar dulu mudah-mudahan ada yang didapatkan untuk membeli sekaleng susu, jawab Komar.

“Tapi jangan lama-lama bang kasihan si kecil kalau nangsi terus “, desak istri Komar. Meski bingung, Komar tetap mengangguk. Dia mencoba meyakinkan diri ikhtiar sudah dijalankan Insya Allah ada jalan keluar.

KOmar berjalan dengan semangat menuju pasar. Sasarannya area parker lanatai tiga. Di sana ia menjumpai Pak Matin yang punya usaha sampingan pengiriman barang. Orang-orang yang belanja di pasar dalam partai banyak , biasanya suka mencarter mobil box milik Pak Martin.

Dan Komar akan menawarkan dirinya untuk membawa dan menaikkan barang-barang belanjaan ke mobil box itu. Dengan begitu Komar akan mendapatkan upah.

Namun, saat Komar tiba di lantai tiga Pak Martin tak terlihat, yang nampak hanya mobilnya saja yang kosong melompong. Komar bingung tapi dari pada dia bengong di situ, lebih baik berjlan-jalan saja di area parker sambil menunggu kemunculan Pak Martin.

Baru melangkah beberapa meter saja mata Komar melihat sebuah benda bergeletak. Komar mendekat dan mengambil benda yang dilihatnya itu yang ternyata sebuah Paspor.

“Milik siapa ini..?” tanya Komar dalam hati. Pertanyaan Komar langsung terjawab setelah membuka buku Paspor halaman pertama, disitu terselip sebuah kartu nama atas nama Ferdinand.

Komar tahu, buku yang sekarang ada ditangannya itu sangat penting bagi pemiliknya. Karena itu, meski pulsa di HP jadulnya tinggal sedikit ia berusaha menghubungi nomor telephone yang tertera di kartu nama.

Ketika tersambung lalu Komar langsung memberikan info kepada pemilik paspor. Sang pemilikpun berujar seperti orang yang ketiban rezeki dari langit “ Alhamdulillah..!” terucap dari sang pemilik Paspor tersebut.

Komarpun mendatangi rumah sang pemilik Paspor tersebut yang tak lain pak Ferdinand seperti nama yang tertera dalam kartu nama yang dilihat Pak Komar.

Pada waktu Komar berada di rumah Pak Ferdinand, ia tak begitu lama ditemui oleh Pak Ferdinand karena keadaan yang mendesak Pak Ferdinand harus berada di Bandara dalam waktu 15 menit.

“Terima kasih pak Komar, maaf saya sangat tergesa-gesa. Nanti sepulang dari Singapura Pak Komar saya hubungi, begitu ujar Pak Ferdinand sambil member sesuatu kepada Pak Komar.

Dan langsung masuk kedalam mobil, kemudian meninggalkan Pak Komar yang termemenung.   

SATPAM
Kkomar kemudian berlalu meninggalkan rumah Pak Ferdinand, dengan member pemberian yang masih dalam gengamannya. Ternyata tiga lembar uang seratus ribu rupaiah.

“Alhamdulillah ..” Komar bersyukur sambil berlalu, tergambar kebahagiaan di wajah sebab ia tidak hanya bisa membeli satu kaleng susu untuk anaknya tetapi lebih dari itu.

Kejadian itu yang dialami Pak Komar sudah berlalu hampir satu minggu. Komar nyaris melupakannya kalau saja HP jadulnya tidak mengingatkannya dengan suara dering HP jadulnya yang dihubungi oleh Pak Ferdinand yang tempo hari di temuinya karena Paspornya yang jatuh di area parkiran lantai tiga.

“ Pak Komar datang ke kantor saya, ya “ ucap seseorang sambil menyebutkan alamat. Komar bingung apalagi telephone langsung terputus.

Sepersekian detik kemudian HP Pak Komar bordering lagi kali ini pakek sms. “ Saya Pak Ferdinand. Pak Komar menurunkan Kursor di HP nya sebuah alamat kembali dibacanya.

Saat itu juga Komar langsung berpamitan pada istrinya “ saya mau ke kantor Pak Ferdinand Insya Allah ada rejeki di sana, ujar Komar kemudian berlalu meninggalkan rumahnya.

Pak Ferdinand menceritakan kronologi waktu ia berangkat tergesa-gesa ke bandara, jika saja Pak Komar tidak cepat-cepat mengantar Paspornya kerumahnya tempo hari, maka ia akan terlambat datang di Singapura dan bisa dipastikan akan kehilangan tender yang nilainya cukup besar.

“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Komar” ujar Pak Ferdinand dan kemudian menawarkan pekerjaan kepada Pak Komar sebagai Satpam di kantornya dengan gaji yang sama sekali diluar perkiraan pak Komar.

“Alhamdulillah ..” Komar bersyukur dia menganggap ini adalah sebagai kemurahan Allah atau juga balasan Allah atas sedekah yang ia berikan, berupa mengembalikan Paspor yang sangat penting itu.
Wallahu ‘alam Bhisawab

(Tri yudiono – Publishing )
Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...