Blog Konten Islam: JENAZAH TIDAK BISA DIKUBURKAN

Wednesday 4 April 2018

JENAZAH TIDAK BISA DIKUBURKAN

JENAZAH  TIDAK BISA DIKUBURKAN
“Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan didalm kehidupan unia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mgandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri (QS.Ali Imran : 117)

Memiliki banyak harta, menjadi kaya adalah godaan yang senantiasa menghampiri kehidupan manusia. Keterbatasan dalam memenuhi kebuthan hidup selalu membawa seseorang kepada kondisi dilematis antara tetap sabar menjalani hidup atau keluar dari keadaan itu walau dengan mengerjakan perkara yang buruk dan dilarang agama.

Benar ucapan hikmah bahwa setan tak hanya berusaha menjauhkan manusia dari penyembahan yang sungguh-sungguh kepada Allah swt dengan menciptakan berhala-berhala, tetapi juga menciptakan keinginan-keinginan atas harta yang natinya menjadi berhala baru yang membuatnya menjauh dari naungan Allah swt.

Kisah yang terjadi beberapa puluh tahun yang lalu ini, yang terjadi di sebuah desa kecil di Pulau Jawa bisa menjadi Ibrah bahwa ada banyak cara bagi manusia untuk memiliki banyak harta dengan jalan yang batil, syirik, dan mendzalimi diri sendiri.

Cara-cara ini umumnya memang terbukti berhasil membuat seseorang yang tadinya miskin menjadi kaya, tapi kekayaan yang didapat adalah kekayaan yang semu karena tak ada berkah Allah swt didalamnya.

Orang bisa kaya dengan menipu korupsi , berdagang, dengan batil, atau membodohi orang lain, tapi semua itu adalah kesia-siaan karena tak memiliki nilai dan perbuatan kejinya itu harus dibayar kelak yaumul akhir.

Sungguh Allah yang Rahman sama sekali tak pernah menganiaya makhluk-Nya tapi makhluk-Nya itulah yang senantiasa menganiaya diri sendiri dengan perbuatan –perbuatanny. Naudzubila min dzalik……

JENAZAH itu kembali kerumah
Sungguh kejadian yang menimpa pak Dama , bukan nama sebenarnya diluar akal sehat dan kepatutan. Siang hari tadi keluarga dikejutkan dengan kematian Pak. Dama dengan tiba-tiba.

 Tak terdengar sakit, Pak Dama yang merupakan orang terkaya di kampung Citerjal , bukan nama sebenarnya diberitakan sudah wafat. Warga kampungpun terkejut dibuatnya.

Tapi mereka tak terlalu banyak omong karena Pak Dama adalah orang terpandang di kampung Citerjal. Sebagai warga yang baik mereka melayat kerumah Pak Dama dan membacakan Surat Yasin.

Dengan dipimpin seorang ustadz , warga kampung Citerjal bergotong royong mengurus jenazah Pak Dama dari mulai memandikan, mengkafani hingga mensholatkan.

Selepas diSholati, jenazahpun diantar ketempat istirahatnya terakhir, sebuah lubang berukuran 1X2 m di pemakaman umum kampung itu. Pemakaman berjalan dengan baik tanpa ada halangan sama sekali.

Setelah kubur ditimbun dengan tanah merah , sng ustadzpun memimpin doa untuk almarhum Pak Dama. Setelah semua selesai, para pengantar jenazah dan keluarga almarhum meninggalkan area pemakaman umum dengan nafas lega.

Karena jenazah sudah mereka kembumikan dengan baik. Para pngantarpun langsung kembali kerumah masing-masing. Sore hari setelah dikuburkan dengan layak, tak ada kejadian yang menghebohkan. Semua terasa biasa saja, seperti hari-hari yang lain.

Namun setelah malam muali beranjak tengah malam, tiba-tiba keluarga Pak dama dikejutkan dengan kejadian ganjil. Mereka mendengar seperti benda jatuh di dalam rumah tepatnya berada di ruang tamu rumah Pak. Dama.

Suaranya “buuk’ terdengar begitu jelas di ruang tamu tersebut. Keluarga Pak Dama bergegas mendatangi ruang utama tersebut. Alangkah terkejutnya mereka begitu melihat sebuah benda berwwarna putih teonggok dihadapa mereka.

Yang lebih mengejutkan lagi setelah didekati, mereka mendapati bahwa benda yang jatuh itu ternyata Jenazah Pak Dama yang baru saja dikuburkan sore tadi lengkap dengan kain kafannya.

Sungguh hanya Allah saja yang mengetahui bagaimana kejadian ganjil tersebut bisa terjadi. Kejadian tersebut tentu saja berada diluar nalar dan akal manusia.

Tapi warga Citerjal sebenarnya hal itu bukan barang baru dan tak hanya sekali terjadi. Jenazah”kembali” kerumah tak bisa dikuburkan ketanah atau setelah dikuburkan tapi kemudian tiba-tiba diatas kuburan keesokkan harinya.

Konon hal serupa sudah sering terjadi di kampung tersebut. “ Bagi warga disini itu disebut dengan mati ngepet”, biasanya terjadi pada orang yang mencari ilmu atau kekayaan dengan jalan syirik.

Walau bagaimanapun diusahakan, biasanya tetap jenazah yang mengalami mati ngepet itu tak bisa dikuburkan , “ujar kan Sardin, warga Citerjal bukan nama sebenarnya kepada Hidayah.

Seperti pengetahuan warga Citerjal lainnya, keluarga Pak Damapun mahfum dengan peristiwa ini mereka tahu, kemablinya jenazah Pak Dama pastilah disebabkan karena semasa hidupnya kepala keluarga mereka itu mengamalkan laku pesugihan.

Tak ingin kejadian ini sampai diketahui warga dan tetangga dan warga lainnya mereka bergerak cepat. Mereka segera mendatangi beberapa petani yang bisa menjadi kuli untuk mengurus jenazah Pak Dama yang kembali lagi itu.

“ Orang yang dihubungi itu ada delapan orang. Semua hal berkenaan dengan Pak Dama itu dibicarakan dengan ringkas dan rahasia. Keluarga mewanti-wanti jangan sampai kejadian itu bocor diketahui warga.

“ Oleh karenanya pihak keluarga Pak Dama menjanjikan imbalan yang tak sedikit “, ujar kang Sardin lagi serius. Lalu apa yang dilakukan dengan jenazah Pak Dama..?.

Sebagaimana laim pula diketahui oleh warga Citerjal, jika kejadian ini berlaku hanya ada satu cara agar jenazah itu tidak kembali lagi, yaitu jenazah tersebut dibuang kesungai.

Dan itulah yang akan dilakuakn oleh delapan orang yang ditugaskan oleh keluarga Pak Dama. Kontur tanah dan keadaan alam desa Citerjal berbukit-bukit dengan rumah warga yang jaraknya berjauhan. Misi rahasia ini karenanya menjadi tak terlalu sulit dilakukan.

Beberapa orang mencari bamboo yang kebetulan banyak tumbuh dikampung itu untuk membuat tandu penggotong jenazah Pak Dama.Demikianlah dalam kegelapan malam karena listrik belum menyentuh kampung Citerjal, delapan orang melakukan aksinya dalam keremangan.

Mencari tali akar pohon untuk mengingkat batang bamboo hingga menjadi tandu yang layak. Setelah selesai, jenazah lalu diletakkan diatasnya. Dalam keremangan malam mereka lalu berjalan menuju kawasan perbukitan , tempat hulu sungai berada , dimana aliran sungai mengalir ke wilayah hutan yang belum banyak penduduknya.

Arus Air, Hujan lebat dan Petir
Walau dengan hati yang was-was kedelapan petani ini menyusuri jalanan kampung. Di kampung Citerjal jika malam sudah tiba umumnya warga mengunci diri didalam rumahnya. Suasana sangat hening dan mencekam, ahanya ada suara binatang malam dan desau angin.

Menyusuri daerah persawahan dan perbukitan hutan kampung mereka berjalan menuju daerah yang agak tinggi , tempat hulu sungai berada. Sekalipun medan yang dilalui tak mudah, karena mereka mngenal baikdaerah disekitar kampung itu, delapan orang tersebut akhirnya sampai juga di hulu sungai.

Pelan-pelan lalu jenazah dibawa turun kesungai. Tandu tersebut lalu diletakkan begitu saja diatas bebatuan sungai diperciki aliran air yang mengalir.

Baru saja kedelapan petani itu beranjak, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Entah darimana datangnya tiba-tiba segulungan air menderu dan menerjang tandu yang diatasnya ada jenazah Pak Dama

Tandu itu terhempas, bergulung, hingga hanyut bersama gulungan air tersebut. Kedelapan orang itu melihat dengan merinding apa yang barusan terjadi didepan mata mereka.

Namun belum lagi rasa kagetnya hilang, tiba-tiba terdengar bunyi petir menggelegar, sekecap menerangi dikeramangan malam itu. Dan kemudian hujan hujan pun turun dengan lebat.

Menjadikan suasan hati kedelapan petani tersebut semakin tak karuan. Tak berpikir lama, mereka segera beranjak meninggalkan daerah huu sungai itu dengan langkah tergesa-gesa.

Jalanan yang curam semakin sulit dilalui karena guyuran hujan malam itu. Namun berkat pertolongan Allah swt, sekalipun dengan langkah tergopoh-gopoh, mereka bisa sampai kembali kerumah masing-masing.

Kejadian it uterus membekas dalam ingatan delapan orang yang memanggul jenazah Pak Dama. Mereka hanya dapat mengkirik dan tak mengerti apa hakekat dari semua kejadian yang baru mereka alami.

Kaya tapi jauh dari Agama
Pak Dama terkenal sebagai orang yang memiliki banyak harta didesa Citerjal. Sawahnya berpetak-petak dan ternaknya banyak. Tapi entah mengapa ia terkenal pula jauh dari agama.

Warga tak pernah melihat Pak Da,a menjalankan syariah agam yang pokok dalam hal sholat dan puasa. Tak hanya itu, sekalipun memiliki ternak yang banyak ia juga tak pernah melakukan kurban.

“ Ia seperti jaug dari ajaran Islam, tak mau menjalankan apa yang menjadi syariat agama yang ada  “. Ujar kang Sardin. Sehari-hari kehidupan Pak Dama diisi dengan mengurus hartanya yang banyak itu. Ia seperti keasyikan sendiri dan tak memperdulikan hal lain.

Hartanya itu benar-benar ia urus dan dijaga setiap hari, hingga seperti tak ada waktu untuk yang lain.Sampai kemudian warga mendengar kematian Pak Dama yang mendadak pada siang hari itu.

“Setelah meninggal, Harta Pak dama jatuh ketangan anak-anaknya yang kemudian sedikit demi sedikit habis dijual hingga tak tersisa sama sekali. Ujar kang Sardin.

Apa yang sebenarnya berlaku dalam kehidupan Pak Dama, hanya Allah lah yang mengetahuinya. Tapi kisah ini bisa menjadi pelajaran bahwa harta merupakan sarana yang terus dipakai setan untuk membuat manusia lupa bersujud kepada Tuhannya.

Keinginan memiliki harta yang banyak juga terus diapkai setan untuk membuat manusia tega menjual akidah dan kehormatan dirinya dengan melakukan hal-hal atau ritual-ritual mencari kekayaan dengan jalan syirik.

Allah yang Rahman tak pernah menganiaya makhluk-Nya, tapi makhluk-Nya itulah yang menganiaya dirinya sendiri dengan perbuatanya

Kang Sardin,
Kerabat salah satu penggotong jenazah Almarhum :
“ Almarhum Memang Terkenal Sangat Kaya “

Dulu, didaerah ini, almarhum memang terkenal sangat kaya, sawahnya banyak, kambingnya banyak.Sawahnya miliknya itu bahkan juga ada dikampung lain. Pokoknya sangat terkenal. Tapi ya itu, dia terkenal tak suka menjalankan ibadah.

Sama ajaran islam seperti jauh, tak mau mengerjakan. Kalau buan puasa. Orang berkuran di hari Raya Idhul Adha, dia tidak pernah melakukannya. Itu yang saya dengar.

Tapi dia tak pernah diberitakan jahat sama orang lain. Memaki,mendzalimi dan sebagainya. Yao rang kampung bisalah yang pendiam dan tak banyak tingkah. Pernah suatu ketika ia diberitakan ribut dengan sesepuh desa karena ia membawa seorang perempuan bukan muhrimnya kegubuk ditengah sawah tapi setelah itu tak ada kejadian lagi yang agak heboh tentang diri almarhum.

Menurut Paman saya yang menjadi salah satu dari delapan orang yang menggotong jenzah almarhum, jenazah almarhum diletakkan di hulu atau kepala sungai. Letaknya diata bukit yang jalannya terjal.

Waktu itu sudah malam jika sekarang saja dikampung ini kalau malam gelap, bisa dibayangkan waktu itu bagaimana gelapnya dan terjalnya jalan yang dilalui orang-orang yang menggotong jenazah almarhum karena jalan aspal yang ada dikampung ini baru ada beberapa tahun ini dibangun pemerintah.

Jenazah dibawa dengan tandu dari bambu, karena tidak mungkin meminjam keranda dari masjid atau musholla. Waktu itu bisa dikatakan perjalanan waktu itu dirahasikan. Setelah berada di kepala sungai diatas bukit yang jauh dari pemukiman penduduk itu, jenazah diletakkan begitu saja.

Nah disitulah terjadi kejadian ganjil entah dari mana datangnya air ada segulungan air bah yang datang dan menyapu jenazah tersebut hingga hanyut terbawa air sungai. Saat itu pula suara petir mengggelagar dan disertai turun hujan yang sangat lebat.

Kedelapan orang yang membawa jenazah itu harus pulang dengan guyuran air hujan yang sangat lebat. Setelah selesai karena kesepakatan dengan keluarga almarhum, 8 orang yang menggotong jenazah ini tutup mulut hanya keluarga-keluarga dekat saja yang diceritakan kejadian itu.

Bagaimanapun setiap perbuatan orang pastilah ada konskwensinya atau balasannya. Seperti Filosofi Orang Jawa …?
“ Sopo nandur bakal ngunduh, Sopo utang bakal nyaur, Sopo nyilih bakal balekno “.
“ Siapa menanam akan memanen, Siap berhutang akan membayar, Siapa meminjam akan mengembalikan “

Dan sudah banyak orang mengetahui bahwa orang yang menyekutukan Allah swt, meminta sesuatu selain pada-Nya, tak akan diterima tanah. Kejadian seperti itu tak hanya sekali terjadi dan menjadi pelajaran dari para orang tua pada anak-anaknya dikampung ini.
Wallahu ‘alam Bhisawab

(sumber Majalah Hidayah)
Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...