Blog Konten Islam: TIPU DAYA SETAN MENJELANG KEMATIAN

Thursday 21 June 2018

TIPU DAYA SETAN MENJELANG KEMATIAN

TIPU DAYA SETAN  MENJELANG KEMATIAN

Dasbor "EDUCASI ISLAM"

TIPU DAYA SETAN
MENJELANG KEMATIAN

“ Sebelum melangkah kejenjang kematian, setan beraksi keras  keras untuk menggelincirkan keimanan seseorang ”.

Kematian pasti datang pada siapapun. Tak mengenal jenis kelamin, kecantikan rupa, juga kekayaan. Jika Allah sudah menghendaki, orang tak akan bisa berkelit lagi. Kenyataannya, banyak orang takut menghadapi kematian. Penyebabnya bukan takut menghadapi Allah, tapi kurangnya perbekalan yang hendak dibawanya. Lain lagi kalau seseorang sudah merasakan mempunyai bekal cukup untuk bertemu Allah swt ia akan merasa gembira dan menunggu – nunggu kedatangan maut.


Kaum atheis berpendapat bahwa kehidupan setelah mati tak bakal terjadi. Alasannya sederhana, jasad yang tak bernyawa akan habis dimakan tanah , cacing dan belatung. Aneh jika kondisi manusia yang telah hancur lebur dan menyatu dengan bumi tersebut bisa bangkit kembali. Tak ada yang mampu menolong orang yang telah mati, tak terkecuali Allah.

Baca Juga "Miniru Ali bin Abi Thalib Sosok Figure Sederhana"


Berbeda dengan kaum Atheis , orang yang beriman tentu menilai lain. Kematian adalah masa transisi dari kehiupan duniawi menuju kehidupan hakiki. Pepatah Jawa Wong urip ning alam dunyo iku mung koyo mampir ngombe mungkin ada benarnya juga. Artinya, kehidupan dunia adalah sesaat seperti orang yang hanya mampir untuk melepas dahaga saja. Sementara kehidupan akhirat adalah kekal.


Karena keberadaan manusia di bumi serba terbatas, maka orang harus mempersiapkan semampunya agar bahagia nantinya. Orang harus tahan uji terhadap kenikmatan-kenikmatan dan iming-iming dunia yang pada hakikatnya adalah semu.


Setan yang sejak awal senantiasa berselisih dengan Adam, juga tiada henti-hentinya berupaya menghalang-halangi langkah manusia yang hendak menuju kehidupan lurus sampai kapanpun. Tanpa pandang bulu. Sebab misi yang diemban setan adalah mencari teman sebanyak-banyaknya untuk diajak ke neraka. Maka takmengherankan segala dad an upaya dilakukan untuk menggoyahkan keimanan seseorang.


Godaan-godaan setan dalam menjerumuskan manusia tersebut bisa berupa dengan cara menyuguhkan segala kesenangan, kenikmatan, kemaksiatan dan kemungkaran yang dibingkai yang indah dan menawan agar manusia terjerumus didalamnya. Dengan cara ini manusia diharapkan bisa keseret kedalam “samudra” buatan setan.


Sampai orang yang sedang sakaratul maut pun tak luput dari incaran setan. Bahkan saat kritis ini, setan gencar melancarkan serangan mautnya demi meruntuhkan tembok tebal keimanan seseorang. Dalam situasi yang sulit ini, ketangguhan keimanan menjadi benteng terakhir. Kalau orang mampu meredam setiap bujukan dan daya pikat yang sebenarnya hanya perangkap, maka setan akan kesal memaki-maki dirinya sendiri.

Baca Juga "Melindungi Anak dari Bahaya Teknologi"


Suatu ketika Abu Hanifah pernah ditanya, “Dosa mana yang mengkhawatirkan bisa merobekkan iman ..?. Lalu ia menjawab : Meninggalkan syukur atas iman, dan meninggalkan rasa takut di akhir umurnya serta menganiaya hamba. Sesungguhnya orang yang kedapatan tiga perkara ini dalam hatinya, pada umumnya ia keluar dari dunia dalam keadaan kafir, kecuali orang-orang yang menemukan keberuntungan.


Tatkala seorang mukmin dalam keadaan sakaratul maut, setan datang. Rupanya setan tahu apa yang dirasakan setan yang sedang sekarat, dahaga yang menggelegak. Keadaan dahaga yang dirsakan bagai orang yang kehabisan bekal minuman ditengah padang Sahara. Setan mondar-mandir disekitar orang yang sudah diambang ajal. Ia mengambil momentum yang tepat untuk menakhlukkan sasaranya.


Tanpa sepengetahuan manusia, ia menampakkan dirinya dalam wujud manusia menyerupai salah satu keluarga orang tersebut seraya membawa segelas minuman.


Setan duduk didekat kepala orang tersebut. Ia menggerak-gerakkan gelas ditangannya dan berkata, “Apakah kamu ingin selamat dari siksa yang menderamu,,?. Aku akan memberimu segelas minuman yang menyejukkan sehingga bisa menghilangkan dahagamu. Dengan syarat, tinggalkan agama yang kau peluk itu dan katakan bahwa Tuahn itu ada dua “.


Jika iman seseorang kuat ia tak akan memperdulikan pertanyaan setan. Sebab ia bisa mengekang nafsu yang sifatnya malah menjatuhkan dirinya.Namun setan. Namun setan tak berhenti sampai disitu saja sebelum nayawa dalam raga  orang itu bener-benar terlepas.


Kemudian setan datang dari sisi lain, mencoba dengan cara yang lain. Setan akan berucap, “Katakanlah bahwa Rasul itu pembohong !.., Maka akau akan memberimu air. Maukah kau mengatakan itu..?. Dahagamu akan segera terobati jika kau mengiyakan ucapanku”.


Segelas minuman tentu sangat berarti disaat dahaga datang. Memang, sebuah tawaran yang menggiurkan tapi mengandung resiko yang fatal. Bagiamana tidak..?. Dengan menenggak segelas minuman, sama juga ia telah membenarkan perkataan-perkataan setan. Dan secara tidak langsung orang tersebut mengatakan Tuahn itu ada dua dan Rasul adalah pembohong.


Provokasi setan memang tidak ada kata menyerah dan lelah. Penjelmaan setan dengan sosok manusia yang mencoba bersikap baik dan berjiwa penolong tersebut, tak ada yang mampu mengetahui. Padahal penjelmaan itu hanyalah satu trik untuk membolak-balikkan hati manusia agar timbul keraguan dalam diri.


Bahaya yang mengerikan (al-khathar) dan ketakutan yang besar )al-khaul adzim) ini terus menghantui manusia dikala menemui ajal.


Kalau orang rela meninggalkan, setan akan memberikan air itu. Jika orang tidak itu tidak sabar akan kehausan yang dirsakanya, lalu menerima dan mengakui adanya sekutu Tuhan, maka orang tersebut meninggal dalam keadaan kafir. Sungguh orang ini dalam keadaan yang merugi. Dengan demikian, setan akan bertepuk tangan karena keberhasilannya dan merasa senang karena temannya didalam neraka bertambah “Naudzu billah min dzalik”.


Bagi orang yang imannya lemah jelas merupakan sasaran empuk setan untuk menjerumuskan kejurang kekafiran. Dengan sedikit rayuan, orang bisa langsung menerima minuman yang ditawarkan setan.Meminum berarti ia mengiyakan perkataan setan dan ia telah murtad dari agamanya.


Namun bagi orang yang imannya kuat, tentu ia tak akan menukar keimanan mereka dengan kenikmatan yang sesaat. Keimanan dalam diri lebih berharga ketimbang segudang harta, makanan dan minuman yang lezat. Ia sadar bahwa sedetik saja lengah lalu menuruti kemauan setan, maka habis sudah amalan-amalan baik yang ia usahakan selama hidpnya.


Bujukkan dan rayuan setan ini pernah dialami Abu Zakaria, seorang yang zuhud, ketika mendekati ajalnya. Tatkala teman-temannya mengajarkan kalimat Tauhid “La illaaha illa Allah”, namun Abu Zakaria malah memalingkan wajahnya. Lalu temannya menuntunnya yang kedua kali hingga ketiga kali. Tetapi lelaki itu tetap enggan mengucapkan.


Hal ini membuat temannya bingung. Kenapa abu Zakaria yang ahli ibadah tak mau mengucapkan kalimat tauhid tersebut..?. Justru Abu Zakaria memalingkan mukanya demi menjawab setan yang terus-menerus membujuk dirinya mau mengakui Isa adalah anak Allah.


Akan tetapi keimanan seseorang bisa saja terkoyak oleh sebuah rasa kenikmatan dan gelimang janji-janji kosong dari setan. Ini padahal bisa dikatakan keimanan orang imannya diatas rata-rata saja bisa tergoyahkan oleh bujuk setan. Bagaimana seperti kemanan orang-orang yang dibawahnya..?


Rasulullah saw menganjurkan kita untuk menuntut seseorang yang hendak meninggal , membaca kalimat tauhid secara istoqamah. Sehingga seseorang yang sedang menghadapi maut tersebut mau mengucapkan kalimat tauhd. Sebagaimana sabdanya, “Ajarilah orang yang akan mati di antara kamu dengan kalimat La Ilaha illa Allah”.


Kenapa Rasul mengajarkan demikian..?. Karena dengan membiasakan kalimat tauhid yang teraktualisasikan dalam sholat lima waktu, orang yang akan senantiasa berusaha mengingat Sang Maha Pencipta dan mempraktekkan apa yang di sayariatkan – Nya. Pada gilirannya semakin memperteguh keimanan seorang mukmin agar tidak goyah atau lari kepada kepercayaan lain, apalagi tidak mempercayai Allah swt. Sebab tingkat keimanan seseorang berbeda-beda, ada kuat, tapi banyak pula yang tipis sehingga mudah dipengaruhi.


Namun kalangan ulama berpendapat bahwa sebenarnya dalam hal bacaan kalimat tauhid ini sangat bergantung pada pribadi seseorang dalam perjalanan hidupnya. Jika  bukan ahli ibadah,ia akan sukar mengucapkan kalimat tauhid itu, meski sudah diajarkan berulang-ulang. Dengan kata lain, orang yang masa hidupnya penuh dengan noda-noda dosa, tidak pernah ingat pada Allah (dzikir Allah), tidak melaksanakan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya akan sangat sukar jika ingin mengucapkan kalimat tauhid.


Berangkat dari permasalahan itulah, perintah untuk menjalankan sholat lima waktu tidak boleh kita abaikan begitu saja. Sebab dalam sholat itulah, senantiasa kita sebut syahadat, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah swt “. Duduk tahiyyat dengan membaca kalimat tauhid seakan melatih lidah dan jiwa untuk menghayati kalimat tersebut. Sehingga ketika menghadapi maut, lidah dan jiwanya sudah terbiasa dan tidak asing lagi.


Dalam hadits disebutkan bahwa malaikat maut akan menjenguk lima kali sehari pada setiap muslim yang senantiasa konsisten menjalankan sholatnya. Maka, setiap kali akan menjabut nyawa seseorang yang tetap menjaga serta melaksanakan sholat tepat waktu, malaikat mauat akan menuntunnya untuk membaca dua kalimat syahadat serta menjauhkan dari setan.


Dengan mencermati beberapa riwayat diatas mengindikasikan bahwa begitu pentingnya arti sholat lima waktu dalam kehidupan seseorang.Substansi sholat tidak hanya sekedar ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan sholat, sebagaimana pandangan khalayak, tapi juga manifestasi perlindungan diri dari segala bentuk kemurtadan yang dilancarkan setan.

(Berbagai Sumber).


Wallahu ‘alam Bhisawab

Tri Yudiono Publishing https://blogkontenislam.blogspot.com - 22 Juni 2018

Share on :

No comments:

BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL

BUKIT SINAI,   SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL Dasbor Kisah Nabi" BUKIT SINAI, SAKSI KEKUFURAN BANI ISRAEL “Selaman...